Sinar mentari mengintip melalui celah gorden menyapa sepasang mata yang masih terlelap di atas tempat tidur.
Matanya sedikit mengernyit karena terganggu dengan pergerakan seseorang dalam ruangan tersebut.
"Tika!" panggil Rhea dengan suara khas bangun tidur.
"Udah bangun?" tanya Cantika menoleh sebentar dan kembali fokus mengeringkan rambutnya.
"Lo udah siap? Ini masih pagi banget loh?" tanya Rhea duduk bersandar di atas tempat tidur sambil mengumpulkan kesadaran sepenuhnya.
"Gak papa, sesekali gue dateng sebelum pak Dio, biar dia seneng. Gue lagi malas ribut sama dia," jawab Cantika yang kerap kali ditegur karena datang mepet sebelum bel berbunyi.
"Dasar!" Rhea tersenyum lalu menggelengkan kepala pelan.
Rhea kembali memerhatikan pergerakan sahabatnya yang tengah mengingat rambut ekor kuda seperti yang menjadi ciri khasnya.
"Gue juga mau masuk!" ucap Rhea yang langsung membuat Cantika berbalik melihatnya.
"Lo mau dateng dengan semua luka itu? Jangan harap!" jawab Cantika kembali berbalik menghadap cermin merapikan rambutnya.
"Abisnya bosan banget seharian di asrama!" keluh Rhea yang telah melewati hari pertamanya bolos sekolah kemarin.
"Yaa mau gimana lagi. Lo boleh masuk hari ini tapi lupain ujian Senin nanti, gimana?" tawar Cantika.
"Jahat!" Rhea merajuk sambil melipat kedua tangannya dan mengalihkan wajahnya.
"Makanya ... diam dan fokus aja buat sembuh, okeh?" titah Cantika mengingatkan.
"Gue berangkat dulu, bye!" lanjut Cantika memeluk sahabatnya itu lalu keluar membawa tas sekolahnya.
"Oh iya, lo bisa pesen kopi and cemilan favorite dari Coffee Love lewat online. Mereka buka cabang didekat sini jadi gak bakalan lama nunggu, okeh. Bye!" ucap Cantika kembali membuka pintu dan bicara disana lalu menutup kembali.
"Coffee Love? Udah lama banget gak main ke sana," gumam Rhea mengingat hari-hari sebelumnya yang kerap kali dihabiskan berjalan-jalan dan nongkrong di sana.
Karena jaraknya yang cukup jauh dari sekolah, mereka hanya bisa pergi ketika weekend saja. Tapi mendengar cafe favoritnya membuka cabang di dekat sini membuat Rhea tertarik untuk memesannya.
Seharian ini dilewati dengan rutinitasnya yang hanya bisa membaca buku dari novelis favoritnya, ditemani lagu, coffee dan cemilan kesukaannya.
Setelah dihampiri rasa bosan dan matanya yang lelah membaca seharian, Rhea pun membereskan buku, makanan dan ponselnya kemudian berbaring untuk tidur.
Waktu menunjukkan pukul dua siang, Rhea terbangun karena panggilan masuk ke ponselnya. Karena tidurnya terganggu, dia pun meraih ponselnya dan menjawab telepon tersebut.
"Halo!" sapa Rhea setengah tertidur.
"Halo, gue balik agak telat yaa. Gue nanti lewat minimarket, lo mau titip apa?" tanya Cantika di seberang sana.
"Apa aja deh terserah lo. Tapi lo mau kemana?" tanya Rhea masih berat untuk bangun sepenuhnya.
"Ada, deh!" jawab Cantika terdengar tawa riang di sana.
"Yaudah gue pergi dulu ya, bye!" lanjutnya dan telepon pun diputus.
"Dia mau kemana, sih? Gak tahu apa, gue bosan sendirian di sini, haisshh!" gumam Rhea meletakkan kembali ponselnya di atas nakas.
Karena terlanjur bangun, Rhea pun memutuskan mandi agar tubuhnya terasa lebih segar. Setelah itu, dia memesan makanan untuk mengisi perutnya yang kosong.
Setelah makan, dia memandangi pemandangan di luar jendela. Dengan alunan musik Coffee milik BTS, grup KPop favoritnya berhasil membawanya terbang ke dalam lamunannya.
Ditengah lamunannya, ponselnya kembali berdering. Senyuman manis terlukis di bibirnya ketika melihat nama kontak yang muncul di layar ponselnya tersebut.
"Gue kangen!" bacanya dalam pesan yang diterimanya.
"Dasar!" jawab Rhea tersenyum.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments