Dream 16

KRAK!

Suara besi bersentuhan terdengar begitu jelas. Kun mendongakkan kepalanya. Masih pagi begini kenapa sipir membuka pintu penjara.

Si sipir itu menguap, membuka mulutnya dengan lebar dan menatap Kun dengan sebal. Dia menyapu pandangannya ke sekitar sebelum menatap Kun kembali.

"Ckck... teman satu sel-mu aja masih tidur dengan nyenyak" keluhnya lalu menatap jam di dinding yang menunjukkan pukul tujuh lewat lima menit. Selisih lima menit dari jam besuk tahanan.

"Saya sedikit heran sama kamu. Kamu tidak terlihat seperti seorang penjahat, lebih kayak orang baik, tapi kenapa berakhir di penjara?" tanya sang sipir.

Kun hanya diam melihat sang sipir yang dengan kasar melepaskan gembok pintu tahanan nya.

"Tapi kita nggak boleh nilai orang dari penampilannya saja. Kamu dapat tamu pagi ini" Masih dalam diamnya, Kun bangkit dari duduknya karna tau betul siapa yang menunggunya diluar. Pemuda itupun sedikit kaget mengetahui jika orang itu datang sepagi ini. Biasanya ia datang jam delapan malam atau lebih. Apa karna ini hari minggu jadi ia datang lebih pagi?

Si sipir menggiring tubuh pemuda tinggi tersebut menuju bilik pertemuan. Kun masuk dan dirinya langsung disambut oleh kehadiran dua orang temannya di sana.

Kun menatap kedua orang yang datang mengunjungi nya kali ini. Sungguh lelah berurusan dengan mereka. Kun ingin segera lepas dan bebas. Namun ia masih terbelenggu sampai saat ini.

Kun duduk dengan santai menghadap dua temannya yang entah sejak kapan sudah duduk di sana. Sedangkan itu, teman berambut kecoklatan mengeluarkan sebuah kertas dari sakunya dan menyodorkannya ke pemuda tinggi itu.

"Turuti ucapan kita dan lo akan segera bebas. Rencananya besok kami sendiri yang akan jemput lo" isi surat tersebut.

"Kalian yakin bakal berhasil, jangan nekat!" peringat Kun.

"Iya, gue yakin pasti berhasil. Gue masih butuh lo buat jalanin rencana. Kalo lo mau gue kasih kalo nggak juga nggak papa"

Kun berpikir sejenak. Keluar dari penjara memang sulit dan bisa dikatakan mustahil. Tapi bagaimanapun caranya ia harus keluar dari tempat ini. Kun tak bersalah. Kun tak pantas ada ditempat seperti ini. Dia mau keluar dan membuktikan kebenarannya. Ia harus segera keluar.

"Baik" setuju nya.

Pria berambut kecoklatan itu mengambil sebuah obat dan plester dari sakunya. Kun sempat ragu untuk mengambilnya namun pada akhirnya ia ambil pemberian pria tersebut.

🌱🌱🌱

"APA NGGAK BISA!?" Jerit Jaemin. "Loh kok nggak bisa pak? Kita mau jenguk dia masa nggak boleh sih?" kesalnya.

"Iya, lagian ini baru jam delapan loh pak. Baru dibuka juga kok nggak bisa" gerutu Chenle.

"Masalahnya itu udah ada yang jenguk dia tadi " jelas sipir penjaga.

"Dijenguk? Sepagi ini? Siapa pak?"

Sipir penjaga melihat catatan pengunjung dan diikuti oleh keduanya namun begitu ketahuan sipir penjaga dia segera menutup buku catatannya. Katanya sih rahasia. Tidak bisa diketahui sembarang orang.

"Aah..." sungut Jaemin dengan wajah imut khasnya.

"Pak, Kun itu temen kita, jadi bolehlah kita lihat catatannya. Kita mau tau siapa yang udah jenguk dia selama ini. Boleh ya pak!?" bujuk Chenle.

"Nggak boleh!" kata sipir penjaga tegas. "Mendingan kalian pergi aja kalo nggak ada urusan. Anak kecil kok mainnya di penjara, sana-sana pergi! Ganggu aja!"

Mau tak mau Chenle dan Jaemin pergi dari tempat itu. Rencananya buat ketemu gagal sudah. Btw ini udah ketiga kalinya loh mereka gagal jenguk Kun. Selalu aja keduluan orang. Kalo gini ceritanya sih kapan mereka bisa ketemu Kun.

Baik Chenle dan Jaemin begitu ingin ketemu temannya itu. Banyak hal yang ingin mereka tanyakan. Banyak hal yang ingin mereka tau dari sudut pandang seorang Kun. Banyak hal yang mencurigakan disini. Mulai dari kasus Mark yang bunuh diri secara tiba-tiba dan Lucas yang sempat menghubungi Ten. Tak ketinggalan juga kematian Ten yang mendadak di rumah sakit.

Ditambah lagi dengan gambar-gambar emoticon di setiap TKP. Bukankah itu cukup aneh. Normal kan kalau Chenle serta Jaemin menganggap ini sebagai kasus pembunuhan walau polisi tak membeberkan info apapun. Keduanya cukup jeli mengaitkan kedua kasus ini dilakukan oleh orang yang sama. Apalagi ketiga korbannya sama-sama teman sekelasnya dan juga anggota NCT. Hal itulah yang membuat keduanya memutuskan untuk menyelidiki kasus ini secara diam-diam.

Namun jalan yang harus mereka lalui tak semulus yang diharapkan. Buktinya saja setelah gagal menemui Kun bukannya mencari info lain eh keduanya malah nyasar ke restoran milik Renjun.

🌱🌱🌱

"Srup!" bunyi kuah sup terdengar ditelinga Renjun. Ia sekarang tengah asik memandang kedua temannya yang tengah lahap memakan ramyeon buatannya.

"Bisa pelan-pelan nggak makannya? Kalian mirip orang yang gak makan tiga hari!" ejek Renjun menaruh nampan ke meja.

Jaemin meliriknya sekilas. "Ntar di suluhhhh bayalll kaloo maannya lamaaab(entar di suruh bayar kalo makannya lama)" ucapnya dengan mulut penuh mie.

Renjun tertawa melihat aksi Jaemin yang nyeleneh tapi lucu. " Tenang ini gratis kok. Kalo pun bayar, lo berdua bayar pakek jasa. Ngeliat lo berdua makan kek orang susah gini bikin hati mungil gue tersentuh"

"Jadi nggak ikhlas nih" Ujar Chenle kaget karena di bilang orang susah. "Eh nggak gitu maksudnya" kata Renjun menggelengkan kepalanya. "Canda bos, jangan dianggap serius dong"

"Kita juga canda kali Njun" saut Chenle lalu tawanya serta Jaemin meledak. Sukses sudah meledek pemuda Huang tersebut.

Suara tertawa mereka cukup nyaring hingga membuat beberapa pengunjung yang makan menatap mereka tak suka. Namun kedua orang itu rupanya sudah kehilangan rasa malu sampe-sampe Renjun harus menyuruh berhenti secara paksa.

"Bikin malu aja sih, udah berhenti. Tuh lihat kalian di tonton satu resto!" tunjuk Renjun setelah sukses menghentikan aksi temannya yang sangat-sangat memalukan.

Tolong kasih tau ke Renjun kalau mereka bukan temannya. Renjun tak kenal mereka.

"Btw, candaan lo pada tadi garing tau" ungkap Renjun yang membuat suasana disana seketika membeku. Jaemin serta Chenle sampai mengalihkan pandangannya karna kesal. Merasakan hal buruk bakal terjadi, buru-buru Renjun mengalihkan arah pembicaraan dengan menanyakan beberapa hal.

"Kok kalian bisa ada disini pagi-pagi, Ngapain coba?" tanyanya.

"Ada urusan. Kita tadinya mau jenguk Kun tapi gagal. Keburu sama orang lain" jawab Jaemin.

"Bukannya kemarin lo udah kesana ya, kok kesana lagi?"

"Kemarin tuh nggak bis-" ucapan Jaemin terhenti kala Chenle menendang kakinya secara sengaja. Pemuda Zhong tersebut juga menatap Jaemin tajam.

"Aww...!" Jaemin meringis merasakan nyeri di kaki nya.

"Eh kenapa?" Tanya Renjun khawatir.

"Hehehe..." ringis Chenle cengengesan. "Dasar Zhong Chenle kalo mau nendang bilang-bilang kali! " Rutuk Jaemin, kaki nya sakit bukan main.

"Lo kenapa sih?" bisik Jaemin dan dibalas Chenle dengan aksinya menaruh jari telunjuk dimulutnya.

"Disini enak juga ya, apalagi pagi-pagi begini. Pesen kopi yuk Jaem!" Ajak Chenle mengalihkan pembicaraan. Chenle mengedarkan pandangannya ke sekeliling resto sedangkan kedua temannya tengah menatapnya heran. "Nih bocah kalo lagi nyembunyiin sesuatu keliatan banget njir" Gumam Jaemin dalam hati.

"Gue mau pesan latte, kalo lo Jaem?" tanyanya tanpa menatap wajah kedua temannya yang masih memperhatikan gerak-gerik Chenle. Matanya asik menelusuri setiap inci resto Renjun. Sampai pada suatu titik matanya menatap sesuatu yang aneh bila dicerna otak. Sesuatu yang tak biasa.

"Njun, sejak kapan lo punya pegawai?" tanya Chenle ambigu.

Renjun mengerutkan dahinya bingung. Dia kan emang punya beberapa pegawai. Ya kali ngurus resto segede gini berdua aja sama ayahnya. Nggak lah.

"Jangan bercanda deh Le, lo jadi pesen latte nggak? itu udah ditungguin sama mbaknya!" ucap Jaemin makin bingung dengan pertanyaan Chenle tadi.

"Ng-nggak maksud gue tuh, sejak kapan Winwin jadi pegawai lo?" tanya Chenle.

Jaemin langsung menoleh ke arah pandang Chenle.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!