Momen Bahagia

Raut wajah turun milik Daffin disadari William yang duduk di sampingnya. Dia pun menoleh memerhatikan Daffin yang sedikit menjauhkan sendok makannya.

"It's okay. Mereka hanya pergi beberapa hari," ucap William seolah tahu apa yang tengah mengganggu pikiran sahabatnya itu.

"Heh, lo kayak tahu aja," jawab Daffin berniat mengelak.

"Hehe gue kenal lo bukan sehari dua hari kali," timpal William lagi.

"Jadi lo pasti tahu kalau gue gak peduli sama sekali. Gue udah biasa kayak gini. Ada atau nggak mereka, bukan masalah lagi buat gue," jelas Daffin kembali menyantap makanannya.

William hanya menghela napas lalu kembali berpaling ke makanannya. Dia tahu betul sifat sahabatnya itu, meskipun bibirnya mengetakan 'tidak' bukan berarti hatinya mengatakan hal yang sama.

Sekeras apapun seseorang menerima keadaan seperti ini, tentu saja hatinya tidak akan rela sepenuhnya. Pasti ada rasa kecewa dan sepi yang menyelimuti bagian dirinya. Tapi Daffin bukan tipe orang yang mudah menunjukkannya.

Sementara itu, Rhea tengah berbaring menatap langit-langit sambil melamun. Pandangannya kosong tapi berembun seolah merasakan sakit dibagian dalam tubuhnya.

"Richie ...." gumam Rhea menutup mata dan air mata refleks mengalir melewati pelipisnya.

Rhea kembali membuka mata dan menghapus area basah dari pelipisnya. Perhatiannya teralihkan pada kalung ruby yang melingkar dalam genggamannya.

Beberapa saat lalu, Cantika membawanya kembali ke asrama dan membantunya berbaring. Kemudian kalung tersebut diberikan karena terjatuh ketika insiden itu terjadi.

"Daffin yang nemuin. Dari situ kita tahu kalau lo ada di area sana. Dia juga yang dobrak pintu gudang dan gendong lo ke UKS, sendirian," jelas Cantika mengembalikan kalung tersebut.

"Daffin?" gumam Rhea menatap liontin ruby tersebut.

"Lo harusnya gak terlalu dingin sama mereka terutama Daffin. Dia banyak banget bantu kita. Dia juga salah satu orang yang khawatir banget saat lo diperiksa tadi. Please Re, lo—" jelas Cantika.

"Gue tahu apa yang gue lakuin, Tik. Gue juga yakin lo tahu alasannya gue lakuin itu," jawab Rhea menatap sahabatnya lekat.

"Sampai kapan lo kayak gini, Re?" tanya Cantika merasa iba sekaligus khawatir dengan sahabatnya itu.

Rhea hanya diam dan memilih mengubah posisinya berbaringnya membelakangi Cantika. Karena merasa canggung, Cantika pun pamit keluar untuk menenangkan diri.

Ditengah lamunannya memandangi liontin ruby, Rhea kembali membuka pintu kamarnya dan terdengar langkah kaki lebih dari satu orang.

"Re ... liat deh ada siapa, nih?" panggil Cantika yang masuk ke dalam kamar bersama seseorang.

"Bu Lusi?" Rhea menoleh dan berusaha memperbaiki posisinya menjadi duduk.

Melihat Rhea yang sedikit kesulitan bergerak, Cantika dan Lusi segera membantu menahan tubuh wanita itu agar bisa bergeser dengan baik.

"Bu!" Rhea langsung memeluk sosok yang dirindukannya tersebut cukup erat.

"Gimana kondisi kamu, sayang?" tanya Lusi setelah pelukannya lepas. Dia menatap sambil merapikan anak rambut di wajah Rhea dengan penuh kasih sayang.

"Gak papa kok, Bu. Rere kan kuat. Luka gini mah yah ... apa sih ... haha," jawab Rhea dengan raut wajah cerianya.

"Sakitlah, Bu. Di sini, yang ini, ini lagi, terus ini," lanjutnya bersikap manja lalu menunjukkan semua luka ditangan dan kakinya.

"Uuuhhh sayang, yaudah kamu libur dulu sekolahnya, fokus buat sembuh dulu, okeh!" jawab Lusi membalas tingkah manja putrinya itu.

"Ah gak jadi deh, udah sembuh kok, liat nih, iya kan?" jawab Rhea yang langsung berlaga kuat karena tidak ingin libur sekolah.

"No, no, no, ini perintah dokter dan ibu. Kamu harus istirahat, wajib!" pungkas Lusi dengan penekanan agar putrinya benar-benar mematuhinya.

Rhea mengerucutkan bibirnya, merajuk. Melihat hal itu, Lusi justru mengalihkan topik dengan menunjukkan makanan yang dibawanya.

Lusi sedikit menutup mata dengan raut wajah cemberutnya. Dia justru menggoda putrinya itu agar kembali tersenyum dengan makanan favoritnya.

"Ibu denger kalian dibantu cowok-cowok, siapa?" tanya Lusi membuka kembali pembicaraan sambil menikmati makan bersama.

"Ooh itu, temen satu kelompok di mata pelajaran pak Dio. Aku juga kaget mereka mau bantu, padahal kita gak deket-deket banget," jawab Cantika.

"Gak deket?" tanya Lusi.

"Um, mereka baru masuk empat harian. Terus kita kenal juga gara-gara satu kelompok presentasi, udah gitu doang," jawab Cantika sambil menyuapi makanan ke dalam mulutnya.

"Tapi ... kalau Rhea sih, aku gak tahu?" lanjut Cantika sedikit menggoda Rhea.

"Emmmm!" Lusi dan Cantika menatap Rhea dengan senyum penuh arti.

"A-apa sih? Nggak kok, Rere juga gak deket sama mereka. Justru Cantika tuh lagi deket sama salah satu dari mereka. Kemana-mana nempel terus berdua," jawab Rhea membalas Cantika.

"A-apa sih? Nggak lah!" sanggah Cantika dengan wajah memerah.

"Nggak, nggak, tapi merah gitu. Ketahuan, yaa?" goda Rhea lagi dan diakhiri tawa bersama.

"Nggak ada kok, ah elah!" jawab Cantika kembali fokus ke makanannya sambil menahan malu dan senang yang datang begitu saja.

"Yaa gak papa sih kalau kalian deket sama mereka, tapi jangan sampe ganggu sekolah. Kalian harus tetep fokus belajar, jangan sampe nilainya turun apalagi berantaem cuma gara-gara cowok, paham?" ucap Lusi menengahi sambil memberi wejangan.

"Iya, Bu!" jawab Rhea dan Cantika menatap ibunya dengan penuh kasih dan rasa hormat.

Setelah selesai makan dan bercengkrama, Rhea beristirahat ditemani Cantika dan Lusi yang masih membahas beberapa hal. Keduanya duduk tidak jauh dari ranjang tempat Rhea terlelap.

Malam semakin larut, Lusi pun pamit pulang dan Cantika mengantarnya sampai ke araa depan asrama. Sebelumnya dia memastikan Rhea benar-benar terlelap dan pergerakan mereka tidak mengganggu istirahatnya.

***

"Lo sempurna ... dan bukan cuman gue yang bisa liat itu!" ucapnya lagi. Terdengar begitu manis tapi tidak berhasil membawa senyuman di wajah Rhea.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!