Setelah mengurus pihak administrasi untuk operasi ibunya Dinka, Ervan segera menelpon Denis untuk mempersiapkan surat kontrak antara dirinya dengan Dinka. Ervan tidak bodoh, laki laki itu tidak mau gegabah apalagi ditipu oleh perempuan yang belum jelas asal-usulnya itu.
Bukan hanya asal-usulnya saja yang belum jelas tetapi Ervan sendiri juga tidak tahu siapa nama dari perempuan yang baru saja terikat perjanjian kontrak dengannya.
"Gue Ervanda, lo bisa memanggil gue dengan Ervan. Ah tapi kayaknya lebih enaknya kalau manggil aku dan kamu saja."
Ya saatnya Ervan berkenalan dengan Dinka, dimana saat ini keduanya sudah berada di depan ruangan operasi dengan Ervan yang menemani untuk menunggu ibunya Dinka selesai dioperasi.
"Radinka, panggil saja Dinka."
Mungkin dia harus sedikit lemah lembut dengan gadis yang ada di depannya itu, yang mana ia tahu bagaimana sikap dari Dink itu dan Ervan sendiri menginginkan untuk kerjasama dengan Dinka.
"Masih kuliah atau bagaimana,nm sepertinya kamu masih muda sekali?"
"Tentu saja, aku masih muda.. tidak tua seperti kamu dan aku masih kuliah masih semester 4 dan juga bekerja. Biasalah, aku hanya tinggal bersama dengan ibu di mana kondisi ibu belakangan ini sering sakit-sakitan dan terpaksa aku harus bekerja banting tulang untuk membiayai pengobatan ibu, meskipun aku sendiri kuliah mendapatkan beasiswa tetapi untuk makan dan juga biaya perawatan ibu sehari-hari rasanya tidak mungkin cukup."
Entah mengapa Dinka menceritakan tentang kehidupannya sehari-hari kepada Ervan meskipun ia sendiri belum paham betul siapa Ervan sesungguhnya, namun sepertinya laki-laki yang di sampingnya itu bukanlah laki-laki yang jahat hanya saja Dinka sendiri belum tahu apa motif Ervan meminta dirinya untuk menjadi kekasih kontrak.
Aku beruntung sekali mendapatkan gadis seperti Dinka, di mana dia memang benar-benar berasal dari keluarga yang kurang mampu dan itu sesuai dengan kriteria kakek, lalu bagaimana dengan kedua orang tuaku pastinya Mama tidak setuju jika aku berhubungan dengan perempuan yang bukan dari golongan kita...
Lagi lagi Ervan memikirkan tentang ucapan Mamanya kemarin di mana setelah ia keluar dari rumah sakit Mamanya langsung saja menghampiri Ervan dan meminta Ervan untuk mencari calon istri yang benar-benar sesuai dengan kriteria Mamanya itu di mana bibit, bebet dan bobotnya harus jelas .. tidak boleh sembarangan apalagi berasal dari keluarga yang tidak mampu...
Tetapi ia sedikit lega karena apa yang dipikirkan oleh kakeknya bisa ia kabulkan di mana memang kakek dan juga kedua orang tuanya itu berbanding terbalik dengan bagaimana nanti Ervan mendapatkan calon istri.
"Selain biaya operasi dan biaya perawatan ibu kamu, aku juga akan membiayai semua kuliah kamu sampai selesai dan tentu saja meskipun kita hanya kontrak selama 6 bulan tetapi aku akan melunasi biaya kuliah kamu sampai selesai."
"Kamu gila!! Aku sudah bilang kalau mendapatkan beasiswa selama kuliah ini dan pastinya kamu tidak usah capek-capek untuk membiayai kuliah aku sampai selesai karena aku yakin pastinya pihak kampus tidak akan mencabut beasiswa yang sudah diberikan sama aku."
Bukannya sombong dengan kemampuan yang dikuasai oleh Dinka dan juga kepintaran yang dimiliki oleh nya, yakin jika ia akan mendapatkan beasiswa sampai lulus kuliah nantinya bahkan jika kita mau Dinka juga akan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sampai jenjang S2.
"Ckk sombong sekali bukan seperti itu konsepnya, mungkin untuk kuliah kamu, kamu bisa mendapatkannya dari beasiswa tetapi untuk kebutuhan kamu dan ibu kamu sehari-hari nantinya apa kamu bisa memperolehnya? sementara kamu harus belajar dan juga merawat ibu kamu, aku tahu jika kamu selama ini bekerja tetapi itu juga tidak cukup untuk berobat dan juga memenuhi kebutuhan hidup kamu sehari-hari. Dan mulai sekarang aku yang akan menanggungnya, asalkan kamu mau mengikuti perjanjian dan juga persyaratan yang sudah kita kesepakati bersama."
Padahal Ervan sendiri tidak tahu jika Dinka bekerja di sebuah kafe dan selama ini Dinka sudah bergonta-ganti tempat kerjaan dan semuanya dia lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya dan juga perawatan ibunya.
"Terserah kamu saja, aku sudah tidak bisa berpikir lagi yang jelas aku mau ibuku sembuh, itu saja."
Ervan menganggukkan kepalanya pelan memang seperti ini yang diinginkan oleh Ervan di mana ia memilih perempuan yang tidak neko-neko dan juga tidak banyak menuntut tentang perjanjian kontraknya, Ervan sendiri juga belum menceritakan mengapa ia bisa menginginkan kekasih kontrak seperti ini.
Satu jam kemudian.
Ruang operasi sudah terbuka di mana dokter yang melakukan penanganan tadi keluar dan menemui Dinka saat ini.
"Bagaimana kondisi ibu saya dokter?"
"Alhamdulillah, berkat doa dari kamu.. ibu kamu bisa selamat tetapi beliau masih perlu istirahat dan tidak boleh diganggu dan juga pastikan kondisi ibu kamu stabil dan tidak memberikan berita-berita yang nantinya akan membuat kondisi ibu kamu ngedrop kembali."
"Alhamdulillah Terima kasih banyak dokter."
Akhirnya Dinka merasa lega meskipun ia harus berkorban untuk menjadi kekasih kontrak dari laki-laki yang tidak begitu dikenalnya tetapi ia sangat bersyukur sekali dengan bantuan dari Ervan, akhirnya ibunya biasa selamat meskipun itu semua dengan campur tangan oleh Tuhan yang maha kuasa.
Dinka segera mengikuti perawat yang membawa ibunya ke ruang perawatan saat ini di mana memang kondisi ibunya masih terlihat lemas dan belum sadar tetapi dengan ucapan dari Dokter kalau ibunya sudah selamat dan kondisinya mulai membaik, Dinka bisa bernafas dengan lega.
Ervan juga tidak tinggal diam, laki-laki itu juga mengikuti Dinka berada saat ini yang mana memang ibunya dirawat di ruang VIP sesuai dengan perintah dari Ervan yang sudah membayar semua biaya operasi dan juga biaya perawatan selama ibunya dirawat di sini, bahkan Ervan juga mengatakan kepada Dinka akan membayar semua biaya kehidupannya sehari-hari dan juga memberikan modal kepada ibunya nanti setelah sembuh.
"Masuk saja, aku di ruang anggrek nomor 54."
Sepertinya orang yang sudah ditunggu-tunggu datang dan Ervan meminta Denis untuk segera masuk ke dalam ruang perawatan ibunya Dinka.
"Ini Bos surat perjanjian yang Anda minta."
"Oke terima kasih Denis dan kamu boleh kembali ke perusahaan dan sepertinya aku tidak akan kembali ke sana dan langsung pulang."
Ya mungkin saja Ervan akan menemani Dinka beberapa waktu di sini, bukan karena ia ada rasa dengan gadis cantik itu tetapi ia sedikit iba dengan penderitaan yang dialami oleh Dinka, lagi pula ia belum ngobrol-ngobrol banyak dengan Dinka, dan juga memang Dinka harus bertemu dengan kakek dan dikenalkan oleh keluarganya.
"Bisa ikut aku sekarang, sepertinya kita harus ngobrol ngobrol banyak?"
Dinka melihat ke arah ibunya, ia pun mengangguk, lantaran memang ibunya belum sadar dan pastinya Dinka menitipkan ibunya itu kepada seorang perawat yang akan yang menjaga ibunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Cha Cha
berharap mereka jodoh aja dah yg model biarin paling juga dia banyak cem cemannya hahhaha
2024-11-13
1