Part 13 - Iblis

Aku membuka mata perlahan, mengamati sekelilingku di mana aku dikurung di gudang kosong dan sangat dingin. Saat aku ingin beranjak dari kursi, tanganku diikat kuat sehingga tidak bisa bergerak. Melihat situasi seperti ini, aku jadi teringat dalam mimpi buruk yang kualami semalam. Apakah mimpiku waktu itu akan menjadi kenyataan? Pokoknya aku ingin terus hidup supaya bisa menikah dengan pria yang kucintai seumur hidupku. Kini aku hanya bisa berharap semoga saja seseorang siapa pun itu secepatnya menyelamatkan aku sekarang.

KRIK...KRIK...KRIK...

Ketika aku sedang mengamati sekelilingku mencari benda tajam yang bisa dijadikan sebagai alat untuk memotong talinya, sontak terdengar suara seperti ada seseorang menggesekkan tongkat besi sedang menuju ke sini.

Aku mengangkat kepalaku mengamati sosok orang yang membawa tongkat besi itu dan juga mengurungku di sini. Semakin lama orang itu semakin mendekatiku sehingga aku bisa melihatnya dengan jelas.

Orang itu Ray. Cara berpakaiannya dan tingkah lakunya sungguh terlihat seperti penjahat, bukan Ray yang kukenal lagi. Aku terdiam sejenak dan bingung ingin berkata apa. Jika aku salah berbicara, ia pasti membunuhku tanpa segan.

Ray menarik sebuah kursi kosong sambil membawa pisau dan menaruh kursinya di hadapanku mendudukinya. Mengangkat kaki bergaya psikopat mengasah pisau kecil. "Ada apa, Penny? Kenapa kamu melihatku sampai ketakutan?"

Sebenarnya aku tidak takut, hanya saja aku masih sulit percaya ia sungguh tega melakukan hal sangat kejam. "Bagaimana ... kamu bisa seperti ini? Kenapa kamu melakukan ini padaku?"

Ray membanting kursinya kasar. "BERISIK KAMU! AKU SEDANG BERKONSENTRASI MENGASAH PISAU. JANGAN MENGGANGGUKU!"

"CEPAT KATAKAN PADAKU! KENAPA KAMU MENJADI SEPERTI INI?" bentakku sangat kesal.

Ray memelototiku kejam sambil mencolek pundaku berkali-kali. "Aku seperti ini karena mantan pacarmu yang bodoh melaksanakan tugasnya. Jika dia tidak bodoh, maka aku tidak akan bertindak jauh."

Dahiku mengernyit bingung. "Apa maksudmu?"

Ray berjalan menjauhiku sambil tertawa jahat. "Kalian pasti berpikir bahwa aku merupakan kaki tangannya si Darren, 'kan. Tapi kalian semua salah, aku dalang di balik semua ini. Aku yang menyuruh Darren melakukan pembunuhan. Bagaimana? Puas dengan jawabanku?"

Sekarang emosiku sangat tidak stabil, rasanya aku ingin menonjoknya tapi tidak bisa karena tangan dan kakiku diikat. "DASAR BERENGSEK! BERANINYA KAMU MEMBUNUH ORANG YANG TIDAK BERDOSA!"

Ray menarik kerah jaketku. "Aku yang membunuh? ORANG YANG MEMBUNUH ITU JELAS ADALAH DARREN!"

"Kamu tidak pantas disebut manusia. Tapi kamu adalah iblis yang tidak punya akhlak. Kamu bukan Ray yang kukenal lagi."

"Orang yang mengutangku yang tidak punya akhlak. Karena mereka tidak melunasi utangnya, aku jadi tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit ibuku. Sekarang ibuku dalam kondisi kritis, aku tidak punya uang yang cukup membiayai rumah sakitnya," jelas Ray dengan ekspresi wajah lesu, tapi aku tetap tidak memedulikannya sama sekali.

"Tapi bukan berarti kamu menyuruh orang membunuh. Mereka yang tidak melunasi utangmu lalu kamu membunuh mereka, tidak akan menyelesaikan masalah. Ibumu jika tahu kamu melakukan hal semacam ini, dia akan sedih sekali."

"Tidak bisa! Lebih baik aku menghabisi mereka yang telah membuatku sengsara!"

drrt...drrt...

Ponselku berbunyi sangat nyaring di tengah situasi tegang begini. Aku baru menyadari ponselku disita olehnya ditaruh di atas meja. Dengan sigap Ray beranjak dari kursinya mengambil ponselku dan mengangkatnya sambil menyalakan *louds*peaker.

"Penny!" Suara Adrian terdengar lewat telepon.

"Teman kesayanganmu masih baik-baik saja di sini. Seluruh tubuhnya belum ada satu goresan. Sebaiknya kamu tenang saja," sahut Ray menjawab panggilan teleponku santai.

"Dasar keparat! Jangan pernah berpikir menyentuh seluruh tubuhnya! Kalau kamu berani menyentuhnya, aku akan membunuhmu sekarang juga! Aku akan segera menemukan keberadaanmu dan menangkapmu!"

"Kamu ingin mendengar suaranya?" tawar Ray sambil mendekatkan ponselku pada wajahku.

"Adrian ...." lirihku lemas.

"Penny, kamu tenang saja. Aku pasti akan menolongmu secepat mungkin. Kamu harus tetap bertahan."

Aku belum sempat membalas perkataannya, Ray langsung menutup panggilan teleponnya dan menatapku kesal sambil memasukkan ponselku ke saku jaketku lagi.

"Sahabat kesayanganmu menggangguku terus. Selama kamu tidak sadarkan diri, dia sibuk meneleponmu terus!" ketus Ray.

Aku mengangkat kepalaku berlagak sombong. "Lihat saja nanti. Adrian pasti akan segera menyelamatkanku dari iblis sepertimu."

"Dia pasti tidak akan bisa menemukanmu karena tempat ini sangat terpencil dan sistem navigasi di ponselmu sudah kumatikan. Jadi kamu akan membusuk di sini sampai selamanya!"

Aku berpikir cepat memikirkan cara mengalihkan perbincangan untuk mengulur waktu. "Kemarin aku bertemu dengan adikmu. Dia mengatakan padaku bahwa dia melihatmu bersama Darren sekitar dua minggu yang lalu."

"Lalu kenapa? Apa hubungannya denganku?" tanya Ray balik memasang wajah polos sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Seandainya adikmu melihat kamu dan Darren melakukan aksi pembunuhan tepat di hadapannya, dia pasti bisa mengalami trauma berat sehingga kemungkinan besar mengalami gangguan jiwa. Apakah kamu tidak berpikir panjang?" bentakku menaikkan nada bicaraku satu oktaf.

Ray menarik jaketku lagi sambil menodongkan pisau dekat leherku. "Dia sendiri bahkan tidak peduli denganku sama sekali. Setiap hari dia selalu pulang malam dan sibuk dengan temannya sendiri. Dia sangat egois dan tidak memedulikan aku dan ibuku. Sedangkan kamu membelanya!"

"AKU MEMBELANYA KARENA DIA MENGATAKAN KEPADAKU BAHWA SELAMA INI DIA KESEPIAN KARENA KAMU YANG SIBUK SENDIRI DAN JARANG PULANG!"

"KAMU BERISIK SEKALI! LEBIH BAIK KAMU DIAM SAJA SEBELUM AKU MEMBUNUHMU SEKARANG JUGA!" bentak Ray melepas cengkeraman jaketku lalu mengambil tongkat besi.

Ketika Ray mengayunkan tongkat besinya mengarahku, sontak aku mendengar suara seseorang yang sedang berteriak memanggilku dari kejauhan. Suara teriakan itu terdengar sangat tidak asing sehingga aku merasa sedikit lega sekarang karena aku masih memiliki harapan hidup.

"Penny, kamu di mana?" pekik Tania

"Cepat respons kami, Penny!" Suara teriakan Nathan terdengar sangat jelas dan lantang.

Mendengar suara teriakan kedua teman terdekatku membuatku rasanya ingin menangis terharu sekarang. Untung saja mereka berdua mengetahui keberadaanku sekarang. Semakin lama suara teriakan mereka semakin terdengar keras.

Sontak aku bisa mendengar suata langkah kaki mereka dan juga bayangan mereka mulai terlihat di hadapanku. Semakin lama aku bisa mengamati kedua temanku sedang menuju ke sini untuk menyelamatkanku. Tidak hanya mereka berdua yang datang menyelamatkanku, tapi Adrian juga sedang berjalan di belakang Nathan dan Tania ikut menyelamatkanku juga.

"Adrian!" Nama pertama yang diucapkan dari mulutku adalah sosok sahabat setiaku.

"Nathan dan Tania, tolong bantu lepaskan Penny terlebih dahulu dan membawanya pergi dari sini!" pinta Adrian dengan tegas kepada Nathan dan Tania.

"Baiklah, Adrian," sahut Tania dan Nathan serentak.

Dengan sigap Nathan dan Tania berlari ke arahku lalu berjongkok di hadapanku melepaskan ikatan tali yang mengikat kedua tanganku erat. Usai mereka berhasil melepaskanku, mereka berdua merangkul tanganku membawaku pergi dari sini.

"Ayo, kita pergi dari sini sekarang!" ajak Nathan sambil menuntunku kabur dari tempat menyeramkan ini.

Aku membelalakan mataku langsung melepas rangkulan tangan mereka. "Bagaimana dengan Adrian? Kita tidak mungkin meninggalkannya sendiri. Kita harus membantunya."

"Kamu pergi saja sekarang bersama Nathan dan Tania. Biar aku di sini yang menangkap keparat ini," usul Adrian santai.

"Kalian semua lama sekali dramanya!" bentak Ray mulai tidak bisa menahan kesabarannya.

Aku menangis pecah menggelengkan kepala terus. "Tidak mau. Aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian di sini."

Adrian menolehkan kepalanya menghadapku mengukir senyuman manis. "Ini demi keselamatan nyawamu, Penny. Aku tidak akan membiarkanmu terluka parah begitu saja."

Air mataku semakin membasahi kelopak mataku. Aku tidak tega jika membayangkan Adrian sungguh mengatasinya sendirian sedangkan aku dengan santai melarikan diri.

Adrian berinisiatif mengusap air mataku dengan jempolnya secara lembut. Mendapat perlakuan manis seperti ini membuatku semakin ingin keras kepala menyeretnya keluar bersamaku.

"Adrian kumohon ...."

"Beraninya kalian semua menghancurkan rencanaku! AKAN KUHABISI KALIAN SEMUA DI SINI SEKARANG JUGA!" pekik Ray sangat kesal mengambil pistolnya dan menodongkan mengarah pada kami.

Adrian menolehkan kepala menghadap Ray dengan gaya angkuh. "Ini sudah terlambat. Sebaiknya kamu menyerah saja. Sekitar lima menit lagi, polisi akan menyerbu tempat ini dan kamu tidak akan bisa pergi ke mana pun lagi sepuasnya."

Adrian masih tidak ingin melakukan pergerakannya, tanganku saat ini masih menggenggam tangannya. Secara terpaksa aku harus berteriak supaya ia menurutiku melarikan diri bersamaku. "AYO, ADRIAN! LEBIH BAIK KAMU BERGEGAS IKUT BERSAMAKU JUGA!

"Kamu duluan saja, Penny. Biar aku yang mengawasinya sendiri sampai polisi datang.

Adrian melepas genggaman tanganku. Nathan dan Tania, lebih baik kalian bawa Penny pergi dari sini sekarang juga!"

"Ayo kita harus pergi sekarang, Penny!" ajak Tania merangkul tanganku sangat erat supaya aku tidak bisa terlepas dari mereka lagi.

Aku tetap ingin berdiam diri saja walaupun mereka merangkulku sampai tanganku terasa sakit. Namun Nathan dan Tania keras kepala menuruti perintah Adrian dan menyeretku paksa keluar dari tempat ini.

Aku berusaha melepas rangkulan tangan mereka. "Lepaskan aku! Aku tidak ingin meninggalkan Adrian sendirian!"

"BERANINYA KAMU MELARIKAN DARIKU!" teriak Ray sambil menarik pelatuk pistol.

DUAARRRR

"PENNY!" Mendengar suara tembakan pistol, Adrian berlari menghampiriku sehingga peluru mengenai tubuhnya.

Saat aku mendengar suara tembakan itu, aku langsung menolehkan kepalaku ke belakang memandangi Adrian yang tertembak pistol karena berusaha melindungiku. Air mataku mengalir semakin deras melihat tubuhnya tidak berdaya terjatuh lemas di atas tanah hingga darahnya mengalir deras dari dalam tubuhnya. Tatapan matanya sendu mengamatiku sambil mengulurkan tangan kanannya ingin meraihku.

"ADRIAN!!" teriakku menjerit.

Terpopuler

Comments

Astiah Harjito

Astiah Harjito

Penyampaiannya kacau dan gk jelas.Diceritakan Ray mengangkat tongkat besi hendak memukul penny, tapi terdengar teriakan tania dan nathan.Kok gk ada reaksi dari Ray. Dan Tania bisa langsung membuka ikatan penny.Lah kan ada Ray, memangnya ray diem aja gitu tawanannya ada yg menolong.

2022-12-15

1

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️

karakter penny ini agak gimana gitu ya? entahlah.. next 😁

2021-04-30

2

nanni02😜😺

nanni02😜😺

adrian begi tulusnya untuk penny smpe rela kena peluru😤😤

2021-04-05

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 - Kota yang Damai
2 Part 2 - Kasus Pembunuhan Pertama
3 Part 3 - Kind Hearted Prosecutor
4 Part 4 - Pencarian Pak Tommy
5 Part 5 - Partner Kerja yang Peduli
6 Part 6 - Targetnya Adalah Aku
7 Part 7 - The Reason
8 Part 8 - First Gift From Him
9 Part 9 - Terungkap
10 Part 10 - Luka yang Membekas
11 Part 11 - Healed
12 Part 12 - Teror
13 Part 13 - Iblis
14 Part 14 - Masa Kritis
15 Part 15 - Best Gift Ever
16 Part 16 - It's Not Over Yet
17 Part 17 - Our Friendship Is Over
18 Part 18 - Cold Hearted Girl
19 Part 19 - Best Friend
20 Part 20 - Dunia Sempit
21 Part 21 - Sudah Lama Tak Berkunjung
22 Part 22 - Jebakan
23 Part 23 - Interogasi
24 Part 24 - Chip Misterius
25 Part 25 - Versailles
26 Part 26 - Topeng yang Dilepas
27 Part 27 - I'm Right Here For You
28 Part 28 - Keberadaan Ayah
29 Part 29 - Bertemu Ayah
30 Part 30 - Bodyguard
31 Part 31 - Kartu Cadangan
32 Part 32 - Pengejaran
33 Part 33 - Menyusup
34 Part 34 - Kerja Sama Tim
35 Part 35 - Pilihan
36 Part 36 - Melarikan Diri
37 Part 37 - I Promise To Protect You
38 Part 38 - Masa Kritis Kedua Kalinya
39 Part 39 - Akhir Persidangan
40 Part 40 - Be My Girlfriend
41 Part 41 - Date With Him
42 Part 42 - Keributan di Pagi Hari
43 Part 43 - Pendatang Baru
44 Part 44 - Persaingan yang Ketat
45 Part 45 - Ucapan Menusuk
46 Part 46 - Barang Korban yang Menghilang
47 Part 47 - Menginap
48 Part 48 - Pelaku Mengintaiku
49 Part 49 - Polisi yang Mencurigakan
50 Part 50 - Bangun Kesiangan
51 Part 51 - Pernyataan Kesaksian
52 Part 52 - Like Shining Star
53 Part 53 - Permintaan Maafku yang Tulus
54 Part 54 - Artikel yang Terkubur
55 Part 55 - Sulk
56 Part 56 - Perkelahian dengan Pelaku
57 Part 57 - Pelaku yang Mengincar Tania
58 Part 58 - Sakit Perut
59 Part 59 - Reporter Yulia dalam Bahaya
60 Part 60 - I Need You
61 Part 61 - Harga Diri yang Busuk
62 Part 62 - Berkas Kasus yang Akhirnya Ditemukan
63 Part 63 - Jealous
64 Part 64 - Psikopat Sesungguhnya
65 Part 65 - Berdebat
66 Part 66 - Strategi Darurat
67 Part 67 - Botol Obat Misterius
68 Part 68 - Rekaman CCTV
69 Part 69 - Tertangkap Basah
70 Part 70 - Merelakannya
71 Part 71 - Perasaan Sebenarnya
72 Part 72 - Penyakit Josh
73 Part 73 - Tabrak Lari
74 Part 74 - Kejujuran
75 Part 75 - You're My Only Love
76 Part 76 - Tidak Berdaya
77 Part 77 - Motif Pembunuhan
78 Part 78 - Find Him
79 Part 79 - Heart To Heart
80 Part 80 - Aku Memercayaimu
81 Part 81 - Kemenangan
82 Part 82 - Yes Or No
83 Part 83 - Special Surprise
84 Part 84 - Family
85 Part 85 - Two Love Birds
86 Part 86 - My Best Sweetheart
87 Part 87 - Forever Love You
88 Part 88 - Happy Life
89 Part 89 - Only With You
90 Part 90 - My Wish
91 Part 91 - Welcome To Queenstown
92 Part 92 - Eternal Love
93 Special Part 1 - Best Mom and Dad
94 Special Part 2 - I Miss You
95 Special Part 3 - Stick With You
96 Special Part 4 - Let's Play!
97 Special Part 5 - Always Perfect
98 Special Part 6 - Fina In Action
99 Special Part 7 - Because Of You
100 Special Part 8 - Reveal
101 Special Part 9 - Arrest
102 Special Part 10 - In My Heart
103 S2 : Part 1 - Special Day For Us
104 S2 : Part 2 - Always Be Happy With You
105 S2 : Part 3 - My Number One
106 S2 : Part 4 - I Will Miss My Daughter
107 S2 : Part 5 - Korban Menghilang Lama
108 S2 : Part 6 - Kecurigaan Fina dan Hans
109 S2 : Part 7 - Insiden Baru Lagi
110 S2 : Part 8 - Interogasi Nielsen
111 S2 : Part 9 - Ini Tidak Mungkin
112 S2 : Part 10 - Terlepas Tuduhan
113 S2 : Part 11 - Kebenaran Tas Sekolah
114 S2 : Part 12 - Terbunuh
115 S2 : Part 13 - Diremehkan
116 S2 : Part 14 - Our Strength
117 S2 : Part 15 - Target Selanjutnya
118 S2 : Part 16 - Target untuk Memancing Kami
119 S2 : Part 17 - Super Jealous
120 S2 : Part 18 - Call With My Daughter
121 S2 : Part 19 - Sweet Like Chocolate
122 S2 : Part 20 - Kaki Tangan Pelaku
123 S2 : Part 21 - Penghilang Stress
124 S2 : Part 22 - Weekend tidak Menyenangkan
125 S2 : Part 23 - Only Him Can Make Me Happy
126 S2 : Part 24 - Sepotong Pecahan Puzzle
127 S2 : Part 25 - Teman yang Selalu Nyawanya Terancam
128 S2 : Part 26 - Musuh Sebenarnya
129 S2 : Part 27 - Adrian's Mission
130 S2 : Part 28 - Tipuan Maut
131 S2 : Part 29 - Saksi Mata
132 S2 : Part 30 - Nightmare
133 S2 : Part 31 - Gosip
134 S2 : Part 32 - Dissociative Identity Disorder
135 S2 : Part 33 - Tersinggung
136 S2 : Part 34 - Care About You
137 S2 : Part 35 - Bad Feeling
138 S2 : Part 36 - You're My Best Hero
139 S2 : Part 37 - I Love You With All My Heart
140 S2 : Part 38 - Please Come Back To Me!
141 S2 : Part 39 - Precious Moment
142 S2 : Part 40 - Worrying You
143 S2 : Part 41 - Something Strange
144 S2 : Part 42 - Duel
145 S2 : Part 43 - Mission Planning
146 S2 : Part 44 - Secret Mission
147 S2 : Part 45 - Playing Role
148 S2 : Part 46 - Nothing Can Keep Us Apart
149 S2 : Part 47 - Mission Accomplished
150 S2 : Part 48 - My Vitamin
151 S2 : Part 49 - Play With Victoria
152 S2 : Part 50 - The Warmth Of My Little Family
153 S2 : Part 51 - Good Memories
154 S2 : Part 52 - Together Forever
155 Message From Author and Special Thanks
156 Special Anniversary - Visual Character and Other
157 TERBIT CETAK GOOD PARTNER
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Part 1 - Kota yang Damai
2
Part 2 - Kasus Pembunuhan Pertama
3
Part 3 - Kind Hearted Prosecutor
4
Part 4 - Pencarian Pak Tommy
5
Part 5 - Partner Kerja yang Peduli
6
Part 6 - Targetnya Adalah Aku
7
Part 7 - The Reason
8
Part 8 - First Gift From Him
9
Part 9 - Terungkap
10
Part 10 - Luka yang Membekas
11
Part 11 - Healed
12
Part 12 - Teror
13
Part 13 - Iblis
14
Part 14 - Masa Kritis
15
Part 15 - Best Gift Ever
16
Part 16 - It's Not Over Yet
17
Part 17 - Our Friendship Is Over
18
Part 18 - Cold Hearted Girl
19
Part 19 - Best Friend
20
Part 20 - Dunia Sempit
21
Part 21 - Sudah Lama Tak Berkunjung
22
Part 22 - Jebakan
23
Part 23 - Interogasi
24
Part 24 - Chip Misterius
25
Part 25 - Versailles
26
Part 26 - Topeng yang Dilepas
27
Part 27 - I'm Right Here For You
28
Part 28 - Keberadaan Ayah
29
Part 29 - Bertemu Ayah
30
Part 30 - Bodyguard
31
Part 31 - Kartu Cadangan
32
Part 32 - Pengejaran
33
Part 33 - Menyusup
34
Part 34 - Kerja Sama Tim
35
Part 35 - Pilihan
36
Part 36 - Melarikan Diri
37
Part 37 - I Promise To Protect You
38
Part 38 - Masa Kritis Kedua Kalinya
39
Part 39 - Akhir Persidangan
40
Part 40 - Be My Girlfriend
41
Part 41 - Date With Him
42
Part 42 - Keributan di Pagi Hari
43
Part 43 - Pendatang Baru
44
Part 44 - Persaingan yang Ketat
45
Part 45 - Ucapan Menusuk
46
Part 46 - Barang Korban yang Menghilang
47
Part 47 - Menginap
48
Part 48 - Pelaku Mengintaiku
49
Part 49 - Polisi yang Mencurigakan
50
Part 50 - Bangun Kesiangan
51
Part 51 - Pernyataan Kesaksian
52
Part 52 - Like Shining Star
53
Part 53 - Permintaan Maafku yang Tulus
54
Part 54 - Artikel yang Terkubur
55
Part 55 - Sulk
56
Part 56 - Perkelahian dengan Pelaku
57
Part 57 - Pelaku yang Mengincar Tania
58
Part 58 - Sakit Perut
59
Part 59 - Reporter Yulia dalam Bahaya
60
Part 60 - I Need You
61
Part 61 - Harga Diri yang Busuk
62
Part 62 - Berkas Kasus yang Akhirnya Ditemukan
63
Part 63 - Jealous
64
Part 64 - Psikopat Sesungguhnya
65
Part 65 - Berdebat
66
Part 66 - Strategi Darurat
67
Part 67 - Botol Obat Misterius
68
Part 68 - Rekaman CCTV
69
Part 69 - Tertangkap Basah
70
Part 70 - Merelakannya
71
Part 71 - Perasaan Sebenarnya
72
Part 72 - Penyakit Josh
73
Part 73 - Tabrak Lari
74
Part 74 - Kejujuran
75
Part 75 - You're My Only Love
76
Part 76 - Tidak Berdaya
77
Part 77 - Motif Pembunuhan
78
Part 78 - Find Him
79
Part 79 - Heart To Heart
80
Part 80 - Aku Memercayaimu
81
Part 81 - Kemenangan
82
Part 82 - Yes Or No
83
Part 83 - Special Surprise
84
Part 84 - Family
85
Part 85 - Two Love Birds
86
Part 86 - My Best Sweetheart
87
Part 87 - Forever Love You
88
Part 88 - Happy Life
89
Part 89 - Only With You
90
Part 90 - My Wish
91
Part 91 - Welcome To Queenstown
92
Part 92 - Eternal Love
93
Special Part 1 - Best Mom and Dad
94
Special Part 2 - I Miss You
95
Special Part 3 - Stick With You
96
Special Part 4 - Let's Play!
97
Special Part 5 - Always Perfect
98
Special Part 6 - Fina In Action
99
Special Part 7 - Because Of You
100
Special Part 8 - Reveal
101
Special Part 9 - Arrest
102
Special Part 10 - In My Heart
103
S2 : Part 1 - Special Day For Us
104
S2 : Part 2 - Always Be Happy With You
105
S2 : Part 3 - My Number One
106
S2 : Part 4 - I Will Miss My Daughter
107
S2 : Part 5 - Korban Menghilang Lama
108
S2 : Part 6 - Kecurigaan Fina dan Hans
109
S2 : Part 7 - Insiden Baru Lagi
110
S2 : Part 8 - Interogasi Nielsen
111
S2 : Part 9 - Ini Tidak Mungkin
112
S2 : Part 10 - Terlepas Tuduhan
113
S2 : Part 11 - Kebenaran Tas Sekolah
114
S2 : Part 12 - Terbunuh
115
S2 : Part 13 - Diremehkan
116
S2 : Part 14 - Our Strength
117
S2 : Part 15 - Target Selanjutnya
118
S2 : Part 16 - Target untuk Memancing Kami
119
S2 : Part 17 - Super Jealous
120
S2 : Part 18 - Call With My Daughter
121
S2 : Part 19 - Sweet Like Chocolate
122
S2 : Part 20 - Kaki Tangan Pelaku
123
S2 : Part 21 - Penghilang Stress
124
S2 : Part 22 - Weekend tidak Menyenangkan
125
S2 : Part 23 - Only Him Can Make Me Happy
126
S2 : Part 24 - Sepotong Pecahan Puzzle
127
S2 : Part 25 - Teman yang Selalu Nyawanya Terancam
128
S2 : Part 26 - Musuh Sebenarnya
129
S2 : Part 27 - Adrian's Mission
130
S2 : Part 28 - Tipuan Maut
131
S2 : Part 29 - Saksi Mata
132
S2 : Part 30 - Nightmare
133
S2 : Part 31 - Gosip
134
S2 : Part 32 - Dissociative Identity Disorder
135
S2 : Part 33 - Tersinggung
136
S2 : Part 34 - Care About You
137
S2 : Part 35 - Bad Feeling
138
S2 : Part 36 - You're My Best Hero
139
S2 : Part 37 - I Love You With All My Heart
140
S2 : Part 38 - Please Come Back To Me!
141
S2 : Part 39 - Precious Moment
142
S2 : Part 40 - Worrying You
143
S2 : Part 41 - Something Strange
144
S2 : Part 42 - Duel
145
S2 : Part 43 - Mission Planning
146
S2 : Part 44 - Secret Mission
147
S2 : Part 45 - Playing Role
148
S2 : Part 46 - Nothing Can Keep Us Apart
149
S2 : Part 47 - Mission Accomplished
150
S2 : Part 48 - My Vitamin
151
S2 : Part 49 - Play With Victoria
152
S2 : Part 50 - The Warmth Of My Little Family
153
S2 : Part 51 - Good Memories
154
S2 : Part 52 - Together Forever
155
Message From Author and Special Thanks
156
Special Anniversary - Visual Character and Other
157
TERBIT CETAK GOOD PARTNER

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!