MANUVER CINTA~PART 3

Senakal-nakalnya Zea, ia tetaplah anak yang suka bangun subuh buat setor muka sama Sang Pencipta katanya karena ngga mau namanya di depak dari bangku calon penghuni langit, ia juga takut jika setiap do'anya dimasukan antrian tunggu kalo sampe ngga ibadah, meskipun abis itu balik lagi nung ging di kasur.

Gadis dengan piyama navy bermotif bintang ini masih bergulung di kasurnya mirip sostel.

"Ze, mana mam?" tanya papa Rewarangga dengan secangkir kopi di tangannya matanya masih terasa sepet jika belum melihat si bungsu turun dan membuat kehebohan rumah, berasa jika sarapannya itu ada yang kurang.

"Biasa----anak papa kan mesti liat mama'nya mode reog dulu, baru bangun...." jawab mama menyendokan nasi ke dalam piring papa dengan kalem dan cantiknya sebelum nanti ia akan berubah jadi nenek gayung ketika menghadapi Zea si bungsu. Zico sang kakak yang sama-sama bekerja di kementrian hanya saja berbeda badan kementrian sudah siap dengan pakaian seragamnya, Zico sudah terjun ke dunia kerja sejak usianya masih muda.

"Mama harus tegas sama Ze, ngga bisa gitu terus...." ujar Zico duduk bergabung. Mama menggeleng, ia sudah angkat tangan dengan kelakuan Zea. Zico beranjak dari duduknya sebelum benar-benar mengambil nasi, kemudian melangkah ke kamar atas menuju kamar adik kesayangan. Sebagai seorang kakak ia pun memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan membimbing adik satu-satunya itu.

Zico membuka pintu kamar Zea yang tak pernah ia kunci dan menemukan ulat gonggong sedang terlelap nyenyak, Zico membuka setiap lembaran tirai agar terang.

"Ze---Ze...mau jadi apa kamu, jam segini belum bangun. Sekolah kamu tuh jam 7, ini udah siang Ze, mau bangun jam berapa kamu, Ze?!" ucapnya hanya dibalas kunyaha absurd dari adiknya, nyemnyemnyem...entah apa yang sedang ia kunyah.

"Ayok bangun!" tangan Zico terulur mengangkat tubuh adiknya yang menggeliat, "aduhhh ini apa sih, mas Zico!" mata Zea bahkan masih terpejam ketika tubuh kecilnya di gendong Zico turun.

Lelaki dengan brewok-brewok tipis nan rapi ini mendengus, "malah kaya di nina boboin kamu!"

Mama dan papa sampai melongo di tempat melihat Zea yang digendong oleh Zico, "astagfirullah, ck---ck! Ze!"

"Mau dibawa kemana adik kamu, Zi?"

Udara pagi yang dingin tak membuat Zea lantas membuka mata, karena buaian mas-nya, dan tiba-tiba.

Byurrr!

"Aaaa, mas Zico ihhh!" Zea langsung melotot dan tergelonjak di dalam kolam renang, ia benar-benar membuka matanya lebar-lebar.

Mama dan papa tertawa di tempatnya, "ampun!"

Zico terkekeh kecil, "udah seger? Bisa liat langit ngga? Udah terang kan?! Biar sekalian mandi, abis itu sekolah!"

Matanya menatap sengit ke arah kakaknya, "mas Zicoooo ihhhh! Dinginnn! Zea mandi tapi ngga di kolam juga kaya putri duyung ah!" Zea mencipratkan air ke arah Zico namun lelaki itu berhasil menjauh duluan menghindari amukan Zea.

Zea memasukan baju untuknya berlatih ekskul dance di sekolah, lalu turun dari kamar dengan tas berwarna ungu-ungu gemesh.

"Hari ini ada ekskul?" tanya mama diangguki Zea, "nanti pulang mau dijemput supir jam berapa?"

Mama melipat roti gandum untuk bekal Zea nanti dengan selai kacang dan coklat lalu memasukannya ke dalam kotak makan.

"Jam 5 aja."

"Pak Cokro!" panggil mama kencang, hingga seorang berpakaian rapi menghampiri, "iya bu,"

"Nanti jangan lagi mau-maunya kasih kunci mobil ke anak ini!" tunjuk mama pada Zea mendesis.

"Iya bu, maaf." Pak Cokro meringis mengingat kejadian lalu, saat ia mengabulkan permintaan nona kecilnya itu untuk membawa mobil, alhasil ia pun ikut masuk rumah sakit bersama mobil masuk bengkel dan menghabiskan tak kurang dari 10 juta. Padahal kalo disedekahin, bisa kasih beras satu rt!

Zea berjalan memasuki gerbang sekolah dan berdadah ria pada pak Cokro, takutnya nanti kangen.

Supirnya itu sudah tak aneh lagi dengan kelakuan ajaib si anak majikan, apalah ia yang tak punya beban menanggung perut anak--istri, mau goyang itik kecengklak di jalan juga bebas-bebas aja!

Zea masih mengunyah permen karetnya saat menurunkan earphone dari telinganya, kaos kaki panjang hingga menutupi batok lututnya tak sampai berbatasan dengan ujung rok yang berada di atas lutut.

Tangannya menarik elastisitas permen karet yang sudah tak manis lagi semacam janji mantan, dengan santainya Zea memeperkan itu di atas jok motor begitu saja yang entah milik siapa saat melewati parkiran sekolah dimana kendaraan bermotor maupun sepeda berderet mirip di showroom motor, pokoknya ia milih motor paling jelek aja!

Untuk urusan masuk sekolah ia jarang terlambat, karena etos kerja pak Cokro patut diacungi jempol, ia begitu disiplin waktu dan sat-set bawa mobil persis pembalap Nascar. Mungkin besok lusa Zea akan mendaftarkan pak Cokro di ajang balapan formula 1 saja atau masukin nama pak Cokro di squadnya Dominic Toretto, di serial Fast and Furios gantiin Bryan O'conner.

"Hay, Ze baru datang?" sapa siswa yang cukup memiliki nama diantara siswa-siswi famous disana menyadarkan kediaman Zea, membuat gadis ini melirik sekilas.

Zea tersenyum manis, "baru mau pulang!" jawabnya terkekeh.

"Haha bisa aja becandanya! Mau ke kantin ngga? Aku traktir deh!" ia menyamakan langkahnya berada di samping Zea, saat Zea berjalan menuju kelasnya.

"Boleh, tapi borong sekantin ya?!" sebenernya ia malas menanggapi rekan terong-terongan, namun Zea percaya ucapan orangtua dulu jika lidah memang tak bertulang dan lebih menyakitkan ketimbang pisau belati, seseorang yang hatinya tersakiti memicunya untuk balas dendam, dan Zea tak mau itu. Ditambah jaman sekarang, banyak manusia milenial yang nekat kriminal hanya karena sakit hati, terlebih generasi muda jaman sekarang yang akhlaknya bikin ngelus dadha.

Dean tertawa renyah hingga matanya menyipit dan menampakan lesung pipi di kedua sisi pipinya, sebenarnya Dean itu tampan nan keren untuk ukuran siswa remaja, namun sayangnya Zea tak tertarik.

"Boleh, apapun yang Zea mau, aku penuhi!"

Zea bahkan sudah muntah dari tempatnya, hah! Dasar biji salak! Ia memutar bola matanya.

Clemira baru saja sampai, hingga alisnya berkerut saat seorang guru heboh di parkiran membuat suasana sedikit riuh.

"Ada apa?" colek Clemira pada sesama siswa yang melihat juga, si bapak killer lagi ngomel-ngomel persis paman donald bebek di balik kacamata tebalnya.

"Itu, si pak Bahrul ngambek! Katanya ada orang usil naro permen karet di jok motornya, ngga sengaja kedudukin sama si bapak!" jelasnya, Clemira beroh singkat lalu melanjutkan tujuannya, "kirain apaan, heboh amat! Lagian siapa juga yang usil, rajin amat!" gidiknya acuh.

Clemira menemukan sohib setanah airnya itu sedang duduk, bukan di bangku mereka namun di atas meja rekan sekelas, memang kebiasaan Zea yang duduk di meja orang sambil ongkang-ongkang kaki mirip kuntilanak sambil gosipan, meski begitu yang digosipin ya game online! Percaya atau tidak, Zea pemain game online yang tengah viral.

Kadang Clemira heran dengan Zea, sering main game namun ia siswi yang cukup pintar.

Clemira bergabung, "Guru tercinta tuh lagi heboh!" imbuhnya memberi informasi menyenggol bahu Zea. Zea menoleh, "siapa?"

"Pak Bahrul lah! Guru kesayangan lu, teman debat sehidup semati," jawab Clemira merebut earphone dari leher Zea lalu memakainya tanpa permisi ataupun ijin.

Kendati begitu, Zea tak marah, karena memang sudah terbiasa, ia dan Clemira bak ginjal dan batunya yang tak terpisahkan.

"Kenapa?"

"Katanya ada orang usil yang naro permen karet di jok motornya terus ngga sengaja dia dudukin, lagian jadi guru galak, pantes lah pada ngga suka sampe diusilin!" ucap Clemira.

"Oh!" Zea hanya berohria tak ingat.

"Ketemu orangnya? Siapa emangnya?" tanya Zea lagi. Clemira hanya bisa menggidikan bahunya seraya melengkungkan bibir, "mana Cle tau! Orang yang sebel kali sama si bapak,"

Zea mengangguk-angguk setuju, "hm kayanya sih."

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

hahahaha ada ajalah idemu zea

2024-03-12

0

Queen Mother

Queen Mother

Penyakit emang

2023-12-26

1

Queen Mother

Queen Mother

Wkwkwkwk ulat gonggong, macam mana tuh?

2023-12-25

0

lihat semua
Episodes
1 MANUVER CINTA~PART 1
2 MANUVER CINTA~PART 2
3 MANUVER CINTA~PART 3
4 MANUVER CINTA~PART 4
5 MANUVER CINTA~PART 5
6 MANUVER CINTA~PART 6
7 MANUVER CINTA~PART 7
8 MANUVER CINTA~PART 8
9 MANUVER CINTA~PART 9
10 MANUVER CINTA~PART 10
11 MANUVER CINTA~PART 11
12 MANUVER CINTA~PART 12
13 MANUVER CINTA~PART 13
14 MANUVER CINTA~ PART 14
15 MANUVER CINTA~PART 15
16 MANUVER CINTA~PART 16
17 MANUVER CINTA~PART 17
18 MANUVER CINTA~PART 18
19 MANUVER CINTA~ PART 19
20 MANUVER CINTA~PART 20
21 MANUVER CINTA~PART 21
22 MANUVER CINTA~PART 22
23 MANUVER CINTA ~PART 23
24 MANUVER CINTA~PART 24
25 MANUVER CINTA~PART 25
26 MANUVER CINTA~PART 26
27 MANUVER CINTA~PART 27
28 MANUVER CINTA~PART 28
29 MANUVER CINTA~PART 29
30 MANUVER CINTA~PART 30
31 MANUVER CINTA~PART 31
32 MANUVER CINTA~PART 32
33 MANUVER CINTA~PART 33
34 MANUVER CINTA~PART 34
35 MANUVER CINTA ~PART 35
36 MANUVER CINTA~PART 36
37 MANUVER CINTA~PART 37
38 MANUVER CINTA~PART 38
39 MANUVER CINTA~PART 39
40 MANUVER CINTA~PART 40
41 MANUVER CINTA~PART 41
42 MANUVER CINTA~PART 42
43 MANUVER CINTA~PART 43
44 MANUVER CINTA~PART 44
45 MANUVER CINTA~PART 45
46 MANUVER CINTA~PART 46
47 MANUVER CINTA~PART 47
48 MANUVER CINTA~PART 48
49 MANUVER CINTA~PART 49
50 MANUVER CINTA~PART 50
51 MANUVER CINTA~PART 51
52 MANUVER CINTA~PART 52
53 MANUVER CINTA~PART 53
54 MANUVER CINTA~PART 54
55 MANUVER CINTA~PART 55
56 MANUVER CINTA~PART 56
57 MANUVER CINTA~PART 57
58 MANUVER CINTA~PART 58
59 MANUVER CINTA~PART 59
60 MANUVER CINTA~PART 60
61 MANUVER CINTA~PART 61
62 MANUVER CINTA~PART 62
63 MANUVER CINTA~PART 63
64 MANUVER CINTA~PART 64
65 MANUVER CINTA~PART 65
66 MANUVER CINTA~PART 66
67 MANUVER CINTA~PART 67
68 MANUVER CINTA~PART 68
69 MANUVER CINTA-PART 69
70 MANUVER CINTA~PART 70
71 MANUVER CINTA~PART 71
72 MANUVER CINTA~PART 72
73 MANUVER CINTA~PART 73
74 MANUVER CINTA~PART 74
75 MANUVER CINTA~PART 75
76 MANUVER CINTA~PART 76
77 MANUVER CINTA~PART 77
78 MANUVER CINTA~PART 78
79 MANUVER CINTA~PART 79
80 MANUVER CINTA~PART 80
81 MANUVER CINTA~PART 81
82 MANUVER CINTA~PART 82
83 MANUVER CINTA-PART 83
84 MANUVER CINTA~PART 84
85 MANUVER CINTA~PART 85
86 MANUVER CINTA~PART 86
87 MANUVER CINTA~PART 87
88 MANUVER CINTA~PART 88
89 MANUVER CINTA~PART 89
90 MANUVER CINTA~PART 90
91 MANUVER CINTA~PART 91
92 MANUVER CINTA~PART 92
93 MANUVER CINTA~PART 93
94 MANUVER CINTA~PART 94
Episodes

Updated 94 Episodes

1
MANUVER CINTA~PART 1
2
MANUVER CINTA~PART 2
3
MANUVER CINTA~PART 3
4
MANUVER CINTA~PART 4
5
MANUVER CINTA~PART 5
6
MANUVER CINTA~PART 6
7
MANUVER CINTA~PART 7
8
MANUVER CINTA~PART 8
9
MANUVER CINTA~PART 9
10
MANUVER CINTA~PART 10
11
MANUVER CINTA~PART 11
12
MANUVER CINTA~PART 12
13
MANUVER CINTA~PART 13
14
MANUVER CINTA~ PART 14
15
MANUVER CINTA~PART 15
16
MANUVER CINTA~PART 16
17
MANUVER CINTA~PART 17
18
MANUVER CINTA~PART 18
19
MANUVER CINTA~ PART 19
20
MANUVER CINTA~PART 20
21
MANUVER CINTA~PART 21
22
MANUVER CINTA~PART 22
23
MANUVER CINTA ~PART 23
24
MANUVER CINTA~PART 24
25
MANUVER CINTA~PART 25
26
MANUVER CINTA~PART 26
27
MANUVER CINTA~PART 27
28
MANUVER CINTA~PART 28
29
MANUVER CINTA~PART 29
30
MANUVER CINTA~PART 30
31
MANUVER CINTA~PART 31
32
MANUVER CINTA~PART 32
33
MANUVER CINTA~PART 33
34
MANUVER CINTA~PART 34
35
MANUVER CINTA ~PART 35
36
MANUVER CINTA~PART 36
37
MANUVER CINTA~PART 37
38
MANUVER CINTA~PART 38
39
MANUVER CINTA~PART 39
40
MANUVER CINTA~PART 40
41
MANUVER CINTA~PART 41
42
MANUVER CINTA~PART 42
43
MANUVER CINTA~PART 43
44
MANUVER CINTA~PART 44
45
MANUVER CINTA~PART 45
46
MANUVER CINTA~PART 46
47
MANUVER CINTA~PART 47
48
MANUVER CINTA~PART 48
49
MANUVER CINTA~PART 49
50
MANUVER CINTA~PART 50
51
MANUVER CINTA~PART 51
52
MANUVER CINTA~PART 52
53
MANUVER CINTA~PART 53
54
MANUVER CINTA~PART 54
55
MANUVER CINTA~PART 55
56
MANUVER CINTA~PART 56
57
MANUVER CINTA~PART 57
58
MANUVER CINTA~PART 58
59
MANUVER CINTA~PART 59
60
MANUVER CINTA~PART 60
61
MANUVER CINTA~PART 61
62
MANUVER CINTA~PART 62
63
MANUVER CINTA~PART 63
64
MANUVER CINTA~PART 64
65
MANUVER CINTA~PART 65
66
MANUVER CINTA~PART 66
67
MANUVER CINTA~PART 67
68
MANUVER CINTA~PART 68
69
MANUVER CINTA-PART 69
70
MANUVER CINTA~PART 70
71
MANUVER CINTA~PART 71
72
MANUVER CINTA~PART 72
73
MANUVER CINTA~PART 73
74
MANUVER CINTA~PART 74
75
MANUVER CINTA~PART 75
76
MANUVER CINTA~PART 76
77
MANUVER CINTA~PART 77
78
MANUVER CINTA~PART 78
79
MANUVER CINTA~PART 79
80
MANUVER CINTA~PART 80
81
MANUVER CINTA~PART 81
82
MANUVER CINTA~PART 82
83
MANUVER CINTA-PART 83
84
MANUVER CINTA~PART 84
85
MANUVER CINTA~PART 85
86
MANUVER CINTA~PART 86
87
MANUVER CINTA~PART 87
88
MANUVER CINTA~PART 88
89
MANUVER CINTA~PART 89
90
MANUVER CINTA~PART 90
91
MANUVER CINTA~PART 91
92
MANUVER CINTA~PART 92
93
MANUVER CINTA~PART 93
94
MANUVER CINTA~PART 94

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!