Love Like Sugar And Coffee

Love Like Sugar And Coffee

Murid Baru

"Cepetan jalannya Re, jangan kayak keong gitu ah!" gerutu Cantika sambil menarik tangan sahabatnya.

"Tar dulu, pelan dikit kenapa sih? Lo jalan udah kayak dikejar maling!" jawab wanita yang dipanggilnya Re tadi sambil mengimbangi langkah Cantika.

"Rhea Allura ... lo aja yang jalannya kayak keong, pake nyalahin gue lagi. Buruan ah, gue laper!" Cantika kembali menarik sahabatnya itu menuju kantin.

Rhea Allura dan Cantika Clarissa merupakan siswi kelas XI SMA Pertiwi. Salah satu sekolah ternama dan berkelas internasional sekaligus terpandang.

Hampir semua siswa yang bersekolah di sana merupakan anak orang kaya dan terpandang di kota ini yang membuat reputasi sekolah menjadi lebih tinggi di mata masyarakat.

Suasana pagi yang cerah ini dipenuhi suara riuh siswa-siswi SMA Pertiwi yang berdatangan memasuki area sekolah.

Mereka berpakaian rapi dengan seragam putih terbalut rompi navy blue dan rok atau celana berwarna senada.

Rhea dan Cantika tengah duduk di kantin menikmati sarapan yang dipesannya beberapa menit lalu.

Keduanya asyik menyantap makanan sambil membahas beberapa tugas sekolah dan persiapan ujian yang akan berlangsung minggu depan.

Ditengah pembicaraan tersebut, keduanya dikejutkan suara nampan berisi makanan yang jatuh ke lantai.

Rhea, Cantika dan semua siswa di sana refleks menoleh ke sumber suara. Terlihat, seorang siswi tengah tertunduk dengan pakaian basah tertimpa minuman dan tiga orang siswi berdiri didepannya sambil tertawa mengejek.

"Lagi-lagi bikin onar, masih pagi lagi!" gumam Cantika masih memerhatikan mereka.

"Um?" Rhea menatap Cantika penuh tanya.

"Bikin mood turun tahu!" jawab Cantika menunjukkan ekspresi kesalnya.

"Lagian heran deh gue, tuh Shena sama antek-anteknya kenapa seneng banget ganggu orang. Kayak ... apa gunanya gitu? Nggak ada!" lanjutnya kembali menatap tiga orang yang tertawa itu sambil terus menggerutu.

"Ngapain liat-liat!" tegur salah satu dari tiga siswi pembuat onar itu yang memiliki tampilan paling mencolok dengan nametag bertuliskan Shena Veronica.

Semua orang langsung menunduk dan mengalihkan pandangan dari Shena CS agar tidak menjadi target bulan-bulanan mereka selanjutnya.

Rhea dan Cantika juga memilih mengalihkan pandangan lalu fokus kembali ke sarapan mereka agar bisa cepat masuk kelas.

Shena adalah satu dari mayoritas anak orang kaya yang sok berkuasa di sekolah ini. Dia bersama temannya Dyra dan Gwen kerap kali mengganggu siswi lain sebagai bahan permainannya.

Target mereka adalah anak-anak dari kelas X dan kelas XI terutama yang masuk melalui program beasiswa yang diberlakukan SMA Pertiwi lima tahun terakhir.

"Uwaaahhhh siapa di sana?" Shena menangkap seseorang yang begitu menarik perhatiannya beberapa hari ini.

"Let's go!" Shena memberi isyarat agar Dyra dan Gwen mengikutinya.

"Tentu!" jawab keduanya bersamaan dengan suara sok gaul khas mereka.

Ketiganya berjalan mendekati salah satu meja dengan dua siswi yang tengah menikmati sarapan dengan nyaman yaitu Rhea dan Cantika.

"Uwaaahhhh lagi apa nih? Kayaknya enak tuh?" ucap Shena dengan tatapan dan tawa meledek sambil tertawa.

Shena mengambil es jeruk didekatnya dan dituangkan ke nasi goreng yang tengah dinikmati oleh Rhea.

"Nah kalau gini kan makin lezat, iya gak gengs?" ucap Shena sambil tertawa puas mengerjai Rhea.

Suara tawa tersebut berhasil membakar api dalam diri Cantika. Dia pun langsung mengambil minuman miliknya dan menyiram Shena tanpa bisa dihindari.

"Yak, how dare you!" teriak Shena kesal sekaligus terkejut dengan apa yang dilakukan Cantika.

Semua orang menatap takjub dengan apa yang dilakukan Cantika. Mereka bahkan saling berbisik menyaksikan Shena mendapat balasan atas perbuatannya.

"Kenapa? Kaget? Gue bahkan bisa lakuin hal yang lebih dari ini!" jawab Cantika membalas tatapan menyebalkan Shena.

Rhea juga langsung berpindah ke samping Cantika dan bergegas menarik tangan sahabatnya itu.

"Lepasin, gue belum selesai!" berontak Cantika berusaha melepaskan genggaman tangan Rhea.

"Udahlah, ayo pergi aja!" cegah Rhea tetap menarik sahabatnya itu hingga menjauh dari Shena.

"Urusan kita belum selesai!" teriak Cantika yang terseret langkah Rhea meninggal kantin.

Shena berteriak sambil menghentakkan kakinya kesal dan menatap tajam ke semua orang yang tengah menertawakannya diam-diam. Shena pun berbalik menuju loker diikuti dua temannya dengan perasaan kesal.

Sementara itu, semua siswa di luar kantin tengah terpesona dengan kedatangan dua mobil mewah ke dalam area parkir sekolah. Mereka saling berbisik dan menunggu siapa yang keluar dari mobil tersebut.

Suara riuh dari teriakan para siswi seketika memenuhi area sekolah dari berbagai sudut setelah pemilik mobil itu turun.

Empat orang pria tinggi, tampan, berkulit putih, tubuh proporsional yang terbalut rapi sekaligus bergaya dengan seragam SMA Pertiwi.

Semua siswi berlarian keluar melihat empat pria itu dari depan kelasnya, kegirangan dengan kehadiran mereka.

"Menyebalkan!" gumam salah satu dari mereka yang menampilkan wajah dingin dan arogan.

Empat orang tersebut berjalan menuju ruang kepala sekolah diantar salah satu petugas yang telah menunggu mereka. Langkah mereka diiringi teriakan antusias para siswi yang tidak berniat memalingkan pandangan dari sosok tampan tersebut.

Tepat di lorong terakhir menuju ruang kepala sekolah, empat pria itu berpapasan dengan dua siswi yang terlihat sedang berdebat.

Keduanya adalah Rhea dan Cantika. Mereka masih berdebat karena Cantika tidak puas membalas perbuatan Shena CS. Sementara Rhea memilih menutup telinga sambil terus menarik sahabatnya itu ke kelas.

Ketika berpapasan, baik Rhea Cantika ataupun empat pria tadi sama-sama tidak saling menoleh. Mereka tampak sibuk dengan urusan masing-masing dan empat orang tadi juga tidak terlalu tertarik untuk menoleh pada mereka.

"Ini ruangannya, silakan!" ucap petugas tersebut mempersilakan empat orang itu untuk masuk.

Tanpa mengatakan apapun, mereka langsung masuk menghadap kepala sekolah dengan langkah arogannya.

Petugas yang mengantar mereka hanya bisa menghela napas sambil geleng-geleng kepala, "Gak sopan!" gumamnya lalu melangkah pergi setelah menutup pintu ruangan tersebut.

Sementara itu, Rhea dan Cantika telah sampai di kelas lalu duduk di kursi mereka. Cantika melipat kedua tangan sambil mengalihkan wajah dan cemberut.

"Udah dong, marahnya!" Rhea mencolek tangan Cantika yang langsung ditepis oleh sahabatnya itu.

"Ka ...." Rhea menarik napas tapi langsung diam karena disela.

"Lo tuh bisa gak sih, sekali aja ngelawan. Jangan diam aja. Orang kayak dia tuh pantes buat dihajar, tahu gak?" gerutu Cantika yang masih diselimuti rasa kesal.

"Gue cuman males ribut. Lagian dibalas atau nggak, Shena tetap bakalan gangguin kita lagi dan lagi. Lo gak bosen apa, ngeladenin dia terus?" jawab Rhea mencoba membuat sahabatnya itu mengerti alasannya.

"Tapi tetap aja ... seenggaknya kalau lo ngelawan, orang-orang gak akan ngeliat lo rendah dan bersikap lebih dari batasannya. Hanya karena kita siswa jalur beasiswa, bukan berarti kita gak punya suara di sini!" jawab Cantika menatap Rhea serius.

"Um gue tahu ... dan lo emang bener. Tapi gue cuman gak mau, akibat ngeladenin Shena kita kehilangan nama baik di sekolah ini," jawab Rhea membalas tatapan sahabatnya sambil mengelus tangan Cantika, lembut.

"Udah yaa ...!" Rhea kembali menenangkan Cantika sambil tersenyum.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!