Pulangkan Saya...

Pagi harinya...

"Tidak adakah pakaian yang pantas kamu pakai? Baju olahragamu ketat sekali. Apa kamu tidak berpikir jika kamu akan menjadi menu sarapan pagi oleh para siswa di sekolah?" Lagi-lagi Satria berkomentar tentang pakaiannya, padahal semalam Mashayu sudah diberi ancaman yang membuatnya merengut kesal, dan pagi ini Satria kembali menegurnya dengan pokok permasalahan yang sama.

Mashayu menyelesaikan ikatan tali di sepatunya kemudian segara melangkah mendekat. Gadis itu mengikis jarak hingga hanya menyisakan satu jengkal saja, itu pun di hitung tepat di bagian dadanya. Mashayu memicingkan mata menatap Satria yang membuang muka saat tau Mashayu sengaja memposisikan dirinya hingga nyaris saling bersentuhan.

"Bapak membuat saya terharu sekali loh, perhatian Bapak mengalahkan Papah saya. Sepertinya Bapak pantas dikatakan suami idaman, tapi saya ingin mengingatkan jika istri Bapak itu terlahir sexy dan gemoy, jadi pakai baju yang ukurannya satu di atas size tubuhnya tetap akan terlihat menggoda. Bapak mengerti sekarang?" tanya Shayu dengan suara mendayu dan senyum mengembang. Rasanya dia gemas sekali dengan guru yang berpredikat sebagai suami itu.

Satria menoleh ke arah Shayu, ternyata bukan cuma Mashayu yang merasa gemas. Satria pun ikut merasakan apa yang Shayu rasakan, hanya bedanya Satria gemas karena istri kecilnya itu sulit sekali diatur dan selalu ada saja jawabannya jika diberi tahu. Belum lagi tingkah Shayu yang membuatnya repot setiap hari.

"Kamu itu istri seorang guru dan di sini kamu tinggal bersama keluargaku, sudah sepantasnya kamu menjaga penampilanmu agar mereka tidak mengira aku tidak bisa mendidikmu!"

"Wow... Bapak Satria sudah mengakui saya sebagai istri sekarang? Sudah melupakan masa lalu? Sungguh luar biasa, Bapak membuat saya terharu. Baru seminggu menikah dengan saya sudah bisa lupa dengan mantan. Awas kalau seminggu kemudian bakal jatuh cinta sama saya! Saya tidak mau tanggung jawab loh Pak."

Mashayu segera membalikkan tubuhnya dan meraih tas untuk segera keluar kamar, satu kamar dengan Satria lama-lama membuatnya gerah. Terlebih Satria yang kaku seperti kerupuk dijemur.

Satria hanya menghela nafas berat melihat Mashayu yang sudah keluar dari kamar. Satria masih tidak menyangka dengan takdir hidupnya yang harus menikahi anak didiknya sendiri. Jika gadis yang ia nikahi kalem mungkin Satria masih tolerir, tapi ini sangat jauh dari kriterianya, terlebih Mashayu pandai bersilat lidah.

Di jam pertama Satria mendapat tugas tambahan karena guru olahraga sedang sakit dan tidak masuk mengajar. Dia diberi mandat untuk mengajar matematika serta olahraga. Jadi hari ini tugasnya full sampai jam pulang sekolah. Beruntung kondisi tubuhnya sudah membaik setelah semalam meminum obat, hanya flu ringan yang masih bisa dikondisikan.

Dari jauh murid-murid kelas XII IPA 2 nampak tertegun melihat penampilan Satria yang tidak seperti biasanya. Satria memakai kaos berkerah dengan celana training dan sepatu sport, tidak ketinggalan topi yang ia kenakan sangat mendukung penampilannya.

Semua siswi nampak tersenyum melihat kedatangan guru tampan yang melangkah menuju lapangan. Namun, tidak dengan Mashayu yang menatap jengah kedatangan Satria. Mashayu tidak munafik, damage Guru Gamonnya itu memang tidak ada yang menandingi tapi kok muak mendengar beliau selalu dipuji-puji siswi lain.

"Gila, ini sich bikin gagal fokus."

"Kita mau diajarin pemanasan model gimana ya? Aduh belum pemanasan aja aku sudah mendadak gerah begini."

"Iya rasanya pengen aku ikat terus di tarik bawa pulang."

"Memangnya Pak Satria kambing!"

Riuh sekali murid-murid menyanjung dan membahas tentang kedatangan Satria. Mashayu hanya menggelengkan kepala dengan merotasi bola matanya.

"Shay, kamu kok diem aja sich? Aku aja rasanya mau pipis lihat Pak Satria, duuuhhh... Semakin dekat lagi. Berasa dideketin pangeran berkuda pink."

"Kamu pikir kuda poni! Udah akh, ayo baris! Kurang kerjaan sekali kalian ini, jangan terus di sanjung begitu! Nanti topinya bisa lepas karena kepala Pak Satria membesar setelah mendengar pujian kalian," celetuk Mashayu asal, kemudian merapikan barisan teman-temannya untuk bersiap pemanas.

Satria tersenyum melihat barusan sudah rapi, lalu mulai menyapa semua muridnya.

"Selamat pagi semuanya..."

"Pagi Pak," jawab anak muridnya serentak.

"Pasti kalian bertanya-tanya kenapa Saya yang datang mengajar pelajaran olahraga."

"Pede sekali Anda!" ketus Mashayu lirih tetapi masih bisa didengar oleh Satria. Pria itu hanya mengulum senyum mendengar suara yang sangat ia kenal.

"Hari ini Saya menggantikan Pak Johan karena beliau sedang sakit. Oke, sekarang kita mulai pemanasan dan dilanjut lari satu putaran kemudian pengambilan nilai memasukkan bola ke dalam ring basket. Ayo kita mulai pemanasannya!" seru Satria menginterupsi.

Semua murid dengan kompak melakukan pemanasan dan di lanjut dengan berlari satu putaran di lapangan. Mereka nampak antusias terlebih para siswi yang caper ketika sadar di perhatikan oleh Pak Satria. Keringat mereka pun mulai bercucuran.

Satu persatu murid berlari melewati Pak Satria yang berdiri dengan memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana. Hingga kini giliran Mashayu yang menarik perhatian Satria, tapi bukan wajahnya melainkan bagian dada yang mulai basah oleh keringat. Bahkan Satria mendengar suara sumbang para siswa yang begitu memuji dan mendamba gadis itu.

Satria dengan cepat menghentikan langkah Shayu dengan menarik tangan gadis itu untuk minggir agar tidak tertabrak dengan murid yang berlari di belakangnya.

Shayu yang tidak siap seperti terpelanting hingga menabrak dada bidang Satria. Kedua pasang mata mereka beradu. Shayu mendadak gugup dengan detakan jantung yang semakin berpacu. Padahal tadi jantungnya berdetak cepat saat berlari, tetapi dalam posisi ini Mashayu mendadak seperti berlari lima kali putaran hingga membuat nafasnya begitu sesak.

"Aku tunggu di gudang! Ambil bola basket dan jangan mengajak siapapun!" ucap Satria dingin kemudian mendorong Mashayu membuat gadis itu tersadar telah ditinggal pergi.

Shayu mendadak linglung dengan apa yang terjadi, Arita yang sudah selesai berlari dan menghampiri Shayu. Siswi lain pun banyak yang berbisik setelah mereka melihat adegan mesra Shayu dan Pak Satria.

"Shay, sadar ikh!" Arita tiba-tiba mengulum senyum dengan mata memicing melihat Shayu seperti orang bingung. "Ngaku sama aku kalau kamu telah terpesona dengan Pak Satria... Cie... Lumayan buat mood boster, nolak disentuh pacar tapi tidak kuat dengan sentuhan Pak Satria. Andai itu aku, sudah pingsan rasanya..."

Shayu yang sadar akan ucapan Arita segera menatap sengit sahabatnya itu. "Jangan ngawur! Sudah aku mau ke gudang ambil bola." Shayu teringat akan perintah Satria tadi lalu segera melangkah menuju gudang.

"Mau dibantuin tidak?"

"Sendiri aja, aku masih kuat kok!" seru Mashayu.

Sampai di dalam gudang Mashayu dikejutkan dengan pintu yang tertutup dengan tiba-tiba, dan yang lebih mengejutkan lagi saat ia merasakan lengannya didorong hingga tubuhnya terbentur pintu.

"Pak Satria," seru Mashayu yang masih panik.

"Jangan berisik! Kamu tau kenapa kamu saya suruh ke sini?"

"Untuk mengambil bola Pak," jawab Mashayu dengan gugup karena melihat sorot mata tajam Satria. Terlebih wajahnya yang tidak santai, membuat Mashayu begitu sulit menelan salivanya.

"Lihat pakaian kamu! Kamu mengudang mata liar pria tertuju pada kamu. Aku tegaskan sekali lagi, jangan pernah berpenampilan seperti perempuan yang memasang bandrol di tubuhnya! Karena pikiran pria tidak sama. Menger..."

PLAK

Ucapan satria terhenti saat tamparan mendarat dengan sempurna dari tangan mulus Mashayu. Dia melihat wajah Mashayu memerah dengan mata yang berkaca-kaca. Sepertinya apa yang di katakan olehnya membuat Shayu tersinggung.

"Pulangkan saya jika Bapak keberatan memiliki istri murahan!" Mashayu segera mendorong tubuh Satria dan mengambil dua buah bola basket lalu segera keluar dari ruangan itu.

Satria mengusap kasar wajahnya setelah melihat Mashayu yang sudah keluar ruangan. Satria menghela nafas berat, dia sadar akan ucapannya yang sangat keterlaluan. Namun, dia tidak bisa diam saja melihat Shayu dengan bebas menjadi mangsa mata liar pria yang melihat tubuh gadis itu dengan tatapan lapar.

Terpopuler

Comments

dewi

dewi

🤣🤣🤣🤣

2024-07-01

4

Sumini Ningsih

Sumini Ningsih

tegas sih boleh pak sama istri,tp jangan terlalu pedas kasih nasehatnya

2024-05-26

1

Widia Wulandari

Widia Wulandari

kan uda Nika tinggal kawinin aja biar bisa beruba sikapnya simashayu nya 🤭🫣

2024-04-02

0

lihat semua
Episodes
1 Meletre
2 Ancaman
3 Jebakan
4 Mau Nambah?
5 Siapa Dia?
6 Nekat sekali....
7 Menyebalkan
8 Drama apa lagi...
9 Suami Jutek!
10 Di Balas Tunai
11 Dasar Nakal!
12 Tiba-tiba Sewot
13 Itu Apa?
14 Saya Bukan Anak Kecil!
15 Manis sekali...
16 Pulangkan Saya...
17 Sial!
18 Maling Tebu
19 Pergi
20 Kecewa
21 Khawatir
22 Demit
23 Pacar
24 Ngidam Pentol
25 Cantik Kok
26 Dia Pulas Aku Lemas
27 Menelusup Di Sela Paha
28 Gajah Yang Berubah Jadi Ular
29 Butuh Jasa Memandikan?
30 Meresahkan
31 Merajuk
32 Mati Aku
33 Nano Rasanya
34 Jangan Ditahan
35 Naik Saja Lebih Enak
36 Butuh Dilatih dan Dipancing
37 Cundamani
38 Sealot Ini Rasanya?
39 Dibalik Digeser Digoyang-goyang
40 Puas Anda?
41 Eh Mas Bojo
42 Dirayu-rayu
43 Menyek-menyek Manja
44 Sayang
45 Pengen Kawin
46 Acak-acakan
47 Bikin Modyar!
48 Hamil Duluan
49 Kutunggu Jandamu
50 Geli Mas!
51 Suami Apa Zombie
52 Ncak Ncuk
53 Daging Berotot
54 Pengumuman GA
55 Si Jago
56 Di Kamar Mandi Saja Sana!
57 Papah ...
58 Rindu
59 Mengertilah Sayang!
60 Mencari
61 Langsung Kalon
62 Ginuk-ginuk Makin Ayu
63 Cemburumu Medeni
64 Manjanya
65 Ngeteek Ibu Terus!
66 Aneh?
67 Bobo Sendirian
68 Sakit Jago!
69 Lagi!
70 Nagih?
71 Tadi keluar berapa liter?
72 Jam Tangan
73 Selamat Sayang
74 Puasa Jago!
75 Istri Kedua TUAN IMPOTEN
76 Rasanya Rame
77 Liar Di depanku
78 Kita Nonton Ya!
79 Vidio Call
80 Pamit
81 Aamiin...
82 Lemas
83 Intip-intip
84 Ngambek!
85 Aku Mau Di atas
86 Bohay
87 Biji
88 Ada Monasnya
89 Ngerepotin!
90 Panas Yang Semakin Panas
91 Belut Kasur
92 Ayo Mas!
93 Hayo
94 Jalan Bayi
95 Gondal Gandul
96 Banyu Biru Purnama
97 Bab 97 Boneka
98 Kepala Manusia
99 Terkontaminasi
100 Kepala Kambing
101 Modusmu Le
102 Nyungsep
103 Gundul
104 Kamu Kenapa?
105 Minum Antimo
106 Malam Pertama
107 Pelan Bang Jago
108 Terkena Rabies
109 Semangat 69
110 Macan Dan Papan
111 Menantu Pak Danuaji
112 Dylan Wang
113 Monas
114 Basar Dan Panjang
115 Wanita Yang Sama
116 Helikopter
117 Maju Ngamuk Mundur Tak Cium
118 PENYELAMAT Gadis Amnesia
119 Cium
120 Jomblo Happy
121 Tak Bisa Berjalan
122 Opname
123 Janda Semakin Di Depan
124 Ketularan Kamu
125 Pengumuman Pemenang
126 Cerita Cakra
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Meletre
2
Ancaman
3
Jebakan
4
Mau Nambah?
5
Siapa Dia?
6
Nekat sekali....
7
Menyebalkan
8
Drama apa lagi...
9
Suami Jutek!
10
Di Balas Tunai
11
Dasar Nakal!
12
Tiba-tiba Sewot
13
Itu Apa?
14
Saya Bukan Anak Kecil!
15
Manis sekali...
16
Pulangkan Saya...
17
Sial!
18
Maling Tebu
19
Pergi
20
Kecewa
21
Khawatir
22
Demit
23
Pacar
24
Ngidam Pentol
25
Cantik Kok
26
Dia Pulas Aku Lemas
27
Menelusup Di Sela Paha
28
Gajah Yang Berubah Jadi Ular
29
Butuh Jasa Memandikan?
30
Meresahkan
31
Merajuk
32
Mati Aku
33
Nano Rasanya
34
Jangan Ditahan
35
Naik Saja Lebih Enak
36
Butuh Dilatih dan Dipancing
37
Cundamani
38
Sealot Ini Rasanya?
39
Dibalik Digeser Digoyang-goyang
40
Puas Anda?
41
Eh Mas Bojo
42
Dirayu-rayu
43
Menyek-menyek Manja
44
Sayang
45
Pengen Kawin
46
Acak-acakan
47
Bikin Modyar!
48
Hamil Duluan
49
Kutunggu Jandamu
50
Geli Mas!
51
Suami Apa Zombie
52
Ncak Ncuk
53
Daging Berotot
54
Pengumuman GA
55
Si Jago
56
Di Kamar Mandi Saja Sana!
57
Papah ...
58
Rindu
59
Mengertilah Sayang!
60
Mencari
61
Langsung Kalon
62
Ginuk-ginuk Makin Ayu
63
Cemburumu Medeni
64
Manjanya
65
Ngeteek Ibu Terus!
66
Aneh?
67
Bobo Sendirian
68
Sakit Jago!
69
Lagi!
70
Nagih?
71
Tadi keluar berapa liter?
72
Jam Tangan
73
Selamat Sayang
74
Puasa Jago!
75
Istri Kedua TUAN IMPOTEN
76
Rasanya Rame
77
Liar Di depanku
78
Kita Nonton Ya!
79
Vidio Call
80
Pamit
81
Aamiin...
82
Lemas
83
Intip-intip
84
Ngambek!
85
Aku Mau Di atas
86
Bohay
87
Biji
88
Ada Monasnya
89
Ngerepotin!
90
Panas Yang Semakin Panas
91
Belut Kasur
92
Ayo Mas!
93
Hayo
94
Jalan Bayi
95
Gondal Gandul
96
Banyu Biru Purnama
97
Bab 97 Boneka
98
Kepala Manusia
99
Terkontaminasi
100
Kepala Kambing
101
Modusmu Le
102
Nyungsep
103
Gundul
104
Kamu Kenapa?
105
Minum Antimo
106
Malam Pertama
107
Pelan Bang Jago
108
Terkena Rabies
109
Semangat 69
110
Macan Dan Papan
111
Menantu Pak Danuaji
112
Dylan Wang
113
Monas
114
Basar Dan Panjang
115
Wanita Yang Sama
116
Helikopter
117
Maju Ngamuk Mundur Tak Cium
118
PENYELAMAT Gadis Amnesia
119
Cium
120
Jomblo Happy
121
Tak Bisa Berjalan
122
Opname
123
Janda Semakin Di Depan
124
Ketularan Kamu
125
Pengumuman Pemenang
126
Cerita Cakra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!