“SELAMAT PAGIII DUNIA PENUH DENGAN DRAMA” sapa Yoona sambil menuruni anak tangga.
Pagi ini seperti biasanya ia harus segera bersiap-siap ke kantor.
“Nih anak pagi pagi udah teriak-teriak aja berasa lagi dihutan apa.” Balas Kyungho membuat Yoona mendelik sebal.
“Suka-suka cewek cantik dong, karena lo cantik lo punya kuasa.”
“Cantik doang, tap—“
“Apa? Yoona udah laku yaah” potongnya membuat Kyungho kicep.
“Anjiir, mentang-mentang udah punya calon jadi sombong amat.”
“Tapi semalem kan udah dilamar orang” sambung Sooyoung membuat kedua pipi Yoona bersemu merah.
“Pak Junho ganteng ya Shell?” Tanya
Sooyoung.
“Cukup tau aja sih sekarang mah.” Kyungho melirik Sooyoung tajam.
“Oh jelas, kalo dibandingin sama Bang Kyungho mah gantengan Pak Junho
Kemana-mana kali, dia mah cool gak kaya bang Kyungho lemes.” Balas Yoona.
“Gimana? Mba Sooyoung mau oleng ke Pak Junho, kaga ngapa-ngapa nanti Yoona sujud syukur deh.” Ujarnya.
“Dih lebay kamu yah” sahut Kyungho.
“Meh ngaca ya, Bang Kyungho juga suka lebay”
“Eh mana ada, Abang mah sekalinya lebay ya imut nggak kaya kamu”
“Dih sok imut, adanya amit-amit ya. “
“Anjay”
Tuk
Kyungho menggetok kepala Yoona dengan sendok makan.
“Apa? Gemes kan sama Yoona?” goda Yoona sambil menaik-turunkan alisnya.
“Hooh, saking gemesnya pengin Abang
Cekek ampe meninggoy”
“Nanti Bunda nangis dong, ya nggak Bund?” tanya Yoona pada Bundanya.
“Udah deh, Bunda kan sering bilang kalo nggak baik debat di meja makan” balas Bundanya.
Memang kakak dan adik ipar itu tidak pernah akur, tapi tentu saja mereka saling menyayangi satu sama lain mengingat Yoona sangat ingin memiliki kakak laki-laki.
“Bang Kyungho tuh mancing-mancing”
“Kena lagiii”
“Udan Yoona, cepetan kamu makan,
Daripada nanti telat ke kantor”
“Iyaa Bun”
Setelah selesai sarapan, Yoona pun pergi ke kantor menaiki angkutan umum.
“Pagi nong.” Sapa Ayu sambil menepuk bahu Yoona.
“Apaan sih sokap banget” sahut Yoona.
“Gimana tidurnya? Nyenyak nggak?” tanya Ayu dengan menaik turunkan alisnya sengaja menggoda Yoona.
“Ya nyenyak lahh anjiir, nggak ada sejarahnya Yoona tidur nggak nyenyak” balas Yoona.
“Ah gilaa tapi Na, pupus sudah harapan gue buat deketin Pak Junho” ujar Ayu mendramatisir.
Yoona menabok wajah Ayu dengan tasnya, “sebelum janur kuning melengkung, lo masih bisa nikung ngab. Jangan nyerah, semangat rebut tunangan orang”
Ayu membulatkan kedua matanya lalu menjitak kepala Yoona, “Si kutil badak, nggak ada akhlak, lo nyuruh gue jadi pelakor?”
“Gue Cuma ngasih semangat buat lo,
Anak monyet.”
“Pak Junho tunangan lo ngab, terus lo nyemangatin gue buat nikung lo?”
“Ya itu juga kalo lo mampu kali ah” ujar Yoona.
“Mampu apa? Soal layan-melayani gue sama lo pasti lo masih kalah jauh. Secara gue lebih solf, lebih anggun, dan emm verry verry ke ibuan”
“Iya, lo emang kaya ibu-ibu”
“Lambemu”
“Eh Na, gue liat Pak Junho dirumah lo semalem beuhhh auranya makin bikin iler gue siap meleleh anjiir”
“Biasa aja kali, mirip jongsuk kali ah.”
“Enggak gitu ngab, dari mukanya loh,
Beda tauu. Kalo di kantor gini kan serem tuh kaya Malaikat pencabut nyawa, nah semalem tuh beuuhh kaya sugar daddy anjiirr.”
“Mana gue tau, gue nggak detail
Merhatiin mukanya” balas Yoona
Membuat Ayu memutar bola matanya
Malas.
“Dasar kutu kupret, lo mah kebiasaan, kalo liat cowok nggak diliat mukanya”
“Ya mending gue liat dompetnya ngab, tebel apa enggak gitu. ”
“Beuh matre” Ayu menoyor kepala
Yoona
“Inget Yu, kebahagiaan wanita tergantung seberapa tebal dompet lakinya, kalo dompetnya tebel kan kita juga bisa beli apapun semau kita, ke salon setiap minggu perawatan wajah buat glowing.”
Ayu menangkup wajah Yoona lalu menarik kedua pipinya, “inget ya Na, nggak perlu tebel, asal baik aja udah cukup”
“Siapa yang bilang?”
“Cowok”
“Jangan dengerin suara buaya kejempit” ujar Yoona sambil menabok wajah Ayu.
“Anjir, nggak pake nabok juga ngabb”
“Reflek anying”
“Ekhem” dehem seseorang di depan Yoona dan Ayu.
“Eh Pak Junho” ujar Ayu sambil terkekeh.
“Jam berapa sekarang?”
“Jam 7 lebih 5 menit”
“Jam kerja mulai jam berapa?”
“Jam 7” jawab Yoona
Pak Junho meletakkan tangannya di atas kepala Yoona, “Jadi ngapain kalian masih disini.” Ujarnya.
Yoona memegang tangan Pak Junho yang bertengger di atas kepalanya.
“Maaf Pak, lain kali kami akan lebih disiplin lagi.” Sahut Ayu.
Pak Junho menegakkan tubuhnya lalu melipat kedua tangannya di depan dada, “belajar buat jadi yang lebih baik” ujarnya.
Yoona tersenyum manis sambil
Menatap Pak Junho, Pak Junho menatap Yoona lama membuat Yoona salah tingkah, ia kembali meletakkan tangannya di atas kepala Yoona.
“Bisa tolong ajarin?”
“Setelah sah baru saya ajarin.” Setelah itu Pak Junho meninggalkan Yoona yang masih mematung di tempat.
...Sooyoung Grasea...
...26 tahun...
...Kyungho...
...29 tahun...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments