Perjuangan Cinta Eleana
Aaron menginjak rem dan membanting setir secara mendadak tatkala sebuah mobil tiba-tiba melintas di depan kendaraannya. Namun, naas! Mobil yang sama-sama melaju dengan kecepatan tinggi itu tidak dapat dikendalikan.
Mobil Aaron terlempar saat minibus di hadapannya itu menghantam mobilnya dengan kencang. Bunyi benturan terdengar keras, memekakkan telinga bersama teriakan nyaring para pengendara lain.
Mobil mewah berwarna hitam itu terguling sebelum akhirnya berhenti dengan posisi terbalik.
Beberapa orang berlarian. Ada yang ingin menolong, ada juga yang merasa panik dan akhirnya segera meninggalkan lokasi kejadian. Ada juga yang langsung menghubungi polisi dan petugas medis saat melihat kecelakaan itu.
Bukan hanya itu, beberapa di antara mereka pun ada yang sengaja mengabadikan kejadian kecelakaan maut itu dengan ponsel mereka.
Aaron baru saja pulang dari kantor. Pria itu sengaja pulang cepat karena ingin segera menemui sang istri yang sangat dicintainya. Lelaki itu sudah berjanji pada Eleana jika hari ini dia akan pulang lebih awal setelah seminggu lebih pria itu lembur di kantor karena banyak pekerjaan.
Namun, tidak disangka, niat hati ingin segera sampai di rumah, Aaron justru mengalami kecelakaan karena mengemudi dengan kecepatan tinggi.
***
Eleana merasa terkejut saat mendengar suara seseorang di seberang sana yang mengabarkan tentang Aaron. Wanita itu sedang duduk santai di depan rumah, menunggu Aaron yang beberapa saat lalu menelepon.
Pria itu mengatakan kalau dia sudah berada di dalam mobil dan siap meluncur pulang ke rumah.
"Suami Anda saat ini berada di rumah sakit. Dia mengalami kecelakaan."
"Apa?" Kedua mata Eleana membola. Tangannya yang memegang ponsel gemetar. Hampir saja ponsel itu terjatuh kalau saja Eleana tidak menggenggamnya erat.
Air mata Eleana mengalir membasahi wajah cantiknya. Dia sungguh tidak menyangka jika lelaki yang sedang ditunggunya sedari tadi ternyata saat ini sedang berada di rumah sakit karena mengalami kecelakaan.
Setelah menyebutkan di mana Aaron dirawat, panggilan itu berakhir. Eleana dengan panik berlari masuk ke dalam rumah sambil berteriak memanggil bi Surti dan Juno agar bersiap di depan rumah. Eleana mengambil tasnya di dalam kamar. Wanita itu tidak berhenti menangis.
Bi Surti menghampiri majikannya yang terlihat panik dengan air mata yang tak berhenti mengalir pada pipinya. Perempuan paruh baya itu merasa terkejut saat mendengar kalau majikannya mengalami kecelakaan.
"Sabar, Non. Kita doakan saja semoga Den Aaron baik-baik saja." Bi Surti merangkul tubuh Eleana dan membawa perempuan itu masuk ke dalam mobil.
Mobil melaju meninggalkan rumah besar milik Aaron dan Eleana. Juno, sang sopir pribadi mengemudikan mobilnya setelah Eleana menyebutkan alamat rumah sakit di mana Aaron dirawat.
"Lebih cepat, Jun!" teriak Eleana yang masih terus menangis di pelukan Bi Surti. Juno menuruti kemauan Eleana. Lelaki muda itu menambah kecepatan mobilnya.
***
Eleana menatap Aaron yang kini berada di ruang ICU. Lelaki itu terbaring lemah dengan beberapa alat medis yang menempel pada tubuhnya.
Kecelakaan yang menimpa Aaron membuat lelaki itu terluka parah. Sudah dua hari berlalu, tetapi, Aaron belum juga sadarkan diri.
Selama dua hari itu juga, Eleana tetap berada di rumah sakit. Perempuan itu berjaga di depan ruang ICU dan akan masuk ke dalam ruangan jika dokter mengijinkan.
Seperti sekarang, Eleana baru saja diijinkan masuk ke dalam ruangan setelah hampir seharian Eleana menunggu di depan pintu ruangan dengan air mata yang tak berhenti mengalir.
"Aaron." Air mata Eleana kembali mengalir.
Wanita itu menangis tersedu sambil terus memanggil nama suaminya. Sedari kemarin, rasa khawatir dan ketakutan terus saja menghantuinya.
Wanita itu takut terjadi apa-apa pada Aaron yang kini terbaring lemah tak berdaya. Wajah tampan yang begitu dikaguminya itu kini penuh dengan luka. Kepalanya dibalut perban, begitupun dengan kedua kakinya.
Pergelangan tangannya tertancap jarum infus. Selang ventilator juga terpasang pada hidungnya.
"Aaron, bangun, Sayang. Aku mohon, sadarlah!" Eleana mengusap lengan Aaron. Namun, lelaki itu tidak bergerak sedikit pun.
"Aaron, kamu bilang akan mengajakku pergi berlibur bukan? Tapi, kenapa sekarang kamu tidak mau bangun?" Air mata Eleana kembali luruh. Apalagi, saat dia mengingat kata-kata Aaron sebelum kecelakaan.
Lelaki itu mengatakan akan mengajaknya berlibur. Aaron merasa bersalah pada Eleana karena beberapa bulan terakhir lelaki itu terlalu sibuk dengan pekerjaannya.
Aaron bahkan sudah mempersiapkan semua keperluan untuk liburan mereka. Namun, siapa sangka, semuanya kini hanya tinggal rencana.
Suami yang sangat mencintainya itu justru mengalami kecelakaan saat perjalanan pulang ke rumah untuk menemuinya.
"Aaron ...."
***
Selama beberapa hari di rumah sakit, Eleana tidak beranjak dari depan ruang ICU, kecuali untuk keperluan mandi dan makan. Wanita itu mengikuti perintah dokter untuk menjaga kesehatan agar dia tetap kuat saat menjaga Aaron.
Bi Surti dan Juno juga ikut berjaga di rumah sakit. Mereka berdua menemani Eleana dan terus memberikan semangat pada perempuan itu.
Aaron dan Eleana adalah pasangan suami istri yang saling mencintai. Mereka berdua selalu terlihat mesra. Aaron dan Eleana juga selalu memperlakukan bi Surti dan Juno dengan baik meskipun mereka berdua hanya seorang asisten rumah tangga dan sopir pribadi.
Melihat keadaan Eleana yang tidak berhenti menangis tentu saja membuat Bi Surti dan Juno merasa prihatin. Bi Surti bahkan ikut menangis saat wanita itu menangis dalam pelukannya sambil terus menyebut nama Aaron.
Eleana yang biasa tersenyum, beberapa hari ini terus saja menangis karena melihat keadaan suaminya yang belum juga sadarkan diri.
"Kapan Aaron akan sadar, Bi? Aku takut. Aku takut Aaron meninggalkan aku," ucap Eleana di tengah isak tangisnya.
"Teruslah berdoa, semoga suami Non Eleana segera membaik. Bibi yakin, Den Aaron orang yang kuat. Dia sangat mencintai Non Eleana, tidak mungkin dia meninggalkan Non Eleana begitu saja bukan?" Bi Surti memeluk Eleana. Mengusap punggung wanita yang terus saja menangis itu.
"Tuhan, tolong selamatkan suamiku. Aku mohon," batin Eleana.
***
Beberapa hari kemudian, Aaron dipindahkan ke ruang rawat inap karena kondisinya berangsur membaik.
Eleana juga merasa lega saat melihat kondisi Aaron yang kini sudah sadarkan diri. Dokter sedang memeriksa keadaan Aaron dibantu oleh seorang perawat. Dokter wanita itu tersenyum menatap Aaron yang tampak masih lemah.
Setelah selesai memeriksa Aaron, dokter wanita itu meninggalkan ruangan diikuti oleh perawat yang tadi membantunya.
Eleana mendekati Aaron setelah dokter dan perawat itu pergi. Wanita itu tersenyum bahagia saat melihat Aaron kini sudah membuka matanya.
"Aaron ...." Eleana menatap Aaron dengan deraian air mata.
"Sayang, akhirnya kamu bangun juga." Eleana menggerakkan tangannya membelai wajah Aaron. Namun, wanita itu sangat terkejut saat Aaron tiba-tiba menepis tangannya dengan kasar.
"Jangan kurang ajar, Eleana. Aku ini kekasih sepupumu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
🎤ImaEdg🎧
kadang aku suka kesal dengan orang-orang ini. Mungkin iya dgn mengabadikan dan mengunduh ke medsos bisa membantu mengidentifikasi korban, dan memberitahu keluarga secara tak langsung. Namun, kebanyakan yg diunduh foto kondisi korban yg sangat ngeri buat dilihat.
2023-07-09
1
Baby_Miracles
keren, bikin deg2an
2023-07-08
1
EuRo
Aku bacanya, dari awal udah deg-degan. Udah tegang. Takut pas sadar si Aaron, nanti malah amnesia. Eh bener dia lupa sama istrinya. kasihan Eleana😭
2023-07-08
1