Katya membantu Kevin berpakaian, ia memakaikan kemeja dan celana di atas lutut, dan juga ia mengoles cream rambut lalu menyisir rambut Kevin, penampilannya begitu keren untuk anak seusianya.
"Adik kakak sudah ganteng," ujar Katya merasa geram ingin mengacak rambut Kevin tapi ia memilih menarik pipi tembem Kevin.
"Kevin memang ganteng," jawabnya percaya diri.
"Kevin, tolong tunggu di luar. Kakak mau ganti baju," pintanya.
Kevin mengangguk kepalanya dan berlari ke arah luar, Katya segera mengunci pintu kamarnya.
Ia membuka koper dan memilih pakaian apa yang cocok untuknya, ia mengambil dress bergaya vintage dan mencocokkannya di cermin.
"Ku rasa ini cocok," ucapnya seraya memegang baju yang akan dipakainya.
Katya segera mengganti dan memakai dress itu, ia sedikit merias wajahnya dengan loose powder dan liptint.
Ia keluar dan melangkah kakinya menuju halaman depan, James dan Kevin sudah menunggunya. Mereka segera masuk dan mobil berjalan dengan dikendarai oleh James.
"Papa, kita mau kemana?" tanya Kevin membuka suara.
"Kita pergi belajar," jawab James asal.
"Papa, masa jauh-jauh datang kemari cuma untuk belajar doang," protes Katya.
"Kalian lihat aja nanti, papa rasa kalian akan menyukainya," papar James.
Mereka diam dan membiarkan James membawa mereka ke tempat yang tidak diketahui, tanpa terasa satu jam sudah berlalu mereka tiba di Garuda Wisnu Kencana.
Mereka turun dan memandang sekitar dengan perasaan takjub, ini bukan pertama kalinya mereka kemari tapi tetap saja mereka selalu terpesona dengan tempat ini.
Garuda Wisnu Kencana (GWK) berlokasi di di bagian selatan Pulau Bali tepatnya jalan Uluwatu, Ungasan, Kabupaten Badung, Bali.
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana memiliki luas sekitar 250 hektar, terletak di atas bukit batu kapur setinggi 263 meter di atas permukaan laut
"Kakak, papa, lihat patung itu tinggi sekali," ujar Kevin dengan jari menunjukkan Patung Dewa Wisnu yang menunggang Garuda Bird memiliki ketinggian 121.
Mereka bisa lihat terdapat lampu yang bergantung untuk memberikan cahaya di malam hari, dan beberapa wisatawan yang berkunjung dan mengabadikan momen.
"Kakak, kita ke kepala patung yok," ajak Kevin menarik tangan Katya.
"Nanti saja, sebentar lagi pertunjukan akan dimulai," sambung James datar.
"Pa, kita belum membeli tiket. Bagaimana mau nonton?" tanya Katya sedikit heran.
"Papa sudah membelinya," jawab James memperlihatkan tiket di tangannya.
Mereka melangkah kaki menuju Amphitheater, masuk dan duduk di tribun menunggu pertunjukan.
Pertunjukan pertama yang ditampilkan adalah permainan alat musik rindik. Alat musik ini, terbuat dari potongan-potongan bambu pilihan yang sudah di proses untuk disiapkan menjadi bahan pembuatan Rindik. Potongan-potongan bambu tersebut kemudian disusun dengan jarak tertentu sehingga menghasilkan suara dan nada.
Rindik memiliki 5 tangga nada utama karena nada yang di hasil oleh Rindik berjenis laras slendro.
Cara memainkan alat musik Rindik ini dengan cara dipukul. Kedua tangan memegang masing-masing satu pemukul dengan tugas yang berbeda. Tangan kanan memainkan kotekan dan tangan kiri memainkan melodi.
"Kak, alat musik itu hampir mirip sama gamelan," ujar Kevin memperhatikan permainan.
"Iya, itu hampir mirip dengan gamelan tapi itu alat musik rindik Kevin," jelas Katya.
Katya menoleh ke arah James yang menikmati permainan musik ini, ia tidak melihat James menoleh ke arah lain selain ke depan.
"Bagus deh, papa senang di sini seenggaknya papa bisa melupakan mama untuk sejenak," batin Katya tersenyum kecil.
Setelah pertunjukan alat musik rindik selanjutnya penampilan tari Kecak. Seni tari kecak ini dipertunjukkan oleh puluhan penari laki-laki yang duduk berbaris dengan pola melingkar dan mengenakan kain khas Bali yang bermotif kotak-kotak seperti papan catur yang ditaruh di pinggang.
Keunikan tari kecak terletak pada iramanya, serta para penari yang membentuk sebuah lingkaran seraya berseru 'cak cak ke cak cak ke', dan Suara “cak cak cak” menjadi pengiring cerita ramayana.
"Kakak, apa makna dari cerita Ramayana di tari Kecak?" tanya Kevin mengerucutkan dahinya.
"kasih yang tulus akan menang dengan doa dan kesungguhan." Bukan Katya yang menjawab melainkan James.
"Artinya diibaratkan ketulusan adalah segalanya dan jika kau berdoa sungguh-sungguh maka Tuhan akan mengabulkan apa yang kau pinta," papar James lembut membelai kepala Kevin.
Kevin mengangguk kepalanya pelan, mereka meninggalkan Amphitheater karena pertunjukan telah selesai.
Mereka berhenti di patung Wisnu.
"Kakak, papa, ayo kita foto," ajak Kevin riang yang berhasil membuat mereka menyetujuinya.
Katya menghentikan seorang pria warga negara asing, "Excuse me," salamnya.
"Yeah.."
"Can you help me?"
"What i can do for you?"
"Please, take our picture," pinta Katya menyerahkan kameranya.
Mereka bertiga berdiri di depan patung wisnu kencana dan melakukan berbagai banyak pose.
"Thank you very much," ucap Katya membungkuk sedikit badannya.
Katya melihat foto-foto dan merasa puas dengan hasilnya.
"Ayo kita pulang," ajak James.
Mereka pulang dengan perasaan yang bahagia, James mengendarai mobil dengan sesekali bersenandung kecil.
"Papa, lagi bahagia?" tanya Katya.
"Enggak biasa aja," jawabnya cepat.
"Papa bohong itu enggak baik," lontar Kevin polos.
Mereka tertawa kecil, Kevin merasa tidak suka papa dan kakaknya menertawakan dirinya. Ia mengembung pipinya dan membuang wajahnya ke samping.
"Ada yang merajuk ni," goda Katya mencolek pipi Kevin.
"Aduh papa takut," canda James.
"ihhh papa, kakak, masa kalian bully Kevin," teriaknya.
"Ya mau gimana lagi, soalnya Kevin cocok di bully," celetuk Katya tanpa dosa.
"Papa, lihat kakak," adunya berharap simpati.
"Katya.." tegurnya.
Mereka berdua diam dan saling melempar tatapan tajam, terlebih lagi mata Kevin yang melotot seakan biji matanya akan keluar.
"Besok kalian mau kemana?" tanya James yang tidak tahan tatapan permusuhan anaknya.
"Ke bar aja," seru Katya bersemangat.
"Katya ini bukan perjalanan dengan teman-temanmu. Tidak mungkin kita pergi ke sana," balas James dengan nada marah.
"Kasihan kakak dimarahin papa," ejek Kevin.
"Sabar, dia masih adikku," ujar Katya mengelus dadanya.
Tanpa terasa mereka telah sampai di villa, Katya keluar dengan menggendong Kevin yang telah tertidur.
Ia berjalan masuk dan membawa Kevin ke kamarnya, ia membaringkan tubuh adiknya di atas tempat tidur.
Ia melepaskan sepatu dan membuka kemeja lalu memakai piyama ke Kevin. Katya mengganti bajunya dan juga mencuci wajahnya dan tidak lupa pula dia mengoles cream malam dan lip mask di bibirnya.
Katya berjalan ke kasur, ia berbaring dan menarik selimut menutupi tubuhnya dan adiknya.
"Have a nice dream my bunny," bisik Katya tepat di telinga Kevin lalu mengecup keningnya.
Katya mematikan lampu dan memejamkan mata dan berkelana ke dalam alam mimpinya .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments