MANUVER CINTA~PART 5

Asrama markas besar menjadi tujuannya untuk pulang, setelah drama tante Eyi yang memaksanya membawa segala jenis makanan dalam kotak makan bertumpuk, dengan dalih takut keponakannya itu kelaparan. Akhirnya, mau tidak mau Saga membawa serta makanan-makanan itu ke mess.

Deru mesin motor bersatu dengan suara binatang malam dan nyanyian prajurit di kala merindukan keluarga, terlebih prajurit muda sepertinya.

Jika di blok depan ia akan menemukan keheningan berteman serangga malam yang mengelilingi lampu teras, maka di barisan asrama prajurit muda sepertinya ia akan menemukan keramaian yang merakyat.

Letda Luki adalah teman satu letting dengannya di akademi dulu, mereka lulus bersama-sama meskipun rentang usia yang berbeda 3 tahun, ia duduk melantai bersama Izan di teras mess sepetak miliknya. Kebetulan sekali mereka dipertemukan di berbagai kesempatan untuk menjadi satu kesatuan, jomblo-jomblo ngenes!

Apakah kesatuan prajurit negri ini adalah semacam perkumpulan jomblo-jomblo ngenes?!

Melihat Saga yang membawa paper bag, Izan tau jika Saga adalah malaikat penolong, pemadam kelaparan bagi kedua temannya di kala habis bulan menjelang.

"Tuhan Maha tau ya, Ga?! Kalo prajurit muda bangsa ini belum nemu makan dari sore!" seru Izan menaruh kue biskuit keras yang lumayan berserat hasil jarahannya di kompi markas, ia menyelundupkan 3 bungkus biskuit untuk teman kopi.

Luki tertawa mendorong punggung tegap rekannya, "nih! Nih orang, Ga. Atasan tau lo kena!"

"Halah ilang 3 mah ngga akan kena, anggap aja nyempil terus remuk di kargo!" jawabnya enteng.

"Wah, bau-baunya bawa makanan Ga?!" alis Izan naik turun demi merayu Saga.

Sagara mengulas senyuman tipis seraya mengusap kepalanya kasar dari depan ke belakang, mengabsen setiap helai rambut cepaknya kali aja kurang selembar.

Ia duduk di teras bersama Izan dan Luki lalu membongkar isian paper bag yang dibawanya di depan kedua temannya itu, bak lalat mencium bau nektar, Luki dan Izan langsung mengerubungi.

Saga menyisihkan terlebih dahulu bagiannya yang memang mau ia simpan di dalam lemari pendingin lalu membiarkan kedua rekannya itu mengambil sisanya.

"Gue masuk dulu lah, ngantuk!" ujar Saga.

"Ga, tumben amat?! Beneran ngga mau ngaso bareng dulu disini?!" tanya Izan yang mulutnya dipenuhi makanan.

Saga mengangkat tangannya bukan tanda menyerah namun ia menyilahkan keduanya untuk menghabiskan makanan itu.

"Thanks, abang ganteng! Abang boh hate adek, bang!" tawa Luki. Saga hanya tertawa kecil menanggapi kedua rekan gilanya itu.

"Entar bobo bareng, ya bang?!"

"Najis," balas Sagara membuat mereka tertawa.

Cukup rapi, sebagai seorang prajurit hidupnya disiplin, ditambah memang sejak brojol Sagara sudah tinggal bersama orang-orang yang begitu mengenal kata rapi, ia terdidik dan terlatih rapi sejak kecil.

Ia segera menyambar handuk dan melesat ke kamar mandi setelah menaruh kotak makan ke dalam kulkas terlebih dahulu.

Menyiram tubuhnya yang cukup lengket dan pikiran yang lelah, meluruhkannya bersama air mengalir.

Saat matanya terpejam, semua potongan kejadian hari ini ia simpan baik-baik dalam memori otaknya, termasuk seorang gadis SMA pemilik senyuman termanis sepaket wajah cantik dan lesung pipinya.

Ah, otaknya mulai koslet memikirkan wanita! Sejak kapan minatnya berubah haluan dari wanita menjadi bocah tengil, rupanya ocehan serta gombalan khas Zea meninggalkan bekas di ingatan Sagara, selama ini ia belum pernah menemukan gadis seberani Zea, yang dengan terang-terangan berani menggombalinya tanpa takut ditembak.

Letda Sonia, Sertu Livia, bahkan lettu Sarah sekalipun, tak sampai membuatnya begitu. Karena mungkin mereka adalah wanita-wanita dewasa yang memikirkan rasa malu dan dapat mengendalikan sikap, lain halnya dengan gejolak remaja Zea, entah memang sifat gadis itu saja yang nekat.

Dan si alnya, gadis berani nan nekat seperti itu mampu membuat Saga memikirkannya. Jikalau harus menyukai, Saga tak akan mungkin memilih menjatuhkan hatinya pada Zea, NO! Tidak logis, bocah! Senyumnya miring.

Saga terbiasa bangun subuh, lalu mengawali harinya layaknya anak kost'an yang jauh dari rumah.

Jika Luki keluar dengan mata sepet dan masih sarungan, maka Saga sudah dengan stelan jaket kesatuan dan celana trening bersiap memanaskan badan agar otot tidak letoy.

"Ga, tungguin lah! Bareng!" pinta Luki.

"Buru, gue sambil pake sepatu!" jawab Saga.

Keduanya berlari pagi bersama sebelum berangkat ngantor, nugas.

Bagi para bujang begini, kadang terlalu malas untuk sekedar masak sendiri. Maka kalau tidak jajan gorengan ya beli lauk di warteg.

"Lu ngga beli lauk nasi, Ga?" tanya Luki ketika mereka berlari pagi keluar kesatuan, melewati warteg langganan dan memilih lauk yang diinginkan untuk teman nasi, kasian kalo di rumah nasi jomblo tak memiliki teman.

"Masih ada lauk dari tante Eyi," jawabnya meneguk air mineral, ia duduk di bangku panjang yang disediakan pihak warteg, menatap jalanan sekitar yang sudah mulai sibuk oleh aktivitas manusia seraya menunggu Luki membeli lauk makan.

"Hari ini kapten Yuan bilang ada latihan bersama, gue yakin nanti nama elu keluar di list nugas ke luar, Ga." ucapnya sesekali melirik Sagara sambil mengeluarkan beberapa lembar uang dari lipatan dalam saku celana.

Saga hanya mendengar tanpa mau tersenyum atau menjawab.

"Kayanya nama lu bakalan ada di kenaikan pangkat berikutnya ini mah," imbuhnya lagi.

"Kita liat aja nanti." Balasnya singkat beranjak dari duduknya ketika melihat gelagat Luki yang telah menyelesaikan pembayaran.

Kembali mereka berlari menuju kesatuan tempat tinggal, menggantungkan kehidupan dan bernaung.

Aktifitasnya tak ada yang istimewa selain agenda seorang Letda. Namun sepertinya memang anak si mata garuda ini memang istimewa di mata senior, atasan dan kesatuan, bakat, kemampuannya mengantarkan nama Sagara ke dalam list letnan dua yang selalu disertakan dalam tugas luar.

"Lapor ndan, letda Sagara siap bertugas!" ia menghormat tegap tak tergoyahkan diantara seragam lorengnya.

"Ya."

Surat perintah sudah di dapat, mungkin seminggu ia akan meninggalkan mess dan ibukota.

Sebelum pergi, ia akan pamit dan meminta do'a restu Rayyan dan Eyi yang sudah seperti orangtuanya sendiri seperti biasanya termasuk menelfon Fara dan Al Fath terlebih dahulu.

"Ma, Ze pulangnya mau kerja kelompok sekalian main ke rumah Cle, ya!" teriaknya pamit pagi tadi sesaat sebelum ia berangkat sekolah. Mama Rieke hanya bisa menghela nafas, meski tau kerkom itu hanyalah alasan saja untuk menutupi kata main, tapi ia tak mau melarang-larang Zea, yang terpenting anak gadisnya itu bisa jaga diri dan tetap menjaga konsistensi prestasinya.

"Jangan kesorean!"

"Oke, kalo gitu malem!" jawab Zea, ia langsung berlari sebelum mendengar semburan kemarahan mama Rieke atas selorohannya.

"Jangan pulang sekalian!!!" jawabnya tak kalah menjerit.

Terpopuler

Comments

Lalisa

Lalisa

😂😂

2024-10-29

0

Lalisa

Lalisa

katanya bocah tapi ko mikirin hmm

2024-10-29

0

Lalisa

Lalisa

cie Abang saga 👍👍

2024-10-29

0

lihat semua
Episodes
1 MANUVER CINTA~PART 1
2 MANUVER CINTA~PART 2
3 MANUVER CINTA~PART 3
4 MANUVER CINTA~PART 4
5 MANUVER CINTA~PART 5
6 MANUVER CINTA~PART 6
7 MANUVER CINTA~PART 7
8 MANUVER CINTA~PART 8
9 MANUVER CINTA~PART 9
10 MANUVER CINTA~PART 10
11 MANUVER CINTA~PART 11
12 MANUVER CINTA~PART 12
13 MANUVER CINTA~PART 13
14 MANUVER CINTA~ PART 14
15 MANUVER CINTA~PART 15
16 MANUVER CINTA~PART 16
17 MANUVER CINTA~PART 17
18 MANUVER CINTA~PART 18
19 MANUVER CINTA~ PART 19
20 MANUVER CINTA~PART 20
21 MANUVER CINTA~PART 21
22 MANUVER CINTA~PART 22
23 MANUVER CINTA ~PART 23
24 MANUVER CINTA~PART 24
25 MANUVER CINTA~PART 25
26 MANUVER CINTA~PART 26
27 MANUVER CINTA~PART 27
28 MANUVER CINTA~PART 28
29 MANUVER CINTA~PART 29
30 MANUVER CINTA~PART 30
31 MANUVER CINTA~PART 31
32 MANUVER CINTA~PART 32
33 MANUVER CINTA~PART 33
34 MANUVER CINTA~PART 34
35 MANUVER CINTA ~PART 35
36 MANUVER CINTA~PART 36
37 MANUVER CINTA~PART 37
38 MANUVER CINTA~PART 38
39 MANUVER CINTA~PART 39
40 MANUVER CINTA~PART 40
41 MANUVER CINTA~PART 41
42 MANUVER CINTA~PART 42
43 MANUVER CINTA~PART 43
44 MANUVER CINTA~PART 44
45 MANUVER CINTA~PART 45
46 MANUVER CINTA~PART 46
47 MANUVER CINTA~PART 47
48 MANUVER CINTA~PART 48
49 MANUVER CINTA~PART 49
50 MANUVER CINTA~PART 50
51 MANUVER CINTA~PART 51
52 MANUVER CINTA~PART 52
53 MANUVER CINTA~PART 53
54 MANUVER CINTA~PART 54
55 MANUVER CINTA~PART 55
56 MANUVER CINTA~PART 56
57 MANUVER CINTA~PART 57
58 MANUVER CINTA~PART 58
59 MANUVER CINTA~PART 59
60 MANUVER CINTA~PART 60
61 MANUVER CINTA~PART 61
62 MANUVER CINTA~PART 62
63 MANUVER CINTA~PART 63
64 MANUVER CINTA~PART 64
65 MANUVER CINTA~PART 65
66 MANUVER CINTA~PART 66
67 MANUVER CINTA~PART 67
68 MANUVER CINTA~PART 68
69 MANUVER CINTA-PART 69
70 MANUVER CINTA~PART 70
71 MANUVER CINTA~PART 71
72 MANUVER CINTA~PART 72
73 MANUVER CINTA~PART 73
74 MANUVER CINTA~PART 74
75 MANUVER CINTA~PART 75
76 MANUVER CINTA~PART 76
77 MANUVER CINTA~PART 77
78 MANUVER CINTA~PART 78
79 MANUVER CINTA~PART 79
80 MANUVER CINTA~PART 80
81 MANUVER CINTA~PART 81
82 MANUVER CINTA~PART 82
83 MANUVER CINTA-PART 83
84 MANUVER CINTA~PART 84
85 MANUVER CINTA~PART 85
86 MANUVER CINTA~PART 86
87 MANUVER CINTA~PART 87
88 MANUVER CINTA~PART 88
89 MANUVER CINTA~PART 89
90 MANUVER CINTA~PART 90
91 MANUVER CINTA~PART 91
92 MANUVER CINTA~PART 92
93 MANUVER CINTA~PART 93
94 MANUVER CINTA~PART 94
Episodes

Updated 94 Episodes

1
MANUVER CINTA~PART 1
2
MANUVER CINTA~PART 2
3
MANUVER CINTA~PART 3
4
MANUVER CINTA~PART 4
5
MANUVER CINTA~PART 5
6
MANUVER CINTA~PART 6
7
MANUVER CINTA~PART 7
8
MANUVER CINTA~PART 8
9
MANUVER CINTA~PART 9
10
MANUVER CINTA~PART 10
11
MANUVER CINTA~PART 11
12
MANUVER CINTA~PART 12
13
MANUVER CINTA~PART 13
14
MANUVER CINTA~ PART 14
15
MANUVER CINTA~PART 15
16
MANUVER CINTA~PART 16
17
MANUVER CINTA~PART 17
18
MANUVER CINTA~PART 18
19
MANUVER CINTA~ PART 19
20
MANUVER CINTA~PART 20
21
MANUVER CINTA~PART 21
22
MANUVER CINTA~PART 22
23
MANUVER CINTA ~PART 23
24
MANUVER CINTA~PART 24
25
MANUVER CINTA~PART 25
26
MANUVER CINTA~PART 26
27
MANUVER CINTA~PART 27
28
MANUVER CINTA~PART 28
29
MANUVER CINTA~PART 29
30
MANUVER CINTA~PART 30
31
MANUVER CINTA~PART 31
32
MANUVER CINTA~PART 32
33
MANUVER CINTA~PART 33
34
MANUVER CINTA~PART 34
35
MANUVER CINTA ~PART 35
36
MANUVER CINTA~PART 36
37
MANUVER CINTA~PART 37
38
MANUVER CINTA~PART 38
39
MANUVER CINTA~PART 39
40
MANUVER CINTA~PART 40
41
MANUVER CINTA~PART 41
42
MANUVER CINTA~PART 42
43
MANUVER CINTA~PART 43
44
MANUVER CINTA~PART 44
45
MANUVER CINTA~PART 45
46
MANUVER CINTA~PART 46
47
MANUVER CINTA~PART 47
48
MANUVER CINTA~PART 48
49
MANUVER CINTA~PART 49
50
MANUVER CINTA~PART 50
51
MANUVER CINTA~PART 51
52
MANUVER CINTA~PART 52
53
MANUVER CINTA~PART 53
54
MANUVER CINTA~PART 54
55
MANUVER CINTA~PART 55
56
MANUVER CINTA~PART 56
57
MANUVER CINTA~PART 57
58
MANUVER CINTA~PART 58
59
MANUVER CINTA~PART 59
60
MANUVER CINTA~PART 60
61
MANUVER CINTA~PART 61
62
MANUVER CINTA~PART 62
63
MANUVER CINTA~PART 63
64
MANUVER CINTA~PART 64
65
MANUVER CINTA~PART 65
66
MANUVER CINTA~PART 66
67
MANUVER CINTA~PART 67
68
MANUVER CINTA~PART 68
69
MANUVER CINTA-PART 69
70
MANUVER CINTA~PART 70
71
MANUVER CINTA~PART 71
72
MANUVER CINTA~PART 72
73
MANUVER CINTA~PART 73
74
MANUVER CINTA~PART 74
75
MANUVER CINTA~PART 75
76
MANUVER CINTA~PART 76
77
MANUVER CINTA~PART 77
78
MANUVER CINTA~PART 78
79
MANUVER CINTA~PART 79
80
MANUVER CINTA~PART 80
81
MANUVER CINTA~PART 81
82
MANUVER CINTA~PART 82
83
MANUVER CINTA-PART 83
84
MANUVER CINTA~PART 84
85
MANUVER CINTA~PART 85
86
MANUVER CINTA~PART 86
87
MANUVER CINTA~PART 87
88
MANUVER CINTA~PART 88
89
MANUVER CINTA~PART 89
90
MANUVER CINTA~PART 90
91
MANUVER CINTA~PART 91
92
MANUVER CINTA~PART 92
93
MANUVER CINTA~PART 93
94
MANUVER CINTA~PART 94

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!