Seluruh anggota keluarga Wilson sedang melaksanakan sarapan, tidak ada obrolan yang hangat di antara mereka cuma dentingan sendok dan dapur.
Suasana di meja makan sedikit suram karena hari ini adalah hari peringatan kematian nyonya rumah dan juga hari kelahiran Kevin.
"Katya, Kevin, cepat habiskan sarapan kalian. Papa tunggu di mobil," ucapnya pergi meninggalkan ruang makan terlebih dahulu.
Katya cuma bisa mengelus dadanya melihat sifat dingin papanya itu, ia melihat wajah adiknya sedikit murung.
"Selamat ulang tahun Kevin adikku yang paling lucu," ucapnya mencolek pipi Kevin.
"Kakak engga marah sama Kevin?" tanyanya polos.
"Engga, kakak sangat menyayangimu begitu juga dengan papa," jawabnya tersenyum.
"Bohong, gara-gara Kevin mama meninggal," ucapnya dengan matanya berkaca-kaca.
Katya membawa Kevin ke dalam pelukannya dan mengusap lembut punggungnya, setelah tangisan Kevin sedikit reda ia melonggarkan pelukannya.
"Kevin jangan nangis lagi, nanti mama sedih lihat Kevin nangis dari atas sana," ujar Katya mengelap wajah adiknya.
Katya dan Kevin jalan keluar dari ruang makan, mereka pergi ke depan rumah dengan mobil yang sedang dipanasin oleh supir.
"Katya, ini bunganya," ucap Bu Wati memberi sekeranjang bunga.
Katya menerimanya, "makasih Bu," ucapnya.
"Hati-hati di sana, dan sampaikan salamku untuk nyonya di sana," ucap Bu Wati dengan mata sedikit berkaca-kaca.
"Iya Bu, Katya nanti sampaikan ke mama," balasnya menahan agar kristal bening tidak keluar dari matanya.
Katya dan Kevin masuk dan duduk di belakang, James cuma melirik sekilas lalu kembali memandang tabletnya.
Mobil berjalan keluar dari pekarangan, selama dalam perjalanan cuma ada keheningan tidak ada suara apapun.
Satu jam perjalanan mereka tiba di pemakaman, mereka berjalan menyisiri setiap makam yang ada. Mereka berhenti di sebuah makam bernama Irene Wilson yang sudah bertaburan bunga mawar masih terlihat segar.
"Papa, apa ada orang yang datang ke makam mama?" tanya Katya heran.
"Tidak usah dipikirkan," jawab James datar.
Mereka menyiram sedikit air ke tanah dan menaburkan bunga di atas makam, dan mengirimkan doa mereka ke Irene.
"Mama, kakak bilang mama itu cantik. Kevin sedih tidak bisa jumpa sama mama, tapi mama jangan sedih karena di sini ada papa sama kak Katya walaupun kak Leon pergi," ucapnya rapuh.
"Mama tenang saja di sana. Di sini kami bahagia dan baik-baik saja selama ada papa bersama kami," ujar Katya menyentuh nisan.
James cuma memasang wajah datar, "Kalian berdua tunggu di mobil," ucapnya mengandung nada perintah.
Katya mendengar perintah papanya membawa Kevin pergi dari sana, ia menoleh dan mengembuskan napasnya, "pasti papa akan menangis di depan makam mama," gumamnya dan berlalu dari sana.
James berbalik dan melihat tidak ada lagi keberadaan kedua anaknya langsung terjatuh di gundukan tanah.
"Irene, aku sangat merindukanmu kenapa kau pergi begitu cepat meninggalkan aku? Irene, aku gagal menjaga anak kita Leon pergi dan aku tidak tahu dia pergi kemana. Kau melihat Kevin dia begitu mirip dengan kita berdua, kau lihat matanya itu begitu mirip denganmu. Ketika aku melihat Katya dia begitu mirip sekali denganmu Irene dan itu membuatku sedikit sesak karena ia mengingatkan ku tentang dirimu, tunggulah aku di sana," ucapnya mencium batu nisan.
James bangkit dan beranjak dari sana, ia masuk ke dalam mobil dan supir mengendarainya.
"Kevin, selamat ulang tahun," ujar James secara tiba-tiba membuat Katya dan Kevin sedikit terkejut.
"Terimakasih papa," jawab Kevin riang.
"Kau ingin hadiah apa?" tanya James.
"Aku ingin kita merayakannya," cicit Kevin.
Katya sedikit takut papanya akan menolak permintaan Kevin karena bagaimanapun ulang tahun Kevin selalu dirayakan setelah satu minggu dari tanggal lahirnya.
"Baik kita rayakan ulang tahunmu," jawab James yang berhasil membuat Kevin bersorak.
"Terimakasih papa," ucap Katya tersenyum lebar.
"Pak, kita pergi ke restoran biasa," perintahnya pada supir.
James berkutat kembali dengan tablet di tangannya tanpa terasa mereka telah tiba di sebuah restoran.
Mereka masuk ke dalam dengan Katya menggandeng tangan Kevin, mereka disambut hangat oleh pelayan.
"Reservasi atas nama James Wilson," ucapnya datar.
"Silakan tuan," ucap waiters mengantar mereka ke sebuah ruangan private.
Mereka masuk ke dalam dan duduk di sana, James sengaja memesan ruang private karena ia tidak suka keramaian.
"Udah lama kita engga makan di luar bersama," celetuk Katya.
"Iya, terakhir kali kita pergi waktu Kevin lulus TK," timpalnya.
James merasa sedikit bersalah kepada anak-anaknya karena telah mengabaikan mereka selama ini.
"Katya, Kevin, besok kita pergi ke Bali yok," ajak James.
"Papa serius, bagaimana dengan pekerjaan papa?" tanya Katya.
"Asisten papa yang akan menghandle pekerjaan papa," balasnya.
"Makasih papa," ujar Kevin tersenyum lebar.
Pelayan datang dan menata berbagai hidangan di atas meja dan yang paling mengambil atensi Kevin adalah sebuah kue ulang tahun Spongebob kartu kesayangannya.
"Selamat ulang tahun kami doakan........" nyanyi Katya dan James menepuk tangannya.
"Tiup lilinnya sekarang juga....sekarang juga ...."
Kevin langsung meniup lilin itu, "hore....." soraknya.
Katya mengarahkan tangan Kevin memotong kue dan meminta Kevin menyuap papanya.
"Suapan pertama untuk papa," ucap Kevin menyodorkan kue ke mulut James dan ia menerima suapannya.
"Terimakasih putra papa yang tampan," kata James mengacak rambut Kevin.
Kevin menyuapi Katya dan mereka menikmati hidangan yang telah dipesan.
"Kevin, maaf karena papa enggak memberikan hadiah," ucap James sedikit bersalah.
"Enggak apa-apa, Kevin senang bisa rayakan ulang tahun bersama papa dan kakak walaupun kak Leon tidak ada bersama kita," balas Kevin murung.
Katya dan James juga merasa sedih Leon tidak sedang bersama mereka karena ada sebuah alasan kenapa ia tidak di sini.
"Katya, kau akan melanjutkan study mu di mana?" tanya James mengalihkan pembicaraan.
"Terserah papa," jawabnya menyesap jus.
"Menurutmu London cocok untuk study mu?" tanya James sembari mengelap bibirnya.
"Ku rasa itu cocok untukku."
"Kakak akan pergi?"
"Iya, kakak harus pergi sayang, bagaimanapun ini demi masa depan keluarga kita juga," papar Katya menepuk punggung Kevin.
"Jadi, kak Leon pergi juga demi masa depan keluarga kita?" tanya Kevin menepuk bibirnya dengan jari.
Katya tidak bisa menjawab pertanyaan Kevin tapi James malah membuka suaranya, "iya, kak Leon pergi juga demi masa depan keluarga kita. Sebentar lagi dia akan kembali," paparnya.
"Benar, kak Leon kembali bentar lagi?"
"Iya, dia akan kembali," jawab James tenang.
Katya mengerucutkan dahinya, "kenapa papa tahu kalau kak Leon akan kembali? Kakak aja udah tidak ada kabar selama satu tahun belakangan ini? Apa jangan-jangan papa tahu dimana kak Leon berada?" batinnya menatap lekat wajah papanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments