Part 9 - Terungkap

Raut wajah Adrian berubah drastis semenjak menerima panggilan telepon. Wajahnya sangat pucat dan ketakutan. Kami berdua bergegas keluar dari restoran dan Adrian menyalakan loudspeaker supaya aku bisa mendengar suara pembunuh dengan jelas.

"APA YANG KAMU LAKUKAN DENGAN IBUKU? CEPAT LEPASKAN IBUKU SEBELUM KUPANGGIL POLISI!" bentak Adrian.

"Maka dari itu, jika kamu mau ibumu selamat, cepat serahkan berkas kasus pembunuhan ini kepadaku!" kata pembunuh dengan lantang.

Adrian menatapku sejenak dengan raut wajah gelisah sambil menggarukkan kepala kesal. "Baiklah aku akan segera ke sana dan membawa berkas kasusnya. SAMPAI KAMU MENYENTUH IBUKU BAHKAN SEHELAI RAMBUTNYA, AKU AKAN MEMBUNUHMU SAAT INI JUGA!"

"Kalau begitu, aku tunggu di pergudangan kosong dekat tempat pembuangan umum Margonda. Kamu dilarang membawa polisi ke sini, hanya kamu dan Detektif Penny yang datang ke sini saja," jawab pembunuh misterius lalu memutuskan panggilan telepon.

Rasanya Adrian ingin menggila mendengar kabar buruk ibunya kini menjadi sandera, padahal ia sudah berniat ingin mengundangku makan bersama di rumahnya. Aku sebagai sahabat terbaiknya melihatnya ingin menaiki mobilnya dengan penuh amarah, aku tidak bisa berdiam saja. Aku juga ingin ikut ke sana tapi Adrian mencegahku.

Tangan kanannya menggenggam tanganku erat. "Kamu tetap di sini saja, orang itu sangat berbahaya, kamu bisa terluka."

Aku menggeleng menampakkan senyuman percaya diri. "Tidak apa-apa, aku ikut saja. Lagi pula aku bisa membela diri."

"Tapi ini situasinya berbeda, tidak seperti yang kamu kira," tutur Adrian sangat cemas sambil menyentuh pundakku dengan kedua tangannya.

"Tenang saja. Ini juga demi ibumu. Aku sudah mengenal ibumu dengan baik dan beliau memperlakukanku dengan baik seolah-olah aku seperti putrinya. Ayolah Adrian, izinkan aku ikut denganmu," rayuku memasang wajah cemas menggoyangkan tangannya.

Adrian mendesah pasrah di hadapanku mengulas senyuman tipis pada wajahnya. "Baiklah kalau kamu ingin melakukannya, aku tidak akan menghalangimu. Tapi sebaiknya kamu jangan ikut terlibat dengannya."

Setibanya di pergudangan kosong itu, hanya ada pembunuh dan tubuh tante Desy diikat menggunakan tali tambang. Adrian melempar sebuah amplop cokelat berukuran besar berisi berkas-berkas mengenai kasus pembunuhan ini. Kemudian pembunuh langsung dengan cepat mengambil amplop itu dan mengecek kelengkapan berkasnya satu per satu.

"CEPAT LEPASKAN IBUKU! AKU SUDAH SERAHKAN SEMUA BERKAS KASUSNYA!" pekik Adrian.

Akan tetapi, si pembunuh mengingkari janji. Mengambil sebuah pistol entah dari mana ia dapatkan, lalu menembak tante Desy dengan pistolnya.

DOORRR

Adrian berdiri mematung dengan wajah ketakutan melihat ibunya tertembak pistol secara sadis di depan matanya yang membuat dirinya marah dan mengamuk kepada pembunuh.

"TIDAK, IBU!!" pekik Adrian tangisannya pecah sambil menghampiri tubuh ibunya dilumuri banyak darah.

"TIDAK, TANTE DESY!!" pekikku berlari mengekori Adrian.

Dengan sigap Adrian mengangkat tubuh ibunya mendekap erat. Sedangkan aku berinisiatif menahan aliran darahnya terus mengalir deras dari dalam tubuhnya. Mata Adrian semakin berkaca-kaca hingga wajahnya semakin memucat terutama tangannya terus gemetar kaku saat mengangkat kepala sang ibu.

"Ibu bertahanlah! Sebentar lagi petugas medis akan membawa ibu ke rumah sakit," tangis Adrian terisak-isak.

"Putraku Adrian … dengarkan ibu baik-baik."

"Ibu … kumohon jangan berbicara seperti ini." Adrian semakin panik hingga tubuhnya bergidik ngeri sekarang.

"Hidup ibu … tidak akan bertahan lama. Ibu hanya ingin … kamu mengabulkan satu permintaan ibu setelah ibu pergi meninggalkan dunia ini."

Rasanya Adrian semakin sulit mengatur pernapasannya sangat tidak stabil hingga pandangannya mulai buram. “Jangan berkata seperti itu, Bu! Hari libur nanti aku sudah mengajak Penny makan bersama kita. Ibu kan ingin hubunganku dengan Penny semakin dekat.”

Setetes air mataku jatuh di pipi tante Desy. “Kumohon, Tante. Dengarkan perkataan Adrian.”

Tante Desy menggeleng pelan mengulas senyuman tipis pada kami. "Ibu hanya ingin … kamu menikah dengan wanita yang kamu cintai seumur hidupmu. Selain itu … kamu harus memiliki seorang putri yang cantik seperti istrimu atau seorang putra yang tampan sepertimu. Ibu sangat yakin kamu pasti akan jatuh cinta pada wanita itu suatu hari nanti. Meski sekarang kamu masih belum mencintainya," pesan tante Desy dengan suara parau sambil menatapku tersenyum hangat.

Sejenak Adrian kesulitan menyedot lendir dalam hidung. "Ibu, tenang saja. Aku pasti akan menikah secepat mungkin untuk mengabulkan keinginan ibu. Ibu harus kuat supaya bisa melihat wajah istriku dan juga anakku."

"Sampaikan salamku kepada Randy. Mengenai wajah istrimu ...." Sorot mata tante Desy terfokus padaku lalu menampakkan senyuman terindah untukku seolah-olah memberikan sebuah kode keras.

Lalu tatapan tante Desy beralih pada Adrian sambil mengelus pipi Adrian pelan. "Ibu sangat menyayangimu, Adrian."

Secara perlahan tante Desy memejamkan matanya, lalu tangannya terjatuh lemas menandakan ia telah meninggalkan kami berdua.

Melihat seseorang yang sangat kusayangi meninggal tepat di hadapanku membuat emosiku tercampur aduk rasanya. Aku membangkitkan tubuhku lalu menghampiri pembunuh hendak menghajarnya secara kejam.

"BERANINYA KAMU MEMBUNUH TANTE DESY! AKU AKAN MEMBUNUHMU SEKARANG JUGA!" teriakku lantang sambil memegang pistol.

Adrian melepas pelukan ibunya, lalu mengepalkan tangan menghampiri pembunuh misterius. "JANGAN IKUT CAMPUR, PENNY! BIAR AKU SAJA YANG MENGHABISINYA SEKARANG JUGA."

Tiba-tiba pembunuh itu melepas masker dan topinya. Lalu kulihat wajah pembunuh itu dan ternyata pembunuhnya adalah orang yang kukenal membuatku sangat syok.

"Sudah lama tidak bertemu, Penny," ucap pembunuh tersenyum sinis.

Aku membulatkan mataku dan langkah kakiku perlahan mundur selangkah. "Darren?"

"Kamu mengenalnya?" tanya Adrian bingung dengan situasi saat ini.

"Penny itu mantan pacarku. Aku dan Penny berpacaran selama dua tahun, lalu kami berdua putus tiga tahun yang lalu." terang Darren dengan nada angkuh.

Tensi darahku naik drastis seketika ia membicarakan masa laluku sangat pahit. "Lalu selama dua tahun itu, aku tidak pernah mencintaimu."

"Oh, pantas saja aku tidak merasakan cinta darimu."

"KAMU MAU APA SAMPAI MEMBUNUH BANYAK ORANG? KENAPA KAMU MENEMBAK TANTE DESY? TANTE DESY ITU BUKAN ORANG YANG BERDOSA!" ketusku tanpa segan menodongkan pistol ke arahnya meski aku pernah berpacaran terpaksa dengannya karena alasan.

"Santai saja bicaranya, Penny. Aku membunuh karena ada alasan tertentu. Misalnya Alya, aku kesal dengannya karena suaminya tidak melunasi utangnya yang sudah banyak. Lalu saksi mata yang bernama Bastian, dia ingin membuka mulutnya jadi aku tutup mulutnya dengan membunuhnya. Yang terakhir Pak Tommy, aku membunuhnya karena kalian sudah menangkapnya jadi untuk menutupi jejaknya dan membunuhnya. HAHA BUKANKAH ITU MENYENANGKAN?? kata Darren tertawa seperti setan.

Memang psikopat! Rasanya aku ingin memuntahkan seisi perutku pada wajahnya, apalagi berani sekali ia menceritakannya padaku tanpa ada rasa dosa. Untungnya aku tidak pernah memiliki perasaan istimewa padanya, tapi entah kenapa kalau aku dikhianati seseorang pernah dekat denganku, hatiku terasa ditusuk berkali-kali. "DASAR PSIKOPAT! AKU MENYESAL TELAH MEMBUANG-BUANG WAKTUKU SELAMA DUA TAHUN BERPACARAN SAMA SAMPAH SEPERTIMU. TIDAK AKAN KUMAAFKAN SAMPAI AKHIRAT!"

"Aku menembak Bu Desy karena pria di sebelahmu itu tidak bisa diam dan selalu menggali informasi terus. Jadi aku kesal melampiaskannya menyeret ibunya ke sini dan menembaknya agar dia kapok," kata Darren yang tersenyum seperti psikopat.

Adrian tanpa segan merebut pistol dariku lalu menembakkan ke arah langit-langit.

DOORR

Suara tembakan pistol dari Adrian yang kini marah besar. Sebenarnya maksud tindakannya adalah menakuti musuh terbesarnya, karena ia adalah seorang jaksa tidak boleh sembarangan memakai senjata api sebenarnya.

"Hanya segitu saja? Kemampuanmu hanya cuma sampai di situ?" ujar Darren berlagak sombong.

"INI BARU PERMULAAN. AKU HANYA MENAKUTIMU SAJA. KALI INI AKAN KUBUNUHMU SEKARANG JUGA!" teriak Adrian matanya memerah sambil menodongkan pistol ke arahnya.

Aku tidak ingin Adrian terlibat dalam masalah kalau sampai ia tidak bisa mengendalikan amarahnya. Aku merebut pistolku lagi, lalu menodongkan ke arah Darren. "AKU MEMBENCIMU, DARREN! KENANGAN YANG TELAH KITA LAKUKAN SELAMA KITA BERPACARAN WALAUPUN TIDAK BERMAKNA SAMA SEKALI, AKAN KUHAPUS SATU PER SATU."

"Kamu sebut itu kenangan? Menurutku tidak ada satu pun kenangan yang indah saat bersamamu. Selama berpacaran denganmu, aku selalu tersenyum paksa di hadapanmu supaya kamu selalu nyaman saat bersamaku. Aku selama ini tidak bahagia saat bersamamu. Aku tahu kamu berpacaran denganku hanya terpaksa melihat raut wajahmu dulu. Selama kita pacaran juga tidak pernah bersentuhan fisik, bahkan kita tidak pernah bergandengan atau berpelukan seperti orang normal," lontar Darren dengan nada tidak berdosa sama sekali.

Mendengar perkataannya barusan, pikiranku kacau dan ingin menangis dengan keras. Memang dulu aku berpacaran dengannya terpaksa karena ia memaksaku dulu dan pernah mengancamku. Tidak kusangka hatinya memang sudah kerasukan iblis sejak dulu.

Aku berlari mendekatinya hendak memukulnya dengan kasar. Namun Darren memukulku balik hingga tubuhku terjatuh dan terluka.

BRUGHHH

"AAGGHHH!" pekikku meringis kesakitan.

"PENNY!" Adrian langsung berlari menghampiriku.

Perlahan aku menggenggam tangannya memposisikan tubuhku berdiri sempurna. "Aku baik-baik saja, Adrian.”

Adrian berlari cepat sambil mengepalkan tangan melayangkan tonjokan ke wajah Darren. "BERANINYA KAMU MEMUKUL PENNY HINGGA TERLUKA! TIDAK AKAN KUBIARKAN BEGITU SAJA."

BRURGHH

Akibat ditonjok kasar, wajah Darren sampai menimbulkan darah. "Ternyata sekarang pacar barumu adalah jaksa ini."

"TIDAK AKAN KUBIARKAN KAMU MENYENTUH SEMUA ORANG YANG KUSAYANGI!" pekik Adrian melawan Darren terus-menerus sampai babak belur.

Batas kesabaran Darren sudah habis. Ia mengumpulkan energi mendorong tubuh Adrian, lalu menonjok wajah Adrian sekuat tenaga.

PUKKK

"ADRIAN!!" pekikku menjerit.

Sontak terdengar suara sirene mobil polisi yang sedang mendatangi tempat ini. Raut wajah Darren berubah menjadi panik sambil memelototi aku dan Adrian.

"BERANINYA KALIAN MEMANGGIL POLISI KE SINI! AKAN KUHABISI KALIAN BERDUA SEKARANG JUGA!" pekik Darren dengan lantang bergegas mengambil pistolnya.

Tapi Darren tidak sempat menembak. Sekumpulan polisi telah mengepung di seluruh tempat pergudangan. Kali ini Darren tidak akan berani macam-macam kepadaku dan Adrian.

Akhirnya kemenangan di tanganku. Aku berjalan angkuh mendekatinya. "Cepat serahkan dirimu pada polisi! Tamatlah riwayatmu sekarang."

Darren menodongkan pisau ke kepalanya. "Daripada aku menyerahkan diri, mendingan aku mati saja."

Bola mataku terbelalak, kakiku terasa berat mendekatinya ketakutan. "DASAR KEPARAT! APA YANG SEDANG KAMU LAKUKAN? CEPAT SERAHKAN DIRIMU KE POLISI!"

"Lebih baik aku mati saja. Terima kasih telah menemaniku selama dua tahun secara paksa. Berkat dirimu, selama dua tahun itu, hidupku tidak terasa hampa dan kesepian. Semoga kamu menemukan pria yang lebih baik dariku dan selalu bahagia. Hapuslah semua kenangan kita yang telah kita lalui selama dua tahun itu walaupun bagiku dan dirimu tidak bermakna sama sekali," pesan Darren menangis tersedu-sedu sambil menarik pelatuk pistolnya.

DORRR

Darren menembak dirinya sendiri tepat di hadapanku. Darahnya mengalir dari kepalanya tanpa henti-hentinya membuat dirinya sekarat dan terjatuh lemas. Lalu aku bergegas menghampirinya.

"Berhati-hatilah sama rekanmu si berengsek itu ...." pesan Darren lemas.

"Apa maksudmu? Aku harus berhati-hati sama siapa? Cepat katakan dengan jelas!"

"Rekanmu yang bernama ... Ray," lontar Darren semakin lemas, lalu perlahan memejamkan matanya.

Setelah mendengar perkataan itu, aku langsung terkejut dan terdiam sejenak. Darren berkata bahwa aku harus berhati-hati dengan Ray? Aku tidak percaya ini.

Terpopuler

Comments

KS_Hyde

KS_Hyde

Sorry g respect sm km Darren, hbs sih kelakuanmu sblmnya itu sungguh menguras emosi

2023-10-13

0

KS_Hyde

KS_Hyde

Sumpah kl aku ada di sn, dah ku bunuh dr awal dtg. Greget bgt

2023-10-13

1

KS_Hyde

KS_Hyde

plisss gpp tembak aja sumpah, ikhlas bgt aku. Kl aku jd penegak hukum, aku memihakmu, Adrian biar km g dpt sanski

2023-10-13

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 - Kota yang Damai
2 Part 2 - Kasus Pembunuhan Pertama
3 Part 3 - Kind Hearted Prosecutor
4 Part 4 - Pencarian Pak Tommy
5 Part 5 - Partner Kerja yang Peduli
6 Part 6 - Targetnya Adalah Aku
7 Part 7 - The Reason
8 Part 8 - First Gift From Him
9 Part 9 - Terungkap
10 Part 10 - Luka yang Membekas
11 Part 11 - Healed
12 Part 12 - Teror
13 Part 13 - Iblis
14 Part 14 - Masa Kritis
15 Part 15 - Best Gift Ever
16 Part 16 - It's Not Over Yet
17 Part 17 - Our Friendship Is Over
18 Part 18 - Cold Hearted Girl
19 Part 19 - Best Friend
20 Part 20 - Dunia Sempit
21 Part 21 - Sudah Lama Tak Berkunjung
22 Part 22 - Jebakan
23 Part 23 - Interogasi
24 Part 24 - Chip Misterius
25 Part 25 - Versailles
26 Part 26 - Topeng yang Dilepas
27 Part 27 - I'm Right Here For You
28 Part 28 - Keberadaan Ayah
29 Part 29 - Bertemu Ayah
30 Part 30 - Bodyguard
31 Part 31 - Kartu Cadangan
32 Part 32 - Pengejaran
33 Part 33 - Menyusup
34 Part 34 - Kerja Sama Tim
35 Part 35 - Pilihan
36 Part 36 - Melarikan Diri
37 Part 37 - I Promise To Protect You
38 Part 38 - Masa Kritis Kedua Kalinya
39 Part 39 - Akhir Persidangan
40 Part 40 - Be My Girlfriend
41 Part 41 - Date With Him
42 Part 42 - Keributan di Pagi Hari
43 Part 43 - Pendatang Baru
44 Part 44 - Persaingan yang Ketat
45 Part 45 - Ucapan Menusuk
46 Part 46 - Barang Korban yang Menghilang
47 Part 47 - Menginap
48 Part 48 - Pelaku Mengintaiku
49 Part 49 - Polisi yang Mencurigakan
50 Part 50 - Bangun Kesiangan
51 Part 51 - Pernyataan Kesaksian
52 Part 52 - Like Shining Star
53 Part 53 - Permintaan Maafku yang Tulus
54 Part 54 - Artikel yang Terkubur
55 Part 55 - Sulk
56 Part 56 - Perkelahian dengan Pelaku
57 Part 57 - Pelaku yang Mengincar Tania
58 Part 58 - Sakit Perut
59 Part 59 - Reporter Yulia dalam Bahaya
60 Part 60 - I Need You
61 Part 61 - Harga Diri yang Busuk
62 Part 62 - Berkas Kasus yang Akhirnya Ditemukan
63 Part 63 - Jealous
64 Part 64 - Psikopat Sesungguhnya
65 Part 65 - Berdebat
66 Part 66 - Strategi Darurat
67 Part 67 - Botol Obat Misterius
68 Part 68 - Rekaman CCTV
69 Part 69 - Tertangkap Basah
70 Part 70 - Merelakannya
71 Part 71 - Perasaan Sebenarnya
72 Part 72 - Penyakit Josh
73 Part 73 - Tabrak Lari
74 Part 74 - Kejujuran
75 Part 75 - You're My Only Love
76 Part 76 - Tidak Berdaya
77 Part 77 - Motif Pembunuhan
78 Part 78 - Find Him
79 Part 79 - Heart To Heart
80 Part 80 - Aku Memercayaimu
81 Part 81 - Kemenangan
82 Part 82 - Yes Or No
83 Part 83 - Special Surprise
84 Part 84 - Family
85 Part 85 - Two Love Birds
86 Part 86 - My Best Sweetheart
87 Part 87 - Forever Love You
88 Part 88 - Happy Life
89 Part 89 - Only With You
90 Part 90 - My Wish
91 Part 91 - Welcome To Queenstown
92 Part 92 - Eternal Love
93 Special Part 1 - Best Mom and Dad
94 Special Part 2 - I Miss You
95 Special Part 3 - Stick With You
96 Special Part 4 - Let's Play!
97 Special Part 5 - Always Perfect
98 Special Part 6 - Fina In Action
99 Special Part 7 - Because Of You
100 Special Part 8 - Reveal
101 Special Part 9 - Arrest
102 Special Part 10 - In My Heart
103 S2 : Part 1 - Special Day For Us
104 S2 : Part 2 - Always Be Happy With You
105 S2 : Part 3 - My Number One
106 S2 : Part 4 - I Will Miss My Daughter
107 S2 : Part 5 - Korban Menghilang Lama
108 S2 : Part 6 - Kecurigaan Fina dan Hans
109 S2 : Part 7 - Insiden Baru Lagi
110 S2 : Part 8 - Interogasi Nielsen
111 S2 : Part 9 - Ini Tidak Mungkin
112 S2 : Part 10 - Terlepas Tuduhan
113 S2 : Part 11 - Kebenaran Tas Sekolah
114 S2 : Part 12 - Terbunuh
115 S2 : Part 13 - Diremehkan
116 S2 : Part 14 - Our Strength
117 S2 : Part 15 - Target Selanjutnya
118 S2 : Part 16 - Target untuk Memancing Kami
119 S2 : Part 17 - Super Jealous
120 S2 : Part 18 - Call With My Daughter
121 S2 : Part 19 - Sweet Like Chocolate
122 S2 : Part 20 - Kaki Tangan Pelaku
123 S2 : Part 21 - Penghilang Stress
124 S2 : Part 22 - Weekend tidak Menyenangkan
125 S2 : Part 23 - Only Him Can Make Me Happy
126 S2 : Part 24 - Sepotong Pecahan Puzzle
127 S2 : Part 25 - Teman yang Selalu Nyawanya Terancam
128 S2 : Part 26 - Musuh Sebenarnya
129 S2 : Part 27 - Adrian's Mission
130 S2 : Part 28 - Tipuan Maut
131 S2 : Part 29 - Saksi Mata
132 S2 : Part 30 - Nightmare
133 S2 : Part 31 - Gosip
134 S2 : Part 32 - Dissociative Identity Disorder
135 S2 : Part 33 - Tersinggung
136 S2 : Part 34 - Care About You
137 S2 : Part 35 - Bad Feeling
138 S2 : Part 36 - You're My Best Hero
139 S2 : Part 37 - I Love You With All My Heart
140 S2 : Part 38 - Please Come Back To Me!
141 S2 : Part 39 - Precious Moment
142 S2 : Part 40 - Worrying You
143 S2 : Part 41 - Something Strange
144 S2 : Part 42 - Duel
145 S2 : Part 43 - Mission Planning
146 S2 : Part 44 - Secret Mission
147 S2 : Part 45 - Playing Role
148 S2 : Part 46 - Nothing Can Keep Us Apart
149 S2 : Part 47 - Mission Accomplished
150 S2 : Part 48 - My Vitamin
151 S2 : Part 49 - Play With Victoria
152 S2 : Part 50 - The Warmth Of My Little Family
153 S2 : Part 51 - Good Memories
154 S2 : Part 52 - Together Forever
155 Message From Author and Special Thanks
156 Special Anniversary - Visual Character and Other
157 TERBIT CETAK GOOD PARTNER
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Part 1 - Kota yang Damai
2
Part 2 - Kasus Pembunuhan Pertama
3
Part 3 - Kind Hearted Prosecutor
4
Part 4 - Pencarian Pak Tommy
5
Part 5 - Partner Kerja yang Peduli
6
Part 6 - Targetnya Adalah Aku
7
Part 7 - The Reason
8
Part 8 - First Gift From Him
9
Part 9 - Terungkap
10
Part 10 - Luka yang Membekas
11
Part 11 - Healed
12
Part 12 - Teror
13
Part 13 - Iblis
14
Part 14 - Masa Kritis
15
Part 15 - Best Gift Ever
16
Part 16 - It's Not Over Yet
17
Part 17 - Our Friendship Is Over
18
Part 18 - Cold Hearted Girl
19
Part 19 - Best Friend
20
Part 20 - Dunia Sempit
21
Part 21 - Sudah Lama Tak Berkunjung
22
Part 22 - Jebakan
23
Part 23 - Interogasi
24
Part 24 - Chip Misterius
25
Part 25 - Versailles
26
Part 26 - Topeng yang Dilepas
27
Part 27 - I'm Right Here For You
28
Part 28 - Keberadaan Ayah
29
Part 29 - Bertemu Ayah
30
Part 30 - Bodyguard
31
Part 31 - Kartu Cadangan
32
Part 32 - Pengejaran
33
Part 33 - Menyusup
34
Part 34 - Kerja Sama Tim
35
Part 35 - Pilihan
36
Part 36 - Melarikan Diri
37
Part 37 - I Promise To Protect You
38
Part 38 - Masa Kritis Kedua Kalinya
39
Part 39 - Akhir Persidangan
40
Part 40 - Be My Girlfriend
41
Part 41 - Date With Him
42
Part 42 - Keributan di Pagi Hari
43
Part 43 - Pendatang Baru
44
Part 44 - Persaingan yang Ketat
45
Part 45 - Ucapan Menusuk
46
Part 46 - Barang Korban yang Menghilang
47
Part 47 - Menginap
48
Part 48 - Pelaku Mengintaiku
49
Part 49 - Polisi yang Mencurigakan
50
Part 50 - Bangun Kesiangan
51
Part 51 - Pernyataan Kesaksian
52
Part 52 - Like Shining Star
53
Part 53 - Permintaan Maafku yang Tulus
54
Part 54 - Artikel yang Terkubur
55
Part 55 - Sulk
56
Part 56 - Perkelahian dengan Pelaku
57
Part 57 - Pelaku yang Mengincar Tania
58
Part 58 - Sakit Perut
59
Part 59 - Reporter Yulia dalam Bahaya
60
Part 60 - I Need You
61
Part 61 - Harga Diri yang Busuk
62
Part 62 - Berkas Kasus yang Akhirnya Ditemukan
63
Part 63 - Jealous
64
Part 64 - Psikopat Sesungguhnya
65
Part 65 - Berdebat
66
Part 66 - Strategi Darurat
67
Part 67 - Botol Obat Misterius
68
Part 68 - Rekaman CCTV
69
Part 69 - Tertangkap Basah
70
Part 70 - Merelakannya
71
Part 71 - Perasaan Sebenarnya
72
Part 72 - Penyakit Josh
73
Part 73 - Tabrak Lari
74
Part 74 - Kejujuran
75
Part 75 - You're My Only Love
76
Part 76 - Tidak Berdaya
77
Part 77 - Motif Pembunuhan
78
Part 78 - Find Him
79
Part 79 - Heart To Heart
80
Part 80 - Aku Memercayaimu
81
Part 81 - Kemenangan
82
Part 82 - Yes Or No
83
Part 83 - Special Surprise
84
Part 84 - Family
85
Part 85 - Two Love Birds
86
Part 86 - My Best Sweetheart
87
Part 87 - Forever Love You
88
Part 88 - Happy Life
89
Part 89 - Only With You
90
Part 90 - My Wish
91
Part 91 - Welcome To Queenstown
92
Part 92 - Eternal Love
93
Special Part 1 - Best Mom and Dad
94
Special Part 2 - I Miss You
95
Special Part 3 - Stick With You
96
Special Part 4 - Let's Play!
97
Special Part 5 - Always Perfect
98
Special Part 6 - Fina In Action
99
Special Part 7 - Because Of You
100
Special Part 8 - Reveal
101
Special Part 9 - Arrest
102
Special Part 10 - In My Heart
103
S2 : Part 1 - Special Day For Us
104
S2 : Part 2 - Always Be Happy With You
105
S2 : Part 3 - My Number One
106
S2 : Part 4 - I Will Miss My Daughter
107
S2 : Part 5 - Korban Menghilang Lama
108
S2 : Part 6 - Kecurigaan Fina dan Hans
109
S2 : Part 7 - Insiden Baru Lagi
110
S2 : Part 8 - Interogasi Nielsen
111
S2 : Part 9 - Ini Tidak Mungkin
112
S2 : Part 10 - Terlepas Tuduhan
113
S2 : Part 11 - Kebenaran Tas Sekolah
114
S2 : Part 12 - Terbunuh
115
S2 : Part 13 - Diremehkan
116
S2 : Part 14 - Our Strength
117
S2 : Part 15 - Target Selanjutnya
118
S2 : Part 16 - Target untuk Memancing Kami
119
S2 : Part 17 - Super Jealous
120
S2 : Part 18 - Call With My Daughter
121
S2 : Part 19 - Sweet Like Chocolate
122
S2 : Part 20 - Kaki Tangan Pelaku
123
S2 : Part 21 - Penghilang Stress
124
S2 : Part 22 - Weekend tidak Menyenangkan
125
S2 : Part 23 - Only Him Can Make Me Happy
126
S2 : Part 24 - Sepotong Pecahan Puzzle
127
S2 : Part 25 - Teman yang Selalu Nyawanya Terancam
128
S2 : Part 26 - Musuh Sebenarnya
129
S2 : Part 27 - Adrian's Mission
130
S2 : Part 28 - Tipuan Maut
131
S2 : Part 29 - Saksi Mata
132
S2 : Part 30 - Nightmare
133
S2 : Part 31 - Gosip
134
S2 : Part 32 - Dissociative Identity Disorder
135
S2 : Part 33 - Tersinggung
136
S2 : Part 34 - Care About You
137
S2 : Part 35 - Bad Feeling
138
S2 : Part 36 - You're My Best Hero
139
S2 : Part 37 - I Love You With All My Heart
140
S2 : Part 38 - Please Come Back To Me!
141
S2 : Part 39 - Precious Moment
142
S2 : Part 40 - Worrying You
143
S2 : Part 41 - Something Strange
144
S2 : Part 42 - Duel
145
S2 : Part 43 - Mission Planning
146
S2 : Part 44 - Secret Mission
147
S2 : Part 45 - Playing Role
148
S2 : Part 46 - Nothing Can Keep Us Apart
149
S2 : Part 47 - Mission Accomplished
150
S2 : Part 48 - My Vitamin
151
S2 : Part 49 - Play With Victoria
152
S2 : Part 50 - The Warmth Of My Little Family
153
S2 : Part 51 - Good Memories
154
S2 : Part 52 - Together Forever
155
Message From Author and Special Thanks
156
Special Anniversary - Visual Character and Other
157
TERBIT CETAK GOOD PARTNER

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!