Bertanggung Jawab

Galih terbangun di jam sepuluh malam dan langsung melompat turun dari atas sofa untuk.memakai semua bajunya. Lalu Galih berlari ke lemari bajunya Ratna untuk mengambil selimut. Dia akan menyelimuti tubuh Ratna yang masih polos dengan selimut bersih yang dia ambil dari lemari bajunya Ratna.

Galih mengerang saat dirinya kembali mengeras melihat tubuh polosnya Ratna. Maka pemuda tampan berotak brilian itu menyelimuti tubuh polosnya Ratna dengan mata terpejam rapat.

Galih bergegas berbalik badan dan duduk di tepi sofa yang ada di ujung kanan meja. Galih menunggu Ratna bangun sebelum ia pulang.

Perasaan Galih kacau balau saat ini. Dia sungguh-sungguh menyesal tidak bisa menjaga segel kesuciannya Ratna sampai ke pernikahan nanti. Dia sudah mengkhianati janji kepada dirinya sendiri dan kepada Ratna. Dia pernah berjanji akan melindungi Ratna dan menjaga Ratna sampai mereka.menikah nanti. Lalu, yang barusan ia lakukan apa?

"Dasar brengsek kau Galih!" Galih memarahi dirinya sendiri karena ridak bisa menjaga janji itu.

"Eung!" Tiba-tiba terdengar suara lenguhan dan Galih sontak bangkit berdiri lalu duduk di tepi sofa panjang tempat Ratna berbaring.

Ratna membuka mata dan langsung memekik, "Aduh!"

Galih tersentak kaget dan langsung menangkup wajah manisnya Ratna, "Apa yang sakit?"

"Di bawah sakit banget. Nyeri" Sahut Ratna sambil mencengkeram dua ujung selimut.

Galih sontak menyibak selimut dan seketika wajahnya memucat.

"Ada apa?" Ratna bertanya dengan wajah panik.

"Darah. Ada darah di atas sofa" Galih berkata tanpa mengalihkan pandangannya dari noda darah yang mengotori sofa seperti dirinya

yang sudah mengotori kesuciannya Ratna.

Deg! Galih dan Ratna Sling pandang dengan wajah bingung bercampur panik.

"Apa terasa sakit banget?" Tanya Galih dengan wajah penuh penyesalan.

Ratna menitikkan air mata dan mengangguk pelan.

"Maafkan aku!" Galih menyelimuti Ratna kembali lalu ia duduk di samping Ratna untuk memeluk tubuh ramping kekasihnya yang manis itu.

Ratna menggelengkan kepala perlahan sambil berkata, "Aku yang salah. Aku yang menggoda dan mendesak kamu untuk melakukannya"

Galih mengusap kedua pipi Kiana yang penuh air mata dengan lembut sambil berkata, "Aku rasa wajar kalau kita ingin menghibur diri kita saat ini. Wajar karena di dalam cinta memang selalu ada gairah"

"Tapi, kita tidak bisa mengendalikannya. Terutama aku. padahal aku jauh lebih tua dari kamu, Galih" Ratna menatap Galih dengan sorot mata sendu.

Galih mencium kening Ratna lalu ia menatap wajah manisnya Ratna dan berkata, "Semua sudah terjadi. Besok jangan lupa beli obat untuk mencegah kehamilan dan......"

Ratna tersentak kaget dan langsung menyemburkan, "Apa kau akan meninggalkan aku dan tidak akan bertanggung jawab?"

Galih langsung memeluk Ratna dan berkata, "Tentu saja aku akan bertanggung jawab. Tapi, akan lebih baik bukan kalau kita mencegah kehamilan karena kita masih SMA dan kamu akan menghadapi ujian sebentar lagi"

"Baiklah. Aku akan beli obat pencegah kehamilan dan langsung meminumnya besok" Sahut Ratna.

"Aku akan bertanggung jawab karena aku aka menikahi kamu karena aku hanya mencintai kamu Ratna dan aku tidak pernah menginginkan gadis lain selain kamu"

"Aku mencintaimu" Sahut Ratna sambil memejamkan wajah manisnya di dada Galih.

"Aku juga" Sahut Galih. Galih kemudian mendorong pelan kedua bahu Ratna untuk berkata, "Kamu bisa bangun dan bangkit berdiri?"

Ratna mengangguk pelan.

"Kalau begitu bangun dan bangkit lah! Aku akan bersihkan noda darah di sofa"

Ratna melilitkan selimut di tubuhnya lalu ia bangun dan bangkit berdiri. Setelah Galih mengantuk Ratna berdiri, pemuda itu berlari ke depan untuk mengambil lap yang biasa Galih pakai untuk mengelap motor sport kesayangannya. ia ambil lap itu dari dalam bagasi motor.

Saat Galih kembali masuk ke dalam rumahnya Ratna, gadis manis itu telah memakai baju.

Galih lalu berlari ke dapur untuk mengambil sabun colek cuci piring dan berlari kembali ke sofa.

Saat Galih berjongkok di depan sofa berbahan kain itu, Ratna bertanya, "Apa bisa hilang noda darahnya?"

"Aku rasa tidak. Tapi bisa memudar dan tidak begitu kentara" Sahut Galih.

Sama seperti noda di tubuh kamu Ratna. Tidak bisa hilang tapi hanya aku yang tahu. Orang lain tidak boleh tahu kalau kamu sudah tidak suci lagi. Batin Galih.

Setelah noda darah di sofa sudah pudar. Galih bangkit berdiri dan sambil menggenggam lap motor, ia berkata, "Aku pulang dulu. Aku belum mengerjakan tugas fisika. Aku akan ke sini besok pagi-pagi.

Ratna mengangguk pelan lalu mengantarkan Galih sampai depan.

Galih naik ke motornya lalu melajukan motor setelah ia mencium pipi Ratna.

Keesokan paginya, jam enam tepat Galih sesudah berdiri di depan pintu rumahnya Ratna.

Beberapa jam kemudian Galih dan Ratna keluar dari dalam apotik dengan wajah sedih bercampur malu. Petugas jaga di apotik tidak mengijinkan Ratna membeli obat pencegah kehamilan karena saat petugas apotik itu membaca KTP-nya Ratna, petugas itu langsung berkata, "Kamu masih tujuh belas tahun. Masih di bawah umur. Obat pencegah kehamilan yang ingin kau beli untuk siapa? Kalau untuk kamu sendiri, maka kamu harus mengajak orangtua kamu ke sini. Aku tidak mau disalahkan kalau kamu kenapa-kenapa karena kamu masih dibawah umur"

Setelah sampai di kantin sekolah langganan mereka, Galih berbisik di telinga Ratna, "Jangan murung lagi! Aku akan ambilkan obat pencegah kehamilan dari lemari obat Papaku. Aku akan kasih ke kamu nanti sore"

Ratna hanya bisa menghela napas panjang dan mengangguk pelan.

Namun, di sore hari pun Galih gagal mengambil obat pencegah kehamilan karena papanya seharian berada di rumah.

Hingga beberapa hari berlalu sejak Galih dan Ratna melakukan hubungan terlarang, tepatnya sepuluh hari setelah penyatuan raga panas mereka berdua, Galih maupun Ratna belum juga berhasil membeli atau mendapatkan obat pencegah kehamilan. Lalu, mereka berdua menjadi lupa karena mereka sibuk mempersiapkan ujian nasionalnya Ratna dan ujian akselerasinya Galih.

Di saat Ratna berhasil menyelesaikan hari terakhir ujian nasionalnya dengan baik, gadis manis itu langsung berlari ke toilet sekolah yang berada tidak jauh dari kelasnya dan dia muntah-muntah di sana.

Galih yang sempat melihat punggung Ratna berlari ke toilet langsung berlari menyusul Ratna lalu pemuda tampan itu berdiri menunggu di depan toilet.

Sat Ratna keluar dari dalam toilet dengan wajah pucat dan langkah gontai, Galih langsung memeluk Ratna dan bertanya, "Ada apa? Kenapa kau berlari kencang ke toilet? Dan kenapa wajah kamu pucat banget?" Galih mengusap pelan pipi Ratna.

Ratna mendorong pelan dada Galih sambil berkata, "Jangan main peluk! Kalau ada bapak atau ibu guru yang lewat kira bisa ditegur dan dikasih sanksi"

"Maaf! Aku memeluk kamu secara spontan tadi karena kamu tampak pucat dan lemas. ada apa?" Ujar Galih sambil terus menatap lekat wajah manis kekasihnya.

"Aku muntah-muntah dan hampir tidak berhenti. Makanya kau lemas sekarang ini"

"Aku akan belikan teh hangat untuk kamu" Sahut Galih.

Namun, saat Galih hendak berputar badan Ratna langung mencengkal lengan Galih dan berkata, "Aku tidak ingin makan dan minum apapun saat ini. Aku masih sangat mual. Emm, a.....apakah nanti sepulang sekolah kamu bisa antarkan aku ke dokter kandungan?"

Galih mengerjap kaget dan langsung menyemburkan, "Sial! Aku lupa kalau kamu belum minum obat pencegah........"

Ratna menghela napas panjang dan mengangguk lemas ada rasa was-was tergambar nyata di wajah manisnya.

"Oke. Aku akan bawa kamu ke dokter sepulang sekolah nanti. Tapi, Kita pulang untuk ganti baju dulu. Kalau memakai seragam sekolah kita akan ditanya macam-macam" Sahut Galih.

"Baiklah" Sahut Ratna.

Galih lalu mengantar Ratna kembali ke kelas dan Ratna menatap Galih dengan wajah was-was lalu gadis manis itu berbisik di telinga Galih, "Kalau aku hamil gimana?"

Galih langsung menyahut pelan, "Aku akan bertanggung jawab"

Terpopuler

Comments

Santai Dyah

Santai Dyah

smoga Galih tidak ingkar janji

2023-08-10

0

Nm@

Nm@

Benarkah Galih akan bertanggung jawab atas Ratna mengingat janjinya ada sang Ayah n cita2nya menjadi dokter?

2023-07-19

0

Rahma AR

Rahma AR

waduh

2023-07-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!