Di pintu masuk lokasi konstruksi, Gevariel kembali ke ruang penjaga dan mengambil kembali barang-barangnya dari petugas keamanan.
Johan berdiri di sampingnya dengan wajah sedih dan berkata, "Hei, Gevariel, kamu masih terlalu gegabah. Lokasi konstruksi bukanlah tempat yang mudah. Zaenal ini kenal dengan banyak kontraktor. Kalau kita menyulutnya, aku khawatir kita akan mendapat kesulitan. Nggak mudah cari kerjaan di kota ini, dan dia mungkin tidak akan memberikan gaji kita. Kamu tau sendiri Ella masih menunggu uang untuk biaya rumah sakit, dan kamu juga harus memberikan uang kepada Istri dan ibu mertuamu. Kalau kamu nggak punya uang, mereka mungkin juga akan kecewa sama kamu."
"Akness dan aku udah cerai," Gevariel berkata sambil menghela nafas.
"Hah?" Johan kaget dan berkata, "Cerai?"
"Iya, sebenernya aku diusir. Aku udah tandatangani perjanjian cerai pagi tadi, terus mereka mengemasi semua barang-barangku dan membawanya kesini," Gevariel tersenyum getir, sambil mengangkat kantong sampah di tangannya.
"Waduh..." Johan berkata sambil mengerutkan kening, "Aku udah mintamu buat nulis namamu dalam sertifikat waktu itu, tapi kamu masih aja bilang nggak peduli... Lupakan aja deh, aku masih khawatir sama Ella, besok dia harus pergi ke Rumah sakit..." Johan kembali sedih, memandang Gevariel, dan berkata, "Kamu diusir, dan nggak punya tempat buat tidur. ayo, tinggal dulu di rumahku!"
Hati Gevariel agak hangat.
Sampe sekarang, Johan tidak menyalahkan Gevariel, gara-gara dipecat dari pekerjaanya. Malah dia meminta Gevariel untuk tinggal sementara di rumahnya!
Teman seperti ini memang layak dipertahankan.
"Jangan khawatir, Zaenal bakal balik dalam lima menit, dan dia bakal memohon sama kita," Gevariel tersenyum penuh keyakinan.
Johan mengerutkan bibirnya dan berkata, "Nggak tahu nih apa yang bisa kamu lakuin, Gevariel? Yah, aku udah kehilangan kerja sekarang, jadi ayo balik dulu ke rumah!" "Jangan khawatir!" Gevariel nunjukin senyum penuh keyakinan di sudut bibirnya.
...
Di sisi lain, Zaenal berjalan menuju bagian dalam lokasi konstruksi, sambil nunjukin senyum sinis, dan berkata, "Dua sampah itu masih aja nyinyir sama aku. Siapa yang kasih mereka kerjaan selama ini, aku bakal buat mereka nggak bakal bisa hidup enak di Kota M!"
"kring..kring..."
Tiba-tiba, teleponnya berdering. Zaenal mengangkat teleponnya, wajahnya agak berubah, lalu dia buru-buru menerima panggilan itu. "Hallo,Bu Amel? Kok Ibu telpon saya? Ibu tidak usah khawatir dengan pekerjaan saya. saya bakal selesain proyek ini tepat waktu dengan kualitas yang dijamin!"
Di ujung telepon terdengar suara yang dingin.
"Hah?" Wajah Zaenal berubah: "Apa yang Anda maksud?"
"Aku bilang, kamu tak perlu melanjutkan proyek ini, kami sudah menemukan orang lain. Selain itu, kami menemukan bahwa kamu terlibat Korupsi dalam proyek sebelumnya. Kami telah bergabung dengan beberapa perusahaan real estat lain untuk menggugatmu, dan besok kamu akan menerima surat dari pengacara kami! Bersiaplah untuk kehilangan segalanya." Suara di telepon berbicara dengan tenang.
Wajah Zaenal menjadi panik, dan dia segera berkata: "Bos Amel, mungkin ada kesalahpahaman di sini?"
"Kesalahpahaman? Gevariel...Kamu mengenalnya!" Suara di telepon semakin dingin.
"Gevariel, dia bekerja di bawahku, dia hanyalah sampah, dia..." Saat dia berbicara, dia teringat panggilan telepon Gevariel baru saja, dan ekspresinya langsung berubah.
"Jika kamu ingin mencari kesalahan, kamu hanya bisa menyalahkan dirimu sendiri karena menyusahkan seseorang yang tak seharusnya kamu ganggu!" Setelah orang di telepon selesai berbicara, dia menutup telepon.
Zaenal membeku di tempat, keringat dingin mulai membasahi dahinya!
...
Di pintu gerbang lokasi konstruksi, Johan melihat Gevariel dan berkata, "Jangan berdiri di sini seperti orang bodoh, ayo pergi!"
Bib..bib!
Dia menoleh dan berkata, "Hei!"
Di Hp miliknya, ada notifikasi dari Mboile Banking miliknya, dia menerima transferan dari Zaenal, 8 juta Rupiah, melebihi gaji yang ditahan oleh Zaenal sebesar 4 juta rupiah.
Pada saat yang sama, tidak jauh dari sana, dia melihat sosok gemuk yang berlari ke arah mereka dengan terburu-buru, itu adalah Zaenal.
Sejenak, Johan terdiam, dia memandang Zaenal, lalu ke Gevariel di sampingnya, menelan ludahnya, dan merasa bingung.
Saat itu, Zaenal sudah berdiri di depan Gevariel dan Johan. Wajahnya yang gemuk dipenuhi keringat. Dia tidak tahu apakah itu karena kelelahan atau keringat dingin. Dengan tangan gemetar, dia mengeluarkan sebungkus rokok. Dengan gemetar, dia mengulurkannya kepada Gevariel sambil berkata, "Mas Gevariel, Rokok mas!"
Gevariel tidak mengambil rokok tersebut. Dia mengeluarkan ponselnya, memeriksa catatan transfer, dan setelah melihat jumlah uang yang masuk, dia memberikan sebagian kelebihan itu kepada Zaenal. Gevariel berbalik dan berkata, "Aku hanya mengambil apa yang seharusnya menjadi hakku."
"Mas Gevariel, aku salah. Aku dengan tulus meminta maaf padamu. Terimalah permintaan maafku." Zaenal mengangguk dan menundukkan kepalanya.
Ini benar-benar berbeda dengan sikap arogannya sebelumnya.
Gevariel meliriknya dan berkata, "Apa yang kamu lakukan bukan urusanku, tapi kamu harus belajar dari pengalaman ini. Jangan mengganggu orang yang tidak bersalah lagi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
Ayo...
2023-07-31
0