Setelah dua minggu lebih tidak masuk kuliah, akhirnya Azura kembali masuk kampus. Azura sendiri adalah seorang mahasiswi tingkat pertama jurusan design and art yang baru saja mulai kuliah dua bulan lalu. Sejak pertama kali masuk kuliah Azura sudah menjadi pusat perhatian para mahasiswa lain, mengingat status dirinya yang adalah putri dari pasangan konglomerat ternama di negeri ini. Ditambah lagi paras dan perangai fisiknya yang menawan membuat para warga kampus lain terutama mahasiswa laki-laki terkagum-kagum dan terpesona olehnya. Namun hal itu juga membuat beberapa mahasiswi di kampus merasa cemburu dan iri dengan keberadaan Azura.
Di kafetaria kampusnya, Azura tampak sedang duduk menikmati minuman bersama teman baiknya Miya. Miya sendiri adalah teman dekat Azura sejak masih duduk di bangku SMP.
Saat Miya sibuk bercerita banyak hal selama Azura tidak masuk, dirinya justru mendapati Azura yang tengah melamun dan tidak meminum sama sekali smoothies mangga yang telah dia pesan. Hal itu pun membuat Miya bertanya-tanya, ada apa sebenarnya dengan temannya itu?
"Azura, kau itu kenapa sih? Aku perhatikan sejak tadi pagi kau lesu sekali. Dan kudengar dari temanmu juga, kalau hari ini kau tidak menghadiri mata kuliah tuan Sanders, apa itu benar?"
Kebetulan Azura dan Miya berbeda jurusan, Azura jurusan desain, sementara Miya mengambil jurusan hukum.
Azura menghela nafas lalu menatap sang sahabat. "Aku tidak apa-apa Miya, hanya sedang tidak semangat saja mau mengikuti mata kuliah."
"Benarkah? Hem... Tapi sepertinya aku merasa ada yang kau sembunyikan. Tapi baiklah aku tidak akan memaksa jika kau belum mau cerita."
Miya sejak dulu memang paling bisa memahamiku, dan sebenarnya aku ingin cerita kepada Miya soal statusku yang ternyata bukan anak kandung ayah dan ibu, tapi ini terlalu pribadi dan aku belum siap untuk orang lain tahu.
Bahkan pergolakan batin Azura sendiri sebenarnya masih tetap mengelak kenyataan, kalau dirinya bukanlah anak kandung orang tuanya saat ini.
"Ya sudahlah, tapi aku ada kabar untukmu Azura..."
"Kabar apa itu?" Azura agak penasaran.
Miya memberitahu Azura kalau, selama dua minggu tidak masuk. Reon Heiki senior tingkat tiga di kampus mereka terus menanyakan kabar soal dirinya kepada Miya.
"Aku rasa senior kita Reon sungguh suka padamu. Aku bisa melihat bagaimana dia selalu menatapmu di hari pertama saat upacara penerimaan mahasiswa baru. Menurutmu bagaimana dia?"
"Bagaimana apanya?"
"Ya menurutmu Reon itu bagaimana?"
"Um... entahlah..." Azura tidak ada gambaran apapun tetang Reon.
"Kalau menurutku, dia cocok denganmu. Dia itu keren, cerdas, keluarganya juga kaya raya, dan dia adalah laki-laki tertampan dikampus ini, apa kau tidak ingin mempertimbangkannya buat menjadikannya pacar?"
"Entah, aku belum terpikirkan hal itu." Bagiku kini ada hal yang jauh lebih penting dipikirkan dibanding urusan percintaan.
Belum lama dibicarakan, tiba-tiba saja Reon datang menghampiri meja tempat Azura dan Miya duduk.
"Boleh aku bergabung duduk dengan kalian nona-nona?"
"Eh senior," Miya langsung bergeser agar Reon bisa duduk dekat dengan Azura.
"Hai Azura," sapa Reon.
"Ehem, hanya Azu yang disapa aku tidak?" Sindir Miya bermaksud menggoda keduanya.
"Maksudku hai juga Miya."
"Oh tidak apa-apa, aku sudah biasa kok. Wajar kalau Azura selalu jadi center, dia terlalu cantik, pria mana tidak tertarik, iyakan Azu?" Miya kembali menggoda dengan kedipan matanya ke Azura.
"Miya kau ini buat aku malu saja," gumam Azura merasa malu.
Mereka pun saling tertawa kecil. Disana akhirnya ketiganya mulai tampak lepas dan saling mengobrol. Namun sayangnya ditengan obrolan seru Miya harus pergi duluan, mengingat ada mata kuliah yang harus segera ia hadiri.
"Semangat kalian!" Miya memberikan gestur tangan menyemangati ke arah Reon dan Azura lalu pergi.
Kini hanya tinggal Azura dan Reon, disana Reon membuka obrolan dengan bertanya apakah Azura sudah sembuh betul, mengingat Reon juga menjadi saksi di tempat kejadian kecelakaan yang menimpa Azura waktu itu.
"Aku sudah baik-baik saja kok."
"Syukurlah kalau begitu."
Keduanya terlihat agak canggung setelah ditinggal Miya pergi.
""Aku...""
"Baiklah Azura kau duluan."
"Ti-tidak- tidak, kau saja duluan..."
"Baiklah, um— Azura sebenarnya jika kau tidak keberatan, aku ingin mengajakmu pergi makan malam bersama denganku, apa kau mau?"
Azura tidak menyangka jika Reon akan mengajaknya makan malam tiba-tiba begini.
"Reon aku senang mendapat tawaran baikmu. Tapi untuk waktu dekat ini sepertinya tidak bisa. Mungkin lain kali."
Wajah Reon merasa sedikit kecewa, namun ia bisa mengatasinya dengan sedikit tawa yang seolah menunjukan kalau ia tidak masalah dengan penolakan Azura tersebut. Tapi menurut Azura wajah agak kecewa pria itu masih tetap terlihat.
"Aku minta maaf ya..."
"Tidak apa-apa, aku paham. Lagipula kau kan belum lama sembuh jadi tidak masalah."
"Terima kasih sudah paham."
Azura melihat jam di ponselnya. "Oh iya Reon, sepertinya aku harus pulang duluan karena ada urusan keluarga." Hari ini ayah dan ibu Azura akan pergi ke paris untuk sebuah pertemuan dengan pimpinan utama brand besar dunia. Meski naik jet pribadi dan bisa kapan saja pergi, namun Azura ingin mengantar kedua orang tuanya itu berangkat.
"Ya tidak masalah Azura."
"Baik kalau begitu aku duluan... Sampai jumpa Reon, bye..."
"Sampai jumpa."
Disisi lain, terlihat Melisa bersama temannya Tina yang juga berada di kafetaria, ternyata sejak tadi sudah memperhatikan Azura dan Reon. Melisa adalah teman seangkatan Reon yang diketahui sudah mengincar Reon sejak tahun pertama mereka masuk kuliah. Melihat kedekatan Azura dan Reon tentu saja ia pun merasa kesal dan jengkel dibuatnya.
"Melisa, kau yakin akan diam saja melihat Reon terus dekat dengan junior kita yang satu itu?" Tanya Tina bermaksud memanas-manasi Melisa.
"Tentu saja tidak, bagaimana pun Reon itu cuma milikku bukan yang lain. Dan Azura sok cantik itu, dia pikir hanya karena dia putri keluarga Yamada dia bisa seenaknya disini? Tentu saja tidak. Bagaimana pun dia itu junior yang harus menghormati seniornya."
"Tapi dia memang sangat populer, dia itu sangat cantik, ditambah ia juga berbakat sebagai penari dan..."
Melisa melotot ke arah Tina karena sudah berani memuji wanita lain di hadapannya.
"Eh— ma-maksudku tentu saja kau lebih segala-galanya dibanding dia Melisa."
"Awas kau, sekali lagi aku dengar kau memuji gadis itu, aku akan membuatmu menyesal!"
"Iya, maaf..."
...🍁🍁🍁...
JANGAN LUPA, LIKE, COMMENT, VOTE OKE....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Mir_rim22
wkwk ternyata ada nenek lampir yg jadi cctv... okay next...
2023-07-03
0
Dwi Winarni Wina
Azura sangat popular dikampus banyak yg naksir,,,lanjut thor......
2023-07-02
0