Kediaman keluarga Wijaya begitu sibuk hari ini, mereka memiliki banyak pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini.
Hari ini adalah hari pertunangan Aksa dan kekasihnya Fani yang merupakan seorang modal.
Tema acara tunangan ini adalah garden party yang dilaksanakan di halaman belakang, gazebo yang didekorasi dengan kain putih dan bunga berwarna peach.
Terdapat panggung dengan pilar berdiri kokoh, dan tidak lupa lampu gantung untuk menyinari acara di malam hari.
Keluarga Wijaya ingin acara dilaksanakan di hotel agar mereka tidak perlu repot tapi keluarga Fani malah meminta untuk dilaksanakan di kediaman mereka, ketika ditanya alasan mereka malah bilang biar orang-orang tahu aku sudah menjadi bagian dari keluarga kalian.
Sebenarnya keluarga Wijaya tidak menyukai Fani dan keluarganya tapi karena Aksa sangat mencintainya mau tidak mau mereka terpaksa menerima Fani.
"Mami yakin kak Aksa sama sih model sok cantik itu?" tanya Cherry sedikit sinis.
"Mau gimana lagi kakakmu suka sama dia," jawab Rika dengan nada sedikit tidak suka.
"Kakek sama nenek pasti enggak datang," celetuknya.
"Kakek dan nenekmu bilang mereka tidak mau hadir kalau Fani yang jadi menantu keluarga ini," papar Rika yang sedang merangkai bunga.
"Kak Aksa apa sih yang dia lihat dari Fani? Cantik? lebih cantik lagi kak Bella pada dia," ujar Cherry sedikit menghina.
"Padahal kakek ingin perkenalkan anak kenalannya, kakak langsung nolak belum lagi jumpa orang ya," papar Rika tidak habis pikir.
"Aturan kakak terima aja udah pasti pilihan kakek terbaik macam kak Bella walaupun dia berasal dari panti asuhan, dia perempuan mandiri," ungkap Cherry menyesap secangkir teh.
"Kakakmu bilang ini bukan zaman dulu yang main jodohkan anaknya," sahut Rika meniru gaya Aksa menolak.
"Kalau boleh jujur keluarga Fani seperti mencari keuntungan dari kita," tutur Cherry menghirup aroma bunga.
"Bukan lagi mencari tapi mereka udah mendapatkan keuntungan," timpal Rika sinis.
...****************...
Jika Mami Rika dan Cherry asik menggosipkan Fani, maka lain dengan Aksa dia harus menyelesaikan semua pekerjaannya padahal ini hari bahagianya.
Aksa merupakan CEO di perusahaan Wijaya yang bergerak di bidang olahan pangan, ia telah menjadi CEO sekitar dua tahun.
Aksa begitu fokus membaca dokumen kontrak kerja sama dengan perusahaan klien sebelum ia menandatangani kontrak.
Sampai atensinya teralihkan mendengar derap langkah kaki menuju arahnya, ia mengangkat kepalanya dan melihat Rafael datang dengan sedikit tergesa.
"Ada apa Rafael?" tanya Aksa melepas kacamatanya.
"Aksa, ada klien yang ingin bertemu langsung denganmu," jawab Rafael cepat.
"Apa kau enggak bisa menggantikan aku?"
"Mereka cuma ingin bertemu langsung denganmu dan membahas kerja sama perusahaan kita dengan mereka," papar Rafael singkat.
"Baik, aku akan ke sana sekarang," putusnya menutup dokumen.
"Tapi pertemuan ini pasti akan memakan waktu yang lama bagaimanapun malam ini acara pertunanganmu," ungkap Rafael.
"Tidak apa-apa, aku bisa menanganinya."
"Apa perlu aku temani?" tanya Rafael.
"Tidak perlu, aku pergi sendiri aja," jawabnya menyambar kunci mobil di atas mejanya.
Kaki Aksa bergerak meninggalkan ruangannya, ia berjalan menuju parkiran lalu masuk ke dalam. Ia langsung menancap gas pergi dari kantor.
...----------------...
Keluarga Wilson sedang duduk di dekat pinggir kolam, mereka baru saja tiba setelah menghabiskan liburan selama tiga hari di Bali.
"Ini minumannya," ucap Wati meletakkan nampan berisi minuman dan cemilan di pinggir kolam.
"Ibu, aku bawa banyak oleh-oleh," ujar Kevin memakan cookies.
"Terimakasih sayang," ucap Wati mengelus kepala Kevin.
Ibu Wati pergi dan meninggalkan mereka bertiga yang menikmati waktu santai.
"Cheers," ucap mereka kompak bersulang.
"Papa, kapan-kapan kita pergi liburan lagi," pinta Kevin.
"Baik, tinggal bilang sama papa mau liburan kemana pasti papa turutin," jawab James seraya memasukkan kakinya ke kolam.
"Kalau ke Rusia gimana?" tanya Katya yang berhasil merubah raut wajah James masam.
"Tidak ada yang menarik di sana," jawabnya meneguk air.
"Papa yang dikatakan kakak betul, kapan-kapan kita ke Rusia ke kampung halaman papa," seru Kevin polos.
"Kita akan ke sana jika umur papa panjang," jawabnya tanpa sadar.
"Papa bicara apa sih! papa pasti panjang umur kami enggak bisa bayangkan hidup tanpa papa," decak Katya dengan sedikit tinggi.
"Maafin papa sayang," katanya merasa bersalah.
Terdengar nada dering ponsel James berbunyi, ia langsung mengangkat dan menempel di telinganya, "Halo," sapanya.
Dari nada bicara bisa dipastikan itu hal yang sangat serius dan penting.
"Katya, Kevin, papa pergi," pamit James.
"Ada apa pa?" tanya Katya kesal.
"Ada pasien papa yang harus dioperasi," jawabnya bangkit.
James pergi ke kamarnya, ia bersiap-siap lalu turun ke bawah bisa ia lihat Katya dan Kevin berdiri di ujung anak tangga.
"Papa pergi tolong jaga Kevin dan rumah ini. Kevin tolong dengar kakak sama ibu," ucapnya tanpa sadar menitikkan kristal bening.
James mencium dan memberikan pelukan hangat pada Katya dan Kevin seakan ia akan pergi untuk selamanya.
"Hati-hati pa," ujar Katya sedikit khawatir.
"Jika papa pergi lama jangan menunggu," ucap James tersenyum kecil pada mereka.
Katya mendengar hal itu rasanya jantungnya berdetak lebih cepat, dan hatinya terasa sedikit sakit.
Ia memandang punggung James yang telah hilang dari pandangannya, "semua pasti akan baik-baik saja," ucapnya menguatkan dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments