Raut wajah Adrian berubah drastis semenjak menerima panggilan telepon. Wajahnya sangat pucat dan ketakutan. Kami berdua bergegas keluar dari restoran dan Adrian menyalakan loudspeaker supaya aku bisa mendengar suara pembunuh dengan jelas.
"APA YANG KAMU LAKUKAN DENGAN IBUKU? CEPAT LEPASKAN IBUKU SEBELUM KUPANGGIL POLISI!" bentak Adrian.
"Maka dari itu, jika kamu mau ibumu selamat, cepat serahkan berkas kasus pembunuhan ini kepadaku!" kata pembunuh dengan lantang.
Adrian menatapku sejenak dengan raut wajah gelisah sambil menggarukkan kepala kesal. "Baiklah aku akan segera ke sana dan membawa berkas kasusnya. SAMPAI KAMU MENYENTUH IBUKU BAHKAN SEHELAI RAMBUTNYA, AKU AKAN MEMBUNUHMU SAAT INI JUGA!"
"Kalau begitu, aku tunggu di pergudangan kosong dekat tempat pembuangan umum Margonda. Kamu dilarang membawa polisi ke sini, hanya kamu dan Detektif Penny yang datang ke sini saja," jawab pembunuh misterius lalu memutuskan panggilan telepon.
Rasanya Adrian ingin menggila mendengar kabar buruk ibunya kini menjadi sandera, padahal ia sudah berniat ingin mengundangku makan bersama di rumahnya. Aku sebagai sahabat terbaiknya melihatnya ingin menaiki mobilnya dengan penuh amarah, aku tidak bisa berdiam saja. Aku juga ingin ikut ke sana tapi Adrian mencegahku.
Tangan kanannya menggenggam tanganku erat. "Kamu tetap di sini saja, orang itu sangat berbahaya, kamu bisa terluka."
Aku menggeleng menampakkan senyuman percaya diri. "Tidak apa-apa, aku ikut saja. Lagi pula aku bisa membela diri."
"Tapi ini situasinya berbeda, tidak seperti yang kamu kira," tutur Adrian sangat cemas sambil menyentuh pundakku dengan kedua tangannya.
"Tenang saja. Ini juga demi ibumu. Aku sudah mengenal ibumu dengan baik dan beliau memperlakukanku dengan baik seolah-olah aku seperti putrinya. Ayolah Adrian, izinkan aku ikut denganmu," rayuku memasang wajah cemas menggoyangkan tangannya.
Adrian mendesah pasrah di hadapanku mengulas senyuman tipis pada wajahnya. "Baiklah kalau kamu ingin melakukannya, aku tidak akan menghalangimu. Tapi sebaiknya kamu jangan ikut terlibat dengannya."
Setibanya di pergudangan kosong itu, hanya ada pembunuh dan tubuh tante Desy diikat menggunakan tali tambang. Adrian melempar sebuah amplop cokelat berukuran besar berisi berkas-berkas mengenai kasus pembunuhan ini. Kemudian pembunuh langsung dengan cepat mengambil amplop itu dan mengecek kelengkapan berkasnya satu per satu.
"CEPAT LEPASKAN IBUKU! AKU SUDAH SERAHKAN SEMUA BERKAS KASUSNYA!" pekik Adrian.
Akan tetapi, si pembunuh mengingkari janji. Mengambil sebuah pistol entah dari mana ia dapatkan, lalu menembak tante Desy dengan pistolnya.
DOORRR
Adrian berdiri mematung dengan wajah ketakutan melihat ibunya tertembak pistol secara sadis di depan matanya yang membuat dirinya marah dan mengamuk kepada pembunuh.
"TIDAK, IBU!!" pekik Adrian tangisannya pecah sambil menghampiri tubuh ibunya dilumuri banyak darah.
"TIDAK, TANTE DESY!!" pekikku berlari mengekori Adrian.
Dengan sigap Adrian mengangkat tubuh ibunya mendekap erat. Sedangkan aku berinisiatif menahan aliran darahnya terus mengalir deras dari dalam tubuhnya. Mata Adrian semakin berkaca-kaca hingga wajahnya semakin memucat terutama tangannya terus gemetar kaku saat mengangkat kepala sang ibu.
"Ibu bertahanlah! Sebentar lagi petugas medis akan membawa ibu ke rumah sakit," tangis Adrian terisak-isak.
"Putraku Adrian … dengarkan ibu baik-baik."
"Ibu … kumohon jangan berbicara seperti ini." Adrian semakin panik hingga tubuhnya bergidik ngeri sekarang.
"Hidup ibu … tidak akan bertahan lama. Ibu hanya ingin … kamu mengabulkan satu permintaan ibu setelah ibu pergi meninggalkan dunia ini."
Rasanya Adrian semakin sulit mengatur pernapasannya sangat tidak stabil hingga pandangannya mulai buram. “Jangan berkata seperti itu, Bu! Hari libur nanti aku sudah mengajak Penny makan bersama kita. Ibu kan ingin hubunganku dengan Penny semakin dekat.”
Setetes air mataku jatuh di pipi tante Desy. “Kumohon, Tante. Dengarkan perkataan Adrian.”
Tante Desy menggeleng pelan mengulas senyuman tipis pada kami. "Ibu hanya ingin … kamu menikah dengan wanita yang kamu cintai seumur hidupmu. Selain itu … kamu harus memiliki seorang putri yang cantik seperti istrimu atau seorang putra yang tampan sepertimu. Ibu sangat yakin kamu pasti akan jatuh cinta pada wanita itu suatu hari nanti. Meski sekarang kamu masih belum mencintainya," pesan tante Desy dengan suara parau sambil menatapku tersenyum hangat.
Sejenak Adrian kesulitan menyedot lendir dalam hidung. "Ibu, tenang saja. Aku pasti akan menikah secepat mungkin untuk mengabulkan keinginan ibu. Ibu harus kuat supaya bisa melihat wajah istriku dan juga anakku."
"Sampaikan salamku kepada Randy. Mengenai wajah istrimu ...." Sorot mata tante Desy terfokus padaku lalu menampakkan senyuman terindah untukku seolah-olah memberikan sebuah kode keras.
Lalu tatapan tante Desy beralih pada Adrian sambil mengelus pipi Adrian pelan. "Ibu sangat menyayangimu, Adrian."
Secara perlahan tante Desy memejamkan matanya, lalu tangannya terjatuh lemas menandakan ia telah meninggalkan kami berdua.
Melihat seseorang yang sangat kusayangi meninggal tepat di hadapanku membuat emosiku tercampur aduk rasanya. Aku membangkitkan tubuhku lalu menghampiri pembunuh hendak menghajarnya secara kejam.
"BERANINYA KAMU MEMBUNUH TANTE DESY! AKU AKAN MEMBUNUHMU SEKARANG JUGA!" teriakku lantang sambil memegang pistol.
Adrian melepas pelukan ibunya, lalu mengepalkan tangan menghampiri pembunuh misterius. "JANGAN IKUT CAMPUR, PENNY! BIAR AKU SAJA YANG MENGHABISINYA SEKARANG JUGA."
Tiba-tiba pembunuh itu melepas masker dan topinya. Lalu kulihat wajah pembunuh itu dan ternyata pembunuhnya adalah orang yang kukenal membuatku sangat syok.
"Sudah lama tidak bertemu, Penny," ucap pembunuh tersenyum sinis.
Aku membulatkan mataku dan langkah kakiku perlahan mundur selangkah. "Darren?"
"Kamu mengenalnya?" tanya Adrian bingung dengan situasi saat ini.
"Penny itu mantan pacarku. Aku dan Penny berpacaran selama dua tahun, lalu kami berdua putus tiga tahun yang lalu." terang Darren dengan nada angkuh.
Tensi darahku naik drastis seketika ia membicarakan masa laluku sangat pahit. "Lalu selama dua tahun itu, aku tidak pernah mencintaimu."
"Oh, pantas saja aku tidak merasakan cinta darimu."
"KAMU MAU APA SAMPAI MEMBUNUH BANYAK ORANG? KENAPA KAMU MENEMBAK TANTE DESY? TANTE DESY ITU BUKAN ORANG YANG BERDOSA!" ketusku tanpa segan menodongkan pistol ke arahnya meski aku pernah berpacaran terpaksa dengannya karena alasan.
"Santai saja bicaranya, Penny. Aku membunuh karena ada alasan tertentu. Misalnya Alya, aku kesal dengannya karena suaminya tidak melunasi utangnya yang sudah banyak. Lalu saksi mata yang bernama Bastian, dia ingin membuka mulutnya jadi aku tutup mulutnya dengan membunuhnya. Yang terakhir Pak Tommy, aku membunuhnya karena kalian sudah menangkapnya jadi untuk menutupi jejaknya dan membunuhnya. HAHA BUKANKAH ITU MENYENANGKAN?? kata Darren tertawa seperti setan.
Memang psikopat! Rasanya aku ingin memuntahkan seisi perutku pada wajahnya, apalagi berani sekali ia menceritakannya padaku tanpa ada rasa dosa. Untungnya aku tidak pernah memiliki perasaan istimewa padanya, tapi entah kenapa kalau aku dikhianati seseorang pernah dekat denganku, hatiku terasa ditusuk berkali-kali. "DASAR PSIKOPAT! AKU MENYESAL TELAH MEMBUANG-BUANG WAKTUKU SELAMA DUA TAHUN BERPACARAN SAMA SAMPAH SEPERTIMU. TIDAK AKAN KUMAAFKAN SAMPAI AKHIRAT!"
"Aku menembak Bu Desy karena pria di sebelahmu itu tidak bisa diam dan selalu menggali informasi terus. Jadi aku kesal melampiaskannya menyeret ibunya ke sini dan menembaknya agar dia kapok," kata Darren yang tersenyum seperti psikopat.
Adrian tanpa segan merebut pistol dariku lalu menembakkan ke arah langit-langit.
DOORR
Suara tembakan pistol dari Adrian yang kini marah besar. Sebenarnya maksud tindakannya adalah menakuti musuh terbesarnya, karena ia adalah seorang jaksa tidak boleh sembarangan memakai senjata api sebenarnya.
"Hanya segitu saja? Kemampuanmu hanya cuma sampai di situ?" ujar Darren berlagak sombong.
"INI BARU PERMULAAN. AKU HANYA MENAKUTIMU SAJA. KALI INI AKAN KUBUNUHMU SEKARANG JUGA!" teriak Adrian matanya memerah sambil menodongkan pistol ke arahnya.
Aku tidak ingin Adrian terlibat dalam masalah kalau sampai ia tidak bisa mengendalikan amarahnya. Aku merebut pistolku lagi, lalu menodongkan ke arah Darren. "AKU MEMBENCIMU, DARREN! KENANGAN YANG TELAH KITA LAKUKAN SELAMA KITA BERPACARAN WALAUPUN TIDAK BERMAKNA SAMA SEKALI, AKAN KUHAPUS SATU PER SATU."
"Kamu sebut itu kenangan? Menurutku tidak ada satu pun kenangan yang indah saat bersamamu. Selama berpacaran denganmu, aku selalu tersenyum paksa di hadapanmu supaya kamu selalu nyaman saat bersamaku. Aku selama ini tidak bahagia saat bersamamu. Aku tahu kamu berpacaran denganku hanya terpaksa melihat raut wajahmu dulu. Selama kita pacaran juga tidak pernah bersentuhan fisik, bahkan kita tidak pernah bergandengan atau berpelukan seperti orang normal," lontar Darren dengan nada tidak berdosa sama sekali.
Mendengar perkataannya barusan, pikiranku kacau dan ingin menangis dengan keras. Memang dulu aku berpacaran dengannya terpaksa karena ia memaksaku dulu dan pernah mengancamku. Tidak kusangka hatinya memang sudah kerasukan iblis sejak dulu.
Aku berlari mendekatinya hendak memukulnya dengan kasar. Namun Darren memukulku balik hingga tubuhku terjatuh dan terluka.
BRUGHHH
"AAGGHHH!" pekikku meringis kesakitan.
"PENNY!" Adrian langsung berlari menghampiriku.
Perlahan aku menggenggam tangannya memposisikan tubuhku berdiri sempurna. "Aku baik-baik saja, Adrian.”
Adrian berlari cepat sambil mengepalkan tangan melayangkan tonjokan ke wajah Darren. "BERANINYA KAMU MEMUKUL PENNY HINGGA TERLUKA! TIDAK AKAN KUBIARKAN BEGITU SAJA."
BRURGHH
Akibat ditonjok kasar, wajah Darren sampai menimbulkan darah. "Ternyata sekarang pacar barumu adalah jaksa ini."
"TIDAK AKAN KUBIARKAN KAMU MENYENTUH SEMUA ORANG YANG KUSAYANGI!" pekik Adrian melawan Darren terus-menerus sampai babak belur.
Batas kesabaran Darren sudah habis. Ia mengumpulkan energi mendorong tubuh Adrian, lalu menonjok wajah Adrian sekuat tenaga.
PUKKK
"ADRIAN!!" pekikku menjerit.
Sontak terdengar suara sirene mobil polisi yang sedang mendatangi tempat ini. Raut wajah Darren berubah menjadi panik sambil memelototi aku dan Adrian.
"BERANINYA KALIAN MEMANGGIL POLISI KE SINI! AKAN KUHABISI KALIAN BERDUA SEKARANG JUGA!" pekik Darren dengan lantang bergegas mengambil pistolnya.
Tapi Darren tidak sempat menembak. Sekumpulan polisi telah mengepung di seluruh tempat pergudangan. Kali ini Darren tidak akan berani macam-macam kepadaku dan Adrian.
Akhirnya kemenangan di tanganku. Aku berjalan angkuh mendekatinya. "Cepat serahkan dirimu pada polisi! Tamatlah riwayatmu sekarang."
Darren menodongkan pisau ke kepalanya. "Daripada aku menyerahkan diri, mendingan aku mati saja."
Bola mataku terbelalak, kakiku terasa berat mendekatinya ketakutan. "DASAR KEPARAT! APA YANG SEDANG KAMU LAKUKAN? CEPAT SERAHKAN DIRIMU KE POLISI!"
"Lebih baik aku mati saja. Terima kasih telah menemaniku selama dua tahun secara paksa. Berkat dirimu, selama dua tahun itu, hidupku tidak terasa hampa dan kesepian. Semoga kamu menemukan pria yang lebih baik dariku dan selalu bahagia. Hapuslah semua kenangan kita yang telah kita lalui selama dua tahun itu walaupun bagiku dan dirimu tidak bermakna sama sekali," pesan Darren menangis tersedu-sedu sambil menarik pelatuk pistolnya.
DORRR
Darren menembak dirinya sendiri tepat di hadapanku. Darahnya mengalir dari kepalanya tanpa henti-hentinya membuat dirinya sekarat dan terjatuh lemas. Lalu aku bergegas menghampirinya.
"Berhati-hatilah sama rekanmu si berengsek itu ...." pesan Darren lemas.
"Apa maksudmu? Aku harus berhati-hati sama siapa? Cepat katakan dengan jelas!"
"Rekanmu yang bernama ... Ray," lontar Darren semakin lemas, lalu perlahan memejamkan matanya.
Setelah mendengar perkataan itu, aku langsung terkejut dan terdiam sejenak. Darren berkata bahwa aku harus berhati-hati dengan Ray? Aku tidak percaya ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
KS_Hyde
Sorry g respect sm km Darren, hbs sih kelakuanmu sblmnya itu sungguh menguras emosi
2023-10-13
0
KS_Hyde
Sumpah kl aku ada di sn, dah ku bunuh dr awal dtg. Greget bgt
2023-10-13
1
KS_Hyde
plisss gpp tembak aja sumpah, ikhlas bgt aku. Kl aku jd penegak hukum, aku memihakmu, Adrian biar km g dpt sanski
2023-10-13
1