Sial!

Satria kembali ke lapangan dengan membawa dua bola basket, dia melirik Mashayu yang tampak acuh dengan wajah cemberut. Ingin rasanya mendekat dan meminta maaf tetapi, situasi yang tidak memungkinkan karena, akan banyak murid yang menaruh curiga akan hubungan keduanya.

Penilaian di mulai, satu persatu murid maju sesuai dengan urutan nomor absen. Satria memperhatikan, menghitung, dan memberi nilai. Sampai di mana Mashayu maju dan mulai melempar bola ke ring basket. Keahlian Mashayu lumayan bagus, dalam waktu satu menit sudah memasukkan berulang kali dan tidak banyak yang meleset. Gerakannya pun lincah dan mengundang sorakan para siswa yang melihatnya.

Waktu yang di berikan hanya 3 menit dan harus bisa memasukkan minimal 15 kali jika ingin nilai di atas tujuh puluh.

"Dua puluh, dua puluh satu, dua puluh dua...."

"The queen master semangat!" sorakan dari siswa di belakang sana begitu kencang.

"Awas ketukar bolanya sama bola sendiri Shay!"

"Cepet Shay tambah lagi, waktu udah mau habis."

"Dua puluh empat, dua puluh lima..." Shayu nampak fokus hingga di detik terakhir, ia masih ada kesempatan untuk melempar bola sekali lagi sebelum waktu benar-benar habis.

"Dua puluh ....."

Dugh

"Auwh..."

"Pak Satria!"

"Shayu ringnya kenapa pindah ke kepalanya Pak Satria? Yang bolong itu kan kamu bukan beliau!" celetuk Topan ngasal membuat Shayu menatap jengah.

Murid yang lain memperhatikan dan segera beranjak untuk mendekati guru mereka. Lemparan yang cukup kuat membuat bola datang dengan kencang dan entah mengapa di detik terakhir melesat ke arah Satria.

Satria yang sedang mencatat nilai tidak bisa mengelak saat bola datang, alhasil mengenai dirinya dan kini kening itu memerah dengan kepala terasa keliyengan.

Satria membungkukkan tubuhnya dengan tangan menyangga lutut. Para murid mendekati dengan rasa khawatir lalu heboh menanyakan kondisinya.

"Kalian kembali ke posisi semula, penilaian tetap dilanjutkan dan saya minta salah satu dari kalian untuk menghitungnya!" Karena masih ada beberapa murid lagi, Satria memutuskan untuk melanjutkan penilaian sedangkan dia menepi ke sisi lapangan untuk istirahat.

Sejak tadi Shayu hanya diam memperhatikan tanpa mau mendekat. Masih nampak acuh sekali dengan apa yang terjadi dengan Satria.

Semua murid kembali fokus dan Cakra mendekati Satria yang sejak tadi memijit pelipisnya.

"Mumet Masse?" tanya Cakra dengan suara lirih.

"Hhmm..."

"Ini minum dulu!" Cakra memberikan botol minum yang berisi air mineral miliknya pada Satria. Kemudian dengan cepat diterima dan diminum oleh Satria.

Cakra menoleh ke arah Shayu yang membuang muka duduk di sebelah Arita. Satria pun ikut menoleh ke arahnya, jengkel sekali rasanya saat si pelaku tidak ada basa basi sama sekali.

"Shay, kasihan Pak Satria tuh. Samperin sana! Seenggaknya kamu minta maaf sama Pak Satria. Benjol itu kepalanya, kamu merusak penampilannya yang tampan itu," cibir Arita dengan berusaha membuat Shayu mau meminta maaf. Arita pun heran mengapa Mashayu tidak terlihat bersalah sama sekali.

"Ck, tunggu di sini, jangan ikut aku!" Shayu segera berdiri dan melangkah mendekati Satria, malas sekali dia saat harus berhadapan lagi dengan sang suami di kala hati sedang terluka karena ucapannya yang seperti pedang.

Dua pasang mata bertemu dengan perasaan kesal. Cakra melihat ada percikan emosi di mata Shayu memilih untuk melipir membantu temannya untuk menghitung.

"Sakit?" tanya Shayu dengan sikapnya yang datar.

"Menurutmu?"

"Tidak seberapa dengan sakit di hati saya akibat lemparan kalimat dari lidah tajam Anda!" jawab Mashayu dengan wajah penuh kekecewaan dan mata yang berkaca-kaca. Shayu pergi setelah mengambil sapu tangan miliknya dan membasahi dengan air dingin sisa dari Satria minum tadi. Dia menempelkannya ke kening Satria dan berlalu tanpa kembali bersuara.

...****************...

Pelajaran selanjutnya kembali di mulai, Shayu mengikuti pelajaran dengan setengah hati hingga di jam istirahat gadis itu nampak murung dan hanya mengaduk-aduk makanannya tanpa berselera.

Para sahabat pun memperhatikan dengan heran, ingin rasanya mereka bertanya tetapi, mengurungkan niatnya setelah melihat bulir air mata Shayu masuk ke kuah bakso.

"Asin dah tuh kuah bakso!" bisik Topan kepada kedua sahabatnya.

"Diemin aja jangan di ganggu! Kalo mau kamu ambil aja baksonya, sayang-sayang mubazir. Lihat aja nanti juga di tinggal sia-sia itu bakso semangkok," sahut Arita dengan lirih.

Cakra tidak ikut menyahut, dia tau betul jika sikap Shayu ada kaitan dengan kakaknya. Maka dari itu, Cakra tidak ingin ikut bicara. Lebih baik membiarkan saja karena masalahnya sudah menyangkut rumah tangga.

Sampai di jam pulang sekolah Mashayu pun menolak di antar pulang oleh Arta. Dia hanya menatap Arta dalam diam dan kembali melangkah tidak peduli.

"Sayang..."

"Namaku Shayu!" tegasnya dengan suara yang hampir tidak terdengar.

"Iya Shayu, kenapa sich? Ada masalah?" tanya Arta, dia yakin Shayu sedang tidak baik-baik saja. Terlihat sekali dari wajah sendunya meskipun saat ini tengah memasang wajah jutek.

"Aku mau pulang, lain kali saja tanyanya!" ketus Shayu.

Arta menggelengkan kepala melihat langkah panjang Shayu yang berlari menuju mobil. Sebagai pacar Arta bingung dengan sikap Mashayu yang sulit di dekati.

"Sebenarnya kamu menganggap aku apa sich Shay?" gumam Arta yang terdengar oleh pria yang berdiri tak jauh darinya. Pria itu sejak tadi memperhatikan sepasang kekasih dengan sang gadis yang pergi meninggalkan kecewa.

Shayu melajukan mobilnya dengan hati gamang, rasanya tidak ingin pulang ke rumah suaminya tetapi, bagaimana dengan mertuanya? Shayu seakan muak dengan sikap Satria yang membuatnya jadi galau.

Mobil Shayu menepi dengan terpaksa, dia turun dan memperhatikan salah satu ban mobilnya yang bocor. "Sial!" umpatnya. Mashayu menendang ban mobilnya berulang kali. Hati yang kesal semakin ingin marah. Dia memijit pelipisnya bingung harus menelpon siapa.

Shayu mencoba menghubungi Cakra tetap panggilannya tidak kunjung dijawab. Mungkin, karena Cakra pun sedang berada dalam perjalanan. Mashayu berdiri bersandar bemper mobil dengan menatap jalanan yang mulai sepi. Maklum sudah hampir perbatasan desa karena, rumah Satria yang sudah termasuk pedesaan tidak seperti rumah Mashayu yang terletak di kotanya. Jadi semakin sore tinggal pengendara dengan angkutan pribadi saja yang melintas.

Tin

Tin

Tin

Tubuh Shayu tersentak setalah mendengar bunyi klakson di belakangnya. Dengan cepat mashayu menoleh melihat siapa gerangan yang membuatnya terkejut.

Shayu kembali membuang muka saat tau siapa orang yang membunyikan klakson itu. Dia kembali ke posisi semula tanpa peduli dengan Satria yang turun dari motornya.

"Kenapa?" tanya Satria kalem.

"Lihat saja sendiri!" ketus Mashayu, dia malas sekali menjelaskan dan membiarkan Satria mengecek sendiri apa yang terjadi dengan mobilnya.

"Bocor?" lirih Satria setelah mencari tau apa yang terjadi sehingga Mashayu terdampar di sini. "Ikut saya! Mobilnya biar nanti pegawai bengkel yang ambil."

"Nggak mau!" jawab Shayu kekeh.

"Kesampingkan dulu ngambeknya, ayo pulang!"

Shayu masih enggan untuk menoleh apa lagi menerima ajakan Satria. Rasa kesalnya belum kunjung kelar, sampai di mana dia merasakan tangannya di sentuh dengan lembut dan di tuntun naik ke motor pria itu.

"Ini bener Guru Gamon aku bukan sich?"

Terpopuler

Comments

dewi

dewi

celetukan si topan ini bikin ngakak 😂

2024-07-01

5

Shyfa Andira Rahmi

Shyfa Andira Rahmi

🤣🤣🤣sukuriinnn....

2024-06-16

1

Sumini Ningsih

Sumini Ningsih

masa lg marah langsung luluh gara2 di pegang tangannya

2024-05-26

0

lihat semua
Episodes
1 Meletre
2 Ancaman
3 Jebakan
4 Mau Nambah?
5 Siapa Dia?
6 Nekat sekali....
7 Menyebalkan
8 Drama apa lagi...
9 Suami Jutek!
10 Di Balas Tunai
11 Dasar Nakal!
12 Tiba-tiba Sewot
13 Itu Apa?
14 Saya Bukan Anak Kecil!
15 Manis sekali...
16 Pulangkan Saya...
17 Sial!
18 Maling Tebu
19 Pergi
20 Kecewa
21 Khawatir
22 Demit
23 Pacar
24 Ngidam Pentol
25 Cantik Kok
26 Dia Pulas Aku Lemas
27 Menelusup Di Sela Paha
28 Gajah Yang Berubah Jadi Ular
29 Butuh Jasa Memandikan?
30 Meresahkan
31 Merajuk
32 Mati Aku
33 Nano Rasanya
34 Jangan Ditahan
35 Naik Saja Lebih Enak
36 Butuh Dilatih dan Dipancing
37 Cundamani
38 Sealot Ini Rasanya?
39 Dibalik Digeser Digoyang-goyang
40 Puas Anda?
41 Eh Mas Bojo
42 Dirayu-rayu
43 Menyek-menyek Manja
44 Sayang
45 Pengen Kawin
46 Acak-acakan
47 Bikin Modyar!
48 Hamil Duluan
49 Kutunggu Jandamu
50 Geli Mas!
51 Suami Apa Zombie
52 Ncak Ncuk
53 Daging Berotot
54 Pengumuman GA
55 Si Jago
56 Di Kamar Mandi Saja Sana!
57 Papah ...
58 Rindu
59 Mengertilah Sayang!
60 Mencari
61 Langsung Kalon
62 Ginuk-ginuk Makin Ayu
63 Cemburumu Medeni
64 Manjanya
65 Ngeteek Ibu Terus!
66 Aneh?
67 Bobo Sendirian
68 Sakit Jago!
69 Lagi!
70 Nagih?
71 Tadi keluar berapa liter?
72 Jam Tangan
73 Selamat Sayang
74 Puasa Jago!
75 Istri Kedua TUAN IMPOTEN
76 Rasanya Rame
77 Liar Di depanku
78 Kita Nonton Ya!
79 Vidio Call
80 Pamit
81 Aamiin...
82 Lemas
83 Intip-intip
84 Ngambek!
85 Aku Mau Di atas
86 Bohay
87 Biji
88 Ada Monasnya
89 Ngerepotin!
90 Panas Yang Semakin Panas
91 Belut Kasur
92 Ayo Mas!
93 Hayo
94 Jalan Bayi
95 Gondal Gandul
96 Banyu Biru Purnama
97 Bab 97 Boneka
98 Kepala Manusia
99 Terkontaminasi
100 Kepala Kambing
101 Modusmu Le
102 Nyungsep
103 Gundul
104 Kamu Kenapa?
105 Minum Antimo
106 Malam Pertama
107 Pelan Bang Jago
108 Terkena Rabies
109 Semangat 69
110 Macan Dan Papan
111 Menantu Pak Danuaji
112 Dylan Wang
113 Monas
114 Basar Dan Panjang
115 Wanita Yang Sama
116 Helikopter
117 Maju Ngamuk Mundur Tak Cium
118 PENYELAMAT Gadis Amnesia
119 Cium
120 Jomblo Happy
121 Tak Bisa Berjalan
122 Opname
123 Janda Semakin Di Depan
124 Ketularan Kamu
125 Pengumuman Pemenang
126 Cerita Cakra
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Meletre
2
Ancaman
3
Jebakan
4
Mau Nambah?
5
Siapa Dia?
6
Nekat sekali....
7
Menyebalkan
8
Drama apa lagi...
9
Suami Jutek!
10
Di Balas Tunai
11
Dasar Nakal!
12
Tiba-tiba Sewot
13
Itu Apa?
14
Saya Bukan Anak Kecil!
15
Manis sekali...
16
Pulangkan Saya...
17
Sial!
18
Maling Tebu
19
Pergi
20
Kecewa
21
Khawatir
22
Demit
23
Pacar
24
Ngidam Pentol
25
Cantik Kok
26
Dia Pulas Aku Lemas
27
Menelusup Di Sela Paha
28
Gajah Yang Berubah Jadi Ular
29
Butuh Jasa Memandikan?
30
Meresahkan
31
Merajuk
32
Mati Aku
33
Nano Rasanya
34
Jangan Ditahan
35
Naik Saja Lebih Enak
36
Butuh Dilatih dan Dipancing
37
Cundamani
38
Sealot Ini Rasanya?
39
Dibalik Digeser Digoyang-goyang
40
Puas Anda?
41
Eh Mas Bojo
42
Dirayu-rayu
43
Menyek-menyek Manja
44
Sayang
45
Pengen Kawin
46
Acak-acakan
47
Bikin Modyar!
48
Hamil Duluan
49
Kutunggu Jandamu
50
Geli Mas!
51
Suami Apa Zombie
52
Ncak Ncuk
53
Daging Berotot
54
Pengumuman GA
55
Si Jago
56
Di Kamar Mandi Saja Sana!
57
Papah ...
58
Rindu
59
Mengertilah Sayang!
60
Mencari
61
Langsung Kalon
62
Ginuk-ginuk Makin Ayu
63
Cemburumu Medeni
64
Manjanya
65
Ngeteek Ibu Terus!
66
Aneh?
67
Bobo Sendirian
68
Sakit Jago!
69
Lagi!
70
Nagih?
71
Tadi keluar berapa liter?
72
Jam Tangan
73
Selamat Sayang
74
Puasa Jago!
75
Istri Kedua TUAN IMPOTEN
76
Rasanya Rame
77
Liar Di depanku
78
Kita Nonton Ya!
79
Vidio Call
80
Pamit
81
Aamiin...
82
Lemas
83
Intip-intip
84
Ngambek!
85
Aku Mau Di atas
86
Bohay
87
Biji
88
Ada Monasnya
89
Ngerepotin!
90
Panas Yang Semakin Panas
91
Belut Kasur
92
Ayo Mas!
93
Hayo
94
Jalan Bayi
95
Gondal Gandul
96
Banyu Biru Purnama
97
Bab 97 Boneka
98
Kepala Manusia
99
Terkontaminasi
100
Kepala Kambing
101
Modusmu Le
102
Nyungsep
103
Gundul
104
Kamu Kenapa?
105
Minum Antimo
106
Malam Pertama
107
Pelan Bang Jago
108
Terkena Rabies
109
Semangat 69
110
Macan Dan Papan
111
Menantu Pak Danuaji
112
Dylan Wang
113
Monas
114
Basar Dan Panjang
115
Wanita Yang Sama
116
Helikopter
117
Maju Ngamuk Mundur Tak Cium
118
PENYELAMAT Gadis Amnesia
119
Cium
120
Jomblo Happy
121
Tak Bisa Berjalan
122
Opname
123
Janda Semakin Di Depan
124
Ketularan Kamu
125
Pengumuman Pemenang
126
Cerita Cakra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!