BAB15

Raihan meraba dahi Salsa untuk memeriksa keadaannya, Raihan tau benar istrinya belum sembuh total pasca kembali dari rumah sakit dua hari yang lalu.

Kenyamanan tidur Salsa terganggu dengan bayangan aneh yang memasuki alam bawah sadarnya, dahinya seketika mengerut lalu mulai terdengar rintihan seperti seseorang yang ingin menangis.

Mendengar rintihan itu Raihan berusaha membangunkan Salsa.

" Sa, ada apa ! kamu mimpi buruk ?" Raihan menggerakkan tubuh Salsa pelan, berharap sang istri akan merespon usahanya.

Air mata mengalir di pipinya menangis hingga sesegukan, menghancurkan hati Raihan, Ia tak menyangka ada mimpi yang dapat membuat Salsa hingga menangis sepilu itu.

Raihan meraih Salsa ke dalam pelukannya.

" Itu cuma mimpi, itu nggak nyata Sa. " Bisik Raihan.

Perlahan tangisan itu memudar dan Salsa mulai tersadar. Dalam keadaan setengah sadar ia merasa sedikit terkejut mendapati Raihan yang tak begitu perduli padanya seharian ini sedang memeluknya dengan erat, terdapat sentuhan kasih sayang dan cinta dari dekapannya itu.

" Kenapa kamu disini ?" tanya Salsa.

Ia melepaskan pelukan Raihan menjauh darinya.

" Aku ingin menjemputmu. " jawab Raihan

' Memangnya aku akan ikut begitu saja, setidaknya kau harus minta maaf padaku. '

" Kita harus pulang sekarang. " ajak Raihan

" Aku tidak mau. "

" Sa, berhentilah bersikap seperti anak anak. "

" Apa ? jadi aku bersikap seperti anak anak menurutmu. "

" Bukan gitu."

" Jadi karena aku masih anak anak jadi kamu bisa selingkuh dariku ?"

" Selingkuh ! apa maksudmu ! Siapa yang selingkuh ?"

" Aku.....tentu saja kamu, jangan berpura pura lagi padaku. "

" Sa, kamu cuma salah paham, dia itu sekertaris aku, kamu juga tau itu kan, lalu yang tadi pagi itu aku lagi meeting sama dia. " Raihan coba menjelaskan, berharap sang istri bisa memahaminya.

" Kalau begitu apa kau mencintaiku ?"

" Apa kau harus menanyakan itu. ?"

" Hemm, aku belum pernah lagi mendengar kau mengatakan itu padaku. "

" Jika aku tidak mencintaimu lalu bagai mana aku bisa menikahi mu. "

" Kalau begitu kenapa kau tidak mau menyentuhku ?"

Salsa tak memberi ampun terus menerus menyerang bagian pintal sang suami. Hal hal yang ingin di hindari nya begitu mudah di pertanyakan Salsa padanya.

' Mana mungkin aku bisa menyentuhmu salsa, aku hanya ingin menjaga janji ku pada alex, aku akan terus menjaga cinta kalian, lalu bagai mana caraku melakukannya. '

" Jangan mengabaikanku dan jawab aku, aku istrimu, aku perlu tau alasan nya, apa ada yang salah padaku hingga kau tak ingin melakukan tanggung jawab mu padaku. "

" Sa, kamu masih sakit, dan dokter bilang kamu belum boleh lelah atau pun stres, jadi berhentilah memaksaku saat ini. "

" Kalau begitu kembali lah sendiri, aku tidak ingin kembali denganmu. " Salsa tetap kekeh pada keputusannya.

Keras kepala, manja, itu lah kepribadian seorang Salsa, tidak ada yang bisa mengubah keputusannya.

" Baiklah, mungkin begini akan lebih baik, setidaknya dingin kan dulu kepalamu. "

Salsa membelakangi Raihan, ia tau suaminya itu tidak terbujuk dengan perkataannya.

' jika kau tidak ingin menjawab ku sekarang, maka sampai kapan pun aku tidak akan kembali lagi bersama mu. '

Raihan melangkah menjejaki anak tangga yg menghubungkan ke lantai dasar.

" Rai, kok kamu sendiri, salsa mana ?"

Terlihat senyum tipis tersungging di wajah Raihan.

" Maaf ma, untuk sementara bisa Rai titip Salsa di sini dulu !"

" Tentu saja rai, ini kan rumah kalian juga. "

" Maaf udah ngerepotin mama. "

" Jangan bicara gitu sayang, mama nggak akan tanya apa yang terjadi, karena mama tau kalian bisa menyelesaikan masalah kalian."

" Makasih ma. "

" Kalau gitu Rai pamit dulu, salam buat papa, besok Rai kesini lagi. "

" Iya sayang. "

Sebuah helaan mengiringi langkah nya keluar meninggalkan sang istri.

Kakinya terasa berat. Bukan karena ukurannya yang raksasa, melainkan keengganannya yang menggelayuti sekujur tubuh. Inilah perasaan yang tak ingin ia miliki, rasa bersalah, takut karena harus meniggalkan Salsa dalam keadaan marah.

Raihan menyingkap pintu mobilnya duduk di kursi kemudi, ia membenamkan kepalanya di atas kemudi.

'Kau bahkan menyimpan rapat rapat kenangan indahmu bersama alex di dalam ingatanmu, lalu bagai mana aku bisa mengutarakan isi hati ku padamu, saat aku tau hanya ada nama alex di hatimu.'

.

.

.

.

BERSAMBUNG....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***