Part 3 - Kind Hearted Prosecutor

Wajah Adrian yang tampak bersinar dan juga senyuman hangatnya yang terukir membuat jantungku terasa mulai berdebar di hadapannya. Apalagi memandangi penampilannya gagah di mataku membuat senyumanku mulai mengambang. Seumur hidupku, aku tidak pernah menabrak seseorang apalagi seorang pria berwajah tampan terutama berprofesi sebagai jaksa.

Bertemu dengan seorang jaksa secara tidak sengaja dalam suatu tempat tidak terduga seperti suatu kebetulan. Aku menjadi sangat penasaran tujuannya mengunjungi minimarket ini. Tiba-tiba rasa penasaranku sangat tinggi sekarang. Apakah mungkin ia tinggal di sekitar sini?

Namun aku tetap harus membantunya memungut barangnya masih berserakan. Aku kembali berjongkok mengambil barang-barangnya. Adrian mengetahui aksiku saat ini secara spontan mengulurkan tangan kanannya padaku.

"Saya tetap tidak tega mengamati seorang wanita yang repot mengambilkan barang saya seperti ini. Sini sebaiknya Anda berdiri saja," tawar Adrian tersenyum ramah berbicara lembut padaku.

Daripada aku membiarkan tangannya terus terulur seperti itu sampai pegal, lebih baik aku menurutinya menyentuh tangannya sambil perlahan memposisikan tubuhku berdiri sempurna.

Namun dirinya sekarang berjongkok membereskan semua barangnya yang berserakan termasuk barang belanjaanku. Aku semakin merasa tidak enak dan bersalah padanya sekarang karena telah merepotkannya, apalagi ini pertemuan pertama kami.

"Jaksa Adrian, biar saya saja mengambil sendiri," lirihku sedikit membungkuk.

"Tidak perlu. Ini sudah saya ambilkan semuanya untuk Anda," sahutnya beranjak sambil memberikan semua barangnya padaku.

"Terima kasih, Jaksa Adrian. Maafkan saya telah merepotkan Anda.” Rasanya tanganku semakin gemetar, padahal bukan berhadapan dengan penjahat, tapi entah kenapa hanya berhadapan dengan pria tampan saja berhasil menambah rasa gugup.

"Tidak masalah, Detektif Penny. Anda tidak perlu meminta maaf pada saya. Saya melakukannya dengan sepenuh hati saya membantu Anda.”

Memang jarang sekali aku bertemu dengan seseorang yang memiliki hati lembut seperti dirinya. Melihat sikapnya sangat ramah dan juga penampilannya seperti ini, aku yakin sekali ia sudah memiliki seorang kekasih atau sudah menikah. Tunggu sebentar! Untuk apa aku memedulikan kehidupan asmaranya sedangkan kita baru pertama kali berkenalan? Sadarlah pikiranku harus kembali serius!

"Omong-omong, Anda belanja makanannya banyak sekali. Apakah Anda mengintai seseorang di sekitar sini?" tanya Adrian mengamati barang belanjaanku berupa makanan ringan.

"Iya nih. Saya sedang mengintai seorang saksi mata dari kasus kami. Saksi itu terlihat mencurigakan saat saya menginterogasinya tadi jadi saya dan rekan saya mengintainya dari tadi," jawabku berlagak seperti detektif profesional di hadapannya. Sebenarnya aku tidak bermaksud sembarang membocorkan informasiku, tapi dilihat bahasa tubuhnya, ia bisa dipercayai bagiku.

"Kalau boleh tahu, kasus apa yang sedang Anda hadapi?"

"Kasus pembunuhan yang terjadi kemarin di pinggir sungai."

"Oh, kasus itu juga saya yang pegang, ini adalah suatu kebetulan. Di lain waktu, kalau mau minta bantuan bisa hubungi saya saja. Jadi kita bekerja sama untuk menangkap pembunuh tersebut, bagaimana?"

Sungguh kebetulan sangat pas. Adrian seperti sedang mengetahui isi hatiku yang saat ini sangat membutuhkan bantuan. Tentu saja, aku tidak mungkin menolak tawaran yang tidak akan kutolak. Dengan begini, akan mempermudahkan aku menyelesaikan kasus ini. Bukan karena kesempatanku bisa berdekatan dengannya supaya bisa menjadi kekasihnya.

Aku mengulurkan tangan kananku menampakkan senyuman percaya diri. "Baiklah, kalau begitu kita akan sering bertemu terus untuk ke depannya.“

Seketika tangan Adrian menyentuh tanganku, aku bisa merasakan kelembutan dan hangatnya tangan ini. Rasanya aku ingin memperpanjang waktu berjabat tangan. Namun, mengingat aku telah menyita banyak waktu dan Nathan pasti menungguku lama, terpaksa aku harus berpamitan dengan pemuda tampan ini. Terpaksa aku yang mengakhiri sesi sentuhan tangan, meski sebenarnya aku bingung kenapa Adrian masih menyentuh tanganku padahal sudah berlangsung sepuluh detik.

"Saya pergi duluan ya, kasihan rekan saya mengintai sendirian.”

"Tidak apa-apa. Silakan duluan saja."

Aku sudah bersiap-siap mengambil semua barang belanjaanku, lalu berlari menuju pintu keluar minimarket.

"Penny!" pekik Adrian dari kejauhan.

Aku tercengang mendengar namaku dipanggilnya dengan lantang dari kejauhan membuat langkah kakiku terhenti di depan pintu masuk. Baru pertama kali aku dipanggil seperti itu saat pertemuanku dengan orang yang baru kukenal. Aku membalikkan tubuh ke belakang menghadapnya mengukir senyuman terindahku padanya.

"Iya, Adrian?" sahutku.

"Lain kali kita berbicara santai saja, jangan terlalu formal karena kita kan partner kerja juga," sahut Adrian sambil berjalan santai menghampiriku berdiri di dekat pintu.

Hanya mendengar kalimat sederhana itu sudah bisa membuat jantungku berdebar. Namun, tetap saja aku harus bersikap profesional dan pastinya aku menyetujui usulannya itu daripada perbincangan kami terkesan seperti robot setiap hari.

"Baiklah, Adrian. Aku juga lebih nyaman berbicara santai padamu."

"Kalau begitu kamu sebaiknya bergegas menemani temanmu sekarang. Aku juga ingin pulang ke kediamanku," usulnya.

"Aku pergi dulu, Adrian," pamitku sopan bergegas meninggalkan minimarket.

Aku bergegas berlari dengan napas tersengal-sengal menuju tempat persembunyian Nathan. Sejenak aku mengamati sekelilingku dengan penuh waspada lalu memasuki mobil Nathan.

"Maafkan aku. Kamu pasti menungguku lama," desisku sambil menepuk betis kakiku.

"Tidak apa-apa kok. Lagi pula juga kamu sudah bawa makanannya," jawab Nathan tertawa terbahak-bahak.

Tiba-tiba ada seseorang yang muncul di depan rumah Pak Bastian. Orang tersebut sangat misterius yang mukanya ditutupi dengan masker sehingga aku tidak bisa melihat mukanya dengan jelas. Pak Bastian dan orang misterius itu saling berbicara dengan serius.

"Hei, Nathan! Coba kamu lihat deh! Itu ... siapa sih?" tanyaku sedikit gemetaran.

"Aduh dilihat dari sini tidak jelas! Ayo, kita mendekat ke sana! Jangan sampai ketahuan." ajak Nathan sambil membuka pintu mobil.

Semakin kami berjalan mendekati rumah Pak Bastian, semakin jelas kami bisa mendengar pembicaraan mereka. Bahkan dari menuruni mobil Nathan, aku sampai rela menahan napas beberapa kali supaya misi rahasia berjalan sempurna.

"Kerja yang bagus," kata orang misterius itu menepuk pundak Pak Bastian.

"Tapi apakah tindakan ini benar? Kalau misalnya saya ketahuan berbohong gimana?" tanya Pak Bastian dengan ragu.

"Tenang saja. Anda akan dilindungi secara ketat. Cukup lakukan perintahnya, tutup mulut, dan terima uangnya."

Aku dan Nathan sangat terkejut setelah mendengar perkataan Pak Bastian. Ternyata pernyataan Pak Bastian di kantor polisi adalah semuanya kebohongan. Ia sudah menipu dan membodohi semuanya.

ACHOOO!

Tiba-tiba Nathan bersin dengan suara keras di situasi mencekam begini. Dengan sigap kami berdua lari dan langsung meninggalkan tempat tersebut agar tidak tertangkap basah.

Pagi harinya, aku pulang ke rumah sebentar untuk mengambil barang-barangku sekalian untuk menyapa ibuku. Saat aku hendak meninggalkan rumah, tante Desy menghampiriku.

"Bukankah kamu tadi baru masuk rumah? Kenapa pergi lagi?" tanya Desy menatapku heran.

"Aku pulang cuma buat mengambil barangku yang penting dan menyapa ibu karena kemungkinan aku sudah jarang pulang ke rumah," jawabku dengan senyuman ramah.

"Oh, memangnya pekerjaan kamu apa sampai tidak bisa pulang?" tanya tante Desy.

"Aku bekerja sebagai detektif. Saat ini sedang mengerjakan kasus pembunuhan jadinya agak sibuk."

Mengingat waktu semakin siang, terpaksa aku mengakhiri perbincangan santai dengan tetangga baruku. "Aku permisi dulu, Tante."

Setibanya di kantor, aku masih terus mendengar rekaman ponsel Alya sambil melihat laporan autopsi mayat Alya. Pak Bastian mengatakan bahwa Alya ditusuk oleh pembunuh sebanyak dua kali, akan tetapi di laporan autopsi goresan dan bekas tusukan tersebut sebanyak empat kali. Berarti pernyataan Pak Bastian sepenuhnya bohong. Sayangnya suara rekaman terus tidak terdengar terlalu jelas dan rekaman CCTV di minimarket tidak terlihat jelas.

Akhirnya aku memutuskan untuk mencari rekaman CCTV di sekitar TKP sekali lagi. Memang benar yang dikatakan Nathan bahwa semua CCTV di sekitar sini sengaja dirusak oleh pelaku. Setelah mencari tahu hingga sore, aku pun akhirnya menyadari bahwa ada sebuah mobil yang selalu terparkir di minimarket tersebut. Lalu, aku langsung bergegas ke minimarket untuk meminta rekaman dasbor mobil miliknya.

Entah ini merupakan sebuah kebetulan lagi, tanpa sengaja aku bertemu dengan Adrian yang hendak ingin memasuki minimarket ini.

"Penny, sedang apa kamu di sini?" tanya Adrian berbasa-basi.

"Aku menemukan sebuah rekaman dasbor. Tapi entah itu terlihat jelas atau tidak, kita berdoa saja semoga jelas," jawabku dengan tersenyum lebar.

"Mari kita melihatnya bersama. Hmm enaknya di mana ya?" ajak Adrian sambik bertopang dagu.

"Bagaimana kalau di "Peaceful Restaurant"? Aku kebetulan mendapat kupon makan gratis di situ. Sekalian kita makan malam bersama," jawabku tertawa terkekeh.

"Boleh juga tuh. Ayo, kita kesana sekarang!" ajak Adrian antusias.

Sambil menikmati makan malam, aku dan Adrian menyaksikan rekaman tersebut. Rekaman itu merekam sang pelaku berjalan di depan minimarket sekitar pukul 8 malam. Sedangkan Pak Bastian mengatakan ia melihat aksi pembunuhan tersebut pukul 10 malam.

"Ada apa? Kenapa ekspresimu gitu?" tanya Adrian bingung melihatku.

"Ini aneh. Saksi menyatakan bahwa aksi pembunuhan tersebut terjadi sekitar pukul 10 malam. Rekaman ini merekam sang pelaku berjalan di sekitar minimarket pukul 8 malam," ucapku yang bingung.

"Lalu jarak dari minimarket menuju ke TKP hanya dua kilometer dan perjalanan menuju ke sana tidak membutuhkan waktu dua jam. Apakah mungkin?" ujar Adrian semakin curiga.

Saat Adrian mengatakan hal itu, muncullah orang misterius yang menghampiri sang pembunuh. Rekaman tersebut menunjukkan pukul 9 malam.

"Iya benar persepsimu. Ada pihak lain yang bekerja sama dengan pelaku. Tapi wajah mereka berdua tidak terlihat begitu jelas," jawabku yang lemas.

"Sebenarnya motif pembunuhan pelaku apa sih? Siapa orang yang berbicara dengan pelaku?" tanya Adrian sambil menggarukkan kepalanya.

"Tunggu sebentar! Waktu itu Pak Bastian bilang saat itu cuma ada Alya dan pelakunya. Pak Bastian mengatakan ciri-ciri pelaku itu tingginya sekitar 180 cm, sedangkan orang yang berbicara dengan pelaku itu tingginya sekitar 180 cm," lanjutku berpikir keras hingga dahiku berkerut.

"Berarti pelakunya pria ini. Pria yang selama kita anggap pelaku itu hanya kaki tangannya saja. Satu-satunya harapan kita adalah pernyataan yang jujur dari Pak Bastian, sayangnya ia bersekongkol dengan pelaku dan menyatakan kebohongan," ucap Adrian yang menunjuk pria itu.

"Aduh seandainya saksi itu jujur, jadi semuanya akan cepat terselesaikan dan situasi tidak akan semakin rumit!" keluhku sambil memijit pelipisku akibat kepalaku mulai terasa sakit.

drrt...drrt...

Di tengah perbincangan kami, ponselku berbunyi. Ternyata Pak Bastian yang meneleponku. Aku langsung mengangkat panggilan teleponnya.

"Detektif Penny? Bolehkah kita bertemu sekarang di kantor polisi? Ada sesuatu yang ingin saya sampaikan kepada Anda," ucap Pak Bastian lewat telepon.

"Baik Pak Bastian. Saya akan segera ke sana secepatnya, mohon ditunggu," ucapku yang terburu-buru ingin menutup panggilan teleponnya.

Tiba-tiba terdengar suara tusukan yang mengerikan.

"ARRGHH! Selamatkan saya, Detektif Penny. Saya telah ... ditikam oleh pelakunya," ucap Pak Bastian yang sangat lemas.

"Pak Bastian? Pak Bastian? Anda masih di sana?" tanyaku dengan rasa takut.

Sambungan telepon dengan Pak Bastian langsung terputus. Sepertinya pelaku mengambil ponsel milik Pak Bastian untuk melenyapkan bukti.

Terpopuler

Comments

RAN

RAN

lanjut thor

2021-06-22

1

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️

tante desy ini kok kepo sih? 😂

2021-04-25

1

🏵🌸Blooming flower🌹🌷

🏵🌸Blooming flower🌹🌷

semua orang bisa jd tersangka dan patut d curigai

2021-04-24

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 - Kota yang Damai
2 Part 2 - Kasus Pembunuhan Pertama
3 Part 3 - Kind Hearted Prosecutor
4 Part 4 - Pencarian Pak Tommy
5 Part 5 - Partner Kerja yang Peduli
6 Part 6 - Targetnya Adalah Aku
7 Part 7 - The Reason
8 Part 8 - First Gift From Him
9 Part 9 - Terungkap
10 Part 10 - Luka yang Membekas
11 Part 11 - Healed
12 Part 12 - Teror
13 Part 13 - Iblis
14 Part 14 - Masa Kritis
15 Part 15 - Best Gift Ever
16 Part 16 - It's Not Over Yet
17 Part 17 - Our Friendship Is Over
18 Part 18 - Cold Hearted Girl
19 Part 19 - Best Friend
20 Part 20 - Dunia Sempit
21 Part 21 - Sudah Lama Tak Berkunjung
22 Part 22 - Jebakan
23 Part 23 - Interogasi
24 Part 24 - Chip Misterius
25 Part 25 - Versailles
26 Part 26 - Topeng yang Dilepas
27 Part 27 - I'm Right Here For You
28 Part 28 - Keberadaan Ayah
29 Part 29 - Bertemu Ayah
30 Part 30 - Bodyguard
31 Part 31 - Kartu Cadangan
32 Part 32 - Pengejaran
33 Part 33 - Menyusup
34 Part 34 - Kerja Sama Tim
35 Part 35 - Pilihan
36 Part 36 - Melarikan Diri
37 Part 37 - I Promise To Protect You
38 Part 38 - Masa Kritis Kedua Kalinya
39 Part 39 - Akhir Persidangan
40 Part 40 - Be My Girlfriend
41 Part 41 - Date With Him
42 Part 42 - Keributan di Pagi Hari
43 Part 43 - Pendatang Baru
44 Part 44 - Persaingan yang Ketat
45 Part 45 - Ucapan Menusuk
46 Part 46 - Barang Korban yang Menghilang
47 Part 47 - Menginap
48 Part 48 - Pelaku Mengintaiku
49 Part 49 - Polisi yang Mencurigakan
50 Part 50 - Bangun Kesiangan
51 Part 51 - Pernyataan Kesaksian
52 Part 52 - Like Shining Star
53 Part 53 - Permintaan Maafku yang Tulus
54 Part 54 - Artikel yang Terkubur
55 Part 55 - Sulk
56 Part 56 - Perkelahian dengan Pelaku
57 Part 57 - Pelaku yang Mengincar Tania
58 Part 58 - Sakit Perut
59 Part 59 - Reporter Yulia dalam Bahaya
60 Part 60 - I Need You
61 Part 61 - Harga Diri yang Busuk
62 Part 62 - Berkas Kasus yang Akhirnya Ditemukan
63 Part 63 - Jealous
64 Part 64 - Psikopat Sesungguhnya
65 Part 65 - Berdebat
66 Part 66 - Strategi Darurat
67 Part 67 - Botol Obat Misterius
68 Part 68 - Rekaman CCTV
69 Part 69 - Tertangkap Basah
70 Part 70 - Merelakannya
71 Part 71 - Perasaan Sebenarnya
72 Part 72 - Penyakit Josh
73 Part 73 - Tabrak Lari
74 Part 74 - Kejujuran
75 Part 75 - You're My Only Love
76 Part 76 - Tidak Berdaya
77 Part 77 - Motif Pembunuhan
78 Part 78 - Find Him
79 Part 79 - Heart To Heart
80 Part 80 - Aku Memercayaimu
81 Part 81 - Kemenangan
82 Part 82 - Yes Or No
83 Part 83 - Special Surprise
84 Part 84 - Family
85 Part 85 - Two Love Birds
86 Part 86 - My Best Sweetheart
87 Part 87 - Forever Love You
88 Part 88 - Happy Life
89 Part 89 - Only With You
90 Part 90 - My Wish
91 Part 91 - Welcome To Queenstown
92 Part 92 - Eternal Love
93 Special Part 1 - Best Mom and Dad
94 Special Part 2 - I Miss You
95 Special Part 3 - Stick With You
96 Special Part 4 - Let's Play!
97 Special Part 5 - Always Perfect
98 Special Part 6 - Fina In Action
99 Special Part 7 - Because Of You
100 Special Part 8 - Reveal
101 Special Part 9 - Arrest
102 Special Part 10 - In My Heart
103 S2 : Part 1 - Special Day For Us
104 S2 : Part 2 - Always Be Happy With You
105 S2 : Part 3 - My Number One
106 S2 : Part 4 - I Will Miss My Daughter
107 S2 : Part 5 - Korban Menghilang Lama
108 S2 : Part 6 - Kecurigaan Fina dan Hans
109 S2 : Part 7 - Insiden Baru Lagi
110 S2 : Part 8 - Interogasi Nielsen
111 S2 : Part 9 - Ini Tidak Mungkin
112 S2 : Part 10 - Terlepas Tuduhan
113 S2 : Part 11 - Kebenaran Tas Sekolah
114 S2 : Part 12 - Terbunuh
115 S2 : Part 13 - Diremehkan
116 S2 : Part 14 - Our Strength
117 S2 : Part 15 - Target Selanjutnya
118 S2 : Part 16 - Target untuk Memancing Kami
119 S2 : Part 17 - Super Jealous
120 S2 : Part 18 - Call With My Daughter
121 S2 : Part 19 - Sweet Like Chocolate
122 S2 : Part 20 - Kaki Tangan Pelaku
123 S2 : Part 21 - Penghilang Stress
124 S2 : Part 22 - Weekend tidak Menyenangkan
125 S2 : Part 23 - Only Him Can Make Me Happy
126 S2 : Part 24 - Sepotong Pecahan Puzzle
127 S2 : Part 25 - Teman yang Selalu Nyawanya Terancam
128 S2 : Part 26 - Musuh Sebenarnya
129 S2 : Part 27 - Adrian's Mission
130 S2 : Part 28 - Tipuan Maut
131 S2 : Part 29 - Saksi Mata
132 S2 : Part 30 - Nightmare
133 S2 : Part 31 - Gosip
134 S2 : Part 32 - Dissociative Identity Disorder
135 S2 : Part 33 - Tersinggung
136 S2 : Part 34 - Care About You
137 S2 : Part 35 - Bad Feeling
138 S2 : Part 36 - You're My Best Hero
139 S2 : Part 37 - I Love You With All My Heart
140 S2 : Part 38 - Please Come Back To Me!
141 S2 : Part 39 - Precious Moment
142 S2 : Part 40 - Worrying You
143 S2 : Part 41 - Something Strange
144 S2 : Part 42 - Duel
145 S2 : Part 43 - Mission Planning
146 S2 : Part 44 - Secret Mission
147 S2 : Part 45 - Playing Role
148 S2 : Part 46 - Nothing Can Keep Us Apart
149 S2 : Part 47 - Mission Accomplished
150 S2 : Part 48 - My Vitamin
151 S2 : Part 49 - Play With Victoria
152 S2 : Part 50 - The Warmth Of My Little Family
153 S2 : Part 51 - Good Memories
154 S2 : Part 52 - Together Forever
155 Message From Author and Special Thanks
156 Special Anniversary - Visual Character and Other
157 TERBIT CETAK GOOD PARTNER
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Part 1 - Kota yang Damai
2
Part 2 - Kasus Pembunuhan Pertama
3
Part 3 - Kind Hearted Prosecutor
4
Part 4 - Pencarian Pak Tommy
5
Part 5 - Partner Kerja yang Peduli
6
Part 6 - Targetnya Adalah Aku
7
Part 7 - The Reason
8
Part 8 - First Gift From Him
9
Part 9 - Terungkap
10
Part 10 - Luka yang Membekas
11
Part 11 - Healed
12
Part 12 - Teror
13
Part 13 - Iblis
14
Part 14 - Masa Kritis
15
Part 15 - Best Gift Ever
16
Part 16 - It's Not Over Yet
17
Part 17 - Our Friendship Is Over
18
Part 18 - Cold Hearted Girl
19
Part 19 - Best Friend
20
Part 20 - Dunia Sempit
21
Part 21 - Sudah Lama Tak Berkunjung
22
Part 22 - Jebakan
23
Part 23 - Interogasi
24
Part 24 - Chip Misterius
25
Part 25 - Versailles
26
Part 26 - Topeng yang Dilepas
27
Part 27 - I'm Right Here For You
28
Part 28 - Keberadaan Ayah
29
Part 29 - Bertemu Ayah
30
Part 30 - Bodyguard
31
Part 31 - Kartu Cadangan
32
Part 32 - Pengejaran
33
Part 33 - Menyusup
34
Part 34 - Kerja Sama Tim
35
Part 35 - Pilihan
36
Part 36 - Melarikan Diri
37
Part 37 - I Promise To Protect You
38
Part 38 - Masa Kritis Kedua Kalinya
39
Part 39 - Akhir Persidangan
40
Part 40 - Be My Girlfriend
41
Part 41 - Date With Him
42
Part 42 - Keributan di Pagi Hari
43
Part 43 - Pendatang Baru
44
Part 44 - Persaingan yang Ketat
45
Part 45 - Ucapan Menusuk
46
Part 46 - Barang Korban yang Menghilang
47
Part 47 - Menginap
48
Part 48 - Pelaku Mengintaiku
49
Part 49 - Polisi yang Mencurigakan
50
Part 50 - Bangun Kesiangan
51
Part 51 - Pernyataan Kesaksian
52
Part 52 - Like Shining Star
53
Part 53 - Permintaan Maafku yang Tulus
54
Part 54 - Artikel yang Terkubur
55
Part 55 - Sulk
56
Part 56 - Perkelahian dengan Pelaku
57
Part 57 - Pelaku yang Mengincar Tania
58
Part 58 - Sakit Perut
59
Part 59 - Reporter Yulia dalam Bahaya
60
Part 60 - I Need You
61
Part 61 - Harga Diri yang Busuk
62
Part 62 - Berkas Kasus yang Akhirnya Ditemukan
63
Part 63 - Jealous
64
Part 64 - Psikopat Sesungguhnya
65
Part 65 - Berdebat
66
Part 66 - Strategi Darurat
67
Part 67 - Botol Obat Misterius
68
Part 68 - Rekaman CCTV
69
Part 69 - Tertangkap Basah
70
Part 70 - Merelakannya
71
Part 71 - Perasaan Sebenarnya
72
Part 72 - Penyakit Josh
73
Part 73 - Tabrak Lari
74
Part 74 - Kejujuran
75
Part 75 - You're My Only Love
76
Part 76 - Tidak Berdaya
77
Part 77 - Motif Pembunuhan
78
Part 78 - Find Him
79
Part 79 - Heart To Heart
80
Part 80 - Aku Memercayaimu
81
Part 81 - Kemenangan
82
Part 82 - Yes Or No
83
Part 83 - Special Surprise
84
Part 84 - Family
85
Part 85 - Two Love Birds
86
Part 86 - My Best Sweetheart
87
Part 87 - Forever Love You
88
Part 88 - Happy Life
89
Part 89 - Only With You
90
Part 90 - My Wish
91
Part 91 - Welcome To Queenstown
92
Part 92 - Eternal Love
93
Special Part 1 - Best Mom and Dad
94
Special Part 2 - I Miss You
95
Special Part 3 - Stick With You
96
Special Part 4 - Let's Play!
97
Special Part 5 - Always Perfect
98
Special Part 6 - Fina In Action
99
Special Part 7 - Because Of You
100
Special Part 8 - Reveal
101
Special Part 9 - Arrest
102
Special Part 10 - In My Heart
103
S2 : Part 1 - Special Day For Us
104
S2 : Part 2 - Always Be Happy With You
105
S2 : Part 3 - My Number One
106
S2 : Part 4 - I Will Miss My Daughter
107
S2 : Part 5 - Korban Menghilang Lama
108
S2 : Part 6 - Kecurigaan Fina dan Hans
109
S2 : Part 7 - Insiden Baru Lagi
110
S2 : Part 8 - Interogasi Nielsen
111
S2 : Part 9 - Ini Tidak Mungkin
112
S2 : Part 10 - Terlepas Tuduhan
113
S2 : Part 11 - Kebenaran Tas Sekolah
114
S2 : Part 12 - Terbunuh
115
S2 : Part 13 - Diremehkan
116
S2 : Part 14 - Our Strength
117
S2 : Part 15 - Target Selanjutnya
118
S2 : Part 16 - Target untuk Memancing Kami
119
S2 : Part 17 - Super Jealous
120
S2 : Part 18 - Call With My Daughter
121
S2 : Part 19 - Sweet Like Chocolate
122
S2 : Part 20 - Kaki Tangan Pelaku
123
S2 : Part 21 - Penghilang Stress
124
S2 : Part 22 - Weekend tidak Menyenangkan
125
S2 : Part 23 - Only Him Can Make Me Happy
126
S2 : Part 24 - Sepotong Pecahan Puzzle
127
S2 : Part 25 - Teman yang Selalu Nyawanya Terancam
128
S2 : Part 26 - Musuh Sebenarnya
129
S2 : Part 27 - Adrian's Mission
130
S2 : Part 28 - Tipuan Maut
131
S2 : Part 29 - Saksi Mata
132
S2 : Part 30 - Nightmare
133
S2 : Part 31 - Gosip
134
S2 : Part 32 - Dissociative Identity Disorder
135
S2 : Part 33 - Tersinggung
136
S2 : Part 34 - Care About You
137
S2 : Part 35 - Bad Feeling
138
S2 : Part 36 - You're My Best Hero
139
S2 : Part 37 - I Love You With All My Heart
140
S2 : Part 38 - Please Come Back To Me!
141
S2 : Part 39 - Precious Moment
142
S2 : Part 40 - Worrying You
143
S2 : Part 41 - Something Strange
144
S2 : Part 42 - Duel
145
S2 : Part 43 - Mission Planning
146
S2 : Part 44 - Secret Mission
147
S2 : Part 45 - Playing Role
148
S2 : Part 46 - Nothing Can Keep Us Apart
149
S2 : Part 47 - Mission Accomplished
150
S2 : Part 48 - My Vitamin
151
S2 : Part 49 - Play With Victoria
152
S2 : Part 50 - The Warmth Of My Little Family
153
S2 : Part 51 - Good Memories
154
S2 : Part 52 - Together Forever
155
Message From Author and Special Thanks
156
Special Anniversary - Visual Character and Other
157
TERBIT CETAK GOOD PARTNER

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!