Sejak keluargaku berhasil kusatukan dirumah tua yg telah kurenovasi ini,kebshagiaanku terasa lengkap,rutinitas minum teh dibawah taburan bintang kian sempurna
Akhirnya bintang bintang yg bertaburan kian terasa indah sinarnya.
"Ayah, kakek Nenek,ayo keluar semua,zalimah sudah sediakan perapiannya", teriakku dari luar
Aku sudah menyiapkan ikan,daging sapi dan daging ayam yg kubeli tadi di pasar,malam ini aku ingin mengajak ketiga orang yg kusayangi,bakar bakaran dibawah sinar rembulan yg sempurna.
"Zalimah,tidak usah bikin acara begini terus nak,uangnya di tabung aja,untuk masa depanmu", tegur nenek saat melihatku menyiapkan porsi yg cukup
"Nih kan sekali kali aja nek,gak seterusnya kok", jawab zalimah
Malam semakin indah indah dengan semilir angin yg menghembus
Potongan demi potongan daging tandas masuk ke perut tanpa kerasa karena dibawa becanda.
"Kira kira kalau zalimah udah menikah,moment begini masih ada nggak?", tanya ayah setengah menggoda
"Tentulah ayah,masa nggak lagi", jawabku
Selesai makan,kami belum beranjak dari tempat duduk,di jalanan terlihat kabut yg menggumpal sangat pekat seperti asap api .
"Rukminiii!", seru ayah tiba tiba
"Anakkuu!",pekik nenek yg rupanya juga melihat rukmini,ibuku berdiri diantara gumpalan kabut tebal itu.
Kami jelas melihatnya karna ia terpantul sinar rembulan yg bersinar terang malam ini,tak lama sosok itupun menghilang.
"Nenek kok bisa tau itu ibuku?", tanyaku
"Ia Sosok Nenek waktu masih muda nak", jawab nenekku dengan air mata berlinang
"Mungkin rukmini,ingin turut merasakan kebahagiaan kita,hingga ia menampakjan wujudnya walau hanya sesaat", ujar kakek
Sungguh malang nasib ibuku yg harus meregang nyawa di tangan suaminya sendiri.
"Ayoo semuanya segera masuk,angin malam sudah semakin tak bersahabat", ucap kakek mengingatkan.
Aku mendapatkan tugas 15 hari di sebuah daerah terpencil di pedalaman jawa timur.dan untuk sementara tugas dokter kupercayakan pada seorang calon dokter yg menjadi tenaga sukarela.
perjalanan yg sangat melelahkan,namun akhirnya ksmi bisa menaklukkan daerah ini yg tepat berada di puncak gunung di wilayah kota P
Acara perkenalan dengan warga sudah usai,dan kami sebanyak 7 tim dokter di tempatkan pada rumah warga yg terpisah pisah,kebetulan aku di tempatkan di rumah sepasang suami istri yg sudah agak uzur
"Dokter zalimah,ini rumah yg dokter tempati selama masa tugas disini", ucap seorang aparat TNI yg mengantarku
"Terima kasih ya pak", ucapku
"Nak dokter,maaf ya rumah mbah buruk dan agak kotor", ucap mbah putri yg bernama sutinem
"Iya mbah,aku maklumin kok,yg penting mbah tulus menerimaku disini", ucapku
"Mbah,sangat bahagia bisa di tumpangi dokter cantik ",ujar mbah putri sedikit memujiku
"Masuklah ke kamar nak,siapa tau kecapean dengan perjalanan panjang",kata mbah putri
Mbah putri meski sudah berumur 85 tahun,tapi keliatan masih segat,tubuhnya masih bugar dan masih suka pergi ke kebun.
Ia hidup bersama suaminya yg bernama mbah Zaid yg meski sudah berumur 90 tapi masih keliatan gesit.
"Dokter zalimah ayo makan nak", teriak mbah putri dari dapur
Aroma masakan mbah putri sudah tercium dari tadi menggugah selera makan
"Iya mbahh,Woww masakan mbah putri harum sekali pasti enak", ucapku
Betul dugaanku,masakan mbah putri sangat enak,menu restoran pun kalah citarasa dari hidangan ini
"Enak sekali masakan mbah", ucapku
"Hanya makanan desa nak,tadinya mbah ragu ragu,masakin apa buat kamu,takut nak dokter tak menyukainya", ucap mbah putri.
"Sangat suka mbah,karena saya juga orang desa", ucapku merendah
Desa ini sangat indah,dengan suasana pegunungan yg sangat sejuk,membuat kami merasa betah di perkampungan yg tak terlalu banyak penduduknya ini.
Kami di tugaskan kesini,untuk penelitian kasus HIV dan Gerakan Anti Narkoba yg kian marak di Negeri ini.
"Kok bisa ya zal,wilaysh terpencil begini meningkat kasus HIV nya", ucap Dokter lusi di sela sela penelitian di puskesmas setempat.
"Lusi,disinikan banyak perantau yg tidak menutup kemungkinan bekerja sebagai PSK di perantauan", jawabku
"Dokter zalimah benar,suatu wilayah yg banyak warganya keluar merantau sangat besar potensinya,mengidap penyakit menular ", ujar Dokter Rizal,satu satunya dokter cowok di tim ku
"Sore kemarin saja,aku keluar keliling keliling kampung naik sepeda,banyak kulihat remaja bahkan sudah bapak bapak,seperti seorang pecandu narkoba", Ucapku
"Dokter zalimah yakin?", dokter lusi
"Iya dokter,waktu dikota saya sering menerima pasien yg sudah kategori pecandu berat narkoba",jawabku
"Negara kita sudah dirusak generasi mudanya oleh narkoba dokter,kita harus berjuang menumpas narkoba dengan mengadakan pendekatan ke warga tentang bahayanya narkoba di sekitar kita", Dokter Risma memberikan penjelasan.
Ternyata dibalik keindahan desa ini tersimpan banyak masalah pada warganya,narkoba bisa bebas masuk padahal ada aparat yg berpatroli,atau kah karena akses menuju kesini yg sulit di lewati mobil,membuat para bandar narkoba dengan leluasa menggunakan wilayah ini sebagai tempat transaksi.
"Adek ada keluhan apa?", tanyaku pada seorang remaja yg diantar ibunya malam kerumah yg kutumpangi
"Mataku berkunang kunang dokter dan kepalaku sakit", jawab remaja itu
Kuperiksa bola matanya,sepertinya anak ini kurang tidur,nya kelelahan di matanya
"Adik ini sebenarnya tidak sakit bu,cuma kurang tidur,jadi dokter cuma beri Vitamin ya" ,ucapku.
"Adik,keluar dulu ya,dokter mau bicara dengan ibu,bolehh?",tanyaku meminta persetujuan remaja itu.
"Tentu boleh dokter,bu aku duluan ya?", ucap anak itu
"Anak ibu,apa sering bergaul dengan anak anak sekitarnya!", tanyaku pada ibu muda yg duduk di depanku ini
"Iya dokter,anakku itu bebal dan bandel,susah diberitahu apalagi bapaknya merantau ke kalimantan", ucapnya
"Anak ibu tolong diawasi ya,dari hasil pemeriksaanku tadi,sepertinya anak ibu mengkonsumsi obat obatan terlarang", ucapku terus terang
Kuliha tibu yg didepanku ini terkejut bukan kepalang
"Betulkan dokter?" tanyanya lagi
"Maaf ya bu,demi kebaikan anak ibu,terpaksa dokter mengatakannya,anak ibu sudah pecandu berat", ucapku
"Lalu apa yg harus kulakukan dokter?",Tanyanya lagi
"Besok ibu ke posko,temui kami para tim dokter,disitu ada temanku dokter juga yg khusus menangani para pecandu narkoba", jawabku
"Terima kasih informasinya dokter,saya pamit dulu", ucapnya.
Generasi muda di ambang kehancuran oleh pengaruh narkoba yg telah sampai hingga ke pelosok pelosok Negeri
"Nak zalimah,hati hati ya disini,karena mbah pernah dengar keterlibatan kades dengan peredaran narkoba,mbah takut terjadi apa apa pada dirimu nak".
Ucapan si mbah membuatkan jadi berpikir negatif pada aparat setempat.
Bagaimana tidak hancur,saat orang yg seharusnya nenjadi panutan justru jadi pengedar narkoba.ini menjadi pekerjaan rumah bagi kami tim dokter yg sengaja diutus pemerintah untuk penelitian disini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments