11. ngidam

...#####...

"hemmm sebenernya gue bosen banget, tapiii gue gangsi juga buat keluar, huaaaaaa gue kudu begimana" ruby sedari tadi terus meraung raung ia sudah terlalu bosen. Sebenrnya ini waktu terlama mengurung diri biasanya cuma 3 hari paling lama.

"mana ngidam pengen makan brownish lagi guee, huftt" ia hanya bisa menghela nafas gengsinya terlalu gede dari pada ngidamnya.

"baby maafin mami ya, mami belum bisa bikinin brownis buat baby. Besok deh mami keluar kamar okeyy"

Ruby yang merasa bosen mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan kamar ia mengamati semua barang furniture yang ada di kamarnya.

Kamarnya sangat mewah luas bernuansa modern tapi dengan perpaduan warna putih dan coklat susu. Sangat menenang kan bagi ruby.

Saat sedang mengamati furniture yang ada di kamarnya ia tak sengaja melihat atas lemari ada sebuah benda yang menarik perhatiannya.

ia berjalan ke arah lemari dan mecoba mengamatinya.

Ternyata itu sebuah buku, satu pemikiran terlintas olehnya dari pada penasaran lebih baik ia melihatnya tapi bagaimana cara mengambilnya sedangkan lemarinya sangat tinggi menjulang.

Ruby pun mengedarkan kembali pandangannya mencari sesuatu yang bisa membantu nya ke atas lemari. Matanya berhenti di kursi meja rias tanpa senderan.

ruby segera mengambilnya dan memopisiskan di depan lemari.

Ruby pun menaiki kursinya akan tetapi itu masih belum bisa membantunya smpai ke atas.

ia harus jinjit lebih tinggi lagi agar tangan nya menyentuh barang yang ia dapat.

ruby sangat berusaha untuk mencapai atas lemari tapi tiba tiba ruby merasa kaki nya hilang keseimbangan mengakibatkan kursinya terjatuh.

Prankkk

tangan ruby spontan memegangi ujung atas lemari karena lemari nya sangat tinggi ruby pun sampai bergelantungan.

Ia berusah mencari tameng agar bisa berpijak karena tangannya sudah tidak bisa menopang berat badannya lagi. Kalau ia menjatuhkan dirinya ia sangat takut menyakiti babynya.

BRAKKK

"RUBYYYY.." .

ruby yang merasa kaget akan suara keras itu segera menolehkan kepalnya ke arah suara.

terlihat pintu yang sudah tidak menempel pada tempat nya dan seseorang yang terlihat sudah mendobraknya.

Semua pandangan mengarah ke arah ruby dengan pandangan kaget dan khawatir.

bara segera mungkin menghampiri istrinya untuk membantunya turun dari lemari.

"sayang turun, kita bisa bicaraain ini baik baik, plisss jangan gegabah" bara pun berusaha menurunkan ruby.

untung nya ruby tidak menolak dan langsung menerima bantuan bara karena memang ia sudah tidak kuat menopang.

Ruby pun di gendong ala bridal style oleh bara ke tempat tidur mereka dan membaringkannya.

"PANGGIL DOKTER CEPEET!!" titah bara dengan keras membuyarkan lamunan mereka. Dengan segera mereka menghubungi dokter pribadi keluarganya.

tadi sebelum ruby di bawa ke tempat tidur ia sempat sempetnya mengambil buku yang sudah ia pegang dan memasukannya ke dalam cardigan nya.

"kamu ngapain panggil dokter?" tanya ruby dengan kebingungannya.

"buat periksa kamu nak, takut ada yang luka" jawab ayana, sedangkan bara ia sedari tadi menangis menenggelamkan kepalanya di perut ruby.

"ehh kamu kok nangis" ruby yang sadar saat tangan nya basah melihat ke bawah ternyata bara yang sedang menangis di perutnya.

semua orang yang mendengar ucapan ruby mengalihkan pandangannya ke arah ruby. Mereka semua mendelik kaget saat tau seorang bara yang dingin kejam ternyata sedang menangis.

"Pptthhh hahaahha" arkana yang melihatnya tidak bisa menahan lagi tawanya, ia tetawa terbahak bahak melihat kelakuan kakaknya .

"ngapain?" tanya bara datar melirik tajam arkana yang tengah tertawa.

"ekehmm enggak sorry" jawab arkana yang sedang berusaha menahan tawanya.

"ka..kamu tadi hikss ngapain di atas jangan gegabah hiks kita bisa bicarain baik baik hiks" bara saat itu terlihat seperti anak kecil yang tengah menanyakan sesuatu kepada ibu nya.

ruby yang melihatnya hanya tersenyun geli.

"aku gk ngapa ngapain" ucap santay ruby.

"gk ngapa ngapain hiks tapi kamu bergelantungan di atas" bara masih sesegukan dibuatnya.

"udahh bara biarkan ruby istirahat dulu, nanti dokter sebentar lagi sampai sini" ucap ayana.

"eh mah kayaknya gak usah panggil dokter, aku gak papa kok aku sehat" ruby cepat cepat mencegahnya.

"tapi.."

"gak usahh aku gak papa serius, emm tapi a..aku pengen sesuatu" cicit ruby

"pengen apa nak? bilang sama ayah" tanya ayah cendrik yang sedari tadi diam.

"emm rubyy pengen di bikinin brownis ..." ucapan ruby di potong oleh bunda isla

"bunda bikinin yahh!"potong isla, sebenernya ia sedari tadi diam takut ruby marah ketika melihatnya tetapi saat ruby menginginkan sesuatu ia segera menawarkannya siapa tau dengan ini ia bisa memaafkannya.

"emm rubyy ... pengen di buatin samaa papa jacob" ucap ruby sambil melirik papah mertua nya tidak enak. Dan ia merasa gugup takut papahnya tidak mau.

Semua orang termasuk jacob yang mendengarnya merasa kaget, bagaimana tidak ?? seorang jacob yang tegas berwibawa dan tidak pernah menyentuh peralatan dapur kali ini sang menantu ngidam brownis buatannya.

bara yang sedari tadi asik dengan tangisannya segera berbicara.

"aku ajaa yang bikinin buat kamu, jangan papah!!" sarkas bara.

"ihhh tapi aku pengen papah yang buatin" ucap ruby sambil negerucutkan bibirnya.

"iyaah papah mau kok mauu" bukan jacob yang menjawab tapi ayana lah yang menjawab, jacob yang masih merasa kaget sedang berusaha mencerna semuanya.

"iya kan pah??" ayana menyikut perut jacob dan meliriknya tajam dengan senyum manis memaksanya untuk mengatakan iya.

"i..iya mau" gugup jacob.

"yeayyyy makasih papah"

******

Saat ini ruby sedang berada di depan tv bersama bara yang sedang tiduran di atas sofa dengan paha ruby sebagai bantalannya.

Seluruh keluarganya sudah pulang kini hanya tersisa bara ruby dan kedua orang tua bara, mereka belum pulang karena jacob harus memasak brownisnya untuk sang menantu sedangkan ayana membantu jacob memasak.

Ngomong ngomong tentang kejadian kemarin ruby sudah memaafkan semuanya, termasuk sang bunda akan tetapi bukan berati ia sudah care kembali kepada bundanya.

Ia memang memafkannya tapi ia tidak se resfect dulu kepada bundanyaa.

Ruby juga sudah memaafkan bara, ia sempet menjahili bara ia berpura pura masih marah kepada bara agar ruby bisa melihat bara menangis lebih lama.

karena tidak tega melihat suaminya kacau ia pun segera memafkannya.

"kamu gak pangen ngidam apaa gitu yang pengen di turuti sama aku?" bara mendongakan kepalanya bertanya kepada ruby.

"gak ada " ucap ruby singkat yang msih fokus dengan tv nya.

"kok kamu malah minta sama papah si,gak ke aku"

"ya aku juga gak tau, orang kemauan baby"

bara pun beralih ke perut ruby.

"babyy gak pengen apa apa gitu dari ayah? " tawar bara seolah olah baby dalam perut ruby bisa mendengar dan berbicara.

Ruby yang mendengar panggilan ayah ia segera mendunduk protes kepada bara.

"ihh kok ayahhh si" protesnya.

"lahh emang kamu mau di panggil apa?"

"akuu mau di panggil mami"

Bara pun mengnyeritkan dahinya bertanya

"kok mami?"

ruby kembali mengalihkan atensinya ke arah tv.

"soalnya kalo ayah bunda itu udah ada orang tua aku, kalo mamah papah itu udah ada orang tua kamu" jelas ruby.

"tapi ..mami papi juga ada tante kamu tante emily sama om harry"

"ya gak papa lah kita kan jarang ketemu mereka, apalagi mereka di luar negri, kalo ketemu bunda sama mama kan sering"

"yaudahh terserah kamu" bara pun segera menenggelamkan kepalanya ke perut ruby.

mendusel duselnya.

Tbc

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!