Dream 15

"Sini biar gue jelasin siapa NCT itu" kata-kata Chenle terus terngiang di kepala Jaemin. Pemuda Lee itu kini tengah duduk di meja belajarnya sambil menatap bukunya yang masih tertutup dengan rapi.

Sepulang sekolah tadi kedua orang itu sempat nongkrong di cafe dekat penjara tempat Kun ditahan. Setelah insiden yang menyebabkan keduanya gagal bertemu Kun, Chenle lalu mengajak Jaemin buat makan-makan di cafe sebelum pergi. Itulah alasan kenapa Jaemin masih berkeliaran malam-malam begini.

"Kan lo dan Haechan pernah jelasin ini waktu pertama gue masuk. Gue masih inget loh!" timpal Jaemin.

"Ini beda dari itu. Yang ini lebih dalam lagi"balas Chenle ambigu dengan wajah yang nampak serius.

Jaemin menyeruput kopinya secara pelan. Wah...sungguh enak, meski agak pahit sih.

"Ya udah gue bakal dengerin. Apa?" desis Jaemin yang akhirnya mau mendengar cerita itu lagi.

"NCT itu pada awalnya beranggotakan 23 orang. Dan sekarang NCT udah berkurang karena tiga orang meninggal. Lo pasti tau kan siapa ketiga orang yang meninggal itu?" Chenle memulai cerita nya dengan serius.

Jaemin mengangguk. Ia kembali ingat ketika Renjun memberitahu nya bahwa Ten meninggal dunia di rumah sakit setelah kasus kematian Lucas Dan kasus penangkapan Kun.

"Opini masyarakat bilang kalo kematian Ten murni karena overdosis obat, tapi lo pasti merasa ada yang janggal kan?" Chenle menatap dalam mata Jaemin. Lalu pemuda Zhong itu mengangguk. "Lo bener... ini adalah teror pembunuhan berantai itu Jaem dan yang parah nya, nggak ada satupun dari ketiga kasus ini yang selesai di tangani"

"APA!" jerit Jaemin hampir menyemburkan kopi yang ada di mulutnya. Untung saja yang keluar cuma sedikit. Chenle memandangnya tak suka.

"Eh sorry" saut Jaemin sambil membantu Chenle mengelap mukanya yang terkena cimpratan kopi Jaemin. "Lagian lo ngomongnya nyeremin banget. Gue kan kaget. Emangnya bener?"

"Ya bener lah! Sejak kejadian kak Mark, Renjun jadi berubah dingin. Dia biasanya nggak sependiem itu, tapi sekarang lo bisa nilai sikap cuek nya sendiri. Jisung jadi males ngumpul dan lebih milih buat ikut bokap nya setiap ada acara. Dan lagi, kembaran lo..." Chenle mendelikan bahu. "Dia cuek banget anjir, Jeno juga sedikit mencurigakan"

Jaemin mangguk-mangguk. Sedangkan Chenle kembali menjelaskan. "Menurut gue sih pasti pelaku yang sebenarnya bukan Kun, karena selama gue kenal sama dia, jangan kan bunuh orang, nyakitin hati orang aja Kun nggak bisa. Feeling gue sih Kun tau sesuatu tapi dia lebih milih bungkam dan biarin dirinya jadi kambing hitam. Itu menurut gue. Kalo lo sendiri?"

"Gue belum yakin. Lo semua mencurigakan di mata gue. Sekarang nggak ada yang bisa di percaya termasuk Jeno" Jaemin menundukkan kepala. Merasa bersalah pada Jeno karena mencurigai nya, juga malu pada Chenle karena berani mengatakan hal sensitif itu padahal mereka berteman. "Kenapa lo bisa yakin kalo pelakunya bukan Kun?" tanya Jaemin lagi.

"lo nggak mungkin Jaem, bagi gue lo terlalu polos buat jadi pembunuh" jawabnya sambil memandang wajah Jaemin yang terlihat lucu untuk ukuran seorang pembunuh.

"Jisung nggak mungkin. Malam itu dia bareng gue terus jadi nggak mungkin dia. Kalo Lucas dan Kak Mark nggak mungkin kan mereka korbannya " lanjut Chenle mulai ngelantur di akhir.

"Bugh !!"

"Aww!"

Ucapannya barusan langsung dapat tinju kecil dari Jaemin. Chenle meringis kesakitan ketika tangan Jaemin mendarat dengan keras kepalanya. Sedangkan si pelaku lagi nyerocos kesal.

"Bisa serius dikit napa? heran gue"

"Iya maaf, gue bakal serius nih" kata Chenle sambil memegangi kepalanya yang masih pening. Gila tinju Jaemin nggak main-main. Kelihatannya aja lemah aslinya beuh....jangan ditanya. Sakit bro!

"Gue masih asing karena gue baru masuk NCT beberapa bulan ini, jadi gue punya banyak pertanyaan buat lo" Kata Jaemin. "Lo bilang NCT ada 23 kan itu juga kalo di kurangi gue sama yang baru masuk jadi, 21. Terus kalo di kurangi lagi sama korban jadi 18" Chenle menyimak. "Tapi gue belum kenal semua, yang gue tau cuma lo, Renjun, Kun, Jisung, Haechan, Hendry sama Winwin. Yang lain?" tanya Jaemin.

Chenle terdiam sesaat. "Banyak dari kita yang keluar grup Jaem, bahkan sebelum lo sama Jeno masuk. Nama NCT juga udah di ganti jadi Dream karena anggota nya yang semakin berkurang." jelas Chenle. Ia sangat menyayangkan hal itu.

Jaemin mencerna perkataan Chenle. Pokoknya malam ini Jaemin harus menemukan titik terang dari masalah ini. "Kalo Leader Dream itu kak Mark, Jadi Leader NCT itu...?" Jaemin menggantungkan kalimat nya. Menyuruh Chenle menjawab sendiri.

"Taeyong" saut Chenle menjawab. Mendengar nama itu, Jaemin mengerutkan dahi. Sepertinya dia pernah mendengar nama ini tapi dimana? Sepertinya nama ini nggak asing lagi.

Setelah diingat-ingat Jaemin sadar. Ya nama Taeyong terdengar tak asing ditelinganya karna ia sering melihat nama itu. Bahkan hampir setiap hari ia lihat.

Jaemin ingat bahwa nama itu adalah nama yang terukir di meja belajar milik Jeno. Betul sekali, itu adalah nama yang sama Taeyong.

"Taeyong" ulang Jaemin.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!