"Kenapa kalian hanya diam? Kalian baru sadar kah, jika kalian sebenarnya adalah iblis itu sendiri?" ejek Ryan dengan terang-terangan.
Beberapa saat ketiganya terdiam mendengarkan ejekan dan provokasi yang dilontarkan oleh Ryan. Namun karena kemarahan yang terlalu besar dan gejolak emosi hang tidak lagi dapat di bendung, Wu Han pun membalas teriakan Ryan, "Cuih! Persetan dengan iblis! Kau berani membuat masalah di kota ini, bahkan berani melukai anggota Geng Samurai Mawar kami, maka hanya kematian saja yang layak untukmu!"
"Semuanya, serang!" lanjutnya sembari bergerak maju dan mengajak kedua teman atau anak buahnya yang lain yang tersisa.
"Hehehe.. Terkadang, kita itu harus sedikit tahu diri dan menahan gejolak emosi dalam hati agar tidak salah langkah dan berakhir menjerumuskan ke dalam jurang kesengsaraan!" ucap Ryan lalu juga bergerak menyambut sabetan pedang katana Wu Han dan kedua anak buahnya.
Pertarungan sengit yang terjadi di tengah jalanan yang sepi itu tidak bisa terelakan lagi. Suara dentingan saat kedua pedang katana milik Ryan ataupun milik salah satu dari anggota Geng Samurai Mawar bertemu terdengar cukup memekakkan.
Karena Ryan sebelumnya sudah merasakan kebosanan akan pertarungan yang hanya seperti itu-itu saja, kali ini Ryan bergerak dengan kecepatan yang tidak bisa diimbangi oleh ketiganya, sehingga hanya dalam waktu beberapa tarikan nafas saja dirinya sudah berhasil membuat beberapa goresan atau sambutan pedang katana ke tubuh ketiga lawannya.
Wu Han bersama dua anak buahnya meringis kesakitan dan sebisa mungkin untuk menahan perasaan itu agar tidak mengurangi kecepatan serangannya. Namun, luka tebasan yang diberikan oleh Ryan bukanlah lu kata bosen sembarangan, melainkan berfokus kepada titik-titik tertentu yang membuat Wu Han dan kedua anak buahnya tidak berdaya pada akhirnya.
Brukkk!
Ketiganya jatuh secara bersamaan dengan mulut yang terbuka karena terus meneriakan rasa sakit yang mereka rasakan. Ryan memberikan luka seminimum mungkin kepada Wu Han karena dia membutuhkan sesuatu darinya.
"Pada akhirnya, kalianlah yang tetap kalah." ucap Ryan sembari tersenyum dan melangkah mendekati Wu Han.
Ryan berjongkok tepat di depan wajah Wu Han dan terus mengembangkan senyumnya sehingga Wu Han bertambah jengkel saja setiap detiknya.
"K-kau.. S-siapa kau s-sebenarnya? Dan apa maumu melakukan ini kepada kami?" tanya Wu Han dengan terbata-bata dan terus meringis menahan sakit.
Ryan tidak memberikan jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan oleh Wu Han. Dia hanya terus tersenyum lalu mencengkeram kerah baju belakang dari Wu Han dan mengangkatnya dengan paksa.
Ryan menyeret anggota Geng Samurai Mawar berkedudukan tinggi dan memasukkannya ke dalam mobil mewah Wu Han sendiri dengan cara yang kasar. Ryan lalu ikut masuk dan berada di kursi pengemudi.
"Sekarang, katakan di mana markas kalian? Aku akan mengantarkanmu ke sana supaya kau cepat mendapatkan pengobatan dari teman-temanmu." ucapnya dengan santai.
Wu Han tidak bisa memahami apa yang diinginkan olehnya pemuda di sampingnya itu. Mengantarkannya untuk kembali ke markas Geng Samurai Mawar? Bukankah itu sama saja dengan pemuda itu mengantarkan nyawa kepada kelompoknya?
Namun begitu, Wu Han tetap menuruti apa yang diinginkan oleh pemuda yang tidak dikenalinya itu. Dia berharap jika nanti mereka berdua sampai di markas, teman-teman yang akan segera menghabisi pemuda ini setelah melihat kondisinya yang begitu mengenaskan.
Bruuummm...
Ryan melajukan mobil mewah berjenis Ferrari ke tempat yang ditunjukkan oleh Wu Han. Ryan dan Wu Han meninggalkan 9 orang yang sudah tidak berdaya dan terluka di tempat itu tanpa memperdulikan apa yang akan selanjutnya terjadi kepada mereka.
"Jadi, siapa namamu?" tanya Ryan yang membuka pembicaraan.
"W-wu Han, Tuan!" jawab Wu Han dengan nada ketakutan.
"Haiiih.. Tidak perlulah kau takut seperti itu! Aku tidak akan memakanmu!" keluh Ryan.
[Ya, Tuan memang tidak mungkin memakannya! Tapi Tuan bisa saja kapanpun membunuhnya! Haha..] ucap Sistem yang tiba-tiba menyahut dalam fikiran Ryan.
"Cih! Diamlah dulu kau Tem! Aku sedang ingin mencairkan suasana saja!" ujar Ryan dengan kesal.
[Hahaha.. Sadarlah wahai Tuanku yang paling anu! Suasana Tuan dengan Wu Han tidak akan pernah cair karena dia terlalu ketakutan kepada Tuan!] ucap Sistem sembari tertawa terkekeh-kekeh.
"Cih!" Ryan hanya menyahutinya dengan berdecak pelan karena apa yang dikatakan oleh Sistem kepadanya itu adalah kebenaran yang ada.
"Belok kiri Tuan-.." Wu Han tidak bisa melanjutkan kata-katanya saat meminta untuk berbelok karena dia tidak mengenali sosok pemuda yang membawanya itu.
"Ryan! Namaku Ryan!" ucap Ryan melanjutkan.
"Ri Yan?" Wu Han mengerutkan keningnya karena merasa tidak pernah mendengar nama dari pemuda di sampingnya.
"Ada apa? Apakah ada yang salah dengan namaku?" tanyanya karena melihat Wu Han mengurutkan kening dari kaca spion di atasnya.
"Ah! Tidak ada Tuan Ri Yan!" ujar Wu Han dengan cepat menjawab agar tidak membuat pemuda itu tersinggung dan berakhir membunuhnya.
"Huh! Dengarkan aku! Namaku Ryan! Bukan Ri Yan! Eja yang benar!" kata Ryan dengan mendengus membenarkan kesalahan yang ada pada Wu Han.
"Eh.. B-baik Tuan.. Ri..Yan.." ujar Wu Han dengan terbata-bata karena ketakutan.
Hal seperti yang dilakukan oleh Wuhan kepada Ryan saat memanggil namanya sebenarnya sangat wajar karena lidah orang negara C dengan orang seperti Ryan ataupun negara lain sangatlah berbeda. Terlebih, biasanya orang di negara C memiliki nama depan yang tidak lain adalah nama dari marga keluarga mereka.
Hanya beberapa kelompok saja yang tidak memiliki nama depan. Mereka tidak lain adalah para gelandangan ataupun kelompok tertentu yang memiliki otoritas tinggi dan rahasia luar biasa sehingga dengan terpaksa menyembunyikan nama keluarga mereka demi sebuah keamanan.
"Cih!" Ryan kembali berdecak saat ternyata Wu Han tidak dapat mengucapkan dengan benar namanya. Namun setelah itu dia tidak lagi mempermasalahkannya karena buang-buang energi saja.
Mobil Ferrari yang dikendarai oleh Ryan dan Wu Han terus melaju dengan kencang tanpa ada halangan suatu apapun. Itu dikarenakan di bagian depan mobil itu terdapat sebuah lambang milik Geng Samurai Mawar.
"Kemana lagi?" tanya Ryan dengan wajah datar kepada Wu Han saat kembali menemukan sebuah perempatan.
"Ke kiri lagi Tuan Yan!" jawab Wu Han dengan detak jantung yang tidak beraturan karena sedikit melirik ekspresi datar dari Ryan.
Ryan pun membelokkan mobilnya ke kiri dan terus mengikuti arahan dari Wu Han tanpa banyak bicara.
Setelah beberapa menit kemudian, mobil Ferrari itu akhirnya terparkir juga di depan sebuah gedung yang sangat besar yang memiliki lantai 30, yang tidak lain adalah markas dari kelompok Geng Samurai Mawar itu sendiri.
Sudut bibir Ryan segera memancarkan sringetipis saat turun dari mobil. Dia sudah tidak sabar melakukan sesuatu yang sama seperti yang pernah dia lakukan kepada kelompok geng tengkorak hitam yang berakhir menjadi bawahannya.
Bedanya, saat itu geng tengkorak hitam lah yang mendatangi dirinya, sedangkan saat ini dirinya lah yang mendatangi kelompok Geng Samurai Mawar.
"Hehe.. Waktunya membuat pijakan awal!" ucapnya sembari tersenyum lebar dan menyeret tubuh Wu Han dengan kasar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Sak. Lim
la emg bnererrrr2 goblokkkk idioooooot mereka duluan yg ngejarnya mc nya uda klh bbk blur bru bertanya
2024-02-14
1
🦂⃟ᴍɪʟᷤᴀᷤʜᷫ ᶜᵘᵗᵉ ✹⃝⃝⃝s̊S
Ryan panggil aq ya kalo butuh bantuan... bantuan buat dokumentasi pas nyerang markas genk samurai ya... bukan bantuan ngebantu ngelawan genk samurai 😀
2023-07-09
2
Mamat Stone
waktunya beraksi
2023-07-07
0