Rhea dan Daffin

Agam dan Galen hanya geleng-geleng kepala melihat interaksi keduanya sambil mengikuti dari belakang.

"Ih nyebelin banget sih. Gimana bisa mereka keliatan akrab kayak gitu dalam waktu satu hari?" gerutu Shena yang memerhatikan mereka sedari tadi dari sudut depan kelas.

"Ya gimana lagi, ini pasti dua upik itu yang keganjenan deh. Dasar caper!" sahut Dyra dengan ekspresi kesalnya.

"Ini gak bisa dibiarin. Kita bisa kalah pamor sama mereka kalau Daffin CS jatuh ke jebakan upik itu," timpal Gwen mengompori.

"Itu gak boleh terjadi. Kita harus cari cara buat ngasih mereka berdua pelajaran!" jawab Shena.

Mereka pun berjalan keluar dari ruangan dengan perasaan kesal. Sementara Cantika dibawa William CS memerhatikan Daffin dan Rhea dari kejauhan.

"Sebenarnya, ngapain dia bawa Rhea ke sana?" gumam Cantika.

"Kenapa ... cemburu?" tanya William melirik wanita disampingnya.

"Ngapain cemburu. Gue cuman khawatir, ngelepas Rhea ke para buaya kayak kalian gini," jawab Cantika.

"Yeee mulut gak di rem banget. Mana ada buaya ganteng, populer, miliarder begini," protes Galen.

"Ya ada, buktinya nih!" jawab Cantika menunjuk tiga pria tersebut.

Agam dan Galen mengerucutkan bibir melanjutkan adu argumen bersama Cantika. Sementara William memilih memerhatikan sambil tersenyum menatap wanita disampingnya itu.

Daffin membawa Rhea ke rooftop untuk menghindari suara berisik semua orang di sekolah ini. Keduanya berdiri berdampingan memerhatikan pemandangan kota dari ketinggian tersebut.

Sedangkan Cantika dan William CS memerhatikan keduanya dari ambang pintu menuju rooftop. Cantika merasa sedikit tidak nyaman karena Rhea hanya berdua dengan Daffin. Selain itu, raut wajah sahabatnya yang tampak gelisah juga membuat Cantika ingin segera menariknya kembali dari sana.

Setelah lima belas menit saling diam, Rhea merasa tidak nyaman dan memutuskan untuk kembali ke asrama. Namun, ketika berbalik tangannya ditahan Daffin dan saat itu mata mereka bertemu untuk pertama kalinya.

"Di sini aja!" ucap Daffin menatap dalam.

"Buat apa? Kita cuman saling diam. Gue juga gak nyaman kita kayak gini. Gue mau cari Cantika dan balik ke asrama," jawab Rhea hendak melangkah tapi kembali ditahan Daffin.

Rhea mencoba melepaskan genggaman tangan Daffin di lengannya tapi pria itu juga bersikeras menahannya. Rhea mulai menunjukkan raut wajah kesalnya.

"Mau lo apa sih?" berontak Rhea mencoba menghempas genggaman Daffin.

"Yak!" teriak Rhea yang langsung ditarik ke dalam dekapan Daffin.

Daffin menutup matanya mencoba bersandar senyaman mungkin. Sedangkan Rhea justru berusaha berontak agar bisa lepas.

Rhea merasa sangat terkejut dan tidak nyaman berada dalam pelukan Daffin. Dia lebih khawatir jika ada orang lain yang melihat dan berpikiran yang tidak-tidak terhadap mereka.

Sama khawatirnya dengan Rhea, Cantika juga hendak menghampiri mereka setelah melihat sahabatnya dipeluk sembarang pria seperti itu.

"Lepas!" tegas Cantika berontak dari genggaman William.

"Nggak papa, kita tunggu aja di sini!" cegah William.

"Gak bisa!" berontak Cantika lagi tapi dia tidak bisa mengalahkan tenaga William.

"Percaya sama gue!" William menarik Cantika lebih dekat padanya dan menatap wanita itu lekat.

"Kalau Daffin berbuat macam-macam, gue sendiri yang bakalan ngasih dia pelajaran!" lanjut William mencoba meyakinkan wanita dihadapannya itu.

William merasa ada yang berbeda dari Daffin semenjak tadi pagi. Dimana dia bersikeras datang lebih awal untuk memastikan keadaan Rhea.

Kemudian saat ini, dia dan teman-temannya harus melihat pemandangan yang tidak pernah mungkin dilakukan seorang Daffin yang mereka kenal. Dia memeluk seorang wanita begitu erat tanpa berniat melepaskannya barang sedetik.

Setelah melihat Cantika lebih tenang, William menatap Agam dan Galen yang juga menunjukkan ekspresi terkejut yang sama. Mereka sama-sama mempertanyakan apa yang terjadi pada sahabatnya yang terkenal dingin tersebut.

"Lo kenapa?" tanya Rhea pasrah setelah lelah berontak.

"Kayak gini aja. Sebentar ... sebentar aja!" jawab Daffin dengan nada semakin pelan tapi masih bisa didengar Rhea.

"Gue kira lo mau hibur gue ke sini, tapi kenapa malah lo yang mellow begini?" tanya Rhea lagi berusaha memancing suasana hati Daffin agar tidak lagi sendu.

"...." Daffin hanya diam dan memilih memposisikan diri menelusup ke leher wanita itu.

"Fin?" Rhea terkejut dan berusaha menahan tubuh Daffin yang semakin mendekat padanya.

"Ssstt jangan berisik!" ucap Daffin yang tampak nyaman dengan posisinya.

"L-lo jangan gini, napa. Minggir!" Rhea kembali berontak berusaha lepas dari pelukan Daffin.

Hal tersebut kembali menyulut emosi Cantika tapi kembali ditahan William ketika wanita itu hendak bergerak ke arah mereka.

"Fin ... Daffin ... minggir. Lepasin, napas gue sesak!" ucap Rhea mencari alasan dengan sedikit mendorong Daffin agar berjarak.

Daffin pun melonggarkan pelukannya dan menatap Rhea lekat. Mendapat tatapan dari lawan jenis dengan jarak sedekat ini membuat Rhea sedikit gugup dan tidak nyaman.

"Minggir gak lo?" tegas Rhea membalas tatapan Daffin sedikit nyala agar menutupi rasa gugupnya.

"Ini ... beneran lo? Hahaha iya bener. Dari tadi kek, ah elah pegel banget badan gue!" ucap Daffin tiba-tiba lalu melepaskan pelukan dan meregangkan badannya.

"Hah?" Rhea terkejut sekaligus bingung dengan perubahan sikap pria dihadapannya itu.

Dia pun mengerutkan dahi sambil menatap Daffin dengan perasaan bingung. "Lo kenapa? Tiba-tiba berubah begini?" tanya Rhea masih belum memahami apa yang terjadi.

Daffin menghela napas sambil kembali menatap luasnya kota, "Gue bosan tahu!" ucap Daffin kembali berbalik menghadap Rhea.

"Gue bosen dari tadi gak ada temen debat. Gak bisa bikin lo marah-marah. Gak denger lo cerewet kayak kemarin. Lo kalau ngambek jelek tahu gak? Dieemmm aja kek patung, sebel gue!" lanjut Daffin menggerutu.

"Hah? Jadi dari tadi tuh, lo cuman mau liat gue marah-marah berkicau kek beo gitu?" jawab Rhea sedikit kesal.

"Iya, emang lo pikir gue ngapain?" jawab Daffin tanpa rasa bersalah.

"Ooh atau jangan-jangan ... lo baper yaaa, lo kira gue bakalan nembak lo, gitu kan? Uuhhhhh," lanjutnya mengacak rambut Rhea.

"Iihhh mana ada. Nyebelin lo. Gak mungkin gue baper sama buaya kayak lo, huh!" jawab Rhea menjauhkan tangan Daffin dari rambutnya.

Daffin terus menggoda dan mengejek Rhea agar wanita itu membalasnya dan bisa kembali tertawa. Karena apa yang dikatakannya tentang rasa bosannya itu bukan sepenuhnya kebohongan.

Daffin memang merasa ada yang hilang seharian ini melihat Rhea yang sama sekali tidak menganggap kehadirannya.

Berbeda dengan kemarin, dia bisa sangat leluasa mengganggu dan berdebat dengan wanita itu hingga membuat teman-temannya tertawa karena interaksi mereka.

Tanpa sadar, semua itu membekas dalam hati Daffin dan tidak rela jika hilang begitu saja dari hidupnya.

Melihat interaksi saling mengejek antara Rhea dan Daffin membuat Cantika merasa lega. William CS juga bisa menghela napas bebas melihat keduanya kembali seperti semula.

Mereka semua ikut tersenyum melihat dua orang yang saling mengejek itu tengah berlarian sambil tertawa. Suasana bahagia begitu terasa sore ini dan itu semua karena Daffin yang berhasil mengembalikan senyum Rhea.

"Thank you, kalian udah bikin Rhea kembali tersenyum dalam waktu singkat. Bahkan gue aja perlu tiga hari buat dapetin itu," gumam Cantika.

"Tiga hari?" tanya Agam memperjelas.

"Um," jawab Cantika mengangguk.

"Lama banget. Emang sebenernya dia kenapa sih?" tanya Galen.

"Heh, gue gak bisa cerita kalau Rhea sendiri yang gak cerita. Sorry, ya!" jawab Cantika tersenyum lalu kembali memerhatikan Rhea.

"Ini mungkin gila dan gak masuk akal, tapi gue harap Daffin benar-benar orang baik yang bisa nyembuhin luka lo, Re. Gue harap dia orangnya!" gumam Cantika dalam hati menatap sahabatnya lekat.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" gumam William juga yang berusaha menemukan jawabannya.

***

"Gue seburuk itu, ya? Sampai mereka lakuin ini," gumam Rhea meratapi nasibnya yang malang. Daffin hanya bisa diam menatap wanita dihadapannya itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!