Mendengar hellena yang juga ingin merebut anaknya membuat Nanda menjadi sangat tertantang dengan omongan wanita di hadapannya itu.
“Baiklah, silakan. Tapi sebelum itu kamu langkahi dulu diriku baru kamu bisa menyentuh anakku. Ingat aku punya anak dari Pram sehingga Pram tidak akan pernah melepaskanku!”
“Oh yah? Percaya diri amat. Seorang wanita kuno sepertimu berani menatangku yang jelas adalah cinta pertama suamimu,” timpal Hellena.
“Mulai sekarang seorang wanita kuno ini akan bersaing denganmu, aku tidak akan membiarkan kuman sepertimu mencemari kehidupanku,” tantang Nanda dengan penuh penekanan.
“Oke, aku tidak takut dengan tantanganmu itu, terserah kamu pakai cara sehat atau pun tidak, sudah pasti aku yang bakal menang di hati Pram,” ucap Hellena dan segera meninggalkan Nanda.
...****************...
Esok paginya, setelah mengantar kedua anaknya ke sekolah, Nanda segera menuju tempat SPA, ia sudah bertekad untuk merubah penampilannya karena jika tidak suaminya akan diambil oleh wanita lain.
“Selamat pagi, Bu,” sapa pelayan SPA.
“Iya selamat pagi, eh di sini ‘kan tempat untuk melakukan perawatan?” tanya Nanda.
“Benar Bu, ayo saya antarkan untuk konsultasi dulu.” Nanda mengekor di belakang pelayan tersebut. Ia sangat canggung berada di tempat itu, karena seumur-umur baru pertama kali menginjakkan kaki ke tempat seperti ini.
Setelah beberapa jam kemudian, Nanda telah selesai melakukan treatment. Dia keluar dengan tubuh yang sangat segar-bugar dan menawan, rasanya dia tidak sabar melihat reaksi suaminya bagaimana.
Saking lamanya Nanda melakukan perawatan, tidak disadari jam telah menunjukan 10.00, sudah waktunya pulang sekolah. Ia segera menjemput kedua anaknya yang ternyata telah menunggu di gerbang sekolah.
“Aria! Cleo!” panggil Nanda, spontan kedua anak tersebut menoleh ke salah satu taksi yang sedang terparkir.
“Itu … Ibu?” gumam Cleo sedikit terkejut.
Meski agak ragu, kedua anak itu menghampiri sosok wanita cantik itu. “Lah ini benar-benar, Ibu?” ungkap Aria takjub.
Spontan Nanda tertawa melihat raut wajah anak-anaknya. “Kalian pikir ibu siapa?”
“Kami pikir ibu adalah artis yang salah manggil orang,” goda Cleo dan segera masuk ke dalam mobil.
“Manisnya mulut anakku.”
“Ibu sudah cantik sebelumnya tapi hari ini ibu benar-benar cantik seperti bidadari,” ungkap Cleo yang di susul oleh anggukan Aria yang mampu membuat kedua pipi Nanda bersemu merah.
“Ah, kalian ini menggoda ibu, yah,” ucap Nanda malu sambil menggelitik kedua anaknya.
***
Kini Pram berada di posisi mood yang kurang baik. Dia terus saja melampiaskan kekesalannya pada bawahannya, bukan hanya itu bahkan Hellena tidak bisa mengganggunya.
“Sayang, kamu kenapa sih?” tanya Helena kesal.
Namun sekuat apa pun Hellena membujuk, Pram terus saja diam. Hingga kesabarannya menipis, ia segera beranjak dari duduknya dan menghampiri Pram yang terus sibuk dengan laptopnya.
Hellena mulai melepas pakaiannya di hadapan Pram, dia berharap bahwa lelaki itu akan tertarik padanya dan tidak mendiamkan dirinya lagi.
“Sayang?” panggil Hellena.
Pram tetap diam dan fokus mengetik.
“Pram …!” panggilnya lagi dan berjalan mendekati Pram. Dia memposisikan kursi Pram sejajar dengan tubuhnya.
“Apa sih, Helle? Aku lagi gak mood.”
“Tapi aku pengen, Pram,” lirihnya sambil merayapkan tangannya untuk merangsang Pram.
“Cukup!” Pram menepis tangan Hellena. Dia bangkit dan langsung meninggalkan Hellena yang mematung karena kaget dengan suara lantang dari Pram.
Dengan penuh emosi Pram melangkah di koridor kantornya, semua karyawan menunduk karena takut. Ia terus berjalan sampai ke mobilnya dan segera melaju dengan kecepatan penuh. Ia tidak habis pikir dengan kelakuan Hellena yang seakan-akan terobsesi dengan dirinya, meskipun dia sendiri sangat candu dengan tubuh Hellena tapi menurutnya ini bukanlah waktu yang tepat untuk memadu kasih lagi apalagi tidak liat tempat dan kondisinya.
Sedangkan di rumah, Nanda berendam dengan pewangi bunga mawar seperti sewaktu pertama kali menikah. Pikir Nanda, jika kemarin dia berhasil mendapat raga Pram maka dia akan berjuang yang kedua kalinya untuk merebut hati suaminya yang seharusnya miliknya.
Setelah hampir setengah jam berendam, Nanda segera keluar dari bathtub. Kaki yang jenjang, badan yang langsing, kulit yang masih kencang meski sudah punya anak dua terpampang jelas di depan cermin. Bahkan Nanda merasa takjub dengan dirinya yang tetap cantik dan awet muda.
Namun sayang, meski tubuhnya sangat indah ia tidak pernah lagi disentuh oleh Pram semenjak anak kedua mereka lahir.
“Bagaimana ekspresinya Pram jika melihatku yah? Apa dia akan menolakku lagi?” gumamnya sambil mengeringkan rambutnya.
Setelah usai, Nanda keluar dari kamar mandi dengan handuk kimono yang membalut tubuhnya. Bersamaan dengan kedatangan Pram, mereka berpapasan dengan jantung yang saling berpacu begitu cepat.
Ke empat bola mata itu saling beradu dalam keterkejutan. Pupil mata milik Pram membesar ketika melihat sosok istrinya.
“Na-nanda?” lirih Pram. Tatapannya tidak bisa berpaling dari sosok indah itu.
Sedangkan Nanda yang gugup, bingung mau ngomong apa pada suami yang tidak pernah lagi menyentuhnya, rasanya kembali seperti menjadi awal bagi dirinya. Namun ia tidak boleh terlihat canggung, bagaimana pun harus mengalahkan wanita yang sekarang menempati hati suaminya.
“Sudah pulang?” tanya Nanda basa-basi seraya membukakan jas milik Pram.
“I-iya.”
Tidak sengaja Pram mencium aroma mawar kesukaannya dari tubuh Nanda, seketika napsunya naik padahal tadi dia habis digoda oleh Hellena yang gagal melawan moodnya.
Pram berdehem. “Tumben bikin pangling,” gumam Pram tetapi masih dapat didengar oleh Nanda.
Pram pun segera masuk ke kamar mandi sedangkan Nanda bersiap diri, berdandan sebaik mungkin.
Dan di kamar mandi, Pram segera menguyur badannya dengan air dingin. Namun tiba-tiba sosok nanda lewat di pikirannya bahkan wangi itu masih bisa dirasakannya. Dia terus menepis pikiran itu.
“Apa yang kamu pikirkan, Pram? Masa iya aku terpikat oleh ladang yang telah lama terbengkalai, aku gila.”
Pram mencoba melupakan sosok Nanda yang baru dilihatnya tadi dengan mengingat-ingat bahwa Hellena jauh lebih menarik dari pada istrinya itu. Hingga tidak terasa hampir sejam dia di kamar mandi.
Pram kini segera keluar dengan handuk yang masih terlilit di pinggangnya, namun tiba-tiba matanya terpikat oleh keindahan yang berada di hadapannya saat ini.
“Nanda?” lirihnya.
Pram memandangi tubuh Nanda dari atas hingga ke bawah, dia benar-benar tidak habis pikir bahwa dia tidak bisa memalingkan pandangannya sedikit pun dari wanita tak dicintainya itu.
“Bagaimana sayang? Apakah baju ini cocok sama aku?” tanya Nanda manja.
Pram hanya mengangguk seperti dihipnotis. “Bagus.”
Mendengar respon itu, membuat nanda menyunggingkan senyumnya. Dia segera menarik Pram dan menghempaskan tubuh kekar itu ke atas ranjang.
“Katakan, apakah ada yang kurang dariku? Apakah aku bisa dibandingkan dengan kekasih gelapmu itu?” tanya Nanda, sedangkan Pram hanya menggeleng.
Dia tidak pernah melihat tingkah istrinya ini, entah belajar dari mana pikirnya. Bahkan dulu Pram yang memulai semuanya. Tapi sekarang jauh berbeda, Nanda yang awalnya pemalu dan monoton itu kini menjadi Nanda yang sangat liar dan mampu membuatnya pangling.
Air mata Nanda mengalir dan jatuh ke wajah Pram. “Dengar sayang, mulai hari ini aku akan merebut hatimu dari wanita itu. Aku akan berjuang, tolong jangan larang aku, sekali ini saja,” lirih Nanda, Pram segera menghapus air mata itu dari wajah istrinya.
“Lakukanlah sesukamu,” ucap Pram dan segera menukar posisi dengan istrinya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
🦋⃟Fly🍾⃝Kͩᴀᷞᴛͧɪᷡᴇͣ
waw Nanda agresif ya🤭yok nan buat pram tak lagi berpaling
2023-08-16
0
🦋⃟Fly🍾⃝Kͩᴀᷞᴛͧɪᷡᴇͣ
iish jangan salah ladang yang terbengkalai itu telah di perbaharui jadi ladang yang subur
2023-08-16
0
🦋⃟Fly🍾⃝Kͩᴀᷞᴛͧɪᷡᴇͣ
🤣🤣rasain tuh hellen
2023-08-16
0