Drama apa lagi...

Satria harus banyak bersabar, mungkin memang ia pun salah. Tadi pagi Mashayu meminta uang jajan tapi malah tidak dia pedulikan. Jangan salahkan Mashayu jika ia meminta pada pacarnya. Meskipun tidak masalah tetapi rasanya Satria seperti tidak berguna dengan gelarnya sebagai suami.

"Ck, dari awal bukan mau aku menikahi dia. Pengen cuek tapi kok kejam banget, tapi pengen sayang jauh dari khayalan. Pengennya keibuan, malah dapet yang masih harus banyak diarahkan. Duh Gusti..."

Setelah mandi Satria pergi lagi untuk menjemput sang istri. Lelah letihnya sudah hilang dimakan angin malam.

Sesampainya di depan pagar besar yang menjulang kokoh. Scurity segera membukakan gerbang tanpa diminta. Mungkin karena sudah tau dia menantu di rumah ini setelah kejadian kemarin malam. Satria pun segera masuk dan memarkirkan motornya.

"Makasih ya Pak," seru Satria.

"Sama-sama Den, sudah di tunggu Bapak di dalam."

Satria menganggukkan kepala, alamat panjang urusannya jika Papah mertua sudah turun tangan. Satria melangkah menuju pintu masuk dan melihat di meja makan sudah ada Pak Danuaji dan putrinya. Dia menarik nafas dalam sebelum melangkahkan kakinya masuk ke rumah.

"Assalamualaikum."

"Wa'allaikumsalam, masuk!" titah beliau sedikit ketus. Mashayu menoleh sekilas ke arah Satria kemudian kembali fokus menghabiskan makanannya.

Satria duduk dengan kalem, sikapnya ramah meski hatinya gemas dengan gadis yang saat ini berada di sampingnya.

"Mau apa datang?"

"Ingin menjemput Mashayu Pah," jawab Satria tanpa basa basi. Memang ia datang bertujuan untuk menjemput istrinya yang pulang ke rumah orang tua tanpa pamit.

Pak Danuaji menoleh ke arah Mashayu yang bersikap cuek, kemudian kembali menatap Satria yang terlihat kalem dengan perangai begitu sopan. Beliau menggelengkan kepala melihat interaksi keduanya yang tidak seperti pasangan pengantin baru.

"Shayu! Cepat habiskan makananmu dan ikut suamimu pulang!"

Dengan cepat Shayu menoleh ke arah sang Papah. Padahal dia malas untuk pulang tapi malah Papah seakan mengusirnya.

"Shayu ingin menginap di sini Pah."

"Ibu mencari kamu, dia menanyakan kamu sejak aku pulang. Pulanglah dulu, nanti jika libur sekolah baru menginap di sini!" Dengan sabar Satria meminta Shayu untuk pulang. Apa lagi jika bukan ibu sebagai alasan.

"Kalian ini baru menikah sehari sudah ngambek-ngambekan. Besok Papah ada tugas keluar kota. Pulanglah ke rumah suami mu agar ada yang menjaga! Dan kamu Satria, putriku sudah menjadi tanggung jawabmu, jadi jangan buat putriku kelaparan dan pulang ke rumah karena tidak di beri uang jajan!"

Wajah Satria sudah memerah saat ini, ternyata apa yang di katakan Cakra benar. Kini Papah mertuanya tau jika tadi ia tidak memberi uang jajan pada putrinya. Padahal itu karena belum terbiasa dan lupa status membuatnya mengabaikan kewajiban memberi nafkah.

Setelah mengatakan itu Pak Danuaji segera masuk ke dalam kamar. Memberikan kesempatan untuk keduanya untuk bicara dan meneruskan pekerjaan beliau yang masih menumpuk.

"Ayo pulang!" ajak Satria dengan sikapnya yang membuat Shayu geregetan.

"Makan dulu baru pulang karena menghadapi aku harus dalam kondisi perut kenyang. Apa lagi kalo masih kepikiran mantan," ketus Mashayu kemudian segera beranjak untuk membereskan barang yang akan ia bawa.

Satria menghela nafas berat, dia yakin Cakra lah yang menceritakan kisah cintanya sehingga membuat Shayu tau jika dirinya belum bisa melupakan masa lalu. Rasanya Satria tidak berselera makan, sudah wibawanya hilang sebagai suami karena terkesan pelit. Di tambah lagi harus menghadapi Mashayu yang tidak bisa menjaga nama baiknya di depan Papah mertua.

"Ayo Pak, mau pulang tidak? Atau Bapak mau menemani Papah?"

Menyuruh makan tapi hanya dalam hitungan lima menit Shayu kembali turun dan mengajak pulang. Satria tidak menjawab hanya bisa mengelus dada dan beranjak dari sana. Padahal baru saja dia akan menyendok nasi.

"Kenapa bawa mobil sendiri?" tanya Satria saat melihat Mashayu membuka pintu mobil.

"Takut ketularan beku kalo ikut bapak!" Tanpa memperdulikan suaminya, Mashayu segera masuk ke dalam mobil. Dia memang pulang karena niat mau mengambil mobil dan masalah Satria yang tidak memberikan uang jajan hanyalah alibi.

"Kenapa keluar lagi?" tanya Satria yang sudah akan menyalakan motornya tetapi ia urungkan saat melihat Shayu malah keluar dari mobil.

"Belum pamit Papah!"

Satria menggelengkan kepala, rasanya kepalanya mau pecah melihat tingkah Mashayu. Dia pun mau tidak mau kembali masuk untuk pamit dengan Papah mertua.

...****************...

"Ibu!" seru Shayu kemudian memeluk Ibu mertuanya. Baru dua hari menjadi mantu sudah membuat kepikiran. Merasakan dekapan Ibu begitu erat membuat Mashayu merasa bersalah.

"Dari mana to Nduk, kok tidak langsung pulang? Tidak betah di rumah Ibu?" tanya Ibu dengan memperhatikan wajah Mashayu yang imut. Ibu masih tidak menyangka akan memiliki menantu anak remaja. Meski sudah cukup umur untuk menikah tetapi melihat wajah dan tingkah Shayu membuat ibu seperti memiliki anak bontot.

"Shayu betah kok, betah karena ada Ibu. Shayu kangen di peluk Mamah, tapi karena ada Ibu membuat Shayu seperti memiliki Mamah lagi." Mata Shayu berkaca-kaca dengan bibir mengerucut. Rasanya ingin menangis tapi malu, terlebih ada Bapak mertua, Cakra dan Pak gurunya yang baru masuk dengan wajah kusut.

Ya, Satria dibuat kerepotan. Dia diberi pekerjaan tambahan memakirkan mobil Mashayu di halaman rumahnya yang tidak begitu besar. Alhasil harus pandai-pandai jika tidak, body mobil akan kena.

"Drama apa lagi," batin Satria setelah melihat wajah sendu istrinya.

"Sekarang Ibu kan sudah menjadi Ibu kamu, anggaplah Ibu seperti Mamah Shayu. Jangan sungkan sama Ibu dan Bapak! Ya kan Pak?"

"Iya, kita kan keluarga sekarang. Shayu sudah makan?" tanya Bapak penuh perhatian.

"Sudah Pak, tadi sebelum kesini Shayu makan dulu." Shayu tersenyum menatap kedua mertuanya. Di sini ia menemukan keluarga yang utuh, keluarga yang perhatian dengan kasih sayang yang melimpah. Berbeda dengannya di rumah yang seakan haus akan kasih sayang karena Papah menjadi single father dan sibuk di kantor.

"Ya sudah kalo gitu istirahat Nduk!" Ibu menoleh ke belakang, disana putranya masih diam memperhatikan. "Ajak Shayu ke kamar, jangan sampai salah kamar dan tidur di kamar sebelah!" sindir Ibu setelah tau apa yang terjadi semalam. Siapa lagi kalo bukan dapat informasi dari Cakra.

Satria menatap jengah adiknya yang berpura-pura tidak mendengar, kemudian menarik tangan Shayu dan membawanya masuk kamar.

Sampai dikamar Shayu melirik tangannya yang masih di genggam oleh Satria. Dia melihat wajah Pak gurunya yang datar, sontak membuatnya gerah tapi tergiur ingin menggoda.

"Tangan Shayu lembut ya Pak? Betah banget pegang tangan istri. Hari ini pegang tangan, awas aja kalo besok tergoda pegang yang lain! Aku sentil nanti!" ucap Shayu dengan wajah imut menggoda.

Terpopuler

Comments

Adriana Wiriadinata

Adriana Wiriadinata

semangat satria 💪💪

2024-07-10

0

Etik Widarwati Dtt Wtda

Etik Widarwati Dtt Wtda

shayuu ampun deh ..tp bocorr

2024-06-30

1

dewi

dewi

Cakra ternyata ember bocor juga 😂😂

2024-06-29

0

lihat semua
Episodes
1 Meletre
2 Ancaman
3 Jebakan
4 Mau Nambah?
5 Siapa Dia?
6 Nekat sekali....
7 Menyebalkan
8 Drama apa lagi...
9 Suami Jutek!
10 Di Balas Tunai
11 Dasar Nakal!
12 Tiba-tiba Sewot
13 Itu Apa?
14 Saya Bukan Anak Kecil!
15 Manis sekali...
16 Pulangkan Saya...
17 Sial!
18 Maling Tebu
19 Pergi
20 Kecewa
21 Khawatir
22 Demit
23 Pacar
24 Ngidam Pentol
25 Cantik Kok
26 Dia Pulas Aku Lemas
27 Menelusup Di Sela Paha
28 Gajah Yang Berubah Jadi Ular
29 Butuh Jasa Memandikan?
30 Meresahkan
31 Merajuk
32 Mati Aku
33 Nano Rasanya
34 Jangan Ditahan
35 Naik Saja Lebih Enak
36 Butuh Dilatih dan Dipancing
37 Cundamani
38 Sealot Ini Rasanya?
39 Dibalik Digeser Digoyang-goyang
40 Puas Anda?
41 Eh Mas Bojo
42 Dirayu-rayu
43 Menyek-menyek Manja
44 Sayang
45 Pengen Kawin
46 Acak-acakan
47 Bikin Modyar!
48 Hamil Duluan
49 Kutunggu Jandamu
50 Geli Mas!
51 Suami Apa Zombie
52 Ncak Ncuk
53 Daging Berotot
54 Pengumuman GA
55 Si Jago
56 Di Kamar Mandi Saja Sana!
57 Papah ...
58 Rindu
59 Mengertilah Sayang!
60 Mencari
61 Langsung Kalon
62 Ginuk-ginuk Makin Ayu
63 Cemburumu Medeni
64 Manjanya
65 Ngeteek Ibu Terus!
66 Aneh?
67 Bobo Sendirian
68 Sakit Jago!
69 Lagi!
70 Nagih?
71 Tadi keluar berapa liter?
72 Jam Tangan
73 Selamat Sayang
74 Puasa Jago!
75 Istri Kedua TUAN IMPOTEN
76 Rasanya Rame
77 Liar Di depanku
78 Kita Nonton Ya!
79 Vidio Call
80 Pamit
81 Aamiin...
82 Lemas
83 Intip-intip
84 Ngambek!
85 Aku Mau Di atas
86 Bohay
87 Biji
88 Ada Monasnya
89 Ngerepotin!
90 Panas Yang Semakin Panas
91 Belut Kasur
92 Ayo Mas!
93 Hayo
94 Jalan Bayi
95 Gondal Gandul
96 Banyu Biru Purnama
97 Bab 97 Boneka
98 Kepala Manusia
99 Terkontaminasi
100 Kepala Kambing
101 Modusmu Le
102 Nyungsep
103 Gundul
104 Kamu Kenapa?
105 Minum Antimo
106 Malam Pertama
107 Pelan Bang Jago
108 Terkena Rabies
109 Semangat 69
110 Macan Dan Papan
111 Menantu Pak Danuaji
112 Dylan Wang
113 Monas
114 Basar Dan Panjang
115 Wanita Yang Sama
116 Helikopter
117 Maju Ngamuk Mundur Tak Cium
118 PENYELAMAT Gadis Amnesia
119 Cium
120 Jomblo Happy
121 Tak Bisa Berjalan
122 Opname
123 Janda Semakin Di Depan
124 Ketularan Kamu
125 Pengumuman Pemenang
126 Cerita Cakra
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Meletre
2
Ancaman
3
Jebakan
4
Mau Nambah?
5
Siapa Dia?
6
Nekat sekali....
7
Menyebalkan
8
Drama apa lagi...
9
Suami Jutek!
10
Di Balas Tunai
11
Dasar Nakal!
12
Tiba-tiba Sewot
13
Itu Apa?
14
Saya Bukan Anak Kecil!
15
Manis sekali...
16
Pulangkan Saya...
17
Sial!
18
Maling Tebu
19
Pergi
20
Kecewa
21
Khawatir
22
Demit
23
Pacar
24
Ngidam Pentol
25
Cantik Kok
26
Dia Pulas Aku Lemas
27
Menelusup Di Sela Paha
28
Gajah Yang Berubah Jadi Ular
29
Butuh Jasa Memandikan?
30
Meresahkan
31
Merajuk
32
Mati Aku
33
Nano Rasanya
34
Jangan Ditahan
35
Naik Saja Lebih Enak
36
Butuh Dilatih dan Dipancing
37
Cundamani
38
Sealot Ini Rasanya?
39
Dibalik Digeser Digoyang-goyang
40
Puas Anda?
41
Eh Mas Bojo
42
Dirayu-rayu
43
Menyek-menyek Manja
44
Sayang
45
Pengen Kawin
46
Acak-acakan
47
Bikin Modyar!
48
Hamil Duluan
49
Kutunggu Jandamu
50
Geli Mas!
51
Suami Apa Zombie
52
Ncak Ncuk
53
Daging Berotot
54
Pengumuman GA
55
Si Jago
56
Di Kamar Mandi Saja Sana!
57
Papah ...
58
Rindu
59
Mengertilah Sayang!
60
Mencari
61
Langsung Kalon
62
Ginuk-ginuk Makin Ayu
63
Cemburumu Medeni
64
Manjanya
65
Ngeteek Ibu Terus!
66
Aneh?
67
Bobo Sendirian
68
Sakit Jago!
69
Lagi!
70
Nagih?
71
Tadi keluar berapa liter?
72
Jam Tangan
73
Selamat Sayang
74
Puasa Jago!
75
Istri Kedua TUAN IMPOTEN
76
Rasanya Rame
77
Liar Di depanku
78
Kita Nonton Ya!
79
Vidio Call
80
Pamit
81
Aamiin...
82
Lemas
83
Intip-intip
84
Ngambek!
85
Aku Mau Di atas
86
Bohay
87
Biji
88
Ada Monasnya
89
Ngerepotin!
90
Panas Yang Semakin Panas
91
Belut Kasur
92
Ayo Mas!
93
Hayo
94
Jalan Bayi
95
Gondal Gandul
96
Banyu Biru Purnama
97
Bab 97 Boneka
98
Kepala Manusia
99
Terkontaminasi
100
Kepala Kambing
101
Modusmu Le
102
Nyungsep
103
Gundul
104
Kamu Kenapa?
105
Minum Antimo
106
Malam Pertama
107
Pelan Bang Jago
108
Terkena Rabies
109
Semangat 69
110
Macan Dan Papan
111
Menantu Pak Danuaji
112
Dylan Wang
113
Monas
114
Basar Dan Panjang
115
Wanita Yang Sama
116
Helikopter
117
Maju Ngamuk Mundur Tak Cium
118
PENYELAMAT Gadis Amnesia
119
Cium
120
Jomblo Happy
121
Tak Bisa Berjalan
122
Opname
123
Janda Semakin Di Depan
124
Ketularan Kamu
125
Pengumuman Pemenang
126
Cerita Cakra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!