Rentetan peristiwa demi peristiwa selalu mengisi hidup zalimah yg penuh lika liku kehidupan,teror yg selalu dihadapi karna statusnya yg beda dari orang lain.
Kelahirannya yg tak wajar membuatnya jadi sorotan,padahal zalimah pun manusia biasa yg ingin dimanusiakan.
Hari demi hari berganti bulan dan tahun,aku zalimah telah beranjak dewasa,umurku 17 tahun,dan kebetulan ada polisi kenalanku dulu yg berbaik hati mengajakku pindah ke kota,dengan pemikiran yg mateng mateng,akhirnya aku turut pindah ke kota setelah minta izin terlebih dahulu ke orang tua angkatku.
"Ayah,maafkan zalimah jika harus pindah ke kota,karna warga disini hingga sekarang tak bisa menerima keberadaanku", ucapku menangis dipelukan ayahku.
Meski,aku bukan anak kandungnya tapi ialah yg telah memberiku kehidupan,ia lah yg merawatku hingga bisa seperti ini
"Anakku,meski engkau bukan darah dagingku,tapi cintaku dan rasa kasih sayangku telah mendarah daging,ayah tak bisa memaksamu untuk selalu bersama,tapi ingatlah zalimah,kemana pun engkau berada,kasih sayang ayah selalu menyertaimu", ucap ayahku yg selalu memberiku nasehat
Aku sebenarnya kasihan ke ayah yg sendiri tinggal dirumah,karna bu sharira kembali ke alamnya dan tak kembali lagi.
"Ayahhh", kupeluk ayah saat mobil yg akan ku tumpangi ke kota telah datang menjemputku.
"hati hati nak,doa ayah selalu bersamamu", ucap ayah yg berlinangan air mata
Lambaian tangan ayah,seolah jarum yg menusuk jantungku,tapi demi cita cita yg tak pernah surut,ku tinggalkan ayah untuk meraih mimpi dan cita cita yg menggebu gebu
Aku berjanji kan membayar tunai hinaan orang yg merendahkanku dengan kesuksesan
Mobil yg melaju terus membawaku meninggalkan rumah ayahku yg penuh kenangan,walau hanya berupa gubuk tapi penuh keindahan
Sejam perjalanan,tibalah aku di depan rumah yg cukup mewah bercat biru muda berpagar besi warna hitam.
"Zalimah ya?", tanya seorang wanita paruh baya yg membuka pagar
"Iya bik,saya zalimah", jawabku pelan
"Masuklah nak,pak eko sedang tidak ada di rumah,ia keluar bersama istrinya", ucap bik siti sambil menghidangkan minuman dingin
Aku menenggak habis minumanku,kulihat bik siti tersenyum melihatku yg kehausan
"Ayo bibik tunjukkan kamarmu", akupun mengangkat tasku mengikuti langkah bik siti ke lantai 2
"Ini kamarmu zalimah,tadi sudah bibik bersihkan,tapi jika kurang bersih,kamu boleh bersihin lagi", kata bik siti
Kamar yg bagus dan sangat bersih,sangat jauh beda dengan kamarku di kampung yg hanya beralaskan tikar rajutan daun pandan
"Ya Allah,,berikan lah aku petunjukmu,semoga tempat baruku ini memberi ketenangan dalam hidupku", ucapku dan kurebahkan tubuhku di kasur empuk ini.
Tiba tiba aku diserang rasa kantuk yg luar biasa,rupanya aku tertidur cukup lama,
"Zalimah,ayo bangun makan dulu,udah sore nak", panggil bibi dari lantai dasar
"Maaf bik,tadi zalimah ketiduran", ucapku
"tak apa2 nak,ayo makan dulu,gak lama lagi,bapak datang", kata bik siti
Akupun segera mencuci muka dulu,lalu makan bersama bik siti,setelah itu membantu bik siti mencuci piring
"Bibik,udah lama disini ya?", tanyaku saat mengelap piring
"Udah 10 tahun nak", ucap bik siti
Menurut bik siti,ia berasal dari jawa timur,satu kabupaten dengan pak eko juga,kalau ibu widya istri pak eko asli jakarta
"Pak eko itu sangat baik dan peramah,hanya ibu widya yg agak pendiam,tapi selama bibik kerja disini,mereka memperlakukan bik siti sangat baik", tutur bik siti sambil bekerja.
"Assalamu alaikum,wahh rupanya ada tamu nih",Ucap Pak eko yg baru datang bersama seorang wanita paruh baya yg sudah pasti itu yg namanya bu widya.
Akupun segera menyambut 2 orang tua angkatku yg baru,ku cium tangan pak eko dan ibu widya,ibu widya tersenyum lembut menatapku,kasian mereka,puluhan tahun menikah belum dkarunia anak.
------------------
Tak terasa 2 tahun sudah ku tinggal dan menjadi anak angkat pak eko,aku kini bukan zalimah kecil lagi tapi zalimah yg sudah dewasa,aku sudah duduk dibangku kuliah semester pertama, di fakultas kedokteran.
Aku sengaja memilih jurusan itu karena sangat tertarik dengan dunia kesehatan.ayahku dari kampung sering datang mengunjungiku,sebenarnya pak eko memanggilnya pindah ke kota juga tapi ayah menolaknya,alasan lebih suka tinggal di desa.
Kasian ayah yg tak punya siapa siapa lagi,hanya arwah arwah penghuni kuburan baranti yg menjadi sahabatnya,karna semua warga mengucilkannya.
Hari ini entah kenapa kerinduanku ke ayah sangat mengusikku,hingga membuatku sulit belajar dengan baik
"Pak,zalimah izin ke kampung dulu nengok ayah", ucapku ke pak eko saat iatengah duduk minum kopi
"Iya zalimah,jangan lama lama,ingat mata kuliahmu", jawab pak eko.
"Pakai mobil putih itu ke kampung,kamu kan sudah bisa juga mengemudi ",kata pak eko sembari menyeruput kopinya yg masih mengepul
Dengan mengendarai mobil sendiri aku ke kampung,tak lupa mampir belikan ayah oleh oleh,terbayang wajah ayah yg menyambutku dengan rasa bahagia.
2 jam perjalanan,aku memasuki wilayah kampung halamanku yg asri dan teduh,kulihat pak lurah berdiri di pinggir jalan segera ku hentikan mobilku,menemui pak lurah satu satunya orang yg selalu baik dan melindungiku dari kecil
"Zalimah,baru pulang nak?", tanya pak lurah.
"Iya pak lurah,pulang menemui ayah", jawabku,sambil memberi satu bungkusan ke pak lurah,oleh oleh dari kota.
"Wahh,oleh oleh dari kota,terima kasih ya zalimah",ucap pak lurah senang.
"Aku duluan ya pak lurah,mau temuin ayah", aku pamit ke pak lurah.
"Silahkan zalimah,ayahmu pasti senang", kata pak lurah lagi.
"Hebat ya zalimah sekarang,udah punya mobil sendiri",kata seorang warga yg datang menghampiri pak lurah yg masih berdiri di tepi jalan
"Iya yaa kuliahnya di kedokteran lagi,kalah semua anak anak kita,padahal dulu zalimah itu direndahkan terus oleh para ibu ibu",kata pak lurah menanggapi ucapan orang tadi.
"Makanya kita tak boleh menghina orang,karna kita tidak tau kedepannya bagaimana,contoh si zalimah dulu hanya dianggap sebelah mata disini,sekarang,zalimah sudah diatas kita semua",kata pak lurah yg seolah menasehati warganya
*******
"Ayaaaaahhh!!", teriak zalimah pas mobilnya sudah tiba pas depan rumah januar
Kebetulan ayahnya sedang menggali kuburan,zalimah tanpa canggung canggung berlari memeluk ayahnya yg sedang belepotan tanah
"Anakkuu", ucap ayah melepas cangkulnya dan memeluk anaknya penuh kasih sayang
Semua yg hadir disitu tercengang cengang,seorang gadis cantik,berpenampilan modis datang memeluk penggali kuburan ini,dengan panggilan ayah.
"dia itu siapa pak januar?", tanya seorang lelaki yg ikut menggali kuburan juga
"Ia anakku pak,baru datang dari kota", jawab pak januar
"Kerja ya pak?", tanya nya lagi
"Ia kuliah pak", balas pak januar
"Hebat ya pak januar,hanya jerja begini,bisa sekolahkan anaknya hingga kuliah", katq orang itu lagi
Pak januar hanya tersenyum meneruskan pekerjaanya,setelah selesai ia pun kembali kerumahnya,menemui anaknya yg baru datang.
"Libur ya nak?", tanya ayahku
"Izin 2 hari ayah,zalimah kangen", ucap zalimah
Rumahku tetap seperti dulu,malah sudah semakin rapuh,membuatku berpikir untuk memperbaikinya,tapi kalau ayah kuberitahu,tentu ayah menolaknya,karna ayah selalu ingin hidup apa adanya
"Zalimah,apa yg kau lakukan nak?", tanya ayah saat melihatku mengganti semua kasur,bantal dan sepreinya yg sudah lusuh semua,yg lama segera kubakar
"Seperti yg ayah lihat", jawabku tersenyum
Sengaja aku membelikan ayah kompor dan tabung gas yg besar,agar ayah tak repot lagi,hingga peralatan dapur semuanya kuganti yg baru
"Kamu dapat uang darimana nak?", tanya ayah saat melihatku memasang kulkas mini di dapur.
"Zalimah kerja di Indomart ayah sembari kuliah,tapi kuliahku dibayar pak eko,makanya gaji zalimah kupakai beli perabotan disini,karna zalimah setelah lulus kedokteran mau pulang mengabdi disini", ucapku yg membuat ayahku berlinangan air mata
"Zalimah kukira kau sudah melupakan ayah nak", ucapnya dengan penuh rasa haru
"Zalimah mana mungkin bisa melupakan ayah,yg telah merawat zalimah dari orok hingga sebesar ini,tanpa ayah mungkin zalimah sudah jadi mangsa anjing kuburan", jawabku menitikkan air mata
"Zalimah anakkuu,semoga engkau mencapai cita citamu nak,pulang lah nak,jangan berlama lama disini,takut pak eko khawatir", Iya ayah,
"Zalimah sudah beli sembako buat ayah,bisa untuk 3 bulan kedepan,zalimah masukkan di kulkas dan lemari kayu yg zalimah bawa dari kota", ucapku sambil bersiap siap pulang ke kota
"Ayah,zalimah pulang dulu", ucapku,sambil menangis,berat rasanya meninggalkan ayah
"Iya nak,hati hati di jalan ya", ucap ayah melepas kepergianku
Kulihat ayahku melambaikan tangannya,dadaku sesak menahan tangis,entah mengapa aku begitu sulit berpisah dengan ayahku,aku seperti kembali kecil disaat bersama ayah,bermanja dan bercerita ini itu.
Ayahku,doakan cita cita anakmu terkabul
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments