Part 4 - Pencarian Pak Tommy

Mendengar suara teriakan Pak Bastian, aku bergidik ngeri sendiri sampai wajahku memucat sekarang. Yang membuat pikiranku terusik sekarang, bagaimana pembunuh bisa mengetahui Pak Bastian ingin bertemu denganku? Apakah pembicaraan Pak Bastian disadap pembunuh? Aku bersama Adrian langsung bergegas menuju ke TKP pembunuhan Pak Bastian.

Setibanya di sana, aku dan Adrian melewati police line sambil memperlihatkan name tag kami untuk melakukan pemeriksaan mayat korban. Setelah aku melakukan pemeriksaan secara keseluruhan, aku melihat sebuah goresan dan bekas tusukan yang sama dengan Alya. Kepala detektif dan rekan timku juga mendatangi TKP untuk melakukan pemeriksaan.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Pak John sambil menatap mayat.

"Saksi mata kasus pembunuhan Alya ingin bertemu dengan saya di kantor polisi, dia ingin mengatakan sesuatu kepada saya. Akan tetapi, di tengah pembicaraan kami melalui telepon, saksi itu dibunuh pembunuh," terangku sedikit gugup, membayangkan suara Pak Bastian diserang masih menghantuiku.

"Sebenarnya apa yang ingin dikatakannya sampai dibunuh seperti itu?" gerutu Tania memijit dahi.

Aku mengedikkan bahu. "Entahlah. Mungkin dia ingin mengungkapkan kejadian pembunuhan Alya yang sebenarnya.

Tiba-tiba ada satu hal penting terlintas dalam pikiranku. “Aku menemukan sesuatu yang mencurigakan. Ayo, kita kembali ke kantor dan mengadakan rapat!" ajakku terburu-buru ingin meninggalkan area TKP.

Adrian tiba-tiba menahanku menyentuh tangan kiriku dengan wajah penuh khawatir. "Kamu yakin bisa mengatasi ini semua setelah mendengar kejadian itu melalui telepon?"

Aku menggeleng sambil melepas sentuhan tangannya pelan. "Tidak apa-apa. Aku bisa mengatasinya, lagi pula aku harus mengerjakan pekerjaanku secepatnya agar kasus ini berakhir."

"Kalau seandainya terjadi sesuatu, kamu harus menghubungiku, Penny."

Aku tersenyum padanya, lalu berpamitan dengannya sambil meninggalkan TKP bersama rekan timku.

Setibanya di kantor, aku dan rekan timku langsung memasuki ruang rapat. Terutama aku tidak sabar memberitahukan sesuatu penting itu pada semua anggota timku.

"Kamu menemukan apa sampai serius begitu?" tanya Ray penuh penasaran.

"Jadi begini, saat aku berjalan di sekitar TKP menyadari bahwa ada sebuah mobil yang selalu terparkir di depan minimarket "Fantastic", kebetulan itu mobil pemilik minimarket, jadi aku minta salinan rekaman dasbor mobilnya," lontarku tersenyum cerdas di hadapan mereka.

Lalu aku ambil laptopku dan memutar rekaman CCTV. Semua tampak kebingungan dan tidak bisa berkata apa-apa hingga dahi mereka berkerut.

"Jadi aku menemukan sesuatu yang aneh di sini. Pukul 8 malam, pelaku terekam sedang berjalan di sekitar minimarket. Tapi saksi melihat kejadian pembunuhan tersebut sekitar pukul 10 malam dan sepertinya saat kejadian bukan hanya mereka berdua, tapi ada orang lagi di sana," sambungku menambahkan penjelasan persepsiku.

"Lalu orang yang waktu itu kita lihat bukan pelakunya?" tanya Nathan bingung.

"Bukan, itu adalah kaki tangan pelaku." jawabku dengan tegas.

"Menurutku pelakunya bisa lebih dari satu orang. Seperti halnya saksi mata yang bekerja sama dengan kaki tangan pelaku untuk menutup mulutnya," pikir Tania sambil bertopang dagu.

"Satu-satunya yang kenal dekat dengan pelaku adalah suami dari Alya yaitu Pak Tommy. Ada yang tahu alamat rumah Alya di mana?" tanyaku pada semua rekan timku.

"Aku sudah sempat mencari tahu alamatnya di Apartemen Margonda Lantai 10 No 5," jawab Ray.

"Baiklah. Aku dan Jaksa Adrian yang akan pergi ke sana. Kalian pergi ke TKP mencari bukti lagi," ujarku yang terburu-buru meninggalkan ruang rapat.

Setibanya di apartemen Alya, aku dan Adrian sibuk menunggu respons dari Pak Tommy. Kami terus menekan tombol belnya dan juga mengetuk pintunya. Tangan kananku sudah mulai sakit sampai memerah, tapi aku tetap tidak menyerah terus mengetuk pintu.

Raut wajah Adrian menampakkan sisi empati seketika memandangi tanganku mulai memerah. Aku merasakan sentuhan tangan hangatnya membuat aksiku terhenti sejenak. "Penny, biar aku saja yang mengetuk pintunya. Kamu sebaiknya berdiam diri saja."

"Tidak apa-apa, Adrian. Aku yang melakukannya saja."

"Kalau kamu terus melakukannya, tanganmu bisa kesakitan."

Mendengar perkataannya barusan membuatku merasa sedikit gugup. Ia menunjukkan sikap perhatiannya padaku, walaupun kami hanya sebatas partner kerja. Namun, tetap saja tidak ada sesuatu yang istimewa di antara kami. Bisa jadi ia selalu bersikap begini terhadap rekan kerjanya juga.

Aku juga tidak mungkin membiarkannya melakukannya sendirian. "Nanti tanganmu juga kesakitan, Adrian. Bagaimana kalau kita bergilir saja?"

Setelah berpikir lima detik, kepala Adrian mengangguk. "Hmm boleh juga sih. Tapi kalau kamu merasa lelah, biar aku saja yang melakukannya."

Tiga puluh menit telah berjalan, tetap tidak ada respons sama kali. Tidak ada tanda-tanda orang yang tinggal di sana. Setelah kami mengetuk pintu beberapa kali hingga membuat keributan, pada akhirnya tetangga Alya menghampiri kami.

"Kalian ini siapa? Kenapa dari tadi ribut sekali, mengganggu saja!" bentak tetangga Alya sangat geram.

"Saya Jaksa Adrian. Saya sedang mencari penghuni kediaman ini bernama Tommy. Tapi dari tadi tidak ada respons sama sekali. Apakah Anda tahu dia berada di mana?" sahut Adrian berlagak keren membuat tetangga Alya tidak merasa geram lagi.

Wanita paruh baya itu sedikit salah tingkah, tapi wajahnya tetap datar karena mendengar keributan yang mengganggu aktivitas pribadinya. "Pak Tommy sudah tidak tinggal di sini lagi sejak lama. Mereka sudah berpisah sejak dua bulan yang lalu."

"Begitu rupanya. Baiklah, terima kasih atas informasinya. Maaf telah mengganggu Anda," ucap Adrian sambil mengisyaratkan aku dengan mengibaskan tangan kirinya untuk segera meninggalkan tempat ini bersamanya.

Saat kami sedang berjalan di lorong apartemen, aku memiliki perasaan yang tidak enak seperti ada seseorang yang mengikutiku dan mengawasiku dari belakang. Ah, mungkin hanya perasaanku saja karena sudah kelelahan. Adrian menyadari tingkahku saat ini mulai mencemaskanku lagi.

"Ada apa, Penny?" tanya Adrian.

"Tidak apa-apa, Adrian. Aku hanya merasa diriku berhalusinasi aneh saja," jawabku sambil memijit pelipisku.

Sorot mata Adrian mengamati sekeliling lorong apartemen namun tidak ada tanda seseorang yang melewati area ini. Adrian menatap curiga hingga dahinya berkerut. "Mungkin kamu benar. Kamu jangan bekerja terlalu kelelahan."

"Berarti aku harus beristirahat sejenak dulu."

Keesokan harinya, aku berencana mencari suami Alya selama seharian bersama rekan timku. Pokoknya aku harus mencari orang itu sampai ketemu agar kasus ini dapat terselesaikan dengan cepat.

Tempat pertama yang kita kunjungi adalah tempat kerja suami Alya yang merupakan tempat jasa pengiriman paket. Di biodata tertulis bahwa ia bekerja sebagai kurir. Setelah menunggu sekitar lebih dari tiga puluh menit, tidak ada tanda-tanda kehadiran suami Alya. Kemudian aku bertanya kepada salah satu rekan kerjanya yang sedang menganggur.

"Permisi maaf mau nanya, apakah Pak Tommy masuk kerja hari ini?" tanyaku kepada salah satu rekan kerjanya.

"Tommy mengundurkan diri sejak seminggu yang lalu, omong-omong Anda siapa?" tanya kurir itu

"Saya Detektif Penny, tapi kenapa dia tiba-tiba mengundurkan diri?"

"Katanya sih, upah di sini kurang besar dan tidak cukup untuk kebutuhan hidup, jadinya dia mengundurkan diri."

"Kalau boleh tahu, biasanya tempat yang sering dikunjungi Pak Tommy dimana ya?"

"Hmm dulu sih kami suka makan di warung atau truk makanan di dekat stasiun TV BYZ."

Kami langsung pergi menuju truk makanan di dekat stasiun TV BYZ. Akan tetapi, usaha kami tidak membawa hasil. Pak Tommy sudah selama seminggu tidak pernah berkunjung ke tempat ini lagi. Hari semakin sore, kami sudah mencari ke seluruh tempat dan masih tidak menemukan Pak Tommy.

"Sepertinya kita jangan terlalu berharap bisa ketemu orang itu deh," keluh Ray mendesah pasrah.

"Kita sudah mencari ke banyak tempat masih tidak menemukannya, sepertinya sangat mustahil menemukannya," lontar Nathan menggarukkan kepalanya kesal.

Melihat semua anggota timku tidak bersemangat karena usaha kami tidak membawa hasil, aku memiliki ide cemerlang membangkitkan semangat mereka. "Kalau begitu, kita beristirahat dulu saja. Bagaimana kalo kita makan malam bersama di "Peaceful Restaurant"?"

"Aku tidak ikutan deh. Aku harus menyelesaikan urusan pribadi dulu," jawab Ray.

"Kalau aku mau makan malam bersama orang tuaku," pamit Tania terburu-buru pergi meninggalkan kantor.

"Maaf ya, Penny. Aku ada reuni sama teman SMA," tolak Nathan.

"Ya sudah deh. Kalian pergi saja, aku makan sendiri saja," gerutuku memanyunkan bibirku.

Helaan napasku yang lesu terus dikeluarkan dari mulutku sambil sorot mataku terfokus pada jalan raya mengendarai mobilku menuju restoran. Di saat situasi begini semua rekan timku sibuk mengurus urusan mereka dan meninggalkanku sendirian. Seandainya saja ada seseorang yang menemaniku makan malam bersama, rasanya aku sangat bersyukur dan bahagia.

Beberapa menit kemudian, aku memarkirkan mobilku di lahan parkir restoran. Ketika aku ingin berjalan memasuki restoran, rasanya aku sangat bahagia karena ada seseorang yang kukenal ingin memasuki restorannya juga sendirian. Pertemuanku dengan Adrian secara tidak sengaja lagi merupakan suatu kebetulan. Tatapan matanya langsung tertuju padaku mengukir senyuman hangatnya padaku.

"Kamu makan di sini sendirian?" tanya Adrian terheran.

"Iya nih. Rekan timku sibuk mengurus urusan pribadi mereka masing-masing sehingga tidak bisa makan malam bersama," jawabku mendesah lesu berwajah cemberut.

Senyuman ceria terpampang pada wajah tampan Adrian. "Kita makan malam bersama saja. Aku juga kesepian tidak ada orang yang ingin makan bersamaku. Semua rekanku juga sibuk.”

Tentunya aku tidak mungkin menolak ajakan darinya makan malam di saat momen langka ini. "Baiklah, aku akan menemanimu juga menikmati makan malamnya."

"Sesama partner kerja harus saling menemani."

Walaupun aku dan Adrian makan malam bersama, seperti biasa perbincangan kami selalu mengenai pekerjaan dan tidak pernah membicarakan hal lain di luar pekerjaan. Namun tetap saja aku merasa nyaman makan malam bersamanya dibandingkan sendirian.

"Omong-omong, kamu sudah bertemu dengan Pak Tommy?" tanya Adrian.

Bibirku memanyun. "Belum nih. Dari pagi sampai sekarang, sudah kucari di semua tempat masih tidak menemukan Pak Tommy.”

"Dia pasti sedang bersembunyi di suatu tempat agar kita tidak bisa menemukannya," pikir Adrian sambil bertopang dagu.

Di tengah perbincangan kami, ada seorang pria yang masuk ke restoran dan menduduki di meja sebelah. Kelihatannya seperti tidak asing, aku seperti pernah melihatnya. Untuk memastikan, kubuka ponselku dan melihat foto Pak Tommy. Ternyata dugaanku benar, pria yang duduk di meja sebelah adalah Pak Tommy.

Terpopuler

Comments

Krystal Zu

Krystal Zu

Mampir juga yukk di karya aku
My Lazy Rich Man dan Cinta Masa Lalu

2022-12-12

1

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

pak tomy mencurigakan

2021-04-25

1

🏵🌸Blooming flower🌹🌷

🏵🌸Blooming flower🌹🌷

kok ak malah curiga ke Adrian ya 😁😁

2021-04-24

3

lihat semua
Episodes
1 Part 1 - Kota yang Damai
2 Part 2 - Kasus Pembunuhan Pertama
3 Part 3 - Kind Hearted Prosecutor
4 Part 4 - Pencarian Pak Tommy
5 Part 5 - Partner Kerja yang Peduli
6 Part 6 - Targetnya Adalah Aku
7 Part 7 - The Reason
8 Part 8 - First Gift From Him
9 Part 9 - Terungkap
10 Part 10 - Luka yang Membekas
11 Part 11 - Healed
12 Part 12 - Teror
13 Part 13 - Iblis
14 Part 14 - Masa Kritis
15 Part 15 - Best Gift Ever
16 Part 16 - It's Not Over Yet
17 Part 17 - Our Friendship Is Over
18 Part 18 - Cold Hearted Girl
19 Part 19 - Best Friend
20 Part 20 - Dunia Sempit
21 Part 21 - Sudah Lama Tak Berkunjung
22 Part 22 - Jebakan
23 Part 23 - Interogasi
24 Part 24 - Chip Misterius
25 Part 25 - Versailles
26 Part 26 - Topeng yang Dilepas
27 Part 27 - I'm Right Here For You
28 Part 28 - Keberadaan Ayah
29 Part 29 - Bertemu Ayah
30 Part 30 - Bodyguard
31 Part 31 - Kartu Cadangan
32 Part 32 - Pengejaran
33 Part 33 - Menyusup
34 Part 34 - Kerja Sama Tim
35 Part 35 - Pilihan
36 Part 36 - Melarikan Diri
37 Part 37 - I Promise To Protect You
38 Part 38 - Masa Kritis Kedua Kalinya
39 Part 39 - Akhir Persidangan
40 Part 40 - Be My Girlfriend
41 Part 41 - Date With Him
42 Part 42 - Keributan di Pagi Hari
43 Part 43 - Pendatang Baru
44 Part 44 - Persaingan yang Ketat
45 Part 45 - Ucapan Menusuk
46 Part 46 - Barang Korban yang Menghilang
47 Part 47 - Menginap
48 Part 48 - Pelaku Mengintaiku
49 Part 49 - Polisi yang Mencurigakan
50 Part 50 - Bangun Kesiangan
51 Part 51 - Pernyataan Kesaksian
52 Part 52 - Like Shining Star
53 Part 53 - Permintaan Maafku yang Tulus
54 Part 54 - Artikel yang Terkubur
55 Part 55 - Sulk
56 Part 56 - Perkelahian dengan Pelaku
57 Part 57 - Pelaku yang Mengincar Tania
58 Part 58 - Sakit Perut
59 Part 59 - Reporter Yulia dalam Bahaya
60 Part 60 - I Need You
61 Part 61 - Harga Diri yang Busuk
62 Part 62 - Berkas Kasus yang Akhirnya Ditemukan
63 Part 63 - Jealous
64 Part 64 - Psikopat Sesungguhnya
65 Part 65 - Berdebat
66 Part 66 - Strategi Darurat
67 Part 67 - Botol Obat Misterius
68 Part 68 - Rekaman CCTV
69 Part 69 - Tertangkap Basah
70 Part 70 - Merelakannya
71 Part 71 - Perasaan Sebenarnya
72 Part 72 - Penyakit Josh
73 Part 73 - Tabrak Lari
74 Part 74 - Kejujuran
75 Part 75 - You're My Only Love
76 Part 76 - Tidak Berdaya
77 Part 77 - Motif Pembunuhan
78 Part 78 - Find Him
79 Part 79 - Heart To Heart
80 Part 80 - Aku Memercayaimu
81 Part 81 - Kemenangan
82 Part 82 - Yes Or No
83 Part 83 - Special Surprise
84 Part 84 - Family
85 Part 85 - Two Love Birds
86 Part 86 - My Best Sweetheart
87 Part 87 - Forever Love You
88 Part 88 - Happy Life
89 Part 89 - Only With You
90 Part 90 - My Wish
91 Part 91 - Welcome To Queenstown
92 Part 92 - Eternal Love
93 Special Part 1 - Best Mom and Dad
94 Special Part 2 - I Miss You
95 Special Part 3 - Stick With You
96 Special Part 4 - Let's Play!
97 Special Part 5 - Always Perfect
98 Special Part 6 - Fina In Action
99 Special Part 7 - Because Of You
100 Special Part 8 - Reveal
101 Special Part 9 - Arrest
102 Special Part 10 - In My Heart
103 S2 : Part 1 - Special Day For Us
104 S2 : Part 2 - Always Be Happy With You
105 S2 : Part 3 - My Number One
106 S2 : Part 4 - I Will Miss My Daughter
107 S2 : Part 5 - Korban Menghilang Lama
108 S2 : Part 6 - Kecurigaan Fina dan Hans
109 S2 : Part 7 - Insiden Baru Lagi
110 S2 : Part 8 - Interogasi Nielsen
111 S2 : Part 9 - Ini Tidak Mungkin
112 S2 : Part 10 - Terlepas Tuduhan
113 S2 : Part 11 - Kebenaran Tas Sekolah
114 S2 : Part 12 - Terbunuh
115 S2 : Part 13 - Diremehkan
116 S2 : Part 14 - Our Strength
117 S2 : Part 15 - Target Selanjutnya
118 S2 : Part 16 - Target untuk Memancing Kami
119 S2 : Part 17 - Super Jealous
120 S2 : Part 18 - Call With My Daughter
121 S2 : Part 19 - Sweet Like Chocolate
122 S2 : Part 20 - Kaki Tangan Pelaku
123 S2 : Part 21 - Penghilang Stress
124 S2 : Part 22 - Weekend tidak Menyenangkan
125 S2 : Part 23 - Only Him Can Make Me Happy
126 S2 : Part 24 - Sepotong Pecahan Puzzle
127 S2 : Part 25 - Teman yang Selalu Nyawanya Terancam
128 S2 : Part 26 - Musuh Sebenarnya
129 S2 : Part 27 - Adrian's Mission
130 S2 : Part 28 - Tipuan Maut
131 S2 : Part 29 - Saksi Mata
132 S2 : Part 30 - Nightmare
133 S2 : Part 31 - Gosip
134 S2 : Part 32 - Dissociative Identity Disorder
135 S2 : Part 33 - Tersinggung
136 S2 : Part 34 - Care About You
137 S2 : Part 35 - Bad Feeling
138 S2 : Part 36 - You're My Best Hero
139 S2 : Part 37 - I Love You With All My Heart
140 S2 : Part 38 - Please Come Back To Me!
141 S2 : Part 39 - Precious Moment
142 S2 : Part 40 - Worrying You
143 S2 : Part 41 - Something Strange
144 S2 : Part 42 - Duel
145 S2 : Part 43 - Mission Planning
146 S2 : Part 44 - Secret Mission
147 S2 : Part 45 - Playing Role
148 S2 : Part 46 - Nothing Can Keep Us Apart
149 S2 : Part 47 - Mission Accomplished
150 S2 : Part 48 - My Vitamin
151 S2 : Part 49 - Play With Victoria
152 S2 : Part 50 - The Warmth Of My Little Family
153 S2 : Part 51 - Good Memories
154 S2 : Part 52 - Together Forever
155 Message From Author and Special Thanks
156 Special Anniversary - Visual Character and Other
157 TERBIT CETAK GOOD PARTNER
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Part 1 - Kota yang Damai
2
Part 2 - Kasus Pembunuhan Pertama
3
Part 3 - Kind Hearted Prosecutor
4
Part 4 - Pencarian Pak Tommy
5
Part 5 - Partner Kerja yang Peduli
6
Part 6 - Targetnya Adalah Aku
7
Part 7 - The Reason
8
Part 8 - First Gift From Him
9
Part 9 - Terungkap
10
Part 10 - Luka yang Membekas
11
Part 11 - Healed
12
Part 12 - Teror
13
Part 13 - Iblis
14
Part 14 - Masa Kritis
15
Part 15 - Best Gift Ever
16
Part 16 - It's Not Over Yet
17
Part 17 - Our Friendship Is Over
18
Part 18 - Cold Hearted Girl
19
Part 19 - Best Friend
20
Part 20 - Dunia Sempit
21
Part 21 - Sudah Lama Tak Berkunjung
22
Part 22 - Jebakan
23
Part 23 - Interogasi
24
Part 24 - Chip Misterius
25
Part 25 - Versailles
26
Part 26 - Topeng yang Dilepas
27
Part 27 - I'm Right Here For You
28
Part 28 - Keberadaan Ayah
29
Part 29 - Bertemu Ayah
30
Part 30 - Bodyguard
31
Part 31 - Kartu Cadangan
32
Part 32 - Pengejaran
33
Part 33 - Menyusup
34
Part 34 - Kerja Sama Tim
35
Part 35 - Pilihan
36
Part 36 - Melarikan Diri
37
Part 37 - I Promise To Protect You
38
Part 38 - Masa Kritis Kedua Kalinya
39
Part 39 - Akhir Persidangan
40
Part 40 - Be My Girlfriend
41
Part 41 - Date With Him
42
Part 42 - Keributan di Pagi Hari
43
Part 43 - Pendatang Baru
44
Part 44 - Persaingan yang Ketat
45
Part 45 - Ucapan Menusuk
46
Part 46 - Barang Korban yang Menghilang
47
Part 47 - Menginap
48
Part 48 - Pelaku Mengintaiku
49
Part 49 - Polisi yang Mencurigakan
50
Part 50 - Bangun Kesiangan
51
Part 51 - Pernyataan Kesaksian
52
Part 52 - Like Shining Star
53
Part 53 - Permintaan Maafku yang Tulus
54
Part 54 - Artikel yang Terkubur
55
Part 55 - Sulk
56
Part 56 - Perkelahian dengan Pelaku
57
Part 57 - Pelaku yang Mengincar Tania
58
Part 58 - Sakit Perut
59
Part 59 - Reporter Yulia dalam Bahaya
60
Part 60 - I Need You
61
Part 61 - Harga Diri yang Busuk
62
Part 62 - Berkas Kasus yang Akhirnya Ditemukan
63
Part 63 - Jealous
64
Part 64 - Psikopat Sesungguhnya
65
Part 65 - Berdebat
66
Part 66 - Strategi Darurat
67
Part 67 - Botol Obat Misterius
68
Part 68 - Rekaman CCTV
69
Part 69 - Tertangkap Basah
70
Part 70 - Merelakannya
71
Part 71 - Perasaan Sebenarnya
72
Part 72 - Penyakit Josh
73
Part 73 - Tabrak Lari
74
Part 74 - Kejujuran
75
Part 75 - You're My Only Love
76
Part 76 - Tidak Berdaya
77
Part 77 - Motif Pembunuhan
78
Part 78 - Find Him
79
Part 79 - Heart To Heart
80
Part 80 - Aku Memercayaimu
81
Part 81 - Kemenangan
82
Part 82 - Yes Or No
83
Part 83 - Special Surprise
84
Part 84 - Family
85
Part 85 - Two Love Birds
86
Part 86 - My Best Sweetheart
87
Part 87 - Forever Love You
88
Part 88 - Happy Life
89
Part 89 - Only With You
90
Part 90 - My Wish
91
Part 91 - Welcome To Queenstown
92
Part 92 - Eternal Love
93
Special Part 1 - Best Mom and Dad
94
Special Part 2 - I Miss You
95
Special Part 3 - Stick With You
96
Special Part 4 - Let's Play!
97
Special Part 5 - Always Perfect
98
Special Part 6 - Fina In Action
99
Special Part 7 - Because Of You
100
Special Part 8 - Reveal
101
Special Part 9 - Arrest
102
Special Part 10 - In My Heart
103
S2 : Part 1 - Special Day For Us
104
S2 : Part 2 - Always Be Happy With You
105
S2 : Part 3 - My Number One
106
S2 : Part 4 - I Will Miss My Daughter
107
S2 : Part 5 - Korban Menghilang Lama
108
S2 : Part 6 - Kecurigaan Fina dan Hans
109
S2 : Part 7 - Insiden Baru Lagi
110
S2 : Part 8 - Interogasi Nielsen
111
S2 : Part 9 - Ini Tidak Mungkin
112
S2 : Part 10 - Terlepas Tuduhan
113
S2 : Part 11 - Kebenaran Tas Sekolah
114
S2 : Part 12 - Terbunuh
115
S2 : Part 13 - Diremehkan
116
S2 : Part 14 - Our Strength
117
S2 : Part 15 - Target Selanjutnya
118
S2 : Part 16 - Target untuk Memancing Kami
119
S2 : Part 17 - Super Jealous
120
S2 : Part 18 - Call With My Daughter
121
S2 : Part 19 - Sweet Like Chocolate
122
S2 : Part 20 - Kaki Tangan Pelaku
123
S2 : Part 21 - Penghilang Stress
124
S2 : Part 22 - Weekend tidak Menyenangkan
125
S2 : Part 23 - Only Him Can Make Me Happy
126
S2 : Part 24 - Sepotong Pecahan Puzzle
127
S2 : Part 25 - Teman yang Selalu Nyawanya Terancam
128
S2 : Part 26 - Musuh Sebenarnya
129
S2 : Part 27 - Adrian's Mission
130
S2 : Part 28 - Tipuan Maut
131
S2 : Part 29 - Saksi Mata
132
S2 : Part 30 - Nightmare
133
S2 : Part 31 - Gosip
134
S2 : Part 32 - Dissociative Identity Disorder
135
S2 : Part 33 - Tersinggung
136
S2 : Part 34 - Care About You
137
S2 : Part 35 - Bad Feeling
138
S2 : Part 36 - You're My Best Hero
139
S2 : Part 37 - I Love You With All My Heart
140
S2 : Part 38 - Please Come Back To Me!
141
S2 : Part 39 - Precious Moment
142
S2 : Part 40 - Worrying You
143
S2 : Part 41 - Something Strange
144
S2 : Part 42 - Duel
145
S2 : Part 43 - Mission Planning
146
S2 : Part 44 - Secret Mission
147
S2 : Part 45 - Playing Role
148
S2 : Part 46 - Nothing Can Keep Us Apart
149
S2 : Part 47 - Mission Accomplished
150
S2 : Part 48 - My Vitamin
151
S2 : Part 49 - Play With Victoria
152
S2 : Part 50 - The Warmth Of My Little Family
153
S2 : Part 51 - Good Memories
154
S2 : Part 52 - Together Forever
155
Message From Author and Special Thanks
156
Special Anniversary - Visual Character and Other
157
TERBIT CETAK GOOD PARTNER

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!