MANUVER CINTA~PART 7

Sepatunya ditinggalkan begitu saja di gawang pintu mirip nasib si dia kekasih yang tak dianggap.

Zea bergegas duduk di sofa tanpa permisi atau dipersilahkan oleh pemilik rumahnya.

"Kaki Ze bersih kok tante!" ia menunjukan kedua kaki yang masih terbalut kaos kaki selututnya, "baru cuci kaki di depan..."

Eyi tertawa tergelak, jika orang bilang gajah masuk botol itu keliatan banget boongnya, taun 202X yang keliatan boongnya tuh ya ucapan gadis ini. Saga merotasi bola matanya menatap Zea, dasar bocah gila!

"Keliatan banget boongnya. Mana ada cuci kaki pake kaos kaki kering gitu..." sinisnya, tak tau setan apa yang merasuki mulut Saga, ia gatal sekali ingin melempari Zea dengan kenyataan yang menampar gadis itu, jelas-jelas semuanya melihat gadis ini melepas sepatunya barusan. Bohong sih bohong, tapi bohongnya Zea itu nyolok mata!

Moment langka seorang Sagara mau-maunya julidin orang, tapi menurutnya bocah ini ya Allah! Greget sekali! Pengen ngunyah!

"Hay abang----Sa...gara..." mata Zea jatuh dan membaca name tag di dadha Saga yang masih memakai seragam kebesarannya, "seger ya namanya, seseger orangnya! Eaaa!" godanya tak malu-malu dan langsung mengundang tawa Eyi yang melengos ke dalam, "masuk lah, Cle di dalem lagi ganti baju," suruhnya.

"Engga tan, disini dulu lah siang-siang gini panas, pengen liat yang seger-seger!" akuinya tertawa menaik turunkan alisnya ke arah Saga, gila saja! Gadis ini tak ada takut-takutnya.

"Tau aja yang cakep lo! Abang gue jangan digombalin terus! Ngga takut ditembak lo?!" teriak Clemira melintas dari kamar ke arah dapur hendak ke kamar mandi. Pandangan Saga begitu sengak dan malas menatap gadis ini, ia segera beranjak ke arah ruang tengah.

"Mau dong ditembak!" jawab Zea manja memancing tawa Clemira.

"Eh, abang mau kemana?!" tanya Zea.

Namun Saga tak menjawabnya. Gadis itu tak sakit hati, baginya sikap dingin Saga justru semakin menggedor rasa tertantangnya untuk menaklukan gunung es itu. Zea lantas ikut beranjak dan mengekori ke ruang tengah, membuat Saga menoleh tajam, "kamu ikutin saya?" sengitnya.

"Ih abang geer, Ze mau ke kamar Cle...cieeee mau ya, diikutin?!" godanya mencolek-colek lengan Saga nekat, Saga mencebik kesal, bisa-bisanya gadis itu membuatnya salting begini karena digodain, "kamuu!" geramnya tertahan menunjuk Zea, namun Zea sama sekali tak gentar apalagi mengerjap bersembunyi di lipatan lengannya sendiri.

Sorot mata Saga sama sekali tak menurun atau melunak pada wajah menggemaskan Zea, bibir mungil nan tipis beradu dengan paras ayu dan hidung mancungnya, netra gadis ini bening dipadukan bulu mata lentik, bulu-bulu halus yang menghiasi dahi dan sekitaran jambang manisnya menyiratkan kecantikan yang hakiki.

Saga mendengus dan memutar lagi badannya lalu melangkah ke arah dapur menuju kamar mandi, ia sempat berpapasan dengan Clemira yang baru selesai.

Sementara Zea duduk di sofa tengah bersama tante Eirene yang datang dengan setumpuk berkas kantor kesatuan, "ngerjain apa tan?"

"Biasalah tugas kesatuan," jawabnya menaruh sebundle map di meja. Rayyan baru saja keluar dari kamar, sepertinya ia baru selesai melaksanakan dzuhur, itu terlihat dari sarung yang dikenakan.

"Sehat Ze?"

"Hay om, alhamdulillah!" tangan Zea terulur dan meraih punggung tangan Rayyan menyalaminya takzim.

"Papi mu, mami, Zico?" cecarnya lagi, Rayyan tau siapa Zea, bagaimana latar belakangnya.

"Baik om, om apa kabar? Usia segini om masih keliatan gagah, ganteng...prajurit beda ya tante?!" kelakar Zea, Saga yang melinting lengan baju seragam dan celana masih dapat mendengar suara seruan yang mendominasi ruang tengah itu, ia merotasi bola matanya ketika akan bersuci.

"Bocah playgirl. Sana--sini tebar gombalan," dengusnya mengambil air wudhu.

"Iya dong!" jawab Eyi dan Rayyan bersamaan, "haruslah Ze, kalo ngga jaga kebugaran, musuh nembak auto masuk keranda mayit!" balas Rayyan berseloroh.

"Sana solat dulu," tepuk Eyi di pa ha Zea, diangguki Zea.

Rayyan memanjangkan kepala dari sana ke arah gawang pintu ruang tamu demi melihat ke arah luar, karena biasanya Zea akan membawa kendaraan atau supir dan pengawal.

"Kata Cle, kalian pake mobil kamu?" tanya Rayyan.

"Iya om. Pake si hobbit. Tuh di depan, ada pak Cokro sih di dalemnya," jawabnya santai.

Eyi dan Ray sampai terkejut mendengarnya, "pak Cokro? Loh! Kok, ngga disuruh masuk?"

"Udah tapi pak Cokronya masih mau jadi kuncen mobil," jawab Zea santai lebih memilih memelorotkan kaos kaki dan melepas tas miliknya, menaruh ponsel yang ada di saku bersiap ke kamar mandi.

"Yang bener aja kamu, kenapa ngga dipaksan masuk sih?! Kasian banget diem di mobil, dikira boneka dashboard!" Eyi dan Rayyan keluar dari rumah untuk meminta pak Cokro masuk.

Zea beranjak ke kamar mandi, entah kebetulan yang keberapa kalinya, ataukah ini jodoh! Ia kembali berpapasan dengan Saga yang baru saja keluar dengan wajah, tangan, kaki dan rambut yang terbasahi air, matanya semakin membeliak segar.

Lain halnya dengan Sagara, ia berdecak karena harus kembali bertemu tanpa jarak begini dengan Zea, "eh abang baru beres wudhu, tungguin Ze...bang. Imamin Zea dong, takut solat atau bacaannya ngga bener!" ia cengengesan.

"Kebangetan kalo seumur gini, kamu ngga bisa solat." Jawab Saga.

"Abang tau ngga, kalo kata orangtua dulu...ketemuan secara ngga disengaja lebih dari 3 kali itu namanya jodoh, berarti kita jodoh bang!" imbuhnya.

Saga menarik alisnya sebelah sengak, kesal karena gadis ini tak merasa takut, terancam, apalagi sakit hati, ia meniru cara Zea yang terbilang cukup agresif untuk membuatnya kesal dengan maksud hati membalas gadis ini.

Saga memajukan wajahnya ke depan muka Zea lalu menatapnya dengan seringaian.

"Kamu tau ngga kalo kita ketemu secara ngga sengaja lebih dari 3 kali itu, tandanya saya harus mandi kembang 7 rupa. Takut si al..." balasnya. Zea tertawa mendorong dan menekan dadha Sagara membuat lelaki ini mundur agar memberikan jarak.

"Iya si al. Si alnya karena abang bakalan jatuh cinta sama Zea..." Zea tak mau kalah, tersenyum lebar pada Saga dan berlalu meninggalkan Saga masuk ke kamar mandi.

"Semakin kamu menyingkirkanku, semakin aku mengambil tikungan bermanuver demi menggapai cintamu."

Zea menoleh ke belakang ke arah punggung tegap Sagara yang mulai hilang, untuk kemudian menghilang di pintu.

Zea menjatuhkan badannya di ranjang Cle, bersama si empunya yang bersila santai di sampingnya, bukan tugas sekolah yang tengah dikerjakan Clemira melainkan ia sedang menonton video klip k-pop favorit di laptop pribadinya seraya bergerak menggoyangkan setengah badan bagian atasnya meniru gaya para idola.

Clemira bergumam bersenandung sementara Zea hanya menatap langit-langit kamar Clemira yang ditempeli stiker glow in the dark berbentuk jangkar, bulan, bintang laut, ikan, Zea tersenyum miring.

Di luar sana pak Cokro asik ngemil kreker dan kopi yang disuguhkan tuan rumah, sementara Sagara sedang berbicara serius dengan om Rayyan dan tante Eyi.

"Cle, bang Saga udah punya pacar?" tanya Zea, pertanyaan itu sukses bikin Clemira menoleh horor, "bad question, sistah!" gelengnya.

"Kenapa?"

"Abang Saga itu kaya anti sama cewek, cewek dia tuh kalo ngga pesawat tempur, ya senapan laras panjang....psyutttth dorrr! Dangerous man!" ucapnya berbisik menakuti.

Zea merotasi bola matanya, "serius Cle."

Clemira menyunggingkan senyumannya dengan fokus yang masih pada laptop, "kenapa emangnya nanya-nanya?"

"Kayanya gue suka beneran sama abang lo," akui Zea, membuat Clemira tak bisa untuk tak terkejut dan membeliakan matanya, "jangan deh kayanya."

"Kenapa? Gue cewek baik-baik Cle," Zea bangkit dan duduk, merasa jika ucapan temannya itu cukup menyinggung hati.

"Gue tau. Cuma---" Clemira menggaruk kepalanya yang mendadak gatal tak karuan, kalo bisa akan ia garuk dengan garpu rumput.

"Abang Saga tuh, dingin banget...kayanya susah deh buat sentuh hatinya, gue ngga mau lo sampe sakit hati, bukannya gue mau bikin nyali lo ciut sistah, tapi kalo urusan begini, gue ngga mau ikutan...lo temen gue, dan bang Saga, abang gue...lo ngerti kan Ze? Kalo urusan hati, gue ngga ikut campur," jelasnya acuh tak acuh.

"Sedingin itu, ya?" tanya Zea diangguki Clemira.

Zea kembali menjatuhkan badannya ke belakang, lalu menatap ke langit-langit kamar Clemira.

"Kalo gue tetep mau kejar, gimana?" tanya Zea.

"Yaaa, daripada bikin penasaran. Coba aja, tapi disini gue ngga mau ada di pihak manapun loh!" gidik Cle, "kenapa ngga cari cowok lain aja sih, prajurit tuh sering di php'in tau! Sering ditinggal-tinggal," balas Clemira.

Zea menggidikan bahunya, "ngga tau. Gue suka aja sama abang lo, udah berapa kali kebawa mimpi terus!" jawabnya terkekeh.

"Ck. Itu mah lo nya aja yang kalo mau tidur ngga baca do'a dulu!" decak Clemira.

Obrolan itu berhenti ketika Zea memantapkan hatinya mengejar Sagara. Seiring dengan selesainya obrolan Sagara di ruang tengah bersama Rayyan dan Eyi yang berpamitan untuk bertugas keluar kota.

.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Lalisa

Lalisa

aamiin

2024-10-29

1

Ta..h

Ta..h

zeaaaaa 🤩🤩🤩🤩🤩 g bisa g ketawa.

2024-10-23

0

Susilawati

Susilawati

cuci kaki pakai angin ya zea, makanya kaos kaki nya tetap kering 😆😆😆😆

2024-07-20

0

lihat semua
Episodes
1 MANUVER CINTA~PART 1
2 MANUVER CINTA~PART 2
3 MANUVER CINTA~PART 3
4 MANUVER CINTA~PART 4
5 MANUVER CINTA~PART 5
6 MANUVER CINTA~PART 6
7 MANUVER CINTA~PART 7
8 MANUVER CINTA~PART 8
9 MANUVER CINTA~PART 9
10 MANUVER CINTA~PART 10
11 MANUVER CINTA~PART 11
12 MANUVER CINTA~PART 12
13 MANUVER CINTA~PART 13
14 MANUVER CINTA~ PART 14
15 MANUVER CINTA~PART 15
16 MANUVER CINTA~PART 16
17 MANUVER CINTA~PART 17
18 MANUVER CINTA~PART 18
19 MANUVER CINTA~ PART 19
20 MANUVER CINTA~PART 20
21 MANUVER CINTA~PART 21
22 MANUVER CINTA~PART 22
23 MANUVER CINTA ~PART 23
24 MANUVER CINTA~PART 24
25 MANUVER CINTA~PART 25
26 MANUVER CINTA~PART 26
27 MANUVER CINTA~PART 27
28 MANUVER CINTA~PART 28
29 MANUVER CINTA~PART 29
30 MANUVER CINTA~PART 30
31 MANUVER CINTA~PART 31
32 MANUVER CINTA~PART 32
33 MANUVER CINTA~PART 33
34 MANUVER CINTA~PART 34
35 MANUVER CINTA ~PART 35
36 MANUVER CINTA~PART 36
37 MANUVER CINTA~PART 37
38 MANUVER CINTA~PART 38
39 MANUVER CINTA~PART 39
40 MANUVER CINTA~PART 40
41 MANUVER CINTA~PART 41
42 MANUVER CINTA~PART 42
43 MANUVER CINTA~PART 43
44 MANUVER CINTA~PART 44
45 MANUVER CINTA~PART 45
46 MANUVER CINTA~PART 46
47 MANUVER CINTA~PART 47
48 MANUVER CINTA~PART 48
49 MANUVER CINTA~PART 49
50 MANUVER CINTA~PART 50
51 MANUVER CINTA~PART 51
52 MANUVER CINTA~PART 52
53 MANUVER CINTA~PART 53
54 MANUVER CINTA~PART 54
55 MANUVER CINTA~PART 55
56 MANUVER CINTA~PART 56
57 MANUVER CINTA~PART 57
58 MANUVER CINTA~PART 58
59 MANUVER CINTA~PART 59
60 MANUVER CINTA~PART 60
61 MANUVER CINTA~PART 61
62 MANUVER CINTA~PART 62
63 MANUVER CINTA~PART 63
64 MANUVER CINTA~PART 64
65 MANUVER CINTA~PART 65
66 MANUVER CINTA~PART 66
67 MANUVER CINTA~PART 67
68 MANUVER CINTA~PART 68
69 MANUVER CINTA-PART 69
70 MANUVER CINTA~PART 70
71 MANUVER CINTA~PART 71
72 MANUVER CINTA~PART 72
73 MANUVER CINTA~PART 73
74 MANUVER CINTA~PART 74
75 MANUVER CINTA~PART 75
76 MANUVER CINTA~PART 76
77 MANUVER CINTA~PART 77
78 MANUVER CINTA~PART 78
79 MANUVER CINTA~PART 79
80 MANUVER CINTA~PART 80
81 MANUVER CINTA~PART 81
82 MANUVER CINTA~PART 82
83 MANUVER CINTA-PART 83
84 MANUVER CINTA~PART 84
85 MANUVER CINTA~PART 85
86 MANUVER CINTA~PART 86
87 MANUVER CINTA~PART 87
88 MANUVER CINTA~PART 88
89 MANUVER CINTA~PART 89
90 MANUVER CINTA~PART 90
91 MANUVER CINTA~PART 91
92 MANUVER CINTA~PART 92
93 MANUVER CINTA~PART 93
94 MANUVER CINTA~PART 94
Episodes

Updated 94 Episodes

1
MANUVER CINTA~PART 1
2
MANUVER CINTA~PART 2
3
MANUVER CINTA~PART 3
4
MANUVER CINTA~PART 4
5
MANUVER CINTA~PART 5
6
MANUVER CINTA~PART 6
7
MANUVER CINTA~PART 7
8
MANUVER CINTA~PART 8
9
MANUVER CINTA~PART 9
10
MANUVER CINTA~PART 10
11
MANUVER CINTA~PART 11
12
MANUVER CINTA~PART 12
13
MANUVER CINTA~PART 13
14
MANUVER CINTA~ PART 14
15
MANUVER CINTA~PART 15
16
MANUVER CINTA~PART 16
17
MANUVER CINTA~PART 17
18
MANUVER CINTA~PART 18
19
MANUVER CINTA~ PART 19
20
MANUVER CINTA~PART 20
21
MANUVER CINTA~PART 21
22
MANUVER CINTA~PART 22
23
MANUVER CINTA ~PART 23
24
MANUVER CINTA~PART 24
25
MANUVER CINTA~PART 25
26
MANUVER CINTA~PART 26
27
MANUVER CINTA~PART 27
28
MANUVER CINTA~PART 28
29
MANUVER CINTA~PART 29
30
MANUVER CINTA~PART 30
31
MANUVER CINTA~PART 31
32
MANUVER CINTA~PART 32
33
MANUVER CINTA~PART 33
34
MANUVER CINTA~PART 34
35
MANUVER CINTA ~PART 35
36
MANUVER CINTA~PART 36
37
MANUVER CINTA~PART 37
38
MANUVER CINTA~PART 38
39
MANUVER CINTA~PART 39
40
MANUVER CINTA~PART 40
41
MANUVER CINTA~PART 41
42
MANUVER CINTA~PART 42
43
MANUVER CINTA~PART 43
44
MANUVER CINTA~PART 44
45
MANUVER CINTA~PART 45
46
MANUVER CINTA~PART 46
47
MANUVER CINTA~PART 47
48
MANUVER CINTA~PART 48
49
MANUVER CINTA~PART 49
50
MANUVER CINTA~PART 50
51
MANUVER CINTA~PART 51
52
MANUVER CINTA~PART 52
53
MANUVER CINTA~PART 53
54
MANUVER CINTA~PART 54
55
MANUVER CINTA~PART 55
56
MANUVER CINTA~PART 56
57
MANUVER CINTA~PART 57
58
MANUVER CINTA~PART 58
59
MANUVER CINTA~PART 59
60
MANUVER CINTA~PART 60
61
MANUVER CINTA~PART 61
62
MANUVER CINTA~PART 62
63
MANUVER CINTA~PART 63
64
MANUVER CINTA~PART 64
65
MANUVER CINTA~PART 65
66
MANUVER CINTA~PART 66
67
MANUVER CINTA~PART 67
68
MANUVER CINTA~PART 68
69
MANUVER CINTA-PART 69
70
MANUVER CINTA~PART 70
71
MANUVER CINTA~PART 71
72
MANUVER CINTA~PART 72
73
MANUVER CINTA~PART 73
74
MANUVER CINTA~PART 74
75
MANUVER CINTA~PART 75
76
MANUVER CINTA~PART 76
77
MANUVER CINTA~PART 77
78
MANUVER CINTA~PART 78
79
MANUVER CINTA~PART 79
80
MANUVER CINTA~PART 80
81
MANUVER CINTA~PART 81
82
MANUVER CINTA~PART 82
83
MANUVER CINTA-PART 83
84
MANUVER CINTA~PART 84
85
MANUVER CINTA~PART 85
86
MANUVER CINTA~PART 86
87
MANUVER CINTA~PART 87
88
MANUVER CINTA~PART 88
89
MANUVER CINTA~PART 89
90
MANUVER CINTA~PART 90
91
MANUVER CINTA~PART 91
92
MANUVER CINTA~PART 92
93
MANUVER CINTA~PART 93
94
MANUVER CINTA~PART 94

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!