Part 11 - Healed

Matahari bersinar dengan terang menyinari seisi kamarku. Aku membuka mataku perlahan dan melihat Adrian masih tertidur lelap di sofa tanpa memakai selimut. Ia pasti sangat lelah dan tidak beristirahat cukup karena mengurus kasus ini ditambah musibah yang menimpanya.

Spontan aku mengambil selimutku sambil beranjak dari ranjang dan melangkahkan kakiku pelan menghampirinya bermaksud menyelimuti tubuhnya. Saat aku berjongkok menyelimuti tubuhnya hingga menutupi leher, tiba-tiba ia membuka matanya secara perlahan menatapku dengan senyuman manis.

Aku jadi merasa sungkan langsung memalingkan mataku. "Maafkan aku. Aku tidak bermaksud membangunkanmu."

"Tidak apa-apa, Penny. Sudah jam segini juga, aku harus segera berangkat ke kantor," sahut Adrian meregangkan kedua tangannya ke atas.

Aku mengatupkan bibirku sejenak sambil menyingkirkan helaian anak rambut ke belakang telinga. "Adrian, terima kasih telah setia menemaniku tidur di sini sepanjang malam. Pasti tidur di sofa rasanya sempit dan tidak nyaman."

"Penny, justru aku yang harus berterima kasih padamu."

Dahiku mengernyit Aku bingung dengan maksudnya apa. Padahal aku yang memintanya untuk menemaniku sepanjang malam sampai kelelahan begini. "Kenapa begitu? Padahal kamu yang menemaniku di sini sepanjang malam."

Adrian menunduk malu sambil memainkan kuku jari. "Berkat kamu, sekarang hatiku merasa lega walaupun kita sudah melalui masa kelam beberapa saat lalu. Aku lebih memilih tidur di sofa menemanimu di sini dibandingkan tidur di ranjang kamarku yang luas karena aku tidak merasa kesepian setiap berada di dekatmu. Luka yang kemarin membekas di hatiku cukup besar, kini sudah tersembuhkan berkat kamu, Penny."

Isi hatinya sama sepertiku. Tidak kusangka aku mampu menyembuhkan luka hati Adrian. Meski hubungan kita bukan sepasang kekasih, entah kenapa tatapannya saat mengungkapkan isi hatinya itu sedikit berbeda dari biasanya. Namun, aku tetap saja tidak ingin terbawa suasana sebelum menyesal di akhir. Aku hanya bisa berkata jujur padanya mengenai lukaku juga tersembuhkan berkat dirinya.

"Aku juga merasakan hal yang sama. Rasa sesak yang dialamiku sepanjang hari kemarin, kini sudah tidak terasa sesak lagi. Karena kamu telah menghibur hatiku sampai melupakan kejadian mengerikan itu."

Adrian mengelus kepalaku dengan tatapan penuh perhatian membuat hatiku semakin bermekaran di pagi hari. "Memiliki sahabat setia sepertimu rasanya sangat langka di dunia ini."

Di tengah perbincangan kami di pagi hari membuat suasana hati kami kembali membaik, sorot mataku tertuju pada sebuah jam dinding mengingat waktu terus berjalan. Sedangkan kami belum bersiap-siap. Adrian baru menyadarinya langsung matanya terbelalak.

"Astaga kita berbincang sampai lupa waktu! Sebaiknya aku harus bersiap-siap sekarang. Mustahil kalau aku membiarkan sepupuku mengurus rumah duka seharian." Dengan sigap Adrian beranjak dari sofa.

"Kalau begitu, aku juga bersiap-siap dulu deh. Kakiku sudah mendingan jadi aku bisa keluar dari rumah sakit hari ini." Aku juga terburu-buru beranjak dari ranjang sambil mengambil jaketku tergeletak di kursi.

Adrian menyentuh tangan kananku. "Tunggu, Penny!"

Aku menolehkan kepalaku menghadapnya dengan raut wajah polos. "Kenapa?"

Adrian menatap kakiku dengan wajah cemas. "Kamu yakin ingin kembali bekerja? Kamu masih belum sembuh total."

Aku tersenyum ceria melepas genggaman tangannya. "Iya, aku baik-baik saja. Kamu tidak usah mencemaskan aku terus."

Akhirnya Adrian hanya bisa pasrah sambil memakai jas mahal miliknya. "Baiklah kalau kamu berkata seperti itu, aku sedikit lega mendengarnya. Aku antarkan kamu ke kantor polisi dulu."

Setibanya di kantor polisi, aku langsung fokus terhadap pencarian Ray. Sejak percakapan terakhirku bersama Ray, ia sudah tidak terlihat lagi. Sepertinya ia tahu bahwa sekarang ia menjadi buronan yang dicari sekarang, pasti ia bersembunyi di suatu tempat di mana orang-orang tidak dapat menemukannya. Aku memanggil Tania dan Nathan untuk bertemu denganku di ruang rapat.

Di ruang rapat, kini hanya kami bertiga saja di sini sehingga suasana sangat sepi.

"Apakah kalian menemukan sesuatu?" tanyaku mulai fokus pada penyelidikan.

Nathan menghembuskan napas pasrah. "Aku sudah mencarinya ke rumahnya tapi sepertinya dia tidak bersembunyi di rumahnya."

"Aku sudah mencari latar belakangnya. Ray itu merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Adik laki-lakinya saat ini sedang kuliah di Universitas Margonda. Ibunya sendiri mengidap penyakit kanker darah stadium empat. Sedangkan ayahnya telah meninggal sekitar lima tahun yang lalu," tambah Tania sambil menatap layar ponsel berisi semua informasi yang didapatkannya mengenai Ray.

Mendengar informasi dari Tania, aku memiliki ide cemerlang. "Hmm mungkin kita bisa mengunjungi adiknya. Siapa tahu adiknya mengetahui tempat yang biasanya dikunjungi Ray."

"Baiklah, aku pergi ke rumah sakit sekarang untuk mengecek apakah dia ada di rumah sakit," jawab Tania bergegas meninggalkan ruang rapat.

Setibanya di Universitas Margonda, aku dan Nathan menunggu adiknya Ray di depan gerbang. Karena mustahil kami menerobos masuk gedung kampus tiba-tiba tanpa ada surat perintah.

Setelah 30 menit menunggu, akhirnya sosok pemuda tidak asing berpenampilan casual berjalan keluar dari gedung kampus. Aku dan Nathan menatap layar ponsel kami memastikan pemuda itu adalah adiknya Ray sambil berjalan cepat menghampirinya.

"Maaf permisi, apakah kamu adiknya Ray bernama Ryder?" tanyaku ramah.

"Iya nama saya Ryder. Anda siapa ya?" Ryder menatapku sedikit gugup.

"Aku teman kakakmu, namaku Penny. Senang bertemu denganmu," ucapku sopan tersenyum ramah sambil mengulurkan tangan kananku.

"Salam kenal juga, Penny," sahut Ryder dengan ramah berjabat tangan denganku.

"Bagaimana kalau kita berbincang sebentar di Kafe?"

"Boleh nih. Ada Kafe terkenal di sekitar sini, jalan kaki selama 10 menit juga sampai," jawab Ryder.

"Baiklah kalau begitu, apakah temanku bernama Nathan boleh ikut? Nathan itu merupakan teman terdekatku yang sangat ramah," tanyaku meminta izin sambil menatap Nathan sekilas.

Ryder mengangguk. "Boleh kok. Semakin ramai semakin bagus terasa menyenangkan."

Setibanya di kafe, aku melihat sekeliling kafe rasanya teringat seperti dulu saat aku, Tania, Nathan, dan Ray yang suka berkumpul saat setelah pulang kerja atau saat sedang istirahat. Akan tetapi, sekarang tidak adanya Ray, aku merasa ada sesuatu yang kurang. Aku memikirkan itu sambil duduk termenung hingga Ryder bingung menatapku sambil melambaikan tangannya di hadapanku.

"Penny? Dari tadi sedang melamun apa?" tanya Ryder.

Aku baru terbangun dari lamunanku sambil merapikan rambutku sedikit berantakan. "Oh maaf aku sedang memikirkan hal lain."

"Ah, kamu ini Penny malu-maluin saja! Temanku ini kalau banyak pikiran memang suka melamun. Sebaiknya kamu jangan menirunya," pesan Nathan pada Ryder sambil tertawa ledek padaku.

"Omong-omong, Penny mau bicara apa denganku?" tanya Ryder mulai penasaran pada inti pembicaraan awal.

"Aku penasaran nih biasanya kakakmu kalau sedang tidak sibuk pergi ke mana, ya?" Aku mulai fokus menginterogasinya walaupun ini tidak terlihat seperti interogasi sungguhan supaya Ryder tidak kaget mengetahui kondisi kakaknya sekarang.

Ryder mengedikkan bahu. "Entahlah. Aku juga kurang tahu apa yang dilakukan kakakku selama ini karena aku biasanya suka pulang malam karena nongkrong bersama temanku di rumahnya."

Aku sedikit bingung, seingatku Ray pernah bilang ia akrab dengan adiknya. Kenapa justru adiknya berkata sebaliknya? "Bukankah kalian biasanya terlihat akrab ya?"

"Tidak. Kami memiliki kesibukan masing-masing. Aku sibuk bersama temanku sendiri sedangkan kakak pulang larut malam terus. Tapi aku sepertinya pernah melihat dia beberapa kali di jalan deh."

Aku membulatkan mataku sambil memajukan kepalaku. "Kamu melihatnya di mana? Kakakmu sedang ngapain?"

"Saat aku sedang jalan bersama temanku menuju warnet, aku melihat kakakku sedang berbicara dengan seseorang, tapi aku tidak mengenal wajahnya karena aku hanya sekilas melihat saja."

Aku terdiam sejenak dan semakin yakin bahwa Ray dan Darren sudah bekerja sama sejak dulu. "Waktu itu kamu melihatnya kapan ya?"

"Kalau tidak salah sekitar dua minggu yang lalu.”

"Ish benar-benar si Ray sekarang punya teman baru sampai tidak sempat nongkrong bareng kita lagi!" sungut Nathan pura-pura kesal sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Kemudian aku berpura-pura batuk sebagai kode kepada Nathan untuk mengalihkan pembicaraan kami agar Ryder tidak mencurigai kami.

"Oh iya Ryder, omong-omong kopi di sini yang enak selain Choco Latte itu apa ya?" tanya Nathan kepada Ryder yang mengalihkan pembicaraan.

"Oh, kalau aku dan temanku suka minum yang Matcha Latte, enak sekali rasanya," jawab Ryder sambil menyesap Choco Latte miliknya.

Setelah pembicaraan kami yang panjang lebar, Ryder berpamitan pulang. Lalu aku juga memutuskan untuk pulang karena hari sudah gelap. Lagi pula aku sudah lama tidak pulang ke rumah jadi sesekali tidur di rumah.

drrt...drrt...

Ponselku tiba-tiba berbunyi saat aku sedang menyetir mobilku di tengah jalan. Ternyata itu panggilan telepon dari ibu.

"Halo Penny. Ibu akan keluar kota selama beberapa hari ini ya karena ada acara pernikahan anaknya teman ibu," ucap ibu lewat telepon.

"Baiklah kalau begitu hati-hati ya, Bu. Di luar sekarang sangat berbahaya, ibu jangan nongkrong sama teman ibu terlalu malam ya," pesanku pada ibu sambil menyetir.

"Iya tenang saja. Ibu akan baik-baik saja kok. Jaga dirimu baik-baik, ya."

"Sudah dulu ya, Bu. Aku sedang menyetir mobil nih." Aku mematikan panggilan teleponnya.

Setibanya di rumah, rasanya sangat aneh jika tidak ada ibu di sini. Di rumah yang biasanya mendengar ocehan ibu sekarang jadi sunyi sekali. Di saat situasi begini malahan aku sendirian di rumah dan merasa kesepian.

Ding...dong...

Terdengar suara bel rumahku dibunyikan oleh seseorang. Dengan sigap aku bergegas membuka pintu dan ternyata hanya seorang kurir membawakan sebuah paket.

"Apakah Anda Penny?"

"Iya itu saya," jawabku cemberut karena aku sudah berpikir yang menekan bel itu adalah teman-temanku.

"Ini paket untuk Anda.” Kurir itu memberi sebuah kotak kemudian meninggalkan rumahku.

Aku masuk ke dalam rumah dan membuka kotak itu. Ini aneh sekali, tidak ada nama pengirim paket ini. Aku tidak memesan barang juga. Selain itu temanku juga tidak berpesan padaku ingin mengirimkan barang untukku. Tanpa berpikir panjang, aku buka kotak dan ternyata isinya seekor burung telah mati yang sayapnya sudah patah.

Terpopuler

Comments

Ridho Talita

Ridho Talita

semangaaat

2021-07-05

1

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

lanjut besok lagi

2021-04-28

1

nanni02😜😺

nanni02😜😺

aduhh dpt pket isinya burung matii😤😤

2021-04-04

2

lihat semua
Episodes
1 Part 1 - Kota yang Damai
2 Part 2 - Kasus Pembunuhan Pertama
3 Part 3 - Kind Hearted Prosecutor
4 Part 4 - Pencarian Pak Tommy
5 Part 5 - Partner Kerja yang Peduli
6 Part 6 - Targetnya Adalah Aku
7 Part 7 - The Reason
8 Part 8 - First Gift From Him
9 Part 9 - Terungkap
10 Part 10 - Luka yang Membekas
11 Part 11 - Healed
12 Part 12 - Teror
13 Part 13 - Iblis
14 Part 14 - Masa Kritis
15 Part 15 - Best Gift Ever
16 Part 16 - It's Not Over Yet
17 Part 17 - Our Friendship Is Over
18 Part 18 - Cold Hearted Girl
19 Part 19 - Best Friend
20 Part 20 - Dunia Sempit
21 Part 21 - Sudah Lama Tak Berkunjung
22 Part 22 - Jebakan
23 Part 23 - Interogasi
24 Part 24 - Chip Misterius
25 Part 25 - Versailles
26 Part 26 - Topeng yang Dilepas
27 Part 27 - I'm Right Here For You
28 Part 28 - Keberadaan Ayah
29 Part 29 - Bertemu Ayah
30 Part 30 - Bodyguard
31 Part 31 - Kartu Cadangan
32 Part 32 - Pengejaran
33 Part 33 - Menyusup
34 Part 34 - Kerja Sama Tim
35 Part 35 - Pilihan
36 Part 36 - Melarikan Diri
37 Part 37 - I Promise To Protect You
38 Part 38 - Masa Kritis Kedua Kalinya
39 Part 39 - Akhir Persidangan
40 Part 40 - Be My Girlfriend
41 Part 41 - Date With Him
42 Part 42 - Keributan di Pagi Hari
43 Part 43 - Pendatang Baru
44 Part 44 - Persaingan yang Ketat
45 Part 45 - Ucapan Menusuk
46 Part 46 - Barang Korban yang Menghilang
47 Part 47 - Menginap
48 Part 48 - Pelaku Mengintaiku
49 Part 49 - Polisi yang Mencurigakan
50 Part 50 - Bangun Kesiangan
51 Part 51 - Pernyataan Kesaksian
52 Part 52 - Like Shining Star
53 Part 53 - Permintaan Maafku yang Tulus
54 Part 54 - Artikel yang Terkubur
55 Part 55 - Sulk
56 Part 56 - Perkelahian dengan Pelaku
57 Part 57 - Pelaku yang Mengincar Tania
58 Part 58 - Sakit Perut
59 Part 59 - Reporter Yulia dalam Bahaya
60 Part 60 - I Need You
61 Part 61 - Harga Diri yang Busuk
62 Part 62 - Berkas Kasus yang Akhirnya Ditemukan
63 Part 63 - Jealous
64 Part 64 - Psikopat Sesungguhnya
65 Part 65 - Berdebat
66 Part 66 - Strategi Darurat
67 Part 67 - Botol Obat Misterius
68 Part 68 - Rekaman CCTV
69 Part 69 - Tertangkap Basah
70 Part 70 - Merelakannya
71 Part 71 - Perasaan Sebenarnya
72 Part 72 - Penyakit Josh
73 Part 73 - Tabrak Lari
74 Part 74 - Kejujuran
75 Part 75 - You're My Only Love
76 Part 76 - Tidak Berdaya
77 Part 77 - Motif Pembunuhan
78 Part 78 - Find Him
79 Part 79 - Heart To Heart
80 Part 80 - Aku Memercayaimu
81 Part 81 - Kemenangan
82 Part 82 - Yes Or No
83 Part 83 - Special Surprise
84 Part 84 - Family
85 Part 85 - Two Love Birds
86 Part 86 - My Best Sweetheart
87 Part 87 - Forever Love You
88 Part 88 - Happy Life
89 Part 89 - Only With You
90 Part 90 - My Wish
91 Part 91 - Welcome To Queenstown
92 Part 92 - Eternal Love
93 Special Part 1 - Best Mom and Dad
94 Special Part 2 - I Miss You
95 Special Part 3 - Stick With You
96 Special Part 4 - Let's Play!
97 Special Part 5 - Always Perfect
98 Special Part 6 - Fina In Action
99 Special Part 7 - Because Of You
100 Special Part 8 - Reveal
101 Special Part 9 - Arrest
102 Special Part 10 - In My Heart
103 S2 : Part 1 - Special Day For Us
104 S2 : Part 2 - Always Be Happy With You
105 S2 : Part 3 - My Number One
106 S2 : Part 4 - I Will Miss My Daughter
107 S2 : Part 5 - Korban Menghilang Lama
108 S2 : Part 6 - Kecurigaan Fina dan Hans
109 S2 : Part 7 - Insiden Baru Lagi
110 S2 : Part 8 - Interogasi Nielsen
111 S2 : Part 9 - Ini Tidak Mungkin
112 S2 : Part 10 - Terlepas Tuduhan
113 S2 : Part 11 - Kebenaran Tas Sekolah
114 S2 : Part 12 - Terbunuh
115 S2 : Part 13 - Diremehkan
116 S2 : Part 14 - Our Strength
117 S2 : Part 15 - Target Selanjutnya
118 S2 : Part 16 - Target untuk Memancing Kami
119 S2 : Part 17 - Super Jealous
120 S2 : Part 18 - Call With My Daughter
121 S2 : Part 19 - Sweet Like Chocolate
122 S2 : Part 20 - Kaki Tangan Pelaku
123 S2 : Part 21 - Penghilang Stress
124 S2 : Part 22 - Weekend tidak Menyenangkan
125 S2 : Part 23 - Only Him Can Make Me Happy
126 S2 : Part 24 - Sepotong Pecahan Puzzle
127 S2 : Part 25 - Teman yang Selalu Nyawanya Terancam
128 S2 : Part 26 - Musuh Sebenarnya
129 S2 : Part 27 - Adrian's Mission
130 S2 : Part 28 - Tipuan Maut
131 S2 : Part 29 - Saksi Mata
132 S2 : Part 30 - Nightmare
133 S2 : Part 31 - Gosip
134 S2 : Part 32 - Dissociative Identity Disorder
135 S2 : Part 33 - Tersinggung
136 S2 : Part 34 - Care About You
137 S2 : Part 35 - Bad Feeling
138 S2 : Part 36 - You're My Best Hero
139 S2 : Part 37 - I Love You With All My Heart
140 S2 : Part 38 - Please Come Back To Me!
141 S2 : Part 39 - Precious Moment
142 S2 : Part 40 - Worrying You
143 S2 : Part 41 - Something Strange
144 S2 : Part 42 - Duel
145 S2 : Part 43 - Mission Planning
146 S2 : Part 44 - Secret Mission
147 S2 : Part 45 - Playing Role
148 S2 : Part 46 - Nothing Can Keep Us Apart
149 S2 : Part 47 - Mission Accomplished
150 S2 : Part 48 - My Vitamin
151 S2 : Part 49 - Play With Victoria
152 S2 : Part 50 - The Warmth Of My Little Family
153 S2 : Part 51 - Good Memories
154 S2 : Part 52 - Together Forever
155 Message From Author and Special Thanks
156 Special Anniversary - Visual Character and Other
157 TERBIT CETAK GOOD PARTNER
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Part 1 - Kota yang Damai
2
Part 2 - Kasus Pembunuhan Pertama
3
Part 3 - Kind Hearted Prosecutor
4
Part 4 - Pencarian Pak Tommy
5
Part 5 - Partner Kerja yang Peduli
6
Part 6 - Targetnya Adalah Aku
7
Part 7 - The Reason
8
Part 8 - First Gift From Him
9
Part 9 - Terungkap
10
Part 10 - Luka yang Membekas
11
Part 11 - Healed
12
Part 12 - Teror
13
Part 13 - Iblis
14
Part 14 - Masa Kritis
15
Part 15 - Best Gift Ever
16
Part 16 - It's Not Over Yet
17
Part 17 - Our Friendship Is Over
18
Part 18 - Cold Hearted Girl
19
Part 19 - Best Friend
20
Part 20 - Dunia Sempit
21
Part 21 - Sudah Lama Tak Berkunjung
22
Part 22 - Jebakan
23
Part 23 - Interogasi
24
Part 24 - Chip Misterius
25
Part 25 - Versailles
26
Part 26 - Topeng yang Dilepas
27
Part 27 - I'm Right Here For You
28
Part 28 - Keberadaan Ayah
29
Part 29 - Bertemu Ayah
30
Part 30 - Bodyguard
31
Part 31 - Kartu Cadangan
32
Part 32 - Pengejaran
33
Part 33 - Menyusup
34
Part 34 - Kerja Sama Tim
35
Part 35 - Pilihan
36
Part 36 - Melarikan Diri
37
Part 37 - I Promise To Protect You
38
Part 38 - Masa Kritis Kedua Kalinya
39
Part 39 - Akhir Persidangan
40
Part 40 - Be My Girlfriend
41
Part 41 - Date With Him
42
Part 42 - Keributan di Pagi Hari
43
Part 43 - Pendatang Baru
44
Part 44 - Persaingan yang Ketat
45
Part 45 - Ucapan Menusuk
46
Part 46 - Barang Korban yang Menghilang
47
Part 47 - Menginap
48
Part 48 - Pelaku Mengintaiku
49
Part 49 - Polisi yang Mencurigakan
50
Part 50 - Bangun Kesiangan
51
Part 51 - Pernyataan Kesaksian
52
Part 52 - Like Shining Star
53
Part 53 - Permintaan Maafku yang Tulus
54
Part 54 - Artikel yang Terkubur
55
Part 55 - Sulk
56
Part 56 - Perkelahian dengan Pelaku
57
Part 57 - Pelaku yang Mengincar Tania
58
Part 58 - Sakit Perut
59
Part 59 - Reporter Yulia dalam Bahaya
60
Part 60 - I Need You
61
Part 61 - Harga Diri yang Busuk
62
Part 62 - Berkas Kasus yang Akhirnya Ditemukan
63
Part 63 - Jealous
64
Part 64 - Psikopat Sesungguhnya
65
Part 65 - Berdebat
66
Part 66 - Strategi Darurat
67
Part 67 - Botol Obat Misterius
68
Part 68 - Rekaman CCTV
69
Part 69 - Tertangkap Basah
70
Part 70 - Merelakannya
71
Part 71 - Perasaan Sebenarnya
72
Part 72 - Penyakit Josh
73
Part 73 - Tabrak Lari
74
Part 74 - Kejujuran
75
Part 75 - You're My Only Love
76
Part 76 - Tidak Berdaya
77
Part 77 - Motif Pembunuhan
78
Part 78 - Find Him
79
Part 79 - Heart To Heart
80
Part 80 - Aku Memercayaimu
81
Part 81 - Kemenangan
82
Part 82 - Yes Or No
83
Part 83 - Special Surprise
84
Part 84 - Family
85
Part 85 - Two Love Birds
86
Part 86 - My Best Sweetheart
87
Part 87 - Forever Love You
88
Part 88 - Happy Life
89
Part 89 - Only With You
90
Part 90 - My Wish
91
Part 91 - Welcome To Queenstown
92
Part 92 - Eternal Love
93
Special Part 1 - Best Mom and Dad
94
Special Part 2 - I Miss You
95
Special Part 3 - Stick With You
96
Special Part 4 - Let's Play!
97
Special Part 5 - Always Perfect
98
Special Part 6 - Fina In Action
99
Special Part 7 - Because Of You
100
Special Part 8 - Reveal
101
Special Part 9 - Arrest
102
Special Part 10 - In My Heart
103
S2 : Part 1 - Special Day For Us
104
S2 : Part 2 - Always Be Happy With You
105
S2 : Part 3 - My Number One
106
S2 : Part 4 - I Will Miss My Daughter
107
S2 : Part 5 - Korban Menghilang Lama
108
S2 : Part 6 - Kecurigaan Fina dan Hans
109
S2 : Part 7 - Insiden Baru Lagi
110
S2 : Part 8 - Interogasi Nielsen
111
S2 : Part 9 - Ini Tidak Mungkin
112
S2 : Part 10 - Terlepas Tuduhan
113
S2 : Part 11 - Kebenaran Tas Sekolah
114
S2 : Part 12 - Terbunuh
115
S2 : Part 13 - Diremehkan
116
S2 : Part 14 - Our Strength
117
S2 : Part 15 - Target Selanjutnya
118
S2 : Part 16 - Target untuk Memancing Kami
119
S2 : Part 17 - Super Jealous
120
S2 : Part 18 - Call With My Daughter
121
S2 : Part 19 - Sweet Like Chocolate
122
S2 : Part 20 - Kaki Tangan Pelaku
123
S2 : Part 21 - Penghilang Stress
124
S2 : Part 22 - Weekend tidak Menyenangkan
125
S2 : Part 23 - Only Him Can Make Me Happy
126
S2 : Part 24 - Sepotong Pecahan Puzzle
127
S2 : Part 25 - Teman yang Selalu Nyawanya Terancam
128
S2 : Part 26 - Musuh Sebenarnya
129
S2 : Part 27 - Adrian's Mission
130
S2 : Part 28 - Tipuan Maut
131
S2 : Part 29 - Saksi Mata
132
S2 : Part 30 - Nightmare
133
S2 : Part 31 - Gosip
134
S2 : Part 32 - Dissociative Identity Disorder
135
S2 : Part 33 - Tersinggung
136
S2 : Part 34 - Care About You
137
S2 : Part 35 - Bad Feeling
138
S2 : Part 36 - You're My Best Hero
139
S2 : Part 37 - I Love You With All My Heart
140
S2 : Part 38 - Please Come Back To Me!
141
S2 : Part 39 - Precious Moment
142
S2 : Part 40 - Worrying You
143
S2 : Part 41 - Something Strange
144
S2 : Part 42 - Duel
145
S2 : Part 43 - Mission Planning
146
S2 : Part 44 - Secret Mission
147
S2 : Part 45 - Playing Role
148
S2 : Part 46 - Nothing Can Keep Us Apart
149
S2 : Part 47 - Mission Accomplished
150
S2 : Part 48 - My Vitamin
151
S2 : Part 49 - Play With Victoria
152
S2 : Part 50 - The Warmth Of My Little Family
153
S2 : Part 51 - Good Memories
154
S2 : Part 52 - Together Forever
155
Message From Author and Special Thanks
156
Special Anniversary - Visual Character and Other
157
TERBIT CETAK GOOD PARTNER

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!