"Rai, kamu udah pulang nak !" ujar Papanya.
Raihan menganggukkan kepalanya pelan, setelah melepaskan pelukannya Raihan langsung duduk di samping jasad Alex.
Raihan menutup matanya, dia menahan air matanya agar tak menetes, tak ada kata-kata yang mampu di ucapkan. kepedihan itu sungguh tak sanggup di ungkapkan nya. Walau terasa begitu menyiksa Raihan mencoba untuk bertahan demi orang-orang yang dicintainya.
"Mama dimana Pa!" tanya raihan pada Papanya.
Karena sejak tadi dia tidak melihat keberadaan Mamanya, sosok yang sangat di khawatirkan nya sepanjang perjalanan pulang ke rumah.
"Mamamu ada di kamar, Rai" Beritahu Papanya.
Raihan langsung menghampiri Mama nya, dia melihat Mamanya yang sedang tertidur, dia melihat kondisi wanita terkasihnya itu begitu lemah tak berdaya. Membuat air matanya tak terbendung lagi.
Ia menggenggam tangan Mamanya.
"maafin Rai, Ma! karena terlambat kembali" Ujarnya sambil mencium tangan Mamanya berkali-kali.
"Rai...." panggil Mamanya
"Ma... Rai disni."
"Rai, kakak kamu, kakak kamu Alex "
"Ia Ma, Rai tau." kata Raihan yang langsung memeluk Mamanya.
"Raihan, Alex, apa yang harus Mama lakukan tampa Alex, Rai !" kata Mama dengan isak tangisnya yang begitu pilu.
"Ma, Rai mohon demi Alex, Mama harus kuat, Alex paling gak sanggup liat Mama nangis kan ! jadi Rai mohon demi Alex, kita harus bertahan Ma" kata Raihan tanpa melepaskan pelukannya.
"Raihan janji, akan selalu ada buat Mama, Rai akan gantiin Alex buat jagain Mama, jadi Rai mohon Ma. " Raihan mencoba menenangkan Mamanya.
Raihan mengambilkan segelas air yang ada di atas meja kecil di sudut tempat tidur, dan memberikan kepada mamanya.
"Rai, Salsa, apa yang harus kita lakukan ! bagaimana anak itu akan bertahan hidup, Sayang!" Ujar Mamanya.
"Rai akan urus itu Ma, Mama jangan khawatir." ia berusaha mengatakan apa pun yang bisa membuat mama nya lebih baik.
Pemakaman pun selesai dilakukan di iringi isak tangis dari seluruh keluarga.
"Lex, Papa janji akan menjaga Salsa dengan baik, apa pun akan Papa lakukan untuk nya, jadi kamu bisa istirahat dengan tenang disana, Nak." kata Papanya yg terduduk di samping makam Alex.
Mamanya sudah tak mampu berkata-kata selain menangis, walau sudah sangat lemah tak berdaya namun dia berusaha kuat agar tetap bisa mengantar kepergian putra tercintanya ketempat peristirahatan terakhirnya.
Ia menggunakan tubuh Raihan sebagai topangan, berkali-kali Raihan mengecup kening Mamanya.
'Lex, aku janji sama kamu, aku akan menjaga dan menyayangi semua orang-orang yang kamu cintai selama ini. ' Batin Raihan
'Apa pun akan aku lakukan untuk bisa membuat mereka tersenyum lagi, itu janjiku padamu.'
Semua orang sudah kembali ke rumah, Raihan memapah Mamanya masuk ke dalam kamar dan membantunya untuk istirahat.
"Rai," Mamanya menghentikan langkah Raihan yang sudah hampir beranjak dari sampingnya.
"Iya, Ma. " Raihan duduk kembali di samping Mamanya dan menggenggam tangannya.
"Mama mohon jangan tinggalin Mama, Nak. " katanya yang akhirnya kembali terisak, air matanya seakan tak pernah habis yang terus saja mengalir.
"Rai nggak akan ninggalin Mama , Raihan janji Ma."
"Jangan pergi dari samping Mama walau hanya sedetik, Mama mohon." mohon ibu Intan menggenggam erat tangan Raihan.
"Mama cuma punya kamu saja sekarang, kalau Mama harus kehilangan Raihan juga Mama..."
"Ma..."
"Mama, mama nggak akan bisa bertahan hidup lagi, Sayang". Kepedihan terlihat jelas dari suara tangisan sang Mama.
Raihan langsung memeluknya lagi, Raihan perlahan melepaskan pelukannya lalu mengusap air mata wanita terkasihnya itu dengan lembut.
"Raihan janji Ma, Raihan akan selalu ada buat Mama. Jadi Raihan mohon berhentilah menangis dan istirahatlah. " ujarnya.
"Rai disini, hmm...."
.
.
.
.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Alivaaaa
sedih sekali 😥
2023-06-10
0
Anonymous
😭😢😵😷sedih
2022-02-09
1
YuliaBilqis
Mewek 😭😭😭😭
2021-07-28
1