...MATA INDAH DANIEL...
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Karena sudah sore dan sepertinya ayah pun sudah pulang, kami pun berpamitan untuk pulang, karena memang sudah cukup lama juga kami berkunjung ke rumahnya tante Nikma.
Saat baru saja kami keluar dari pintu rumah tante Nikma, Axel tiba-tiba saja menarik ibu.
"Kenapa dek?"
"Aku kebelet mau buang air besar bu,"
"Ih ya ampun dek,"
"Bisa-bisanya kamu malah kebelet."
Dengan cepat ibu pun mempercepat langkah beliau setengah berlari. Namun berbeda hal dengan aku yang memilih untuk berjalan santai saja.
*Bruk.......
Aku menabrak seseorang, karena saking fokusnya membalas pesan yang di kirim oleh Vanya.
"Maaf......"
"Aku tidak sengaja."
"Tidak apa-apa, lain kali harus lebih hati-hati."
"Saat berjalan, sebaiknya kamu tidak terlalu fokus dengan HP mu itu." Lanjutnya.
Aku pun perlahan mulai melihat sosok yang aku tabrak barusan. Sorot matanya begitu tajam berwarna coklat,terlihat indah. Terlebih lagi kulitnya yang putih sedikit kemerahan semakin menambah ketampanannya.
"Kamu tidak apa-apa? Apa ada yang terluka?" Tanyanya.
"Ah tidak,"
"Tidak ada."
"Aku baik-baik saja."
"Kalau begitu, saya permisi."
Dia pun berlalu meninggalkan ku dengan aroma parfumnya yang masih tertinggal.
"Liv......"
"Sedang apa kamu di sana? Cepatlah." Teriak ibu.
"Iya bu......"
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Malamnya aku masih kepikiran oleh anak laki-laki yang tadi sore aku tabrak.
"Kalau di ingat lagi, sepertinya dia itu sama dengan anak laki-laki yang saat pagi aku intip itu."
"Apa mungkin dia itu cowok yang sama?" Gumam ku.
Karena penasaran, aku pun membuka gorden jendela kamar ku. Karena posisinya langsung menghadap ke arah rumah dia. Beruntungnya aku, karena saat ini dia tengah berada di kamarnya. Sepertinya dia tengah belajar,namun posisinya tidak langsung menghadap ke arah jendela hanya bagian sampingnya saja aku bisa melihatnya.
"Benar itu dia,"
"Berarti kalau seperti itu, dia pun sama seperti ku. Ibunya tante Nikma menikah dengan laki-laki asli dari Amerika."
Terlihat ada sosok perempuan yang umurnya tidak berbeda jauh dengan ku. Dia memberikan bukunya dan sepertinya tengah meminta bantuan kakaknya.
"Aduh aku lupa tadi, siapa yah namanya?"
Saking fokusnya aku sampai tidak sadar, kalau ada satu anak perempuan lagi tengah memperhatikan ku di kamar yang satunya lagi. Aku pun buru-buru menutup gorden dan langsung bersembunyi.
"Hampir saja," ucap ku sambil mengelus dada.
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Paginya aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah baru ku. Sedangkan Axel dia masih belum bisa masuk ke sekolah barunya, karena ada keterlambatan dokumen dari sekolah lamanya dan baru bisa bersekolah minggu depan.
"Liv......."
"Ayo." Ucap ayah.
"Iya ayah, ini aku sudah siap."
Aku pun buru-buru keluar dan langsung turun ke lantai satu.
"Ini semua apa bu?" Tanya ku heran.
Ibu sudah menyiapkan bekal untuk aku bawa ke sekolah. Tidak seperti saat di Indonesia, aku bahkan sama sekali belum pernah membawa bekal ke sekolah.
"Karena di sekolah kamu ini merupakan sekolah Internasional dan banyak anak yang berasal dari negara lain. Jadinya ayah meminta ibu untuk buatkan bekal dulu untuk saat ini,"
"Kita tidak tahu, apakah makan siang yang mereka siapkan itu boleh untuk kita." Jelas ayah.
"Oh seperti itu,"
"Ayah pun tahu ini dari tetangga kita itu, anaknya setiap hari hampir membawa bekal untuk makan siang dan snack."
"Iya......."
Aku pun buru-buru memasukan semua bekal ku kedalam tas.
"Nanti kamu bakalan bertemu dengan anak-anak dari berbagai negara lainnya, ayah harap kamu tidak terlalu gugup dan terkejut."
"Iya......."
"Semangat ya nak, ibu yakin kamu pasti bisa." Sambung ibu.
"Pasti," balas ku.
Aku sedikit terkejut, karena sekolahan di sini tidak mewajibkan untuk memakai seragam sekolah. Bukannya tidak ada, hanya saja seragam di gunakan hanya pada saat momen tertentu saja.
Sepanjang perjalanan aku terus melihat ke arah luar.Pemandangan pagi ini cukup mendung tidak seperti kemarin.
"Ayah, nanti aku pulang di jemput ayah juga?" Tanya ku.
"Iya,"
"Nanti kamu hubungi ayah saja, kalau sudah waktunya kamu pulang."
"Kebetulan hari ini, pekerjaan ayah tidak terlalu banyak. Jadi ayah bakal pulang lebih awal," jelasnya.
"Baiklah......."
"Jangan lupa, terus pakai jaket kamu itu.Sepertinya cuaca hari ini cukup dingin dan anginnya cukup kencang juga."
"Iya, aku lihat di luar agak mendung. Tidak seperti hari kemarin," balas ku.
Saat mobil kami terhenti di salah satu lampu merah, tiba-tiba saja ayah membunyikan klakson mobilnya. Aku yang mendengar itu pun langsung celingukan karena penasaran.
Ternyata ayah mengklakson mobil yang berada di samping mobil kami,karema mabil itu pun sama membalas bunyi klakson ayah.
"Siapa?"
"Pak Dobson, tetangga yang ayah ceritakan itu."
"Beliau pun sama, mengantar anaknya menuju sekolah yang sama dengan kamu."
"Ah......."
...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...
Akhirnya setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menitan lamanya, kami pun sampai. Aku pun bisa melihat saat anak tetangga ku,tante Nikma turun dari mobilnya dan berpamitan sama ayahnya.
"Itu dia anaknya," tunjuk ayah.
"Aku pernah melihatnya kemarin," ucap ku.
"Syukurlah, kalau kamu sudah pernah bertemu dengan dia. Ada bagusnya juga, kamu jadi tidak kesulitan nanti saat di kelas." Jelas ayah.
Andai saja ayah tahu, kami bertemu bukan karena sengaja berkenalan. Melainkan kami bertemu saat aku diam-diam mengintip dia di belakang rumahnya dan pada saat aku tidak sengaja menabraknya sore kemarin.
"Ya sudah kalau begitu,aku pamit."
"Sampai ketemu nanti,"
"Semoga hari ini menyenangkan dan lancar." Balas ayah.
"Pasti,"
Aku pun langsung turun dari mobil dan mengikuti arah kemana cowok itu pergi. Memang yah, langkah cowok itu lebih cepat dan sulit untuk aku menyusulnya. Aku sampai kehilangan jejak dia, karena pada saat memasuki gerbang aku kebingungan karena ada banyak siswa lain yang tengah berjalan dan berlarian.
"Hah, kemana perginya dia?" Gumamku.
Aku pun kebingungan harus pergi ke arah mana, karena gedungnya cukup besar dan terlihat sama dari segala sudut.
"Ya ampun, bisa-bisanya aku lupa tidak menanyakan sama ayah tadi."
"Ini aku harus pergi ke mana?"
Saat aku tengah kebingungan di tengah jalan, tiba-tiba saja ada tangan yang menepuk pundak ku.
"Ah......" Teriak ku kaget.
Dengan cepat aku langsung berbalik untuk melihat orang yang sudah mengagetkan ku barusan.
Terlihat ada dua orang siswa cowok dan cewek yang tengah berdiri tepat di belakang ku.
"Hai......"
"Ada yang bisa kami bantu?" Tanyanya.
Aku sempat terdiam dan tidak langsung menjawab pertanyaannya,karena kaget.
"Aku perhatikan sepertinya kamu tengah kebingungan." Ucapnya.
"Ah itu,"
"Jadi begini,ini hari pertama aku masuk sekolah. Aku kebingungan harus pergi kemana," balas ku.
"Oh kamu kelas berapa?" Tanya anak cowok itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments