Chapter 6

Keyna menahan air matanya yang akan jatuh,ia tidak ingin terlihat lemah di mata pria psycho yang kini menjadi suami nya.

Ezra tersenyum sinis lalu ia berlalu pergi meninggalkan dapur,Keyna menatap para pelayan yang menatapnya dengan tatapan kasihan.

"Aku sangat lapar.." lirih Keyna,ia berjalan gontai ke arah halaman belakang.

"Kasihan sekali dia, aku rasa dia adalah wanita yang dinikahi oleh pria kaya, tapi nyatanya dia merasakan kelaparan seperti orang yang paling susah saja" ucap salah satu pelayan wanita, Keyna hanya bisa diam mendengar nya, ia terus berjalan ke arah halaman belakang.

Keyna melihat bangku taman,ia duduk disana dengan menahan nyeri di perut nya.

Air mata nya ia tahan jatuh menetes begitu saja, luka di lututnya yang begitu nyeri bahkan membuatnya agak susah berjalan.

"Baiklah siksa aku terus, diriku emang pantas untuk mati. Jika aku mati,maka semua orang akan puas,siksa aku.." ucap Keyna,ia memukul dada nya yang sesak dan begitu sakit,rasanya ia benar benar tidak sanggup dengan kehidupan nya yang begitu menyedihkan.

Tiba tiba seorang pelayan menghampiri Keyna

"Maaf nona,kau dipanggil oleh tuan muda,untuk datang ke kamarnya" ucap pelayan itu dengan wajah menunduk.

Keyna menghapus air matanya,ia menarik nafas agar lebih tenang.

"Baiklah,aku akan kesana" sahut Keyna,pelayan itu berlalu pergi.

Keyna pergi menuju kamar pribadi Ezra dengan langkah kaki yang berat karena lutut nya masih sakit. Luka nya masih begitu parah,apa lagi tidak di obati secara rutin semakin memperlambat kesembuhan nya.

Kini Keyna sudah berada di kamar Ezra,ia melihat Ezra dengan lengan kemeja yang digulung separuh,dan tatapan mata yang tajam sedang duduk di sofa mewah nya.

"Kenapa kau lama sekali ha?!" Teriaknya,ia melempar bantal sofa hingga mengenai wajah Keyna.

"Maafkan aku tuan.. lutut ku masih sangat sakit,jadi aku kesusahan untuk berjalan" sahut Keyna,ia menunduk takut,tidak berani sama sekali menatap Ezra.

"Suasana hatiku sedang sangat tidak baik,aku ingin menyiksa mu agar mood baik ku kembali" ucap Ezra,Keyna menatap Ezra dengan tatapan bingung.

"Kenapa? Kau tidak suka? Apa gunanya seorang istri kalau tidak disaat seperti ini"

"Kau salah tuan, karena kau Impoten, hingga kau hanya bisa menyiksa istrimu" gumam Keyna didalam hati,ingin sekali rasanya ia melontarkan kata itu di hadapan pria ini,tapi Keyna tidak berani.

"Kau hanya anak dari pria yang mencuri uang perusahaan milikku" ucap Ezra

"Kau tahu,uang yang dibawa ayah mu itu,jika dibanding dengan menjual dirimu maka tidak akan bisa sebanding" lanjutnya,Keyna mengepalkan tangannya,ia begitu geram melihat pria angkuh dan arogan serta kejam ini.

"Ayahku tidak pencuri!" Teriak Keyna,habis sudah kesabaran nya.

"Kau berani meneriaki ku?!!" Bentak Ezra,ia bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Keyna,Keyna ketakutan.

"Ma-ma-maaf tuan" lirih nya,tapi Ezra tidak peduli akan itu,ia menarik rambut Keyna dengan kasar.

"Aww sakit tuan, lepasin.. maafkan aku.." lirih Keyna,ia memohon dengan air mata nya berlinang.

Ezra semakin kuat menarik rambutnya,Keyna merasa seperti kepalanya akan lepas dari dirinya. Ezra menyeringai,seakan puas melihat Keyna yang tersiksa begitu.

"Maafkan aku tuan.. maafkan aku.." tangis Keyna,ia memegang tangan Ezra yang menarik rambutnya.

Ezra melepasnya,ia menghempaskan Keyna hingga gadis malang itu jatuh ke lantai.

"Sekali lagi kau berani meneriaki ku,maka kau akan merasakan hal yang lebih dari pada ini" ancam Ezra,Keyna menangis sesenggukan,bahkan kepalanya sangat sakit. Rambut nya rontok karena Ezra menariknya dengan begitu kuat.

"Sekarang,kau masuk kedalam bathroom! Cepat!" Bentak nya, dengan gerakan terseok-seok Keyna pergi menuju bathroom,ia tidak mau karena gerakan lambatnya Ezra akan menyiksa dirinya lebih parah lagi.

Keyna sudah sampai didalam bathroom,ia menyeka air matanya yang selalu menetes.

"Sekarang kau duduklah dibawa shower!" Perintah nya,Keyna duduk tepat dibawah shower.

Ezra tersenyum sinis,lalu menyalakan air hingga membuat Keyna menatap nya bingung.

"Tuan kakiku masih sangat sakit kalau kena air" lirih Keyna,ia memohon kepada Ezra untuk tidak menghukum nya dengan cara seperti ini.

"Kau diam! Tetaplah berada di bawah shower sampai aku yang memerintah kan mu untuk selesai!" Perintah Ezra, "kalau kau berani keluar dari bathroom maka aku akan membunuh ibu mu" ancam Ezra, Keyna menatap Ezra dengan tatapan sangat menyedihkan,ia hanya bisa pasrah duduk di bawah shower dengan air yang mengalir hingga membuat lutut nya sakit, karena luka nya bahkan belum kering.