Aksa berbincang-bincang dengan dua klien yang duduk di hadapannya, mereka mendengar setiap detail penjelasan yang Aksa paparkan. Mereka sangat puas terhadap penjelasannya dan langsung menandatangani kontrak kerja sama perusahaan dengan mereka.
"Senang berkerja sama dengan Anda," ujar pria paruh baya berjabat tangan dengan Aksa.
"Saya juga, maaf tapi saya harus pergi sekarang. Apa anda tidak keberatan?" tanya Aksa ramah.
"Tidak apa-apa silakan," balas pria tersebut dengan tangan mempersilahkan Aksa pergi.
Aksa berjalan ke parkiran ia naik ke mobilnya langsung menancap gas dan membelah jalan raya yang dipadati berbagai kendaraan.
Aksa mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi ia melihat jam di pergelangan tangannya menunjukkan pukul sepuluh malam.
"Sial, aku sudah terlambat. Pasti Fani akan mengomel," ucapnya mengusap rambutnya ke belakang.
Aksa melihat sebuah mobil menuju ke arahnya dari arah berlawanan tapi ia merasa sedikit aneh dengan mobil tersebut.
"Mobil itu sepertinya kehilangan kendali," ujarnya fokus pada jalanan.
Mobil itu berjalan dengan kecepatan tinggi ke mobilnya melihat hal itu Aksa ingin membanting stir tapi terlambat mobil itu sudah menabraknya dan membuat mobilnya berputar dan menabrak pembatas jalan begitu juga dengan mobil yang menabraknya.
Pintu mobil terbuka dan tubuh Aksa terlempar jauh dari mobilnya dan itu berhasil menghantam punggung belakangnya dengan kerasnya aspal jalan. Darah mengalir secara perlahan-lahan dari pelipisnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dua mobil ambulans berhenti tepat di pintu masuk rumah sakit dengan mobil polisi yang mendampingi. Polisi mengatakan pasien yang diantar barusan merupakan korban kecelakaan dan polisi juga memeriksa identitas ke dua korban.
Brankar pasien telah diantar ke unit gawat darurat ketika tim dokter dan perawat ingin memberikan pertolongan betapa terkejutnya mereka melihat pria paruh baya yang terbaring dengan darah segar terus mengalir dari kepalanya.
"Astaga ini bukannya tuan James kan?" tanya salah satu perawat menutup mulutnya.
"Tuan James pergi bukannya ingin pulang tapi kenapa ia seperti ini," celetuk perawat pria.
"Diam dan jangan bicara apapun. Kita harus menyelamatkan nyawa tuan James apapun yang terjadi," ucap dokter dengan nada tinggi
"Beritahu Chiko bahwa tuan James sedang di UGD dan juga kabarin keluarganya sekarang,"pekik dokter yang sedang memasangkan alat ke tubuh James.
Keadaan mereka berdua begitu kritis karena kecelakaan tersebut membuat mereka kehilangan banyak darah.
...----------------...
Mansion keluarga Wijaya
Para tamu sedikit merasa bosan karena mempelai pria belum datang tapi mereka juga memanfaatkan acara ini untuk menjalin hubungan baik dengan beberapa orang yang memiliki pengaruh.
Seorang pelayan berlari ke arah kak Alex yang lagi berbicara dengan koleganya, pelayan membisikkan sesuatu yang berhasil membuat kak Alex berlari secara kencang masuk ke dalam mansion.
Ia mengangkat telepon yang tergelak dan menempel ke telinganya.
"Apa benar ini dengan keluarga Wijaya?" tanya seseorang di sebrang sana.
"Ya dengan saya sendiri. Apa ada masalah?" tanya balik Alex
"Kami ingin mengabarkan bahwa saudara Aksa Alvino mengalami kecelakaan di jalan raya dan sekarang ia berada di rumah sakit Wilson," jawab polisi datar.
Alex langsung menutup panggilan telepon ketika ia berbalik ia melihat seluruh keluarganya berdiri di hadapannya.
"Alex ada apa?" tanya mami Rika.
"Siapa yang menelpon tadi?" tanya David.
Alex menghembuskan nafasnya kasar, "Aksa kecelakaan," ucapnya singkat.
Dua kalimat yang berhasil membuat mereka semua terdiam untuk beberapa saat sampai keheningan itu terpecah ketika mendengar suara Bella istri Alex.
"Mami," ucapnya memegang tubuh Rika agar tidak jatuh.
Alex langsung menggendong mami Rika dan meletakkannya di atas sofa. Cherry duduk di samping mami Rika dengan menggosok punggung tangan Rika.
Tuan David berusaha tegar ia menarik nafas lalu menghembuskannya, "Bella tolong handel acara dan sampaikan pada keluarga Fani, Aksa kecelakaan."
David lalu melanjutkan kalimatnya, "Cherry sama Zahra tolong jaga mami di sini. Papi sama kak Alex akan pergi ke rumah sakit," putusnya.
Mereka mengangguk kecil, David dan Alex segera pergi dari sana dan menuju rumah sakit.
...****************...
Katya dan Kevin duduk di depan meja makan yang berisi berbagai hidangan mulai dari ayam panggang, salad, seafood dan jus strawberry sebagai pendamping hidangan.
Katya terus melihat jam yang berdiri kokoh dekat lemari, mereka menunggu kepulangan ayahnya tapi ini sudah larut dan ia belum pulang sampai hidangan menjadi dingin.
"Kakak, aku lapar," keluh Kevin meraba perutnya.
"Ya udah Kevin makan dulu," balas Katya menyiapkan makanan untuk adiknya.
Ibu Wati menyampari mereka ia melihat ke dua anaknya belum makan sama sekali.
"Kalian belum makan? Makanlah tuan pasti pulang larut seperti biasa," ujar ibu Wati mengambil piring lalu mengisinya.
"Aku tidak lapar ibu, biar Kevin aja yang makan," tolak Katya.
"Kau harus makan, ibu tidak ingin putriku ini sakit," jawab Wati tegas.
"Tapi Bu papa belum pulang."
"Tuan pasti marah dan sedih jika melihat kalian belum makan karena menunggunya," timpal Wati.
Katya terpaksa makan mendengar perkataan ibunya, ia makan cuma sedikit porsi karena ia tidak bernafsu makan sama sekali.
Ketika mereka sedang menikmati makanan tiba-tiba pelayan berlari dari arah depan.
"Nona..." ucapnya sedikit tersengal.
"Atur dulu nafasmu baru kau bicara," lontar ibu Wati.
Pelayan tersebut mengatur nafasnya setelah membaik ia membuka mulutnya, "Ada telpon dari rumah sakit katanya tuan mengalami kecelakaan," ucapnya sedikit ragu.
Katya mematung untuk beberapa saat, ia tanpa sadar mengeluarkan air matanya, "Enggak, ini pasti bohong," teriaknya.
Mendengar teriakkan Katya membuat Kevin menutup telinganya, ibu Wati mengelus punggungnya.
"Katya tenanglah. Sampaikan pada supir untuk menyiapkan mobil kita akan pergi ke rumah sakit," ucapnya sedikit nyaring.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
kiki
Ini kah yg jadi jalan katya dan aksa bersama?
2023-07-19
0