Semenjak kejadian itu, Indra sangat marah kepada ku. Rupanya dia tidak setuju jika aku menduakan Naya meski pun itu dengan Arni teman dekat dari pacarnya sendiri.
Naya tidak pantas mendapatkan penghianatan dari mu, dia orang yang sangat baik dan aku jamin Naya adalah orang yang setia didalam menjalin sebuah hubungan. Itulah yang Indra katakan pada ku saat itu yang membuat ku serba salah,tidak mungkin aku memutuskan Arni padahal baru saja aku menerima cintanya.
Namun di satu sisi aku percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Indra jika Naya adalah orang yang setia.
Tapi bukannya mengakhiri kerumitan hubungan percintaan ku justru aku malah semakin terjebak didalam nya. Aku tetap bersama dengan Arni seperti kesepakatan kami diawal.
Bahkan Naya pun tidak pernah mencurigai diri ku yang sudah menduakan dirinya. Empat bulan sudah aku membohongi Naya menjalin hubungan dengan orang lain disaat aku masih berhubungan dengan dirinya.
Namun ternyata hari sial tidak pernah ada didalam kalender. Hari ini tepat hari Minggu aku membawa Arni jalan-jalan ke tempat wisata yang ada diatas kampung kami. Wisata Tinggi Raja namanya.
Ketika hendak pulang aku tidak menyadari jika teman satu kos nama saat itu pulang kampung dan melihat aku bersama dengan Arni ketika hendak pulang melintasi kampungnya dengan motor milik ku.
Saat itu aku sudah sangat panik, pasti setelah ini Naya akan mendengar kedekatan ku dengan Arni. Sejenak aku bingung harus mencari alasan apa nantinya jika ia menanyakan kejadian ini. Karena sibuk dengan pikiran ku sendiri sampai aku tidak menyadari jika Arni sedang berbicara dengan ku.
Tapi untungnya dia tidak marah kepada ku mungkin ia mengerti apa yang sedang aku pikiran. Itulah yang membuat ku bertahan dengan hubungan kami yang berjalan dibelakang Naya.
Setelah ku antarkan Arni pulang secepatnya aku kembali ke rumah untuk menghubungi Naya namun Naya tidak mengangkat panggilan ku. Pikiran ku kacau takut jika sesuatu terjadi, aku takut jika Naya mengetahui hubungan dengan Arni dari orang lain.
Lucu bukan, tapi itulah yang terjadi. Aku bermain api tapi tidak bisa memadamkannya sendiri tanpa melukai orang lain.
Malam harinya aku kembali mencoba menghubungi Naya dan kali ini aku bisa bernafas lega karena Naya mengangkat telpon ku. Sepertinya Naya belum mendengar kabar terbaru dari ku terbukti dia masih terlihat sama saja dari sebelumnya. Berbicara lembut kepada ku layaknya orang pacaran pada umumnya.
Aku bernafas lega karena temanya tidak melaporkan ku pada Naya dan semoga saja demikian.
Setelah malam itu, Naya sedikit susah untuk dihubungi. Jika sudah bisa di hubungi ada saja alasannya untuk memutuskan sambungan telpon dari ku. Awalnya aku mengira mungkin dia memang sedang ada kegiatan namun semakin kesini aku semakin curiga. Jangan - jangan Naya mendengar sesuatu tentang ku.
Tapi tidak mungkin, jika ia mendengar sesuatu tentang ku pasti dia akan bertanya langsung kepada ku. Ini tidak Naya tidak ada sama sekali bertanya bahkan menyinggung hubungan ku dengan Arni yang artinya dia belum tau tentang hubungan ku dengan Arni.
Disekolah Indra menghampiri ku dan bertanya apa Naya ada menghubungi ku. Tentu saja aku jawab sesuai dengan kenyataan jika tadi malam kami masih berbicara ditelpon.
Naya sepertinya sudah mengetahui hubungan mu dengan Arni. Terang Indra membuat ku terdiam sejenak seakan nafas ku ikut berhenti.
"Dia bertanya apa?" tanya ku harap cemas.
Sebenarnya tidak ada yang aneh dengan pertanyaan dari Naya hanya saja aku menerka-nerka. Dia bertanya tentang bagaimana kau di sekolah, apakah sering bolos dan semacamnya seputar sekolah. Tapi ini tidak seperti biasanya bukan? Terang Indra kepada ku membuat hati ku tidak tenang dibuatnya.
Sebulan sudah berlalu dan seharusnya ini jadwal Naya pulang namun diluar dugaan ku Naya tidak pulang hari ini. "Ada apa dengan Naya?" pikir ku dan ku coba menghubungi nya namun hasilnya nihil karena Naya tak kunjung mengangkat telpon dari ku.
Ku coba mencari tau keberadaan Naya melalui teman satu kos Naya yang waktu itu melihat aku dengan Arni.
Namun jawaban darinya membuat ku kaget bukan main. Dimana Naya mengaku sudah putus dengan ku. Apa ini? kenapa Naya mengatakan hal itu padahal kami masih sah berpacaran.
Tidak mungkin Naya berkata demikian, aku tidak bisa jika putus dengan Naya. Naya ku sampai kapan pun aku tidak akan putus dengannya. Aku tidak akan terima sekali pun Naya menginginkan putus dengan ku.
Sejak saat itu aku tidak bisa lagi menghubungi Naya, jangan tanya bagaimana aku melewati hari- hari ku. Karna separuh nyawa ku rasanya sudah tidak bersama dengan raga ku lagi.
Aku menunggu Naya pulang dan kebetulan hari ini dia pulang dari kota, segera ku temui dia seperti biasanya dirumahnya namun dia tidak ada dirumah kata ibunya namun anehnya sandal Naya berada didepan teras rumahnya. Aku tidak langsung percaya begitu saja, aku sengaja menunggu Naya keluar karna aku yakin Naya sedang henghindari ku saat ini.
Sudah lima belas menit aku menunggu namun Naya belum juga keluar dari rumah. Hingga sebuah ide muncul dikepala ku, ku panggil Indra dari rumahnya yang kebetulan hanya berjarak beberapa rumah dari rumah Naya. Kemudian suruh Indra untuk membawa pergi motor ku untuk memancing Naya keluar sementara aku bersembunyi diantara bunga yang ada di halaman rumahnya.
Dan benar saja dugaan ku Naya keluar dari dalam rumah seperti dia mau kerumah sebelah yang merupakan kerabat nya.
Secepat kilat aku keluar dari persembunyian ku dan menarik tangan Naya. Lepas! pinta Nya begitu menyadari jika aku yang menarik tangannya.
"Nay kau kenapa?" tanya ku mencoba mencari tau perubahan sikap Naya kepada ku.
"Kau masih bertanya?" sangat jelas terlihat jika Naya sedang memendam amarah kepada ku.
"Nay...Jangan seperti ini kita bisa bicara baik-baik." Bujuk ku.
Naya pun menurut saja ketika aku membawanya untuk duduk di kursi yang ada di teras rumah nya.
"Kau kenapa? apa aku ada salah?" tanya ku seolah tidak ada yang salah dari ku.
"Tidak." Sahut Naya singkat membuat ku bingung tidak mungkin aku yang memulai pembicaraan tentang aku yang sudah berselingkuh darinya.
"Aku mengantuk, kau pulanglah masih ada hari esok jika ingin menemui ku." Ucap Naya sambil bangkit dari duduknya.
"Nay..." Ku tahan langkah kakinya agar tidak meninggalkan ku.
"Apa yang Inging kau bicarakan?" selidik Naya kepada ku membuat mental ku menciut.
"Apa kau ingin berterus terang tentang penghianat mu?"
Deg
Bersambung dulu ya gaes, besok kita sambung lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments