Roda waktu terus berputar tanpa terasa pendidikanku telah selesai,cita cita yg kuimpikan berhasil kuraih,dengan berderai air mata kupeluk kedua orang tuaku
Pak eko dan ibu widya yg telah membiayai kuliahku hingga selesai
"Terima kasih bapak,ibu tanpa kalian zalimah mungkin masih gembel", ucapku dengan lirih
"Zalimah,berterima kasih lah pada Tuhan yg tekah mempertemukan kita,dan membuka hati bapak dan ibu membawamu ke kota", ucap ibu widya dengan bijak
Sungguh kedua pasangan suami istri itulah hingga aku bisa mencapai gelar dokter yg kuimpikan.
"Apa rencana selanjutmu zalimah?, tanya pak eko,saat kami sama sama menghadapi hidangan malam ini
"Zalimah akan mengabdikan diri di desa pak,itu cita cita zalimah dari kecil", ucapku tersenyum
"Cita cita yg sangat mulai zalimah,kembali lah ke desamu mengabdikan diri,jarang anak muda yg punya pikiran semulia pikiranmu zalimah,kebanyakan dari mereka lebih suka bekerja di kota", ucap pak eko,mendukung niatku
Hari yg ku nantikan pun tiba,aku diantar kedua orang tua angkatku dan beberapa anggota polisi lainnya mengantarku tiba di kampung.
Sambutan masyarakst sungguh luar bias,tak ada lagi cibiran dan hinaan yg kudapat seperti dulu,semuanya kini mengeluk elukkan kedatanganku,kulihat ayah berdiri diantara nereka,segera aku turun dari mobil,bersujud di hadapan ayah,lelaki termulia bagiku
"Anakku bangunlah,ayah bangga padamu", ucap ayah menarikku berdiri dan kamipun saling berpelukan dalam kerinduan
Pak camat,lurah dan segenap aparat lainnya menyambutku dan rombongan dari kota.
pak camat yg pertama kali memberi kata sambutan kepada kami yg datang dari kota
"Bapak bapak dan ibu ibu,yg kami hormati
Yang telah sudi datang di derah kami yg terpencil,kamu ucapkan banyak terima kasih yg sebesar besarnya,dan mohon maaf jika sambutan kami ada yg kurang.
Dan kami ucapkan Selamat datang untuk putri daerah kami yg telah sukses mencapai titel dokternya,dan untuk pertama kali ada seorang putri daerah dari wilayah kami yg berhasil mencapai titel dokter dan dengan penuh kesadaran dan suka rela pulang mengabdi di daerahnya sendiri.
Inilah dia "Zalimah"
"Ananda Zalimah,silahkan maju kedepan na", ucap pak camat
Rupanya Zalimah,di beri kesempatan untuk menyampaikan suatu ucapan pada masyarakat sebagai bentuk izin untuk pengabdiannya di daerah tersebut
Assalamu alaikum wr wb.
terlebih dahulu saya memohon maaf yg sebesar besarnya ke masyarakat kecamatan tegalsari atas kelancangan saya berdiri di depan bapak bapak,ibu ibu dan saudara saudari yg mulia.
Saya zalimah salah satu putri daerah disini yg lahir dan besar di tepi kuburan baranti,demikian lancangnya memohon ozin ke warga setempat,untuk mengabdikan ilmu saya yg hanya secuil kuku ini,jika ada diantara bapak bapak,ibu ibu dan saudara sekalian yg tidak ikhlas menerima kedatangan zalimah disini,saya mohon angkat tangan.
Ternyata semua diam,serentak mereka berteriak
"hidup zalimah,hidup zalimah,kami terima dengan senang hati kedatangan Dokter Zalimah!", teriak mereka
"Terima kasih banyak untuk kerelaannya menerima ku disini,dan izinkanlah saya,mengundang seorang lelaki yg sangat berarti bagi hidupku", ucap zalimah
"Semua warga saling memandang,siapakah kiranya lelaki yg dimaksud zalimah itu?" , pikir mereka
"Dia adalah Bapak januar", kemudian zalimah turun dari panggung dan membimbing januar naik ke atas panggung
Zalimah menghela napas,kemudian menyeka air matanya dan bercerita
"24 tahun yg lalu,di malam yg sunyi mencekam,dibawah gerimis datanglah seorang arwah wanita yg meninggal dibunuh suaminya,mendatangi kediaman januar yg waktu itu masih muda,ia menitip bayi merah yg lahir dalam liang lahat itu,karna tak mampu lagi merawat bayinya,dengan ikhlas pemuda itu merawat bayi itu hingga besar,walau seringkali di hina,dicaci dan selalu dipandang sebelah mata karena merawat bayi kuntilanak menurut mereka,pemuda itu merwat penuh kasih sayang,meski ia hanya penggali kubur,mendukung anak angkatnya hingga sekarang,anak itu telah berdiri dihadapan anda semua
"Akulah anak yg itu dan pemuda yg merawatnya,inilah yg berdiri didekatku,ialah yg kupanggil ayah,ialah lelaki terhebat di hidupku", ucap zalimah mengakhiri kata katanya,yg membuat seluruh hadirin,meneteskan air mata.
Semua yg pernah menghina zalimah tertunduk malu,penuh penyesalan
"Terima kasih banyak pak,ibu", ucap zalimah saat kedua orang tua angkatnya dari kota berpamitan
"semoga sukses dalam profesi barumu zalimah", ucap ibu widya
"Insya Allah bu,sering seringlah berkunjung ke gubuk zalimah", Zalimah memeluk ibu widya.
Berat rasanya berpisah dengan orang yg terlanjur dekat di kehidupan,begitupun halnya dengan zalimah,namun ia juga merasa bahagia bisa berkumpul dengan ayahnya
Beruntunglah,selama kuliah,rumah sudah diperbaiki dan perabot perabotnya sudah diganti semua.
"Ayah,habis makan kita keluar lagi menikmati indahnya bintang", ucapku pada ayah
"Ayah tak menyangka,anakku yg sudah bergelar dokter masih ingin juga menikmati bintang", jawab ayah tersenyum
"Ayah,apa paman gempor,bibik sumiati masih sering kesini?", tanyaku pada ayah
"Anakku arwah mereka sudah pada tenang tak ada lagi yg datang kesini,kecuali arwah ibumu yg kadang datang menanyakan dirimu", ucap ayah
Air mataku jatuh berderai,ibuku yg malang kenapa penderitaan harus kau lalui,kkenapa ibuku tak diberi kesempatan menyaksikan keberhasilanku ini.
"Anakku,berhentilah menangis,itu takdir yg harus diterima ibumu,berdoalah untuknya nak,semoga kuburnya dilapangkan dan diampuni dosa dosanya", ucap ayah
"kalau ibu sharira,apa pernah menemui ayah?", tanyaku lagi
Sharira wanita dari alam jin yg pernah menjadi sahabatku di masa kecil dan sempat menikah dengan ayah,tap sharira harus kembali lagi ke alam jin denfan alasan yg tidak kami ketahui hingga sekarang
"ibu sharira terkungkung dalam kurungan besi anakku,ia tak bisa bebas lagi seperti dulu,karna sekeliling tempat itu telah diisi tenaga ghaib yg sangat kuat", jawab ayah sedih.
"Apa ayah masih tertarik berpetualang ke alam ghaib?", tanyaku ke ayah.
"Anakku,hal itu sangat berbahaya dan duniamu sekarang sudah berubah,kamu seorang dokter nak,tidak usah berpikir yg aneh aneh lahi", ucap ayah
*************
Hari pertama,aku bekerja sebagai dokter di puskesmas kecamatan setempat
Dengan mempraktekkan ilmu yg kudapat dari dunia kedokteran,kuterapkan di tempat kerjaku,kinerja para pekerja yg masih amburadul membuatku jadi mumet.
"Bu dokter baru ya disini?", tanya seorang pasien yg kuperiksa tekanan darahnya
"Iya bu", ucapku singkat
Ia terus menatapku seakan akan pernah mengenaliku,tapi aku tak boleh terlalu posesif,aku harus tetap konsisten dalam menjalani tugas.
"Bu dokter asal mana?", tanyanya lagi.
"Saya asli sini juga bu,rumahku di tepi kuburan keramat baranti", ucapku sambil memberinya resep
ibu itu mengernyitkan dahinya,seolah olah ada yg akan dikatakannya
"Bu,silahkan ambil obatnya diluar", ucapku membuyarkan lamunannya.
"Iya,bu dokter terima kasih ya",ucapnya dengan tersenyum
Sebenarnya,akupun seperti pernah mengenal wanita tadi dan sangat tidak asing bagiku.
Tapi lagi,lagi aku gagal fokus.
Aku harus lebih giat dan telaten dalam pekerjaanku ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments