MANUVER CINTA~PART 17

Mereka sudah berjalan keluar dari rumah sang komandan batalyon, hanya berjalan santai sembari mengobrol dari hati ke hati, sepertinya. Meski terlihat seperti manusia robot tak berhati, akhirnya Zea tau kalau si abang gemes ini nyatanya bisa berwajah santuy tak setegang kaya lagi foto ktp.

Ia menatap langit yang gelap bertaburkan perhiasan malam, bukan emas emak apalagi berlian pak Hotman melainkan benda langit yang ada di lagu anak-anak.

Mereka nampak berkelap-kelip memberikan keindahan tersendiri bagi keduanya bersama sang angin yang melambai sepoi-sepoi.

Mungkin sudah ada 5 meter mereka berjalan keluar rumah, namun Saga belum jua membuka obrolan, sampai-sampai Zea berpikir apakah si abang-abangan ini hanya ingin mengajaknya latihan maraton?

Jika sampai jarak 2 meter lagi Saga tak juga angkat bicara, maka Zea akan angkat beton buat ia timpukan pada kepala Sagara agar mau bersuara.

"Ze,"

Zea menoleh ke arah wajah Sagara meski harus sedikit mendongak.

"Santai aja bang. Zea ngga kenapa-napa kok. Sejak pengakuan Zea waktu lalu di landasan, hati Zea udah plong banget! Jadi abang ngga usah khawatir Zea bakal sakit hati..." ia mengulas senyuman berusaha terlihat baik-baik saja dengan kejadian malam ini di depan Saga, karena memang baginya ini bukanlah masalah besar, berani jatuh cinta maka kamu harus berani ambil resiko patah hati, itu adalah hal wajar.

Mungkin setelah ini, ia akan baik-baik saja, seperti biasanya! Tidak semua hal pahit itu menyakitkan ataupun membawa dampak buruk, contohnya obat.

Wajah ceria itu mendadak bikin Saga tak suka. Why? Bukankah harusnya bagus, kalau Zea bisa menerima dan baik-baik saja saat ia menolaknya, bukankah ini memang maunya? Zea dengan semua tindak-tanduk anak remajanya? Tapi kenapa wajah ceria nan manis layaknya kelinci Holland Lop itu seolah mencibirnya yang sebenarnya ia yang tidak sedang baik-baik saja.

"Abang mau tanya, kamu dan kapten Anka dijodohkan?" tanya Sagara. Zea menarik alisnya setinggi pelangi di angkasa.

"Gosip dari acara yang mana? Selebrita siang? Insert pagi? Atau Ci uman hot?" tanya Zea tertawa.

"Canda bang!" Zea menepuk lengan kekar Sagara, "ini kita mau jalan sampe mana? Sampe kota udang? Sampe ujung timur? Atau sampai pulau dewata?" tanya Zea, tapi Sagara sama sekali tak ingin tertawa mendengarnya, "disitu aja." tunjuk Saga ke arah pinggiran bahu jalan dan duduk disana.

"Ngga apa-apa kan disini?"

Zea menggeleng, "abang mau bawa Zea ke jurang sekalipun Zea mau. Abang yang terjun, Zea nontonin di bibir jurang!" tawanya lagi, dan kali ini Sagara dapat mendengus geli seraya menggelengkan kepalanya, bicara dengan Zea seolah tak ada habis-habisnya ia mengoceh absurd.

"Maaf," ucap Saga begitu lirih, ia menyodorkan tangannya di depan Zea, membuat gadis ini kebingungan.

"Buat?"

"Selama ini sikap abang buruk terhadap kamu," lanjut Saga. Zea tertawa sumbang, "maksudnya? Abang ngga lagi kenapa-napa kan bang? Abang sakit? Butuh dipanggilin Clemira, om Ray, atau tante Eyi?" tanya Zea, ia menatap ke arah langit dan menji lat telunjuknya untuk kemudian mengacungkannya ke arah angin, rasanya tidak ada angin badai malam ini!

Saga yang melihat aksi Zea terkekeh singkat, "kamu ngapain?"

"Ngetes, takutnya sebentar lagi ada badai..."

Saga kembali menaik turunkan jakunnya tertawa tanpa suara, melihat Zea seperti melihat kaum hawa di keluarganya, terutama umi yang ia rindukan di timur sana. Sikap dan ocehan Zea sama persis dengan ocehan absurd uminya.

"Abang tuh ganteng deh kalo ketawa, seriusan deh!" balas Zea membuat mata Sagara menyipit, jika umumnya sang lelaki lah yang akan intens menggombali para wanita, berbanding terbalik dengan Zea dan Sagara.

"Kamu ini. Kecil-kecil sudah jadi ratu gombal, udah gede mau jadi apa?" tanya Saga, sikapnya sedikit demi sedikit mulai mencair karena sikap Zea.

"Udah gede, mau jadi istri orang..." jawabnya.

"Yang nantinya jadi suami kamu bakalan kenyang dikasih makan gombalan." Ujar Sagara.

Zea menyunggingkan senyuman, disaat ia sudah mulai bermanuver memutar arah, Sagara seolah memberikannya jalan untuk masuk.

"Abang tuh mau ngobrol apa sebenernya? Cuma maaf, atau mau ngajak lari dari kak Luna?" tanya Zea tertawa, Saga mengangguk menyetujui ucapan Zea, "abang sendiri baru sadar kalau acara makan malam ini, adalah permintaan Luna."

"Dan Zea juga harusnya udah tau, kalo acara makan malam ini adalah acara yang ingin mendekatkan Zea sama kapten Ankara..." balas Zea menatap Saga di bawah payung langit gelap.

Cukup lama keduanya saling menatap hingga Saga mengakhiri kontes menatap itu, ia sadar betul malam-malam hanya berdua dengan Zea bisa mendatangkan fitnah.

"Kamu kapan berangkat?" tanya Saga pada Zea.

"Minggu depan bang, acaranya sih masih 10 hari lagi, tapi 3 hari kita pake buat istirahat, latihan, gladi resik disana." Zea menatap ke bawah kakinya yang memainkan debu-debu, serta benda sampah yang ada disana.

"Good luck."

"Thanks bang."

"Mau balik ke rumah komandan? Takutnya keluarga nyariin, termasuk kapten?" cibir Saga. Ada rasa tak ingin menyudahi obrolan yang sudah mengalir begitu santai dan nyaman, namun mengingat keduanya sedang lari dari acara, Saga memutuskan untuk mengantarkan Zea kembali ke rumah komandannya.

"Ahhhhh---males lagi deh, balik kesana. Lagian kapten Anka udah bapak-bapak! Zea juga masih pengen yang muda bang. Belum apa-apa Zea udah ngga cocok ah! Berasa nikah sama mas Zico!" akuinya mendumel saat beranjak dan menepuk-nepuk pan tatnya yang agak kotor.

Saga terkekeh, "jadi ceritanya nolak perjodohan? Beliau sudah menjadi seorang kapten loh. Sebentar lagi mungkin akan naik jabatan.."

"Baru kapten belum jadi presiden, belum jadi raja!" jawab Zea mengundang tawa diantara keduanya. Dan malam ini, untuk pertama kalinya Zea dan Sagara bisa mengobrol santai layaknya seorang teman, selangkah lebih maju dari kemarin.

Sagara hanya mengantarkan Zea sampai ke rumah komandan, bukan karena ia lari dari kenyataan, namun karena sebelumnya ia sudah pamit dari sana.

"Makasih bang," ucap Zea mengangguk canggung, apa ini?! Sejak kapan ia secanggung ini pada orang lain, terakhir kali ia merasa begini itu saat TK dan guru memintanya membacakan puisi tentang ibu.

"Assalamu'alaikum..." Sagara mengangguk.

"Wa'alaikumsalam abang ganteng...." jawabnya membuat Sagara tertawa renyah dan memutar badannya undur diri.

Zea menggigit bibir bawahnya gemas, ia bahkan menepuk-nepuk pagar besi yang tak berdosa saking gemasnya, "euhhh! Kalo Jungkook udah gue ci pox lo!" monolognya pada sang pagar gemas dan bergegas kembali ke dalam. Seperti baru saja dikirim ke ladang bunga, hati Zea terkembang-kembang, bau semerbak lily dan lavender, ahh pokonya segala jenis bunga ikut tumbuh dan mekar di hati Zea saat ini. Bak mendapat semangat baru, tekadnya sebulat donat untuk kembali meraih Sagara, si tentara ganteng. Meskipun Zea tak tau bagaimana kehidupan Sagara di sini. Yang jelas menurutnya sosok tentara macam Saga itu gagah nan perwira.

"Miii! Piii, hayuk pulang lah! Zea ngantuk ih, mana belum push rank hero!" jeritnya masuk ke dalam seolah rumah itu rumahnya sendiri. Ankara tak lebih penting ketimbang hero'nya di game online saat ini.

.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Sekarang giliran kamu yg jual mahal Zea, Biarkan giliran Saga yg berjuang,, Dia sudah mempermalu kan kamu di hadapan temen2 nya waktu itu..

2023-10-28

1

Marlina Bachtiar

Marlina Bachtiar

Dasar Zea 🤣🤣🤣

2023-10-19

1

Lisa Aulia

Lisa Aulia

kirain bang Saga mau nyatain perasaan nya juga ternyata cuma nanya aja....hadeeeh baaaaang....

2023-10-12

1

lihat semua
Episodes
1 MANUVER CINTA~PART 1
2 MANUVER CINTA~PART 2
3 MANUVER CINTA~PART 3
4 MANUVER CINTA~PART 4
5 MANUVER CINTA~PART 5
6 MANUVER CINTA~PART 6
7 MANUVER CINTA~PART 7
8 MANUVER CINTA~PART 8
9 MANUVER CINTA~PART 9
10 MANUVER CINTA~PART 10
11 MANUVER CINTA~PART 11
12 MANUVER CINTA~PART 12
13 MANUVER CINTA~PART 13
14 MANUVER CINTA~ PART 14
15 MANUVER CINTA~PART 15
16 MANUVER CINTA~PART 16
17 MANUVER CINTA~PART 17
18 MANUVER CINTA~PART 18
19 MANUVER CINTA~ PART 19
20 MANUVER CINTA~PART 20
21 MANUVER CINTA~PART 21
22 MANUVER CINTA~PART 22
23 MANUVER CINTA ~PART 23
24 MANUVER CINTA~PART 24
25 MANUVER CINTA~PART 25
26 MANUVER CINTA~PART 26
27 MANUVER CINTA~PART 27
28 MANUVER CINTA~PART 28
29 MANUVER CINTA~PART 29
30 MANUVER CINTA~PART 30
31 MANUVER CINTA~PART 31
32 MANUVER CINTA~PART 32
33 MANUVER CINTA~PART 33
34 MANUVER CINTA~PART 34
35 MANUVER CINTA ~PART 35
36 MANUVER CINTA~PART 36
37 MANUVER CINTA~PART 37
38 MANUVER CINTA~PART 38
39 MANUVER CINTA~PART 39
40 MANUVER CINTA~PART 40
41 MANUVER CINTA~PART 41
42 MANUVER CINTA~PART 42
43 MANUVER CINTA~PART 43
44 MANUVER CINTA~PART 44
45 MANUVER CINTA~PART 45
46 MANUVER CINTA~PART 46
47 MANUVER CINTA~PART 47
48 MANUVER CINTA~PART 48
49 MANUVER CINTA~PART 49
50 MANUVER CINTA~PART 50
51 MANUVER CINTA~PART 51
52 MANUVER CINTA~PART 52
53 MANUVER CINTA~PART 53
54 MANUVER CINTA~PART 54
55 MANUVER CINTA~PART 55
56 MANUVER CINTA~PART 56
57 MANUVER CINTA~PART 57
58 MANUVER CINTA~PART 58
59 MANUVER CINTA~PART 59
60 MANUVER CINTA~PART 60
61 MANUVER CINTA~PART 61
62 MANUVER CINTA~PART 62
63 MANUVER CINTA~PART 63
64 MANUVER CINTA~PART 64
65 MANUVER CINTA~PART 65
66 MANUVER CINTA~PART 66
67 MANUVER CINTA~PART 67
68 MANUVER CINTA~PART 68
69 MANUVER CINTA-PART 69
70 MANUVER CINTA~PART 70
71 MANUVER CINTA~PART 71
72 MANUVER CINTA~PART 72
73 MANUVER CINTA~PART 73
74 MANUVER CINTA~PART 74
75 MANUVER CINTA~PART 75
76 MANUVER CINTA~PART 76
77 MANUVER CINTA~PART 77
78 MANUVER CINTA~PART 78
79 MANUVER CINTA~PART 79
80 MANUVER CINTA~PART 80
81 MANUVER CINTA~PART 81
82 MANUVER CINTA~PART 82
83 MANUVER CINTA-PART 83
84 MANUVER CINTA~PART 84
85 MANUVER CINTA~PART 85
86 MANUVER CINTA~PART 86
87 MANUVER CINTA~PART 87
88 MANUVER CINTA~PART 88
89 MANUVER CINTA~PART 89
90 MANUVER CINTA~PART 90
91 MANUVER CINTA~PART 91
92 MANUVER CINTA~PART 92
93 MANUVER CINTA~PART 93
94 MANUVER CINTA~PART 94
Episodes

Updated 94 Episodes

1
MANUVER CINTA~PART 1
2
MANUVER CINTA~PART 2
3
MANUVER CINTA~PART 3
4
MANUVER CINTA~PART 4
5
MANUVER CINTA~PART 5
6
MANUVER CINTA~PART 6
7
MANUVER CINTA~PART 7
8
MANUVER CINTA~PART 8
9
MANUVER CINTA~PART 9
10
MANUVER CINTA~PART 10
11
MANUVER CINTA~PART 11
12
MANUVER CINTA~PART 12
13
MANUVER CINTA~PART 13
14
MANUVER CINTA~ PART 14
15
MANUVER CINTA~PART 15
16
MANUVER CINTA~PART 16
17
MANUVER CINTA~PART 17
18
MANUVER CINTA~PART 18
19
MANUVER CINTA~ PART 19
20
MANUVER CINTA~PART 20
21
MANUVER CINTA~PART 21
22
MANUVER CINTA~PART 22
23
MANUVER CINTA ~PART 23
24
MANUVER CINTA~PART 24
25
MANUVER CINTA~PART 25
26
MANUVER CINTA~PART 26
27
MANUVER CINTA~PART 27
28
MANUVER CINTA~PART 28
29
MANUVER CINTA~PART 29
30
MANUVER CINTA~PART 30
31
MANUVER CINTA~PART 31
32
MANUVER CINTA~PART 32
33
MANUVER CINTA~PART 33
34
MANUVER CINTA~PART 34
35
MANUVER CINTA ~PART 35
36
MANUVER CINTA~PART 36
37
MANUVER CINTA~PART 37
38
MANUVER CINTA~PART 38
39
MANUVER CINTA~PART 39
40
MANUVER CINTA~PART 40
41
MANUVER CINTA~PART 41
42
MANUVER CINTA~PART 42
43
MANUVER CINTA~PART 43
44
MANUVER CINTA~PART 44
45
MANUVER CINTA~PART 45
46
MANUVER CINTA~PART 46
47
MANUVER CINTA~PART 47
48
MANUVER CINTA~PART 48
49
MANUVER CINTA~PART 49
50
MANUVER CINTA~PART 50
51
MANUVER CINTA~PART 51
52
MANUVER CINTA~PART 52
53
MANUVER CINTA~PART 53
54
MANUVER CINTA~PART 54
55
MANUVER CINTA~PART 55
56
MANUVER CINTA~PART 56
57
MANUVER CINTA~PART 57
58
MANUVER CINTA~PART 58
59
MANUVER CINTA~PART 59
60
MANUVER CINTA~PART 60
61
MANUVER CINTA~PART 61
62
MANUVER CINTA~PART 62
63
MANUVER CINTA~PART 63
64
MANUVER CINTA~PART 64
65
MANUVER CINTA~PART 65
66
MANUVER CINTA~PART 66
67
MANUVER CINTA~PART 67
68
MANUVER CINTA~PART 68
69
MANUVER CINTA-PART 69
70
MANUVER CINTA~PART 70
71
MANUVER CINTA~PART 71
72
MANUVER CINTA~PART 72
73
MANUVER CINTA~PART 73
74
MANUVER CINTA~PART 74
75
MANUVER CINTA~PART 75
76
MANUVER CINTA~PART 76
77
MANUVER CINTA~PART 77
78
MANUVER CINTA~PART 78
79
MANUVER CINTA~PART 79
80
MANUVER CINTA~PART 80
81
MANUVER CINTA~PART 81
82
MANUVER CINTA~PART 82
83
MANUVER CINTA-PART 83
84
MANUVER CINTA~PART 84
85
MANUVER CINTA~PART 85
86
MANUVER CINTA~PART 86
87
MANUVER CINTA~PART 87
88
MANUVER CINTA~PART 88
89
MANUVER CINTA~PART 89
90
MANUVER CINTA~PART 90
91
MANUVER CINTA~PART 91
92
MANUVER CINTA~PART 92
93
MANUVER CINTA~PART 93
94
MANUVER CINTA~PART 94

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!