Memadu Kasih.

Kesiur angin kini menari-nari, mengibaskan rambut Nanda yang kini tengah melamun sambil memandangi gemerlap kota di malam hari dari balkon kamarnya. Hamparan bintang yang tertata dengan indah membuat hatinya sedikit tenang. Dia terus saja memikirkan perkataan sang suami.

Berkali-kali Nanda menghela napasnya. “Sudah hampir dua jam, Pram belum juga balik. Dia ke mana, yah?” gumam Nanda.

Dia sangat Khawatir jikalau terjadi sesuatu yang buruk pada suaminya di jalan, karena pergi dengan keadaan marah. “Mungkin dia menginap sama asistennya, yah?” tanya Nanda, kemudian mencari kontak milik asisten suaminya, namun sayang panggilannya tidak diangkat.

Nanda kembali menghela napasnya lagi. “Sudahlah, nanti besok kutelepon ulang,” ucapnya mencoba menenangkan hatinya kemudian segera masuk ke kamarnya.

Namun dia tidak sengaja melewati cermin yang menampilkan seluruh tubuhnya. Ia memandangi dirinya sambil memutar memperlihatkan penampilannya. Daster coklat bermotif bunga sepanjang mata kaki serta rambut yang dikuncir, membuatnya terlihat tua, bahkan wajahnya yang sedikit kusam tanpa riasan apa pun memang menggambarkan ciri khas seorang ibu rumah tangga yang sangat pekerja keras.

“Yang dikatakan Pram memang benar. Dia di luar sana tentu melihat banyak wanita cantik, sedangkan aku tidak pernah memikirkan penampilanku. Mungkin dia bosan.”

“Tapi tidak apa-apa, mulai sekarang aku akan belajar seperti wanita-wanita lain demi keutuhan rumah tangga kami,” batinnya.

Nanda terus saja memikirkan suaminya, tetapi orang yang sedang dipikirkannya itu sedang menuju rumah kekasihnya.

...****************...

Hellena yang mendengar suara mobil Pram segera membuka pintu rumahnya. “Kok lama sih, sayang?” tanya Hellena manja.

“Maaf sayang, di jalan macet,” jawab Pram dengan suara parau.

Hellena segera mengajak Pram untuk masuk ke kamarnya, kemudian membantu Pram membuka jasnya sekaligus kancing kemeja. Hellena tampak takjub menyaksikan dada bidang dan perut sixpack milik Pram sambil menggigit bibir bawahnya.

“Wow Amazing!” pekik Hellena tanpa sadar, membuat Pram tersenyum tipis.

Perlahan-lahan Hellena mendekat, dia menghirup aroma khas yang menyeruak dari tubuh Pram. “Hm, ada bau rokok, tapi aku suka,” bisik Hellena membuat tubuh pram seketika menjadi panas.

Hellena segera mengalungkan tangannya ke leher Pram, sehingga syahwat Pram benar-benar telah mencapai puncaknya.

Pram menggendong tubuh Hellena dan merebahkannya di atas ranjang. Dia pun membuka baju lingerie milik Hellena hingga tak menyisakan sehelai benang pun di tubuh wanita itu.

Hingga mengekspos tubuh putih bersih, serta gunung kembar yang membuat mata Pram berbinar bahkan nyaris tak bisa menelan salivanya.

"Tubuhmu membuatku gila, Helle," ucap Pram dan segera menghujani tubuh itu dengan kec*pan yang menggelikan.

Hellena mend*sah, ketika bibir pram menyentuh gunung kembar miliknya. "Ti-tidak Pram. Aku yang tergila-gila dengan per-mainanmu!" timpal Hellena di sela-sela desahannya.

Di malam yang syahdu itu, mereka menghabiskannya dengan gulatan-gulatan cinta, memadu kasih dengan kenikmatan dunia dan menebar dosa di sisi bumi yang gelap gulita. Dinding pun menjadi saksi bisu antara *******-******* hasil cinta kedua insan itu.

...****************...

Kini Mentari kembali menyapa semua makhluk yang berada di bagian bumi lainnya. Nanda bangun dengan sangat pagi untuk menyiapkan segala keperluan sekolah anak-anaknya. Tapi sebelum itu, dia kembali menelpon asisten suaminya.

“Halo, pak Dirga, selamat pagi,” sapa Nanda.

“Iya, selamat pagi Bu Nanda.”

“Semalam suami saya menginap di rumah, Bapak?”

“Oh tuan Pram, beliau tidak menginap di rumah saya, Bu. Apa ada masalah?”

“Oh tidak apa-apa, terima kasih.” Nanda segera menutup telepon dengan perasaan kacau. Kekhawatirannya semakin memuncak.

Sedangkan di waktu yang bersamaan, Pram tengah bersiap-siap untuk kembali. Hellena yang terbangun dari tidur lelapnya segera menghampiri Pram dan memeluknya dari belakang.

“Udah mau pulang, yah?” tanya Hellena.

“Iya, sayang. Aku mau nganterin anak-anakku ke sekolah,” jawab Pram sambil memasang kancing bajunya.

“Loh, kenapa kamu repot-repot? ‘kan ada ibunya.”

“Apa yang harus kuharapkan darinya? Dia aja gak tahu bawa mobil.”

Hellena sangat kesal tidak dapat menahan Pram untuk terus di sisinya, dia pun segera berpindah tempat menghadap Pram dengan keadaan tanpa sehelai benang.

“Pakai bajumu, ntar masuk angin,” tegur Pram tetapi Hellena tidak mau menyerah.

“Gak bakal masuk angin kok, ‘kan udah dimasukin kamu, hehehe”

“Nanti kita lanjutkan lagi, yah?” bujuk Pram sambil mengecup Hellena.

“Gak mau, Ayang. Sekali aja, gak lama kok, Please baby,” rengek Hellena.

“Ck! Benar-benar gak bisa nolak yah sama kamu. Berdiri saja, yah.”

“Oke, Baby. Don’t worry!” Dengan semangat Hellena segera membalikan badannya dan membiarkan Pram melakukan aksi panasnya.

...****************...

Di Kediaman utama, Nanda dan kedua anaknya sedang menunggu kedatangan Pram untuk mengantar Cleo dan Aria ke sekolah. Karena supir pribadi anaknya sedang cuti.

“Ibu, kok ayah lama?” tanya Aria.

“Iya, Ibu. Kami akan telat,” sambung Cleo.

Melihat kedua anaknya, Nanda menjadi semakin geram pada sang suami. Nanda tidak masalah jika suaminya itu lebih mementingkan pekerjaannya tapi harus mendahulukan kedua anak mereka.

“Sabar ya, Nak. Kita tunggu ayah kamu sebentar.” Dengan wajah murung, kedua anak itu kembali duduk dengan manis.

“Loh? Kok anak-anak belum berangkat?” tanya Theo yang kebetulan lewat.

“Pak Budi libur, Ayah. Pram juga belum datang,” jawab Nanda.

“Dasar anak itu. Ya udah, biar Ayah aja yang nganterin anak-anak.”

Mendengar ucapan kakeknya, kedua anak itu bersorak ria. “Yeay. Kakek memang yang terbaik.”

“Makasih, ayah,” ujar Nanda sambil tersenyum manis.

Setelah kedua anaknya pergi, tidak lama kemudian Pram datang. Nanda memandang sinis ke arah Pram yang keluar dari mobilnya.

Dengan geram, Nanda bertanya, “Dari mana saja?”

Namun Pram hanya melewati Nanda begitu saja tanpa menggubrisnya, Nanda yang terlanjur menyimpan emosi dari semalam pun tidak mau menyerah, dia terus mengekor pada suaminya hingga ke kamar.

“Pram jawab, kamu dari mana aja sih? Sampai lupa sama anak-anak.”

“Udahlah, aku pusing.”

Nanda semakin kesal melihat tingkah suaminya, dia terus menatap tajam Pram hingga matanya menangkap sesuatu yang ganjal di tubuh suaminya. Jantungnya terus berdebar menahan gejolak yang ada di pikirannya.

“Pram….” Air mata Nanda berhasil jatuh, dia mendekati suaminya. “Kamu dari mana?” lirihnya.

Pram menatapnya sebentar. “Apaan sih? Jangan cengeng, udah punya anak dua masih juga gitu,” gerutu Pram.

“Cengeng katamu?” timpal Nanda. “Istri mana yang tidak sakit hati melihat suaminya bermain dengan wanita lain, ha?”

“INI TANDA APA, PRAM? KAMU MAIN GILA DENGAN PEREMPUAN MURAHAN MANA?” teriak Nanda sesenggukan.

“Bukan urusanmu! Mending kamu fokus jagain anak dan perbaiki diri.”

"Apa Hellena? Iya kan?" tanya nanda.

Sedangkan Pram hanya diam, pria itu tak lagi memedulikan Nanda dan meninggalkannya ke kamar mandi.

“Brengsek kamu, Pram!” maki Nanda penuh emosi.

Terpopuler

Comments

🦋⃟‌Fly🍾⃝Kͩᴀᷞᴛͧɪᷡᴇͣ

🦋⃟‌Fly🍾⃝Kͩᴀᷞᴛͧɪᷡᴇͣ

kok aku ikut melow sih thor

2023-08-11

0

🦋⃟‌Fly🍾⃝Kͩᴀᷞᴛͧɪᷡᴇͣ

🦋⃟‌Fly🍾⃝Kͩᴀᷞᴛͧɪᷡᴇͣ

kasihan nanda gatau yang di tunggu nya sedang asik di tempat lain

2023-08-11

0

🦋⃟‌Fly🍾⃝Kͩᴀᷞᴛͧɪᷡᴇͣ

🦋⃟‌Fly🍾⃝Kͩᴀᷞᴛͧɪᷡᴇͣ

ishh dasar g*tel

2023-08-11

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!