"Hari ini Gue gajian. Mau jalan-jalan bareng Gue gak?" tanya Gue pada Lia yang sedang membereskan sisa-sisa jualannya.
"Mau jalan-jalan kemana?"
"Pantai? Taman bermain? Luar negeri?" usul Gue.
"Luar negeri? Gaji kamu cukup untuk kita ke luar negeri?" tanyanya seraya menghentikan pekerjaanya.
"Cukup. Untuk Lo akan Gue usahain."
"Sebenarnya ada tempat yang pingin aku kunjungi." Lia tersenyum nakal.
"Di mana?" tanya Gue. Gak heran, cewek-cewek pasti akan menjawab, Jepang, Paris, Amerika, Korea.
"Bioskop." jawabnya lugas.
"Di New York ada bioskop yang jual popcorn terenak di seluruh dunia. Mau kesana?"
Lia tertawa lalu membuka keran dan kembali mencuci.
"Gue serius, Lia." jujur Gue tersinggung dan menutup keran air di hadapannya.
"Serius mau nonton bioskop di New York?" tanyanya
"Iya. Lo kira gaji Gue gak sanggup bawa Lo ke New York?" ketus Gue
"Mau seberapa pun gaji kamu, mending kita nonton di mall saja yah." Lia mengusap hidung Gue dengan jari dia yang penuh busa sabun.
"Lo gak pengen nikmati uang Gue?" nada gue menurun
"Aku ingin kamu nabung untuk kuliah." ujar nya
Gue bohongi Lia kalau Gue gak kuliah ketika dia menceritakan cita-cita dia adalah pengen kuliah. Bagi Lia, kuliah adalah salah satu hal penting yang harus di lalui setiap orang. Sama pentingnya dengan sekolah dari SD sampai SMA. Setelah lulus kuliah, dia ingin kerja di kantor yang bergengsi dan menjalani hidupnya sebagai bussines woman. Dia juga mengharapkan hal yang sama buat Gue. Berharap Gue bisa kuliah dan mencari pekerjaan yang layak, menaikkan derajat keluarga dan membanggakan orang tua selama mereka masih hidup.
"Baiklah, malam ini kita pergi nonton." Gue ngalah
Pertama kalinya Gue menggengam tangan Lia ketika karakter utama di film Transformer sedang di kejar kawanan robot alien yang jahat. Lebih tepatnya Lia yang menggengam tangan Gue terlebih dahulu tapi hendak dia lepaskan setelah sadar dan Gue meraih tangannya kembali. Sejak gengaman pertama ini, Gue yakin mau melanjutkan hubungan Gue yang lebih serius dengan Lia. Gue ingin dia menjadi pacar Gue.
Gue menyatakan cinta semenit sebelum film selesai. Semua ketegangan sudah berlalu, pemeran utama mendapatkan kemenangan dan Lia berkata, 'Mau'.
***
Seminggu berlalu sejak kami pacaran. Lo mungkin akan berpikiran sama seperti Farhan kalau Gue sudah tiduri Lia. But, this time No. Farhan mengatakan kalau Gue uda gila, dia bahkan nuduh Gue impoten atau gak bisa ereksi karena Lia. Kenyataannya adalah Gue sedang menahan diri. Gue gak mau nyamain Lia dengan cewek-cewek matre yang hanya bisa meloroti uang Gue. Lia berbeda, dia memasak setiap hari untuk Gue, menyiapkan kebutuhan Gue, mengajari Gue masak, hidup hemat dan minimalis. Percaya atau gak, kalau Farhan pasti gak percaya kalau Gue bilang hidup seperti ini bersama Lia lebih tidak membosankan dari pada kehidupan Gue sebelum kenal Lia. Farhan akan bilang, "bull ****, bro. Lo yang biasa pigi golf, selancar, *traveling around the world. Bagaimana bisa di bandingkan dengan ngamen, masak, jualan, stay at home*." Tapi inilah yang terjadi, hidup Gue berputar seratus delapan puluh derajat.
Beberapa waktu ini hidup bersama Lia membuat Gue kadang lupa kalau Gue punya kartu kredit unlimited, tabungan, saham dan semua kekayaan yang gak akan habis selama bisnis orang tua Gue masih berjalan. Setiap Gue mengajak Lia makan di restoran karena tidak mau membuatnya terlalu capek di dapur, tapi dia selalu mengatakan kalau senang bisa memasak untuk Gue. Gue mengajaknya traveling dan menutup warung es selama beberapa hari tapi Lia malah mengajak Gue pergi ke pasar tradisional tempat dia berbelanja setiap hari.
Tempat menjijikkan, bau, becek, lembab penuh dengan bakteri dan kuman yang tidak akan lagi Gue datangi. Lia memperkenalkan Gue sebagai pacarnya pada ibu-ibu penjual yang semua dia kenal. Gue canggung dan tidak nyaman tapi kemudian senang karena Lia senang. Entah apa yang akan di katakan Bokap Gue kalau tahu Gue ke pasar tradisional dan belanja, sedangkan Bokap Gue punya puluhan Fresh Market** di beberapa Mall yang tersebar di setiap kota besar. Mungkin akan bangga karena merakyat atau marah karena? Entahlah, bokap gak punya alasan untuk marah selain Gue selalu menolak ke kantor.
"Tony, bisa tolong belikan nenas satu dan rambutan satu ikat?"Seru Lia dari luar pada Gue yang sedang berusaha menerka yang mana garam dan penyedap di dapur. "sudah siap menumis bayamnya?"
"Sudah." Jawab Gue dan cepat mencampur garam sedikit dan penyedap sedikit ke bayam yang hampir kering lalu mengacak-ngacaknya asal sebelum Lia sampai di dapur.
"Nampaknya sedap dan wangi. Kamu mungkin berbakat jadi koki, mungkinkah kita buka restoran tahun depan?" Lia mencium pipi Gue dan Gue memeluknya dari belakang sembari dia mencoba mencicipi bayam masterpiece Gue.
Sendok Lia terhenti di udara sekitar tiga detik setelah dia mencicipi bayam yang katanya nampak sedap. Feeling Gue pasti rasanya mengecewakan. Mungkin terlalu asin karena Gue campur garam dan penyedap.
"Maafkan gue yah kalau rasanya gak enak." Gue mencium ubun-ubunnya
"Ini enak loh. Serius, kita mungkin harus membuka restoran." puji Lia dan menyendok sedikit lalu di berikannya pada Gue.
"Ini hanya bayam yang habis mandi di air laut."
"Tapi bagi ku ini enak."
"Makasih pujiannya, sayang." Gue mengecup bibirnya yang setiap detik ingin Gue ***** tapi selalu Gue tahan.
"Bisa belikan nenas dan rambutan?"
"Apa yang tidak untuk Lo?"
Setelah itu Gue nyesal. Terakhir ke pasar, kami naik angkutan umum yang penuh sesak, bau keringat dan musik cempreng dari speaker segede koper yang di simpan di bawah kursi penumpang. Sekarang Gue berdiri di pinggir jalan raya dan tidak tahu harus naik angkutan yang mana untuk sampai di pasar. Damn it ! Gak mungkin juga Gue jalan dua kilo meter lalu menenteng nenas dan rambutan jalan pulang dua kilo meter lagi.
"Bro, jemput Gue sekarang juga." Farhan solusi gue satu-satunya. Gue sumpah kalau Farhan menertawakan Gue, jangan harap dia bisa nikmati botol-botol Gue secara gratis lagi.
Lima belas menit berlalu, sebuah benz hitam berhenti di depan Gue. "Hey Bro, Come in!"
"Cepat jalan Bro. Benz Lo terlalu mencolok."
"Tumben jam segini ngajak Gue out. Mau kemana kita? Bowling?"
"Pasar."
"What?"
"Antar Gue ke pasar."
"Hell What? Lo mau ngapain ke situ?"
"Beli buah."
"Market bokap lo banyak buah."
"Kurangi bacot Lo dan antar Gue ke pasar, ok?"
"Ok..Ok.. Got it. Got it."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments