Pagi ini Bright cuti kerja dia merasa malas untuk mengerjakan sesuatu alhasil dia hanya merebahkan tubuhnya di sofa dengan pikiran yang tertuju kepada satu orang saja.
"Dia begitu manis dan lucu." gumamnya sambil memejamkan matanya.
Beberapa saat kemudian mucul ide untuk pergi lagi ke tempat kerja Win, entah alasan apa lagi yang akan dia buat sedangkan tadi pagi dia belanja seluruh kebutuhan dapur nya.
Dia sudah siap dengan setelan santainya tapi tetap terlihat tampan.
"Selamat datang." ucap Win.
Bright berjalan di depan Win.
"Lo tuan balik lagi, ada yang bisa dibantu?" tanya Win.
"Eemm,,,tadi ada yang kelupaan." balasnya.
"O gitu, kalau butuh bantuan tuan bilang saja."
"He'em" jawab Bright sambil berjalan mencari makanan cepat saji.
Setelah beberapa saat dia mengambil mi instan dan menyeduhnya sekalian dimakan di tempat,disana sudah disediakan tempat duduk untuk pelanggan yang ingin makan atau minum ditempat.
Bright yang melihat Win sibuk dengan pekerjaannya tersenyum sendiri.
"Bagaimana bisa aku makan mi instan dan makan ditempat seperti ini Win, semua ini hanya karna aku ingin melihat kamu. Aku takut jika aku mendekatimu lebih cepat kamu akan berfikian buruk tentang ku." batin Bright.
--- win
"Kenapa ni orang ngliatin mulu, pakek makan segala pasti lama ni duduknya. Apa dia gak tau kalau muka nya itu nyeremin gimana gitu tapi ganteng heheheh." batin Win
"Aku kan jadi grogi kalau gini. Mana jam pulang juga masih lama." dia terus bermonolog sendiri.
Win menata setiap barang yang kosong dan dia merapikan semua barang yang berantakan. Win bukan anak yang malas, dia paling tidak suka dengan hal - hal yang kotor dan berantakan.
Setelah beberapa saat Bright selesai dengan makannya dan pamit ke Win.
"Aku balik dulu ya," sapa Bright
"Ah,,baik tuan trimakasih." balas Win
Bright sebenarnya tak rela pergi dari sana. Dia masih ingin melihat Win lebih lama lagi, tapi rasa itu tertimbun oleh gengsinya yang besar.
Sesampainya di apart phonselnya berdering.
"Ada apa!?" jawab Bright.
"Tak usah mencariku, aku hanya ingin sendiri!!" balasnya lagi dan mematikan telpon sepihak.
Itu tadi adalah Prim istrinya, Bright begitu malas menanggapi nya apalagi setelah dia bertemu dengan Win. Dia jadi tambah malas untuk pulang kerumahnya.
--
Sore hari pun tiba saatnya Win pulang kerja dan akan berganti ke pekerjaan malamnya.
"Kamu istirahat dulu Win, ini bibi mu bikin bubur!" ucap paman.
"Ya paman, Win mau mandi dulu." balas Win sambil berjalan ke kamarnya.
Setelah selesai dia menuju ke meja makan.
"Win apa kamu gak capek harus bekerja di dua tempat?" tanya bibinya.
"Gak bi, dibikin enak saja." balasnya.
Sebenarnya dia sangat lelah, tapi mau gimana lagi. Win gak mau bergantung dengan paman dan bibinya. Dia ingin membantu mereka meringankan ekonomi keluarganya. Dia juga punya cita - cita untuk memiliki toko roti sendiri. Tapi entah kapan itu, bisa untuk makan saja dia sangat bersyukur.
"Win mau tidur sebentar bi, nanti bangunin ya kalau udah masuk jam kerja." ucap Win.
"Ya!"
Win langsung menuju kamarnya dan tertidur dengan pulas.
"Win bangun sudah malam" teriak bibinya. Bibi yang kadang gak jelas,kadang baik kadang nyebelin tapi sangat menyayangi Win.
Win menggeliat mendengar bibinya berteriak.
"Baru juga tidur" keluh nya
Win segera mandi dan pergi dengan rutinitas biasanya. Dia memakai kaos putih dengan celana jeans, nanti ketika di tempat kerja dia akan menggantikan dengan baju kerja.
"Aku pergi dulu paman bibi!"
"Kamu tidak makan, seharian kamu hanya makan 1 kali saja Win." oceh bibinya.
"Gak usah, nanti bisa beli kalau lapar." balas Win.
Win pergi menaiki bus ke bar. Sesampainya disana dia segera mengganti setelannya dengan baju kerja. Win tidak pernah masuk lewat pintu depan dia selalu menggunakan pintu samping. Menurutnya hal itu ia lakukan karena dia merasa hanya bekerja dibagian belakang jadi dia tidak perlu memperhatikan situasi depan. Win tidak begitu menyukai asap rokok dan alkohol jadi dia lebih memilih di belakang.
Malam semakin larut banyak tamu berdatangan. Win mulai disibukkan menyiapkan beberapa makanan.
Joss dan teman - tamannya juga datang termasuk Bright. Dia dipaksa Joss untuk minum merayakan ulang tahunnya.
"Pesan seperti biasa!" ucap Joss.
"Baik tuan." pelayan itu pun segera pergi meninggalkan ruang vvip.
Beberapa saat kemudian datanglah pesanan mereka.
"Ayo lah broo,,,kita habiskan malam ini dengan minum yang banyak. Ini ulang tahunku! " ujar Joss.
"Bukankah sudah ada istrimu, bisa - bisa kau pulang sudah menjadi abu jika dia tau." balas Bright.
"Tenang saja dia sudah memberiku ijin dan kebetulan dia pergi kerumah orang tuanya jadi tak masalah." jawabnya.
Bright hanya diam tak menimpalinya. Dia tak ingin mabuk,kalaupun dia ingin minum itu hanya sewajarnya saja. Tapi kali ini dia ingin menemani sahabatnya sekaligus rekan bisnisnya.
Joss terus menuangkan minuman ke gelas Bright. Tak lupa ada mike dan top yang sudah mabuk duluan. Bright terus meminumnya hingga pusing melanda.
"Sudah cukup Joss aku tak sanggup lagi." keluh Bright.
"Heeiii,,,ini baru setengah nya saja belum semua" jawab Joss yang juga mulai pusing tapi masih sadar. Dia terus menuang minuman itu ke gelas Bright.
Bright merasa sudah tak sanggup lagi meminta di antar pulang oleh supir pengganti kepada Joss. Tapi Joss sudah merencanakan semuanya dia pergi mencari seseorang didalam.
"Dimana Win?" tanay Joss pada pelayan lain.
"Ada di belakang tuan" jawabnya
Joss langsung kebelakang bagian dapur.
"Win,,Win,,!" Joss berteriak - teriak
Win yang mendengan namanya dipanggil segera berlari.
"Ya tuan ada yang tuan butuhkan?" tanya Win polos.
"Ada, ikut aku sekarang!" perintah Jooss.
Win berjalan mengekori Joss menuju ruangan vvip.
"Antarkan pulang dia, dia sudah mabuk berat dan tidak bisa membawa mobil sendiri." pinta Joss.
"Tapi tuan saya tidak tau rumahnya dimana." balas Win.
"Antarkan dia ke alamat ini!" Joss memberikan alamat apart Bright.
"Tapi ini masih jam kerja tuan" Win mencoba berbagai alasan agar dia tidak berdua dengan Bright.
"Aku yang akan ijinkan kepada bos mu tidak usah takut."
"Tapi tuan,," belum selesai Win ngomong langsung di potong oleh Joss panggilkan bos nya.
Gun datang dengan penuh tanda tanya
"Ada yang bisa dibantu tuan?" tanya Gun.
"Ijinkan dia mengantar pulang temanku, hanya Win yang dia kenal disini. Aku tidak bisa mengantarkannya kami sama - sama mabuk!" bohong Joss.
"Baiklah, kamu bisa mengantarnya kan win?" tanya Gun sambil mengedipkan matanya.
" Haahhh,,,ii iiyaa deh" jawab Win terpaksa,
"Sialan lo Gun. " batin Win.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments