Part 18 - Cold Hearted Girl

Sementara di sisi lain, Adrian sedang sibuk bekerja di ruang kerjanya, pikirannya terusik akibat adegan menyakitkan di Kafe. Ia masih sangat bingung dengan permasalahannya bahkan ia terus merenungkan kesalahan apa yang telah diperbuatnya. Selama seharian, Adrian terkadang menatap ponselnya yang tergeletak di meja menunggu dihubungi sang sahabat sangat disayanginya. Namun, hari ini rasanya sangat sepi kalau tidak berbincang dengan sahabat setianya, bahkan napasnya terasa berat sepanjang hari.

"Penny, sebenarnya apa yang terjadi padamu sampai kamu membenciku? Seharusnya kamu menceritakan semuanya padaku supaya aku bisa membantumu. Tapi sepertinya kamu ingin menyelesaikan masalahmu sendiri. Aku tidak akan memaksamu kembali berhubungan baik denganku. Semua keputusan ada di tanganmu sendiri," gumamnya dalam hati.

Usai aku menerima telepon dari seorang sipir mengenai Ray, aku mengajak Tania dan Nathan pergi mengunjungi TKP. Setibanya di TKP, aku melihat kondisi Ray yang tidak bernyawa dan di sekitarnya dilumuri banyak bercak darah.

Dengan rasa penasaran, aku menanyakan salah satu sipir yang bertugas mengenai kejadian ini. "Apa yang terjadi? Kenapa tahanan bisa tewas begitu saja?"

"Saya tidak tahu pasti. Saat saya sedang patroli di sepanjang koridor, saya mendengar suara orang batuk dengan keras. Lalu saya memasuki kamar tahanan itu dan saya melihatnya muntah darah kemudian tewas," kata sipir itu menjelaskan kejadiannya panjang lebar.

Nathan memeriksa kondisi tubuh Ray mulai kaku, namun tidak ada bekas luka penyiksaan. "Sepertinya dia diracuni."

"Bolehkah saya melihat rekaman CCTV di sini?" tanyaku kepada sipir itu.

"Mari ikut saya ke ruang pengendalian!" Sipir itu menuntunku menuju ruang pengendalian.

Di ruang pengendalian, aku memerintahkan petugas keamanan memutar rekaman CCTV saat Ray dibunuh. Namun, tiba-tiba rekamannya terputus begitu saja ketika kami sedang berfokus mengamati rekaman CCTV.

"CCTV pasti sengaja dirusak pelaku untuk menghilangkan jejak pembunuhannya," keluh Tania memutar bola mata.

"Ray ditemukan tewas sekitar pukul 7 malam. Sedangkan rekaman CCTV terakhir terlihat pukul 6 sore," tambahku sambil menunjuk keterangan waktu rekaman di layar monitor.

"Biasanya petugas di sini memberi makanan kepada para tahanan pukul berapa, ya?" tanyaku kepada sipir itu lagi.

"Kami biasanya memberi makan kepada para tahanan setiap pagi, siang, dan malam secara rutin yaitu pukul 7 pagi, pukul 12 siang, dan pukul 6 sore."

"Apa mungkin belakangan ini ada sipir baru yang bekerja di sini?"

"Sekitar seminggu lalu, kami merekrut satu sipir baru. Tapi dia jarang sekali bertugas di sini karena dia masih baru."

"Tolong serahkan daftar sipir yang bertugas beserta jadwal bertugas kepada saya agar saya bisa memeriksanya langsung!" pintaku kepada sipir itu.

Aku dan rekan timku kembali ke kantor. Dengan sigap aku menghampiri meja kerjaku menatap layar monitorku kemudian membuka email yang berisi daftar sipir bertugas. Ada satu sipir baru yang bernama Gerry, ia bertugas patroli di sepanjang koridor setiap pukul 5 sore, sedangkan tahanan biasanya diberi makan pukul 6 sore. Berarti tidak salah lagi, pasti Gerry merupakan penyusupnya.

Setelah memeriksa email, aku menghampiri Tania yang sedang mengamati rekaman CCTV di sepanjang koridor ruang tahanan.

"Penny, coba lihat deh! Rekaman CCTV sekitar pukul 5 merekam seorang sipir yang sedang berjalan tapi tingkahnya sangat aneh," lapor Tania sambil memperlihatkan rekamannya.

Tatapan mataku terfokus pada rekaman CCTV. Memang sipir itu terlihat sangat mencurigakan pergerakannya. Apalagi ia terus memandangi letak kamera CCTV seperti ingin melakukan perbuatan kejamnya secara diam-diam lalu merusak rekamannya sebelum melakukan aksi jahat.

Jari telunjukku menunjuk layar monitor. "Tidak salah lagi. Dia pasti Gerry yang sedang bertugas berpatroli di sana. Dia pasti sedang mencari cara untuk merusak CCTV sepanjang koridor."

Dahi Tania mengernyit. "Gerry? Sipir yang baru bekerja?"

"Tadi aku melihat jadwalnya bertugas berpatroli setiap pukul 5 sore. Tidak salah lagi pasti itu dia," sahutku bertopang dagu.

Nathan menggarukkan kepala kebingungan. "Tapi anehnya, rekamannya, kan terakhir terlihat sekitar pukul 6 sore. Sedangkan tadi aku bertanya kepada salah satu sipir yang bekerja bahwa pukul 6 sore itu bukanlah Pak Gerry yang bertugas."

Aku mengetuk meja berirama berusaha mencerna pikiranku cepat. "Pasti dia sengaja menawarkan bantuan kepada sipir yang bertugas supaya dia bisa memasuki kamar Ray sekitar pukul 6 sore."

Tiba-tiba ada ide cemerlang terlintas dalam pikiranku. Aku mengajak Tania dan Nathan mengunjungi rumah Gerry untuk menyelidiki lebih dalam lagi daripada kami bermain tebak-tebakan terus.

Setibanya di rumah Gerry, aku mengetuk pintu rumahnya berkali-kali dan juga menekan bel rumah namun tidak ada respons sama sekali.

"Ini percuma, pasti dia sudah melarikan diri," kata Tania mendesah pasrah.

"Aku coba tanyakan salah satu tetangganya," tawar Nathan sukarela menekan bel salah satu rumah tetangga.

Ding...dong...

Tidak sampai dua menit menunggu, tetangga tersebut langsung keluar dari rumah.

"Kalian siapa?" tanya tetangga itu menatap kami bingung.

Aku memperlihatkan name tag dengan ekspresi wajah berkarisma. "Kami adalah detektif. Boleh minta waktunya sebentar? Mohon atas kerja samanya."

"Baiklah, memangnya ada apa, ya?"

"Gerry merupakan tetangga yang tinggal di sebelah Anda, apakah dia masih tinggal di sana hingga sekarang?" tanyaku mulai fokus pada penyelidikannya.

"Sepertinya mulai hari ini dia sudah tidak tinggal di sini lagi. Tadi pagi saat saya sedang keluar rumah, saya melihat dia membawa banyak barang seperti ingin pindah rumah," jawab tetangga itu menautkan kedua alisnya.

"Pukul berapa Anda melihatnya?"

"Sekitar pukul 1 siang."

Tidak salah lagi. Gerry sudah melarikan diri dan merencanakannya sejak awal. Aku tidak perlu menginterogasi lebih lama lagi.

"Baiklah, terima kasih atas kerja samanya. Maaf mengganggu Anda larut malam begini," pamitku sopan meninggalkan rumah itu sambil mengisyaratkan Nathan dan Tania mengikutiku kembali menuju kantor.

Setibanya di kantor, kami bertiga melangkah lemas memasuki kantor. Aku menduduki kursi kerjaku sambil mendesah pasrah hingga membuat kedua temanku mulai mencemaskan keadaanku sekarang.

"Sekarang kita harus bagaimana?" keluh Nathan.

"Ray diracuni karena pelaku sesungguhnya tahu kalau aku mengunjungi Ray belakangan ini untuk menggali informasi mengenai kematian ayahku," sahutku.

"Tapi pelakunya bagaimana bisa tahu bahwa kamu mengunjungi Ray terus?" tanya Tania bingung sambil berkacak pinggang.

"Mungkin dia memperkerjakan beberapa mata-mata lagi," ucap Nathan berspekulasi asal.

Tania memutar bola mata melipat kedua tangan di dada. "Penny, apakah kamu yakin tidak membutuhkan Adrian di saat seperti ini?"

Lagi-lagi mendengar nama sahabatku membuat sikapku kembali dingin dan hatiku terasa sesak. Pikiranku saat ini sebenarnya sangat merindukannya, namun keadaan yang membuatku harus bersikap dingin seperti ini.

"Aku tidak membutuhkan bantuannya lagi. Hubungan pertemanan kami sudah berakhir,"

Tania menepuk jidat. "Kamu mengakhiri hubungan pertemanan dengannya itu tidak akan menyelesaikan masalah, Penny. Situasi tidak akan berubah sama sekali."

"Benar kata Tania. Mungkin kamu akan menyakiti perasaannya, apalagi dia sekarang ditinggal sendirian. Pasti dia sangat kesepian sekarang, tidak memiliki siapa pun yang bisa menemaninya," lanjut Nathan berusaha membantu Tania membujukku juga.

Apakah benar tindakanku salah? Entah kenapa mulutku rasanya sangat enggan mengucapkan kata benci berkaitan dengan Adrian. Ada benarnya perkataan Nathan. Adrian tidak memiliki siapa pun bisa menemaninya. Selama ini, hanya aku yang bisa menemaninya di situasi apa pun. Namun, rasa takut dalam diriku lebih mendominasi. Aku masih takut Adrian terluka kedua kali karena aku.

"Tapi kalau seandainya sampai dia terluka lagi gimana? Terakhir kali saat setahun yang lalu, hatiku sudah sakit melihatnya menderita seperti itu. Aku tidak mau kehilangan orang terdekatku seperti Ray. Sebenarnya saat aku mendengar kabar ini, aku ingin menangis walaupun dia sekarang musuhku."

Tania tersenyum tipis memeluk tubuhku hangat. "Aku tahu itu. Sebenarnya aku saat mendengar kabar itu juga sangat sedih karena dia dulu adalah teman terdekat kita. Tapi bukan berarti kamu menghindari masalah ini, Penny. Kalau kamu menghindar berarti kamu itu orang yang lemah. Kamu harus tetap tangguh untuk menghadapi situasi ini. Kasus hilangnya ayahmu itu tidak ada hubungannya dengan penderitaan yang dialami Adrian. Kamu harus bertemu dengannya dan minta maaf secepatnya."

Nathan membulatkan mata sambil bertepuk tangan heboh. "Wah, Tania ini ternyata bijak sekali, ya! Biasanya kerjaanmu hanya makan yang banyak sampai gemuk!"

Tania memanyunkan bibir lalu memukul lengan Nathan seketika mendengar ada sebuah kata menyinggungnya. "Ish lebih baik kamu diam saja! Aku lagi berusaha untuk menenangkan Penny. Lagi pula aku tidak gemuk! Jangan asal bicara saja!"

Mendengar nasihat dari Tania dan Nathan barusan, aku menyadari tindakanku salah. Mungkin sekarang aku menyakiti perasaan Adrian karena kemarin aku terlalu bersikap dingin padanya. Aku duduk termenung, cemas Adrian mungkin akan menyimpan dendam padaku. Memang ini semua salahku yang gegabah cepat ambil kesimpulan tanpa berpikir panjang.

Aku menundukkan kepala. "Tapi kalau aku ingin bertemu dengannya sekarang, apakah dia ingin bertemu denganku? Aku sudah bersikap dingin dengannya terakhir kali kami bertemu. Sekarang dia pasti menaruh dendam padaku dan tidak ingin bertemu denganku lagi selamanya."

Tania memasang senyuman percaya diri menepuk pundakku. "Adrian bukan tipe orang pendendam. Dia adalah pria yang berhati lembut dan pengertian padamu. Aku yakin pasti dia ingin bertemu denganmu. Kamu coba hubungi dia sekarang sebelum semuanya terlambat."

Usulan Tania membangkitkan semangatku kembali bertemu Adrian.

"Baiklah. Akan kucoba hubungi dia sekarang. Terima kasih Tania, kamu memang teman terbaikku."

Dengan sigap aku mengambil ponselku untuk menghubungi Adrian.

"Bisakah kita bertemu sebentar di Kafe tempat terakhir kali kita bertemu?" Sebenarnya aku gugup mengajaknya tiba-tiba setelah bertengkar dahsyat kemarin.

"Boleh saja. Aku tidak sibuk."

"Baiklah, kalau begitu sampai jumpa di sana," ucapku langsung menutup panggilan teleponnya.

Dengan penuh semangat, aku langsung berlari keluar dari kantor dan mengendarai mobilku menuju tempat pertemuan kami. Aku berharap Adrian akan memaafkan aku.

Terpopuler

Comments

Ridho Talita

Ridho Talita

aq dateng lagi sist...

2021-07-26

1

Dhina ♑

Dhina ♑

#220

2021-03-23

1

YonhiarCY (Hiatus)

YonhiarCY (Hiatus)

iya tuh bener kata Tania, ditambah kamu ini kan Penny, pasti Adrian maafin kamu Penny😇

2021-02-02

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 - Kota yang Damai
2 Part 2 - Kasus Pembunuhan Pertama
3 Part 3 - Kind Hearted Prosecutor
4 Part 4 - Pencarian Pak Tommy
5 Part 5 - Partner Kerja yang Peduli
6 Part 6 - Targetnya Adalah Aku
7 Part 7 - The Reason
8 Part 8 - First Gift From Him
9 Part 9 - Terungkap
10 Part 10 - Luka yang Membekas
11 Part 11 - Healed
12 Part 12 - Teror
13 Part 13 - Iblis
14 Part 14 - Masa Kritis
15 Part 15 - Best Gift Ever
16 Part 16 - It's Not Over Yet
17 Part 17 - Our Friendship Is Over
18 Part 18 - Cold Hearted Girl
19 Part 19 - Best Friend
20 Part 20 - Dunia Sempit
21 Part 21 - Sudah Lama Tak Berkunjung
22 Part 22 - Jebakan
23 Part 23 - Interogasi
24 Part 24 - Chip Misterius
25 Part 25 - Versailles
26 Part 26 - Topeng yang Dilepas
27 Part 27 - I'm Right Here For You
28 Part 28 - Keberadaan Ayah
29 Part 29 - Bertemu Ayah
30 Part 30 - Bodyguard
31 Part 31 - Kartu Cadangan
32 Part 32 - Pengejaran
33 Part 33 - Menyusup
34 Part 34 - Kerja Sama Tim
35 Part 35 - Pilihan
36 Part 36 - Melarikan Diri
37 Part 37 - I Promise To Protect You
38 Part 38 - Masa Kritis Kedua Kalinya
39 Part 39 - Akhir Persidangan
40 Part 40 - Be My Girlfriend
41 Part 41 - Date With Him
42 Part 42 - Keributan di Pagi Hari
43 Part 43 - Pendatang Baru
44 Part 44 - Persaingan yang Ketat
45 Part 45 - Ucapan Menusuk
46 Part 46 - Barang Korban yang Menghilang
47 Part 47 - Menginap
48 Part 48 - Pelaku Mengintaiku
49 Part 49 - Polisi yang Mencurigakan
50 Part 50 - Bangun Kesiangan
51 Part 51 - Pernyataan Kesaksian
52 Part 52 - Like Shining Star
53 Part 53 - Permintaan Maafku yang Tulus
54 Part 54 - Artikel yang Terkubur
55 Part 55 - Sulk
56 Part 56 - Perkelahian dengan Pelaku
57 Part 57 - Pelaku yang Mengincar Tania
58 Part 58 - Sakit Perut
59 Part 59 - Reporter Yulia dalam Bahaya
60 Part 60 - I Need You
61 Part 61 - Harga Diri yang Busuk
62 Part 62 - Berkas Kasus yang Akhirnya Ditemukan
63 Part 63 - Jealous
64 Part 64 - Psikopat Sesungguhnya
65 Part 65 - Berdebat
66 Part 66 - Strategi Darurat
67 Part 67 - Botol Obat Misterius
68 Part 68 - Rekaman CCTV
69 Part 69 - Tertangkap Basah
70 Part 70 - Merelakannya
71 Part 71 - Perasaan Sebenarnya
72 Part 72 - Penyakit Josh
73 Part 73 - Tabrak Lari
74 Part 74 - Kejujuran
75 Part 75 - You're My Only Love
76 Part 76 - Tidak Berdaya
77 Part 77 - Motif Pembunuhan
78 Part 78 - Find Him
79 Part 79 - Heart To Heart
80 Part 80 - Aku Memercayaimu
81 Part 81 - Kemenangan
82 Part 82 - Yes Or No
83 Part 83 - Special Surprise
84 Part 84 - Family
85 Part 85 - Two Love Birds
86 Part 86 - My Best Sweetheart
87 Part 87 - Forever Love You
88 Part 88 - Happy Life
89 Part 89 - Only With You
90 Part 90 - My Wish
91 Part 91 - Welcome To Queenstown
92 Part 92 - Eternal Love
93 Special Part 1 - Best Mom and Dad
94 Special Part 2 - I Miss You
95 Special Part 3 - Stick With You
96 Special Part 4 - Let's Play!
97 Special Part 5 - Always Perfect
98 Special Part 6 - Fina In Action
99 Special Part 7 - Because Of You
100 Special Part 8 - Reveal
101 Special Part 9 - Arrest
102 Special Part 10 - In My Heart
103 S2 : Part 1 - Special Day For Us
104 S2 : Part 2 - Always Be Happy With You
105 S2 : Part 3 - My Number One
106 S2 : Part 4 - I Will Miss My Daughter
107 S2 : Part 5 - Korban Menghilang Lama
108 S2 : Part 6 - Kecurigaan Fina dan Hans
109 S2 : Part 7 - Insiden Baru Lagi
110 S2 : Part 8 - Interogasi Nielsen
111 S2 : Part 9 - Ini Tidak Mungkin
112 S2 : Part 10 - Terlepas Tuduhan
113 S2 : Part 11 - Kebenaran Tas Sekolah
114 S2 : Part 12 - Terbunuh
115 S2 : Part 13 - Diremehkan
116 S2 : Part 14 - Our Strength
117 S2 : Part 15 - Target Selanjutnya
118 S2 : Part 16 - Target untuk Memancing Kami
119 S2 : Part 17 - Super Jealous
120 S2 : Part 18 - Call With My Daughter
121 S2 : Part 19 - Sweet Like Chocolate
122 S2 : Part 20 - Kaki Tangan Pelaku
123 S2 : Part 21 - Penghilang Stress
124 S2 : Part 22 - Weekend tidak Menyenangkan
125 S2 : Part 23 - Only Him Can Make Me Happy
126 S2 : Part 24 - Sepotong Pecahan Puzzle
127 S2 : Part 25 - Teman yang Selalu Nyawanya Terancam
128 S2 : Part 26 - Musuh Sebenarnya
129 S2 : Part 27 - Adrian's Mission
130 S2 : Part 28 - Tipuan Maut
131 S2 : Part 29 - Saksi Mata
132 S2 : Part 30 - Nightmare
133 S2 : Part 31 - Gosip
134 S2 : Part 32 - Dissociative Identity Disorder
135 S2 : Part 33 - Tersinggung
136 S2 : Part 34 - Care About You
137 S2 : Part 35 - Bad Feeling
138 S2 : Part 36 - You're My Best Hero
139 S2 : Part 37 - I Love You With All My Heart
140 S2 : Part 38 - Please Come Back To Me!
141 S2 : Part 39 - Precious Moment
142 S2 : Part 40 - Worrying You
143 S2 : Part 41 - Something Strange
144 S2 : Part 42 - Duel
145 S2 : Part 43 - Mission Planning
146 S2 : Part 44 - Secret Mission
147 S2 : Part 45 - Playing Role
148 S2 : Part 46 - Nothing Can Keep Us Apart
149 S2 : Part 47 - Mission Accomplished
150 S2 : Part 48 - My Vitamin
151 S2 : Part 49 - Play With Victoria
152 S2 : Part 50 - The Warmth Of My Little Family
153 S2 : Part 51 - Good Memories
154 S2 : Part 52 - Together Forever
155 Message From Author and Special Thanks
156 Special Anniversary - Visual Character and Other
157 TERBIT CETAK GOOD PARTNER
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Part 1 - Kota yang Damai
2
Part 2 - Kasus Pembunuhan Pertama
3
Part 3 - Kind Hearted Prosecutor
4
Part 4 - Pencarian Pak Tommy
5
Part 5 - Partner Kerja yang Peduli
6
Part 6 - Targetnya Adalah Aku
7
Part 7 - The Reason
8
Part 8 - First Gift From Him
9
Part 9 - Terungkap
10
Part 10 - Luka yang Membekas
11
Part 11 - Healed
12
Part 12 - Teror
13
Part 13 - Iblis
14
Part 14 - Masa Kritis
15
Part 15 - Best Gift Ever
16
Part 16 - It's Not Over Yet
17
Part 17 - Our Friendship Is Over
18
Part 18 - Cold Hearted Girl
19
Part 19 - Best Friend
20
Part 20 - Dunia Sempit
21
Part 21 - Sudah Lama Tak Berkunjung
22
Part 22 - Jebakan
23
Part 23 - Interogasi
24
Part 24 - Chip Misterius
25
Part 25 - Versailles
26
Part 26 - Topeng yang Dilepas
27
Part 27 - I'm Right Here For You
28
Part 28 - Keberadaan Ayah
29
Part 29 - Bertemu Ayah
30
Part 30 - Bodyguard
31
Part 31 - Kartu Cadangan
32
Part 32 - Pengejaran
33
Part 33 - Menyusup
34
Part 34 - Kerja Sama Tim
35
Part 35 - Pilihan
36
Part 36 - Melarikan Diri
37
Part 37 - I Promise To Protect You
38
Part 38 - Masa Kritis Kedua Kalinya
39
Part 39 - Akhir Persidangan
40
Part 40 - Be My Girlfriend
41
Part 41 - Date With Him
42
Part 42 - Keributan di Pagi Hari
43
Part 43 - Pendatang Baru
44
Part 44 - Persaingan yang Ketat
45
Part 45 - Ucapan Menusuk
46
Part 46 - Barang Korban yang Menghilang
47
Part 47 - Menginap
48
Part 48 - Pelaku Mengintaiku
49
Part 49 - Polisi yang Mencurigakan
50
Part 50 - Bangun Kesiangan
51
Part 51 - Pernyataan Kesaksian
52
Part 52 - Like Shining Star
53
Part 53 - Permintaan Maafku yang Tulus
54
Part 54 - Artikel yang Terkubur
55
Part 55 - Sulk
56
Part 56 - Perkelahian dengan Pelaku
57
Part 57 - Pelaku yang Mengincar Tania
58
Part 58 - Sakit Perut
59
Part 59 - Reporter Yulia dalam Bahaya
60
Part 60 - I Need You
61
Part 61 - Harga Diri yang Busuk
62
Part 62 - Berkas Kasus yang Akhirnya Ditemukan
63
Part 63 - Jealous
64
Part 64 - Psikopat Sesungguhnya
65
Part 65 - Berdebat
66
Part 66 - Strategi Darurat
67
Part 67 - Botol Obat Misterius
68
Part 68 - Rekaman CCTV
69
Part 69 - Tertangkap Basah
70
Part 70 - Merelakannya
71
Part 71 - Perasaan Sebenarnya
72
Part 72 - Penyakit Josh
73
Part 73 - Tabrak Lari
74
Part 74 - Kejujuran
75
Part 75 - You're My Only Love
76
Part 76 - Tidak Berdaya
77
Part 77 - Motif Pembunuhan
78
Part 78 - Find Him
79
Part 79 - Heart To Heart
80
Part 80 - Aku Memercayaimu
81
Part 81 - Kemenangan
82
Part 82 - Yes Or No
83
Part 83 - Special Surprise
84
Part 84 - Family
85
Part 85 - Two Love Birds
86
Part 86 - My Best Sweetheart
87
Part 87 - Forever Love You
88
Part 88 - Happy Life
89
Part 89 - Only With You
90
Part 90 - My Wish
91
Part 91 - Welcome To Queenstown
92
Part 92 - Eternal Love
93
Special Part 1 - Best Mom and Dad
94
Special Part 2 - I Miss You
95
Special Part 3 - Stick With You
96
Special Part 4 - Let's Play!
97
Special Part 5 - Always Perfect
98
Special Part 6 - Fina In Action
99
Special Part 7 - Because Of You
100
Special Part 8 - Reveal
101
Special Part 9 - Arrest
102
Special Part 10 - In My Heart
103
S2 : Part 1 - Special Day For Us
104
S2 : Part 2 - Always Be Happy With You
105
S2 : Part 3 - My Number One
106
S2 : Part 4 - I Will Miss My Daughter
107
S2 : Part 5 - Korban Menghilang Lama
108
S2 : Part 6 - Kecurigaan Fina dan Hans
109
S2 : Part 7 - Insiden Baru Lagi
110
S2 : Part 8 - Interogasi Nielsen
111
S2 : Part 9 - Ini Tidak Mungkin
112
S2 : Part 10 - Terlepas Tuduhan
113
S2 : Part 11 - Kebenaran Tas Sekolah
114
S2 : Part 12 - Terbunuh
115
S2 : Part 13 - Diremehkan
116
S2 : Part 14 - Our Strength
117
S2 : Part 15 - Target Selanjutnya
118
S2 : Part 16 - Target untuk Memancing Kami
119
S2 : Part 17 - Super Jealous
120
S2 : Part 18 - Call With My Daughter
121
S2 : Part 19 - Sweet Like Chocolate
122
S2 : Part 20 - Kaki Tangan Pelaku
123
S2 : Part 21 - Penghilang Stress
124
S2 : Part 22 - Weekend tidak Menyenangkan
125
S2 : Part 23 - Only Him Can Make Me Happy
126
S2 : Part 24 - Sepotong Pecahan Puzzle
127
S2 : Part 25 - Teman yang Selalu Nyawanya Terancam
128
S2 : Part 26 - Musuh Sebenarnya
129
S2 : Part 27 - Adrian's Mission
130
S2 : Part 28 - Tipuan Maut
131
S2 : Part 29 - Saksi Mata
132
S2 : Part 30 - Nightmare
133
S2 : Part 31 - Gosip
134
S2 : Part 32 - Dissociative Identity Disorder
135
S2 : Part 33 - Tersinggung
136
S2 : Part 34 - Care About You
137
S2 : Part 35 - Bad Feeling
138
S2 : Part 36 - You're My Best Hero
139
S2 : Part 37 - I Love You With All My Heart
140
S2 : Part 38 - Please Come Back To Me!
141
S2 : Part 39 - Precious Moment
142
S2 : Part 40 - Worrying You
143
S2 : Part 41 - Something Strange
144
S2 : Part 42 - Duel
145
S2 : Part 43 - Mission Planning
146
S2 : Part 44 - Secret Mission
147
S2 : Part 45 - Playing Role
148
S2 : Part 46 - Nothing Can Keep Us Apart
149
S2 : Part 47 - Mission Accomplished
150
S2 : Part 48 - My Vitamin
151
S2 : Part 49 - Play With Victoria
152
S2 : Part 50 - The Warmth Of My Little Family
153
S2 : Part 51 - Good Memories
154
S2 : Part 52 - Together Forever
155
Message From Author and Special Thanks
156
Special Anniversary - Visual Character and Other
157
TERBIT CETAK GOOD PARTNER

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!