CEO Posesif Untuk Putri Agresif

CEO Posesif Untuk Putri Agresif

I Like You

Gadis cantik dengan piyama biru terbangun saat mendengar pintu kamarnya diketuk berulang kali.

"Maureen! Buka pintunya! Dasar kebo...!" suara teriakan dari luar kamar Maureen sungguh menggangu tidur cantiknya.

Maureen menyingkap selimut dan beranjak membukakan pintu.

"Apa, si? Pagi-pagi buta sudah ganggu orang!" sungut Maureen. Rambutnya acak-acakan menutupi wajah cantiknya.

Key membelalakkan matanya. "Pagi? Ini sudah jam setengah sebelas Maureen," geram Key, matanya langsung memandang gorden biru muda yang tertutup. "Pantas saja! Gordennya tidak kamu buka. Apa bibi Ita tidak membukakan gorden itu?"

"Pintunya aku kunci," jawab Maureen, kemudian beranjak merebahkan diri lagi di atas kasur empuknya.

"Maureen, jangan kebo banget jadi orang! Dengar, aku punya kabar baik." Key duduk di sebelah Maureen yang tengah berbaring tengkurap.

"Aku sudah tau nama laki laki pujaan hatimu!" seru Key.

Maureen yang mendengar itu segera membuka matanya lebar-lebar. Dia juga langsung mengubah posisinya menjadi duduk. "Siapa? Kasi tau, cepet," pintanya.

Key tersenyum. "Dia anak ke dua komisaris perusahaan Exela!" Dia sangat bersemangat menyebut nama perusahaan itu, berharap Maureen mempertimbangkan kembali rasa sukanya kepada anak komisaris saingan perusahaan ayah Maureen sendiri.

"Namanya Devan Erlano."

"Wah, keren sekali namanya!" Maureen berteriak girang. Ekspresi yang tidak diharapkan oleh Key.

...----------------...

Pesta ini sangat membosankan bagi Maureen. Jika saja Key tidak membujuknya untuk hadir, dia pasti masih berdiam diri di rumah ditemani masker wajah sambil menonton drama kesukaannya.

"Liat, Maureen. Devan beneran datang!" Key menunjuk pintu masuk pesta kolega bisnis. Dugaannya tidak salah jika pria yang disukai Maureen akan hadir di pesta antar kolega ini.

Nampak dua orang pria memakai jas hitam masuk ke dalam ruangan VVIP hotel. Wajah Devan terlihat berseri ketika menyapa seseorang yang dia kenal. Dia ramah dan murah senyum.Tipe pria Maureen sekali!

Pesta berlangsung dengan lancar. Sangat lancar, karena sejak tadi Maureen senyum-senyum sendiri saat mencuri pandang ke arah Devan.

"Hai!" Maureen memberanikan diri menyapa Devan saat pesta telah usai. "Perkenalkan aku Maureen." Dia mengulurkan tangannya dan langsung disambut ramah oleh Devan.

"Devan Erlano," jawabnya seraya tersenyum tipis. "Apakah kau anak pemilik hotel ini? Sepertinya aku melihatmu bersama keluarga tuan Zack" tanyanya.

Maureen mengangguk anggun dengan senyuman manisnya. Namun, reaksi Devan malah membuat Maureen keheranan. Devan seperti tidak suka mendengarnya dan langsung membalikkan badan, pergi menjauhi Maureen.

"Devan, tunggu! Aku ... mau minta nomor kamu," ucapnya. Kali ini urat malu Maureen pasti sudah putus.

Pria yang dipanggil Devan itu menghentikan langkahnya. Dia memutarkan badannya menghadap Maureen .

"Sebelumnya terima kasih sudah mengajakku berkenalan nona Maureen, tapi kita cukup saling mengetahui nama saja."

Maureen terdiam. Dia segera mencekal pergelangan tangan Devan. "Aku suka kamu!" ungkapnya tanpa melihat situasi di sekitar mereka berdua.

"Maaf? Kita baru saja bertemu. Bagaimana mungkin kau menyukaiku," sanggah Devan.

"Em ... baru saja, ya? Tapi Ini yang ketiga kalinya kita bertemu. Mungkin kamu sudah lupa, tapi aku masih mengingatnya."

"Nona Maureen, saya adalah anak kandung komisaris perusahaan Exela. Saingan perusahaan ayah Anda. Saya datang ke sini dengan rasa hormat untuk memenuhi undangan dari ayah Anda," ucap Devan yang tiba tiba mengubah bahasanya menjadi sangat formal.

"Perusahaan tidak ada hubungannya dengan rasa suka aku padamu!" Maureen sedikit menaikkan intonasi suaranya, jadi lentiknya mengeratkan cekalan pada lengan Devan.

"Nona, ini sudah sangat keterlaluan! Anda adalah putri saingan kami, saya mohon jaga etika Anda!" Devan melepas paksa cekalan tangan Maureen kemudian pergi menjauh. "Perempuan gila," gumam Devan seraya merapikan jasnya.

Maureen memilih duduk di sebuah bangku Hotel, dia memangku wajah menggunakan kedua telapak tangan.

"Kayaknya aku memang gila! Kenapa aku terlalu sat-set?" Maureen mengacak rambutnya frustasi.

"Ku akui urat malumu telah diputus sejak lahir." Seseorang berdiri di hadapannya. Pria itu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Dia menatap Maureen dengan tatapan Aneh.

Maureen yang mendengar itu hanya diam tidak menanggapi, tapi dia seperti mengenal wajah tidak asing pria itu. Entah di mana.

Sadar wanita di depannya tidak memberikan respon, pria itu melenggang pergi. Padahal jika Maureen tahu, pria itu telah berdiri di belakangnya sejak Maureen mengajak Devan berkenalan.

"Argh... bukannya tadi itu kakak Devan?! CEO perusahaan Exela yang datang bersama Devan?" Otak kecilnya baru saja mengirimkan sebuah sinyal jika dia memang mengenal pria itu.

Maureen segera berlari mengejar pria tadi. Niat ingin meminta nomor Devan pada kakak pria itu gagal, dia tidak menemukan barang hidung pria itu.

Maureen linglung ingin pergi ke arah mana. Dia mana hafal denah hotel ini, yang ada di pikirannya tadi hanyalah pria itu.

"Maureen!" Key datang dari arah belakang. Napasnya tersengal-sengal. "Kamu dari tadi aku cariin." Wanita itu menenteng sepasang high heels. Dia melepasnya, karena sejak tadi berlarian mengejar Maureen yang sudah seperti orang gila kabur. Bagaimana mungkin putri pemilik hotel ini berlarian dengan rambut acak-acakan seperti itu?

"Lihat! Kakiku memerah karena mengejar kamu. Untung di sini sepi, jika tidak media akan memotret dan menyorot kejadian ini," omel Key.

Maureen yang mendengar celotehan Key hanya diam sembari merapikan rambutnya yang acak-acakan.

"Kita pulang, Key."

"Pulang? Tapi setelah pesta ada jamuan makan malam antar kolega bisnis, kamu harus ikut! Ayolah, Maureen. Aku sebagai sepupu sekaligus asisten kerjamu sangat lelah, sungguh." Key mengeluh dan menyandarkan tubuhnya pada tembok.

"Ck, iya!" Maureen yang sudah merapikan rambutnya menghentakkan kaki kesal menuju ruangan VVIP untuk jamuan makan malam.

"Punya sepupu dan bos gitu amat. Susah sekali diatur," gumam Key seraya menyusul Maureen menuju ruang VVIP.

Terpopuler

Comments

Hofi

Hofi

aku mampir thor 🥰 mampir juga yuk ke novelku judulnya Sahabatku Berkhianat

2023-10-16

0

meilin

meilin

seru bgt ka..... semangat up nya

2023-08-11

0

raazhr_

raazhr_

to the point bgt ya Maureen🤣

2023-08-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!