BAB8

Tanpa pikir panjang raihan meminta sekretarisnya untuk membatalkan semua jadwal rapat nya hari ini, Raihan langsung kembali ke rumah sakit.

Dengan cepat dia mengemudikan mobilnya, dia benar-benar sangat khawatir dengan ibu mertuanya dan Salsa.

Tiba di rumah sakit Raihan memarkirkan mobilnya laru berlari menuju ruang inap Salsa, dia melihat ibu mertuanya sedang duduk tertunduk di luar ruangan Salsa, dengan cepat Raihan mendekatinya.

" Ma..." panggil Raihan dengan napas ngos-ngosan.

" Rai, syukurlah kamu udah datang, mama benar-benar takut. " Raihan menggenggam tangan mertuanya coba menenangkannya.

" Ma, cobalah untuk tenang, apa pun yg terjadi kita harus bisa menghadapi Salsa ma, cepat atau lambat kita tau ini akan terjadi dan kita harus siap. " jelas Raihan panjang lebar pada seng mertua.

" Mama mau masuk sama Rai, atau mama tunggu di sini aja ? " tanya Raihan dan mama nya memilih ikut masuk ke dalam.

Raihan mendekati istrinya dan melihat Salsa tertidur, kemudian dia merapikan rambut Salsa yang berantakan di wajah Salsa dengan sangat hati-hati, tiba-tiba mata Salsa terbuka, membuat Raihan terkejut.

" Kamu udah balik lagi....? tanya Salsa

" Eemm... jawab Raihan.

Raihan duduk di samping salsa dan mamanya berdiri di samping Raihan memegang pundak Raihan.

" Kamu baik baik aja....? tanya Raihan, Salsa hanya mengangguk dan tersenyum padanya.

" Sa, dengerin aku baik baik, ada yang harus kamu tau". kata Raihan ragu-ragu.

" Ada apa sayang, kenapa muka kamu jadi serius gitu, apa ada masalah sama kesehatan ku. " Raihan dan mamanya terkejut mensengar Salsa memanggil Raihan dengan sebutan sayang.

Raihan dan mertuanya saling menatap keduanya sangat bingung dan tak percaya dengan apa yang mereka dengar.

" Ada apa, kok diem aja. !" tanya Salsa lagi.

" Tunggu sayang tadi Salsa bilang apa. !" tanya mamanya.

"aksud mama !" tanya Salsa bingung.

" Kamu baru aja manggil aku sayang..?" tanya Raihan ragu-ragu.

Salsa menatap Raihan bingung, kenapa Raihan malah bertanya seperti itu apa salahnya memanggilnya begitu.

" Apa aku salah memnggil mu seperti itu, memangnya panggilan ku untuk mu seperti apa. ? " tanya Salsa yang semakin mebuat Raihan dan mama nya semakin bingung.

" Kamu tau Raihan itu siapa..? tanya mamanya

" Aku tau ma, walau aku tidak ingat jelas tapi aku ingat sudah menikah dan selama ini kau selalu ada di sampingku kan, bahkan aku selalu mendengar suaramu memanggilku. " jelasnya panjang lebar tapi masih sulit untuk di pahami.

" Maksudmu kamu ingat kapan kita menikah...? " tanya Raihan

" Ada beberapa hal yang seperti bayangan aku tidak bisa melihat jelas wajah nya, tapi aku ingat sebuah pesta pernikahan yg di sana aku memakai baju pengantin yang sangat indah, tapi aku gak bisa ingat wajahmu saat itu, sepertinya ada masalah dengan kepalaku. "

" Auww.." rintih Salsa sambil memegangi kepalanya.

" Ada apa Sa...! " tanya Raihan

" Ada apa sayang..! " tanya mamanya menimpali.

" Kepalaku sakit ma. " Salsa semakin merintih kesakitan.

" Tunggu sebentar aku akan panggil dokter. " kata Raihan yang langsung menekan tombol pemberitahuan.

" Tenang sayang, sabar sebentar dokter akan segera datang. " kata mamanya yang merasa sangat khawatir dengan keadaan Salsa.

Raihan memegangi tangan Salsa sangat erat, dan tak lama kemudian dolter Alvin datang, dan langsung memeriksa kondisi Salsa.

Dokter Alvin nenyuntikkan obat penenang pada Salsa, saat ini dia sudah tertidur.

" Gimana dok kondisi nya. ? tanya Raihan pada dokter Alvin.

" Kenapa putri saya jadi seperti itu dok, apa yang terjadi padanya. " tanya mamanya.

" Saya belum bisa memastikannya sebelum melakukan pemeriksaan lebih lanjut, tapi yang saya duga itu semua terjadi akibat trauma yang dialaminya saat kecelakaan." jelas dokter Alvin.

" Apa maksudnya dok. ?" tanya Raihan

" Sebuah pukulan yang mengguncang jiwanya, seseorang yang tidak bisa menerima sebuah kenyataan yang menimpa dirinya dan ingin melupakan kejadian pahit itu, cenderung keinginan itu dapat memicu ingatan seseorang. "

Dokter Alvin mencoba menjelaskan panjang lebar dengan pandangan seorang dokter.

Yang tidak dapat di ingatnya adalah keberadaan Alex, seakan Alex tak pernah ada di hidupnya, seakan menghilang tanpa jejak.

Raihan terduduk di kursi tunggu di luar ruangan Salsa, berkali kali Raihan mengusap wajahnya dengan kasar.

" Apa lo yang menghapus jejak mu di hati dan pikiran Salsa Lex, Apa kau yang melakukannya, karna lo takut dia tidak bisa bertahan tanpamu. "

" Kenapa Lex, kenapa lo tega ninggalin dia, kalau lo secinta itu sama dia. " Raihan yg selama ini terlihat kuat dan selalu mencoba bertahan untuk tidak meneteskan air matanya tapi hari ini seakan air matanya sudah tak mampu di bendung lagi.

" Lo mau gue gimana Lex, apa yang harus gue lakuin sekarang. "

Tidak ada yang tau apa yang akan terjadi di masa depan, dan berapa lama rahasia itu akan terbongkar dan berapa lama ingatan itu akan kembali pada tempatnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***