Chapter 14

Keyna masuk kedalam kamar Ezra,ia melihat Ezra yang sedang duduk di kasur dengan memangku laptop. Jari jemari ezra bergerak lihai diatas keyboard.

Keyna sudah bersih,ia memakai dress selutut yang diberi oleh pak Mus.

"Sebelum tidur,kau pastikan dulu kalau darah kotor mu itu tidak akan mengenai lantai mahal ku" ucap Ezra

"Kan aku sudah pakai pembalut tuan" sahut Keyna,tiba tiba ide brilian muncul dibenak Keyna.

"Mungkin darah kotor ku ini,akan mengenai lantai mu,akan mengalir deras seperti sungai" ucap Keyna menakuti Ezra.

"Hei! Kau itu jorok sekali" ujar Ezra,ia meletakkan laptop nya dinakas.

"Apa akan deras begitu?" Tanya Ezra,Keyna mengangguk saja.

Ezra berjalan menuju pintu keluar,ia berteriak memanggil pak Mus

"Iya ada apa tuan muda?" Tanya pak Mus,

"Kau Belikan wanita itu pembalut yang banyak" perintah Ezra,pak Mus sedikit kaget tapi mau tidak mau ia harus melakukan tugas itu.

Keyna terkejut

"Diluar prediksi ku" gumam Keyna didalam hati.

Ezra masih berdiri didepan pintu,ia menatap Keyna sesekali. Tak lama pak Mus datang dengan membawa dua plastik besar berisi pembalut.

"Ini tuan muda"

"Baiklah, terimakasih pak Mus" ucap Ezra,pak Mus tersenyum kecil lalu ia pergi untuk istirahat.

Ezra masuk kedalam kamar,ia menutup pintu lalu menyerahkan kantong plastik itu kepada Keyna.

"Kau pastikan dengan baik,jangan sampai darah mu itu menetes di lantai ku" ucap Ezra, Keyna mengangguk saja.

"Kan aku mau ngerjain dia,kenapa aku jadi repot begini" gumam Keyna didalam hati,ia meletakkan kantong plastik itu di sofa,lalu Keyna tidur diatas karpet atas perintah Ezra.

Dan benar saja,Ezra setengah jam sekali membangun kan Keyna untuk memeriksa apakah darah nya mengenai lantai nya atau tidak. Bahkan memaksa Keyna untuk mengganti pembalut selama satu jam sekali.

Akhirnya mereka tidak tidur sampai pagi,Keyna mendengus kesal melihat Ezra yang tertidur pulas padahal sudah jam tujuh pagi.

"Sia***! Aku mau ngerjain dirinya,eh malah aku kena batu nya" ucap Keyna,ia sangat mengantuk. Keyna merebahkan dirinya, tak lama ia tertidur pulas.

Pak Mus membuka pintu kamar,ia tersenyum kecil melihat Keyna dan Ezra yang masih tertidur. Walaupun mereka tidur secara terpisah tapi pak Mus merasakan keharmonisan diantara keduanya.

"Semoga nona Keyna,bisa membangkitkan birahi tuan muda" gumam pak Mus didalam hati.

Pak Mus tidak membangunkan Ezra karena sepertinya Ezra baru saja tertidur.

"Loh mana tuan muda pak Mus?" Tanya Radit,tidak biasanya Ezra seperti ini.

"Tuan muda masih tertidur tuan" sahut pak Mus.

"Astaga, untung saja tidak ada hal penting pagi ini di perusahaan" ucap Radit,ia menghela nafas berat.

"Baiklah pak Mus,saya pergi dulu"pamit Radit.

Siang hari Ezra dan Keyna sama sama terbangun

"Astaga ini semua gara gara kau!" Hardik Ezra,Keyna hanya diam.

Di kamar Ezra terus mengomeli Keyna yang telah merepotkan nya semalaman, Padahal Ezra yang membuat dirinya repot sendiri.

"Selama kau datang bulan,kau tidur di kamar tamu" ucap Ezra,Kini mereka sedang berada di meja makan untuk sarapan yang terlewat kan.

"Baik tuan" ucap Keyna,ia merasa senang, setidaknya selama 7 hari ia tidak akan sekamar dengan Ezra.

Ezra menatap Keyna yang sedang makan,ia merasa Keyna begitu cantik.

Ezra menatap leher jenjang Keyna terluka dan pipi Keyna yang masih ada luka yang dilakukan oleh Ezra sendiri.

Ezra merasa bersalah,tapi ia tepis pikiran itu.

"Cepatlah selesaikan mens mu,agar aku menyiksa dirimu lagi" ucap Ezra,Keyna menatap suaminya dengan tatapan lugu.

"Aku tidak bisa mengatur nya tuan"

"Usahakan lah" ucap Ezra,ia bangkit dan berlalu pergi untuk menuju Perusahaan.

"Astaga, memangnya mesin bisa diatur atur"gumam Keyna didalam hati,ia menatap kepergian Ezra.

"Dih,dia benar benar tidak bisa berperilaku baik" umpat Keyna,ia melanjutkan makannya dengan lahap, memikirkan Ezra hanya membuatnya sakit kepala.

Di benua Eropa yaitu Italia di Apartemen mewah, Anderson membanting semua barang yang ada dimeja kerja nya

"Sia***!" Umpatnya,ia begitu kacau dengan penampilan ataupun pikirannya sendiri.

"Aku tidak menyangka,kalau Ezra bisa berbuat sejauh ini" ucapnya pelan.

Chalista memasuki ruang kerja Anderson

"Ada apa ini honey?" Tanya Chalista,ia heran tidak biasanya kekasih nya bersikap seperti ini.

"Chalista! Jika aku jatuh miskin apa kau akan tetap berada di sisiku?" Tanya Anderson,ia menggenggam erat tangan wanita yang begitu ia cintai.

"Jatuh miskin? Apa kau akan bangkrut?" Tanya Chalista, Anderson mengangguk pelan.

"Tidak bisa Anderson,aku tidak bisa hidup dalam kemiskinan" ucap Chalista,ia melepas genggaman Anderson.

"Kenapa? Bukankah kau mencintai ku? Kita akan hidup bersama sama Chalista"

"Cinta? Cih.." ucap Chalista,ia menatap anderson dengan tatapan menghina

"Kau pikir ada cinta tanpa harta dan kemewahan? Maaf aku tidak bisa Anderson,lebih baik aku seumur hidup dengan Ezra dari pada harus bersama mu tapi dalam kemiskinan yang teramat" lanjut Chalista, Anderson geram melihat wanita yang ada didepannya ini.

"Tapi kau sudah mengandung anakku Chalista.. Ezra tidak akan sudi menerima mu lagi" ucap Anderson dengan suara berat.

"Mengandung? Cih kau itu aku tipu Anderson" sahut Chalista,ia menatap kasihan pria yang ada dihadapannya ini.

"Kau!!"

PLAAAK

Anderson menampar Chalista,wanita ini benar benar ular batin Anderson.

"Kau jala***! Enyalah kau dari hadapan ku!" Teriak Anderson, Chalista tersenyum kecil,ia memegang pipi nya yang ditampar oleh kekasih nya itu

"Aku akan pergi,kau nikmatilah kemiskinan mu seorang diri Anderson.." ucap nya dengan tersenyum sinis,lalu Chalista berlalu pergi.

Anderson geram,ia berteriak menumpahkan semua rasa kesal di hatinya.

Perusahaan hancur oleh Pradipta corp dan wanita yang begitu ia cintai pergi meninggalkan nya begitu saja

"Ezra, lihatlah! Aku akan membalas semua perbuatan mu hari ini!" Ucap nya dengan tegas,ia harus segera menemui para kolega yang tersisa untuk tetap mempertahankan perusahaan nya yang telah ia rintis dari lama.

Ezra yang baru saja selesai rapat dengan para Kolega,kini sedang berada di ruang kerja nya untuk memeriksa dokumen yang dikerjakan oleh Radit.

"Kau semakin hebat Radit,aku kagum dengan kinerja mu" puji Ezra, Radit tersenyum hangat.

"Terimakasih tuan muda,kau yang telah mengajari ku" ucap Radit, Ezra menghela nafasnya berat, membuat Radit bingung

"Ada apa tuan muda? Apa ada masalah?" Tanya Radit, Ezra hanya menggeleng saja.

"Kau memikirkan nyonya Chalista?" Tanya Radit lagi,Ezra hanya diam menatap datar ke arah jendela.

"Wanita itu telah menyakiti mu tuan, kenapa kau terus memikirkan nya?"

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***