Sekarang di sinilah Refan berada, di rumah keluarga Alesha yang dimana sudah ada Alan, Resa dan Maura.
Bahkan Alan sudah membujuk agar Bimo mau menghadiri acara lamaran Refan, jadi dengan terpaksa Bimo hadir di sini bersama Mega.
Bukan cuma itu, Safira dan Rey juga ikut hadir di acara lamaran ini dengan Reysha yang sekarang ada di pangkuan Alesha.
Prosesi lamaran merupakan salah satu tahapan sebelum sampai pada jenjang pernikahan.
Lamaran adalah tanda keseriusan seorang pria terhadap wanita yang dicintai untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan secara sah menurut agama dan Negara.
Wanita mana yang tak bahagia ketika pria yang dicintai meminta izin kepada orang tuanya untuk menjadikan anak perempuannya itu sebagai istri yang akan menemani suka dan dukanya, sehidup sematinya, dan menjadi pasangan sah dunia dan akhirat.
Refan menghela nafas panjang menatap satu-persatu semua orang yang menyaksikan acara ini.
"Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh." salam Refan yang langsung di jawab semua orang yang ada di sana.
"Bismillahirrahmanirrahim Jika Allah mengizinkan, saya ingin menjadikan putri bapak dan ibu sebagai istri saya, menemani setiap langkah perjuangan saya, menjadi penyejuk hati saya dikala gundah dan menjadi penasihat saat saya melakukan kesalahan, dari awal saya kenal putri kalian, saya merasa seperti telah menemukan orang yang tepat, sekiranya bapak dan ibu menyetujui, saya ingin melamar putri kalian dan melanjutkan hubungan kami berdua kejenjang pernikahan." ucap Refan berhenti sejenak kemudian menatap sekilas Alesha yang sedang menunduk.
"Maksud dan tujuan saya datang kesini ingin meminta izin kepada bapak dan ibu untuk melamar putri bapak dan menjadikan dia sebagai istri saya. Saya berjanji akan membahagiakan dan memenuhi kebutuhan lahir dan batinnya."
"Tujuan saya datang kesini bermaksud untuk meminang putri bapak, apakah bapak merestuinya?" ujar Refan menatap kedua orang tua Alesha.
"Jika Bapak sudah menjaga putri bapak selama 22 tahun, sekarang bolehkan saya menggantikan posisi bapak dengan menjaga dan membahagiakannya layaknya perhiasan dunia yang paling berharga dan bidadari di surga-Nya kelak"
"Saya menginginkan putri kalian menjadi makmum sholat saya, saya ingin putri bapak dan ibu mencium tangan saya setelah selesai sholat, serta saya menginginkan dia sebagai istri dan ibu dari anak-anak saya kelak. Bersediakah bapak dan ibu menerima lamaran saya?."
"Saya percaya takdir tuhan itu nyata dan adil, jika putri bapak memang jodoh saya, maka izinkan saya membahagiakan dia dengan menjadikannya istri sah saya."
"Saya ingin menyampaikan ketulusan hati saya bahwa saya mencintai anak bapak, izinkan kehadiran hidup saya mewarnai hidup anak bapak dan izinkan saya mengajak anak bapak kejenjang yang lebih serius dengan menikahinya."
Alesha menitikkan air matanya saat kata-kata manis keluar dari bibir Refan, sungguh inikah akhir dari semuanya?.
Saat pernikahan pertamanya Alesha tidak merasakan lamaran yang sebenernya, bahkan melihat calon suaminya pun tidak, sedangkan sekarang dia menikah dengan seseorang yang selama ini sudah menganggu pikirannya dan menghilangkan nama Alvin dan Rey di hatinya.
Sedangkan Rey mengepalkan tangannya, rasa sesak menjalar di sekujur tubuhnya, rasa tidak ikhlas muncul di hati Rey, kenapa Alesha semudah itu melupakannya, bukankah Alesha pernah mengatakan cinta kepadanya, di saat dirinya masih menyimpan nama Alesha di hatinya tetapi wanita itu justru akan menikah kembali dengan rekan bisnisnya.
Bimo menatap wajah putrinya yang menunduk sedang mengusap bulir air matanya."Saya serahkan semuanya kepada Alesha karena dia yang akan menjalani ini semua, sejujurnya saya tidak setuju atas pernikahan ini, tapi jika itu keinginannya maka saya tidak bisa berbuat apa-apa karena saya pernah gagal dalam memilihkannya pasangan."
"Apa alasan anda tidak setuju dengan lamaran ini?"
"Kamu pasti tau alasannya, saya takut Alesha tidak bisa seperti Mega yang sangat menyayanginya walaupun dia bukan ibu kandungnya, saya takut Alesha tidak bisa adil kepada anak-anakmu kelak." lirih Bimo menggenggam tangan Mega, dia tidak sadar jika sudah melukai hati Maura.
"Saya yakin Alesha bisa, selama ini saya melihat ketulusan Alesha menyayangi anak-anak saya."
Resa yang terharu menggenggam erat tangan Alan sambil senyum-senyum sendiri membayangkan jika Alan seperti Refan, tetapi saat Alan melamarnya justru bukan dia yang mengutarakan hatinya tetapi Bimo yang mewakili Alan.
"Kamu kenapa yang?" tanya Alan heran dengan tingkah Resa yang aneh.
"Gak papa." ketus Resa melepaskan genggaman tangannya.
"Keputusan ada di tangan Alesha." jawab Bimo.
"Aku menerima lamaran Pak Refan, aku berharap Pak Refan menepati janjinya menjaga dan membahagiakan layaknya perhiasan dunia dan menjadikan aku satu-satunya di hati Pak Refan." jawaban Alesha membuat Refan tersenyum dan mengangguk.
Lain hal dengan Rey yang justru merasa tersindir akan ucapan Alesha ketika menyebut ingin menjadi satu-satunya.
"Alhamdulillah" seru Maura memeluk erat tubuh putrinya, Mega tersenyum haru,tetapi saat ini dia membiarkan Maura merasakan kebahagiaannya karena dia sadar hanya ibu tiri Alesha.
"Bunda gak mau peluk Asha?" ucap Alesha menatap Mega dengan senyum tulus, Mega langsung berhambur ke pelukan Alesha merasakan jika putrinya ini sangat menyayanginya. Mega memang merusak rumah tangga Maura dan Bimo, tapi kasih sayangnya kepada Alesha nyata adanya karena dia yang membesarkan Alesha selama ini.
*****
Pernikahan Alesha dan Refan akan di laksanakan Minggu depan, tentu saja Alesha langsung menolak karena pernikahan ini terlalu cepat, bagaimana bisa mereka menyiapkan semuanya begitu cepat, tetapi Refan langsung meyakinkan Alesha untuk menyerahkan semuanya pada anak buah Refan.
Dan hari ini Refan, Alesha serta Kaira sedang berad di sebuah butik terkenal mencari gaun pengantin, tetapi Alesha ingin dia yang menggambar gaunnya sendiri walau ia tidak percaya gaun itu akan selesai dalam waktu lima hari.
"Serahkan semuanya pada kami nyonya, saya yakin bisa menyelesaikan semuanya tepat waktu apalagi ini adalah acara penting untuk Pak Refan langganan butik kami." ucap pemilik butik tersebut.
"Kak Alesha, aku gak nyangka kalau kakak bakal jadi istrinya Daddy."
"Mommy." koreksi Refan membuat pipi Alesha bersemu merah.
"Iya Mommy, tapi Dad, aku ngerasa gak pantes manggil kak Alesha Mommy karena umur kita cuma beda empat tahun." ujar Kaira, ia takut jika Alesha tersinggung dipanggil Mommy olehnya.
Refan mendengus kesal, lagi-lagi Kaira mengingatkan tentang umurnya yang sudah tua, padahal Refan masih berumur tiga puluh lima tahun, Refan saja yang terlalu cepat menikah sehingga di saat umurnya yang masih delapan belas tahun sudah harus menimang anak.
"Ya udah terserah kamu aja."
"Nggak papa Kai, kamu juga bakal jadi anak aku nantinya." ujar Alesha tersenyum geli mengucapkan kata-kata tersebut.
"Aku kan bukan anak Daddy cuma keponakannya yang di asuh Daddy." lirih Kaira.
"KAIRA." ujar Refan tegas tidak suka jika Kaira menyebut dirinya bukan anak Refan, sungguh Kaira anak Refan dan akan tetap seperti itu.
"Udah sih gak boleh gini, lebih baik kita makan, aku udah laper."
Refan mengangguk patuh berjalan mendahului Alesha dan Kaira memasuki mobilnya setelah selesai dengan urusan gaun.
"Lain kali jangan gitu lagi, kasian Daddy, dia sayang banget sama kamu, jadi kamu jangan ungkit status kamu lagi di hadapannya ya." nasihat Alesha menghapus air mata Kaira dan memeluknya dengan penuh kasih sayang.
Kaira merasa nyaman jika berada didekat Alesha, ia sangat merindukan ibu dan ayahnya saat ini, andai kecelakaan itu tidak terjadi pasti sekarang dia sedang bahagia bersama keluarganya. Dia hanyalah anak yatim piatu yang di asuh oleh Om nya yang baik hati hingga menganggapnya anak.
Kaira hanya mampu berdoa semoga Refan akan selalu bahagia mengingat jika selama ini Refan selalu mementingkan kebahagian anak-anaknya termasuk Kaira hingga melupakan kebahagiaannya sendiri. Semoga Alesha bisa membuat hidup Refan lebih berwarna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments