"Anty, kenapa kita tidak masuk ke rumah kakak saja, Zel kan kau ketemu dengan Om Aga." Protes Zeline saat mobil milik Amara melaju meninggalkan rumah.
"Karena kita tidak boleh membuang waktu lebih lama, Zel. Teman Anty Gatha dan Anty Mara sudah menunggu kami di tempat janji bertemu." Jawab Agatha mengambil alih jawaban Amara.
Bibir Zeline mengerucut sebal. Padahal ia sudah sangat ingin melihat wajah Aga yang terlihat sangat tampan di matanya itu.
"Ya deh." Jawab Zeline tak ingin protes lagi. Ia takut jika terlalu banyak protes akan membuat Amara sebal dan mengembalikannya ke rumah kedua orang tuanya.
Amara yang hanya menjadi pendengar pun menghela napas dalam mendengar jawaban dari Agatha. Sebenarnya ia juga sangat ingin melihat wajah Aga, namun karena Agatha melarangnya, Amara jadi tidak bisa berbuat apa-apa.
"Gatha, apa Kak Aga tahu jika kau akan pergi bersamaku pagi ini?" Tanya Amara kemudian.
"Tahu, aku juga memberitahu Kak Aga jika kita akan berjumpa dengan Rendra."
"Lalu bagaimana tanggapan Kak Aga?" Wajah Amara sangat bersemangat saat bertanya.
Agatha mengusap lengan Amara. "Tidak seperti yang diharapkan. Kakakku hanya berohria."
Amara menipiskan bibir. Sudah sejauh ini ia berjuang untuk mendapatkan hati Aga tapi sepertinya tak kunjung berhasil juga.
"Jangan bersedih Mara. Masih banyak jalan untuk mendapatkan hati Kak Aga." Agatha menyemangati.
Amara tersenyum seraya menganggukkan kepala. Ia percaya jika usaha yang ia lakukan saat ini tidak akan mengkhianati hasil.
Mobil milik Amara terus melaju menuju sebuah tempat pertemuan mereka dengan pria bernama Rendra. Setelah menempuh hampir empat puluh menit perjalanan, akhirnya mobil milik Amara pun berhenti di sebuah taman yang berada di dalam kampus tempat Amara dan Agatha menempuh pendidikan beberapa tahun lalu.
"Sudah lama sekali kita tidak berkunjung ke sini, ya." Ucap Amara setelah menutup pintu mobilnya.
"Iya, untung saja Rendra menawari kita bertemu di sini sehingga kita bisa mengingat lagi masa-masa kuliah dulu."
Amara mengangguk mengiyakan perkataan Agatha. Keduanya pun memegang sebelah tangan Zeline lalu melangkah ke arah kursi yang masih kosong.
"Mana Rendra, kenapa dia belum sampai juga?" Tanya Amara heran karena waktu keberangkatan mereka dan Rendra hampir sama namun Rendra belum sampai juga.
"Sepertinya masih berada di jalan. Kita tunggu saja sebentar lagi." Jawab Agatha.
Amara mengangguk mengiyakannya. Sambil menunggu Rendra tiba, Amara memilih mengajak Zeline berjalan-jalan di sekitar taman sambil melihat pohon matoa yang sedang berbuah.
"Anty, Mola mau buah itu Anty!" Tunjuk Maura pada buah Matoa yang nampak menggiurkan di matanya. "Tapi... apa buahnya boleh diambil Anty?" Lanjut Zeline mengingat ia tidak mengetahui siapa pemilik buah matoa tersebut.
"Boleh saja. Buah-buahan di sini bebas diambil oleh siapa saja yang datang berkunjung Zel." Jawab Amara.
"Asik... kalau begitu ambilkan untuk Zel ya Anty!" Pinta Zeline.
Amara tak langsung mengiyakannya. Terlebih tidak ada galah di sekitar mereka yang bisa memudahkannya untuk mengambil buah matoa tersebut.
"Amara..." suara lembut suara pria memanggil namanya membuat Amara memutar kepala ke arah belakang dimana pria tersebut berada.
"Rendra!" Seru Amara dengan wajah ceria.
Senyuman di wajah Rendra semakin terkembang melihat wajah pujaan hatinya. "Lama tak bertemu kau semakin cantik saja Amara." Puji Rendra yang membuat Zeline tersenyum malu-malu mendengarnya padahal bukan dirinya yang dipuji oleh Rendra.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 289 Episodes
Comments
Anonim
nah lo ketemuan sama pria ngajak keponakan.
keponakannya berguru sama auntinya ini mah...
2024-11-14
0
Nanik Kusno
Selain centil.....Zelin ganjen juga ternyata...🤭🤭🤭
2024-08-11
0
Rina Yulianti
geer kamu zeline kecil2
2024-01-31
3