Aku tidak suka keramaian, aku berdiri seperti melayang di antara beberapa dunia. Ketakutan masih sama, kebingungan belum bisa membedakan mana sosok hantu atau manusia. Aku lebih suka menyendiri, menuangkan segala suasana hati dan pikiran di dalam coretan gambar. Ibunda yang selalu berkata semua itu hanyalah khayalan ku belaka.
...Putri Luna...
......................
Gangguan yang tidak pernah lelah menghantui. Banyak mata yang menunggu mendapatkannya sesuai keinginan mereka. Sore ini Luna mengobrol dengan uyut di kamarnya. Sosok orang yang di tuakan itu memilih Luna sebagai cucu yang paling dekat dengannya diantara dua puluh cucu lainnya.
Kedekatan Uyut yang tidak bisa lagi melihat tetap bersemangat bermain dengan Luna. Dia juga sering mengurut tubuh si balita mungil yang selalu menangis minta di gendong hingga tetap bersama sang uyut sepanjang hari. Usianya genap seratus tahun, tulang di bungkus kulit. Keriput bertengger di kelopak matanya yang sayu berkerut penuaan.
“Luna lagi ngomong sama siapa?” Tanya sang ratu mengangkatnya dari kasur kosong.
“Uyot bu..”
Ibu dari sang permaisuri sedang di rawat di Rumah Sakit, kondisinya sangat kritis. Dia mengidap penyakit kanker dan penyakit komplikasi lainnya. Merasakan aroma daun pandan yang menusuk hidung, Maheswari mengangkat Luna keluar dari kamar. Dia menangis meminta ikut uyut, tangisannya sangat keras melihatnya mengulurkan kedua tangannya.
Hingga usia lima tahun menghadapi berbagai macam gangguan. Serangan makhluk halus yang tidak pernah selesai. Dia melihat Uyut tidur di sampingnya, terlelap dalam tangisan lalu melanjutkan kembali bermain dengan uyut yang tersenyum melihatnya.
......................
Pagi hari yang mendung, udara membeku, kesedihan di tinggal kepergian orang yang di saying. Uyut meninggal setelah melihat Luna di bawa ke hadapannya. Rumah duka, kain kafan yang di bentang sebanyak lima lapis, tali pengikat, kapas, wewangian, kain penutup dan semua proses mengurus jenazah sampai pada tahap menguburkan mayit.
Bunga-bunga bertaburan di urai tangisan di dalam doa semoga Almarhumah di tempatkan sebaik-baiknya di sisi Allah.
Luna berbicara sendiri, dia tersenyum berkali-kali mengucapkan kata uyut. Melihat perubahan anaknya yang semakin hari semakin tidak wajar. Sang ratu mengkhawatirkan akan masa depan anaknya. Luna memiliki teman bermain yang tidak terlihat, dia sering berlari sampai berada di ujung tepi atap rumah.
Akhir-akhir ini dia lebih sering di marahi dan di larang berbicara pada siapapun makhluk halus yang melayang mendekatinya. Hari ini, hal yang tidak di sangka mengetahui Luna dapat melihat arwah orang yang akan meninggal.
“Apa lagi jalan cerita hidup yang akan di lalui anak ku ke depannya Ya Allah ya Tuhan ku. Lindungilah Luna agar selalu di jalan mu” gumamnya sambil memeluk anaknya.
Raja tidak sabar menanti sang ratu kembali memberikan keturunan untuknya. Penerus gelar kerajaan yang nantinya bisa bersama-sama memperkuat benteng pertahanan menegakkan sebuah istana yang berjaga. Di wilayah dataran tinggi itu lokasinya berdekatan dengan gunung hijau yang tampak masih aktif.
Tidak bisa di hilangkan adat istiadat kebiasaan yang telah di jalankan sebelum jaman nenek moyang. Para warga setiap tahun memberikan sesajian guna di percaya menolak malapetaka, bencana dan bala. Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian, Mahaswari tidak tau bagaimana jadinya jika kehilangan anaknya. Dia semakin takut saat membuka mata memastikan Luna dapat terbangun.
Walau sudut mata masih di landa kesedihan, permaisuri tetap mendengarkan keinginan anaknya agar mendapatkan anak laki-laki. Dia memanggil seorang wanita sakti yang di anggap bisa membantu memeriksa kandungan istrinya. Semua pengobatan tabib istana tidak mampu membantu mendapatkan lagi sang buah hati.
Ucapan salah satu anggota pura mengakan bahwa sang ratu bisa hamil lagi beranjak yang sangat lama. Perkataannya sama dengan si dukun, dia juga mengatakan akan membantu menaikkan Rahim dengan kekuatannya. Dukun Migan yang di sebut kekuatannya tidak kalah hebat dengan dukun Tang.
Di dalam derasnya hujan di tengah malam, ibu suri berjalan bersama Pati mencari rumahnya. Kereta kuda di tempatkan di seberang jalan. Dia tidak mau kalau kereta yang memasuki hutan akan menjadi tanda Tanya besar dan desas desus warga yang menyorot perhatian mereka. Jauh di dalam lubuk hati sang ratu tidak menyukai hal-hal yang berbau mistis.
Dia berbalik haluan mencari orang-orang yang cara pengobatannya tanpa benda ghaib.
Jarak pandang menuju ke sebuah Masjid mencari seolah ahli ibadah atau sosok ulama yang bisa mengobati anaknya. Kerajaan terakhir dari keturunan ketujuh tidak bisa terlepas dari makhluk halus yang berantai terikat dari raja pertama terdahulu.
Pengobatan yang di sebut jalur ruqyah, sang ulama mulai membacakan ayat-ayat suci untuk menghilangkan gangguan jin, makhluk halus dan melepas mata batinnya. Sang ulama mengatakan akan kembali melakukan ruqyah yang kedua, tepat sebelum matahari tergelincir.
Biasanya orang-orang yang terkena makhluk halus jika di bacakan ayat pilihan dari dalam kitab suci Al quran maka akan kepanasan dan menampakkan wujud aslinya. Berbeda melihat Luna tidak di rasuki makhluk halus. Dia malah menunjuk ke belakang ulama yang di panggil ustadz Qolbi dengan sebutan kakek.
“Mata jin” gumamnya melihat sang putri.
Tangan mungil itu di letakkan di atas sorbannya, sang ustadz membacakan ayat berulang kali. Lemparan daun kelor dan garam ke tubuh gadis kecil itu yang tampak tidak bergeming.
“Ratu Mahaswari, saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Anak ibu bukan menderita penyakit atau di guna-guna. Penglihatan ini adalah dari Allah. Kita tidak bisa mencampuri kehendak yang Maha Kuasa."
......................
Hari berganti, kelahiran anak kedua yang di ramal berjenis kelamin perempuan menggemparkan pikiran sang raja supaya mendapatkan anak laki-laki.
Keesokan harinya sang Raja meminta dia sang ratu mau di datangan seorang dukun untuk melihat perkiraan usia kehamilan. Mahaswari terpaksa mematuhi permintaan suaminya. Tangan kasar Migan menyentuh perut sang ratu.
“Maaf yang mulia, dari perhitungan biji yang sangat jauh ini. Sang ratu akan melahirkan banyak putra dan putri. Kemungkinan saat usia sang ratu memasuki tujuh puluh tahun.”
“Apa? Aku tidak mungkin Migan. Engkau mungkin hanya bercanda” ucap sang ratu yang mulai risih.
“Jika ratu berkenan hamba naikkan biji kehamilan ini.”
“Ya cepat lakukan Migan” perintah sang raja.
Di dalam ruangan kebesaran, hanya ada sang ratu dan raja yang adu pendapat saat mempertanyakan bagaimana membuat anaknya seperti anak-anak pada umumnya. Sang raja minta ijin pada sang ratu agar besok mendatangkan Migan untuk mengeluarkan kekuatan ghaib yang ada di dalam tubuhnya.
Migan melihat anak yang temui semalam sedikit lebih besar dari sebelumnya. Tanda pengenal alami yang ada di tangan kanannya sudah cukup meyakinkan sang ratu berada di tubuhnya.
“Bersiaplah anak kecil, aku menyegel kekuatan mu. Kau akan lebih menghadapi banyak penampakan karena pandangan mata tidak seluruh berpijak di bumi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 259 Episodes
Comments
pisang goreng
Ini kayaknya bukan cerita biasa, lebih ke real life supernatural yang bikin deg-degan. Sosok makhluk merahnya bikin bulu kuduk berdiri. Kayaknya aku takut tidur malam nanti.
Juminten tuh berani banget deh, masih hamil malah ikut-ikutan urusan makhluk-makhluk ghaib. Semoga ada jalan keluar yang baik buat dia
2024-01-07
0
si burian
Bagian di mana Aluna menggunakan keberaniannya untuk melawan entitas jahat itu bener-bener penuh dramatisme. Penasaran apakah dia akan menemui musuh yang lebih kuat lagi di masa depan. Cerita Aluna ini nggak hanya seru tapi juga memberikan pesan positif. Kalau dia bisa melewati ujian seberat itu, kita juga bisa mengatasi rintangan-rintangan hidup dengan keberanian.
2024-01-06
0
Mirsyah𓆤𓆤𓆤𓆤
hujan dan ketakutan 😭
2023-12-03
0