"kirana,,mainnya jangan jauh jauh nak!", teriakku.
Kulihat kirana mengejar bola plastiknya ke tepi kuburan,dan berdiri mematung seolah menatap sesuatu yg membuatnya tak menghiraukan panggilanku
"Kiranaaa!", teriakku lagi
"Iya bunda,,kok manggil manggil terus sihh", ucapnya dengan lugu
"Bunda khawatir nak", ucapku
"Kenapa harus khawatir bun,disitu kan banyak orang,baik baik lagi", ucapnya.
Aku tak kaget,karena hal itu sudah biasa terjadi bagiku,akupun begitu waktu kecil,tapi zaman sudah berubah,kirana tak pantas lagi bergelut dengan kehidupan yg penuh mistis.
"Mereka kan udah dewasa semua anakku,sedang kamu masih kecil", ucapku
Kirana tak menjawab lagi,ia malah masuk sambil mendekap bolanya.dan masuk ke kamar eyangnya.
"Eyang,kirana mau tidur disini", ucapnya
"Tumben mau tidur sama eyang,emang ada apa?", yanya nenek yg disapa eyang putri oleh kirana
"bunda banyak amat larangannnya,udah lah kirana mau tidur",ucap kirana langsung naik ke dipan nenek
"kirana kok ngambek zalimah,ada apa?", tanya nenek
"Kirana suka ke tepi kuburan nek,disitu para arwah suka menampakkan diri,zalimah khawatir aja pada perkembangan otak kirana", ucapku
Nenek tersenyum menggelengkan kepalanya
"Ada ada saja kirana", ucap nenek
Kirana anak yg sangat peka terhadap apa yg terjadi pada sekelilingnya,padahal masih segar dalam ingatanku disaat aku panik karena air ketuban yg sudah pecah,baru saja mas arya menggendongku ke mobil,sudah melahirkan di depan pintu.
Jadinya kirana memang unik,karena lahir di depan pintu dalam gendongan ayahnya.
Aku kadang tersenyum bila mengingat saat itu,nenek dengsn sigapnya menangkap bayiku yg hampir terjatuh ke lantai.
"Eyang putri,kirana gak mau lagi minum susu,kirana kan udah gede,pengennya minum kopi seperti mbah lanang",teriak kirana dari dekat jendela.
"Anak kecil dilarang minum kopi nak,kata dokter tidak baik bagi kesehatan", ucap mbah lanang
Tapi kirana tetap rewel jadinya sekarang minum kopi juga tapi untuk mengakali kopinya dikasi sedikit saja.
Menghadapi kirana,rasanya dikit mengurangi ketidakwarasan,beda dengan mas arya yg cenderung menuruti setiap keinginan kirana yg aneh aneh.
Kirana paling suka main tanah,bikin kubur kuburan,dan mengafani lidi baru dikuburkan.
Sungguh aneh kelakuannya
"Biar aja sih bunda,itu proses perkembangan otak anak anak,semuanya akan berubah seiring waktu", ucap mas arya.
Tibalah saatnya kami harus pindah,karena aku ditugaskan diluar daerah bersama mas arya,nenek dan kakek juga kubawa karena aku tak sanggup berpisah dengan kedua orang tua itu,tapi kirana ngotot tidak mau pergi dari sini,berhari hari ia mengamuk dan menangis meraung raung saat kami harus pindah,ia memeluk tiang rumah tak mau melepaskan pelukannya.
kami juga tak mungkin meninggalkan kirana disini bersama kakek dan neneknya
Kepindahan kami batalkan dulu,kulihat mas arya duduk bertopang dagu,sangat susah memilih,antara tanggung jawab keluarga dan pekerjaan.
*******************************
Namaku kirana
Aku umurku baru 7 tahun,aku tak mau dikatakan anak kecil lagi,aku bahkan sudah bisa mandiri,makan sendiri,mandi sendiri dan bermain main dengan bebasnya bersama semua makhluk abstrak sekalipun.
Aku bahkan bisa berkomunikasi dengan mereka,makanya disaat ayahku mengajakku pindah,aku tetap bertahan disin,rumah di tepi kuburan adalah istana bagiku,juga disini ada nenek rukmini dan kakek januar yg sangat menyayangiku,meskipun bunda tak bisa melihatnya lagi karena ketajaman indera ke 6 bundaku,berpindah ke aku.
"Kirana,akan tetap disini", ucapku
"Bila ayah dan bunda diharuskan tugas diluar,silahkan.karena aku tetap disini", ucapku
Aku sangat cerdas dan selalu menempati posisi pertama di sekolahku,bagiku tak ada pelajaran yg sulit,semuanya dapat kuselesaikan dengan baik.
Melihat tekadku yg sangat kuat,tidak mau pergi dari sini,mbah lanang dan eyang putri,dengan senang hati menemaniku.karena mereka sebenarnya juga enggan meninggalkan rumah ini,juga disini kami sudah memiliki sawah,kebun dan sapi yg banyak.
"Kirana mau ikut menyabit rumput nanti", ucapku pada eyang putri
"Gak usah nak,sapi itu tak perlu dicarikan rumput,mereka sendiri yg merumput",jawab eyang putri
Aku hidup bahagia bersama eyang putri dan mbah lanang
Sekarang aku sudah duduk di kelas 3 SMP
Peringkat pertama tetap kuraih terus,dan tetap menjalani kehidupan seperti dulu,aku tak pernah membanggakan statusku sebagai anak seorang dokter dan polisi berpangkat tinggi.
"Kirana,kok gak ikut bunda dan ayah ke kota?", tanya temanku
"Aku lebih suka tinggal di desa Wen", jawabku
"Kok begitu,kita malah lebih suka jadi anak kota kamu kok aneh sih?", tanya weni
"Kirana kan cucu dedemit weni", tiba tiba dedi nyeletuk
Membuatku jadi emosi,tanpa sadar kutampar wajahnya hingga bengkak dan memerah,lalu kami di panggil kepala sekolah karena bikin keributan
"Kirana,kenapa bisa menampar dedi?", tanya pak kepsek
"Ia bilang saya cucu dedemit pak", jawabku
"Betul apa yg dikatakan kirana ded?", tanya pak kepsek.
"i ya pak", jawab dedi
Kupandangi dedi dengan sorot mata tajam,ingin rasanya ku mencabik cabik wajahnya yg culun itu
"Sebaiknya kalian saling memaafkan", kata pak kepsek
Tapi dedi menolaknya malah bilang sesuatu yg sangat pedas
"Ia memang cucu kuntilanak pak", ucap dedi
"Kuntilanak itu tidak mengganggumu dedi,yg memalukan itu jadi anak maling,kau tahu ded,yg menangkap bapakmu itu ayahku dan jika bukan karna ayahku,bapakmu sudah mati diamuk massa dikota", aku menunjuk ke jidat dedi
Pak kepsek terkejut mendengar penuturanku,jadi gosip tentang maling yg tertangkap dikota itu bapaknya dedi.
"dedi,ulahmu sendiri yg mempermalukanmu,ayo pergi dari sini", ucap pak kepsek
"Ayo nak kirana,bapak mewakili dedi minta maaf atas kesalah pahaman ini", ucap pak kepsek
Seketika diadakan rapat dikantor,membahas kelakuan dedi pada kirana,yg akhirnya dipermalukan kirana yg ternyata anak seorang polisi
"Kirana anaknya pak arya pak,ia kasatreskrim di polres", kata pak lubis
"Betul pak,ibunya itu seorang dokter RSUD kabupaten,ia putri daerah disini,hanya kirana menolak pindah ke kota,anak itu sebetulnya sangat baik pak,tidak pernah sombong,hanya dedi yg memang kurang ajar,bawaan dari orang tuanya", tambah bu marta
"Saya curiga bu,tentang pembongkaran kantor kita beberapa bulan yg lalu,yg mengakibatkan kerugian puluhan juta,jangan jangan itu bapaknya dedi,karena tadi kirana bilang,bapaknya dedi hampir mati di tangan massa,untung katanya ditolong pak arya", ucap kepsek
Merekapun sepakat mengusut kembali pencurian itu,siapa tau kirana bisa membantu.apalagi kata guru guru disini pada kenal,kirana itu anak indigo
"Ia pernah mengikuti olimpyade matematika dan IPA di tingkat propinsi pak,dan berhasil meraih juara pertama", ucap pak lubis sebagai wali kelasnya.
"Pantas lah,kirana kan anak pejabat pasti mskanan dan Vitaminnya terpenuhi", kata bu dina
"Kirana punya kelainan pak kepsek,saya pernah kerumahnya,ternyata anak itu sukanya minum kopi hitam", ucap pak lubis lagi
"haaaaa?", yg benar
Mereka semua terperangah mendengar penuturan pak lubis
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments